Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : RAHMAD ZULFIKAR

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 018124763

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4407/Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 11/BANDA ACEH

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
SOAL 1:
Sanksi bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan telah ditetapkan berupa denda sebesar 100 ribu rupiah. Namun pada praktiknya,
biaya yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan
sering kali lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai denda sebesar 100 ribu rupiah
tersebut
Pertanyaan:
Menurut pendapat Anda, apakah Direktorat Jenderal Pajak tetap perlu melakukan
penagihan atas denda tersebut? Bandingkan dengan syarat yang harus dipenuhi untuk
menciptakan peraturan perpajakan yang adil menurut Adam Smith yang sering
disebut dengan "The Four Cannons of Adam Smith"

JAWABAN:
Menurut saya Direktorat Jenderal Pajak tetap perlu melakukan penagihan atas denda pajak
dikarenakan penerapan denda merupakan Sanksi Administratif bagi para wajib pajak yang
lalai dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), dimana Pungutan pajak
merupakan kebijakan pemerintah atau kebijakan public. Setiap kebijakan public yang
ditetapkan sebagai sebuah dokumen formal dan berlaku mengikat kehidupan bersama maka
pada saat itu pula kebijakan public menjadi hukum, sehingga norma hukum akan berlaku
yaitu sanksi tersebut berlaku bagi setiap warga masyarakat yang melanggar norma hukum
yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam hal diatas yaitu berupa denda
100 ribu rupiah.
4 syarat yang harus dipenuhi dalam pajak menurut Adam Smith
a. Syarat Equality Dalam keadaan yang sama wajib pajak harus dikenakan pajak yang
sama pula.
b. Syarat Certainty Kepastian hukum adalah penting, untuk itu perlu peraturan yang akan
di buat harus di usahakan jelas, tegas dan tidak mengandung arti ganda agar tidak
membuat peluang untuk ditafsirkan lain, terutama mengenai subjek, objek, besarnya
pajak dan ketentuan lainnya.
c. Syarat Convenience of Payment Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik
bagi para wajib pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengan detik diterimanya
penghasilan yang bersangkutan
d. Syarat Efficiency Yang bertalian dengan biaya pemungutan, para pembuat peraturan
wajib mempertimbangkan, bahwa biaya pemungutannya harus lebih rendah dibanding
dengan pemasukan pajaknya.

SOAL 2:
Menurut system pemungutannya, pajak dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Official/government system
2. Self-assessment system
3. With holding tax system
Ketiga sistem ini digunakan pada Indonesia, baik pada pajak pusat yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak maupun pajak daerah yang dikelola oleh masing-masing
Pemerintah Daerah.
Pertanyaan:
Menurut Anda, dari kasus berikut, termasuk ke dalam sistem apakah kelompok pajak
tersebut? Berikan penjelasan atas pendapat Anda. A adalah seorang karyawan pada
sebuah perusahaan swasta. Setiap tahunnya, A membayar Pajak Penghasilan (PPh)
melalui perusahaan yang melakukan penghitungan atas pajak yang harus dibayarkan
A, memotong gaji A sesuai dengan nilai pajak yang harus dibayarkan, dan kemudian
perusahaan menyetorkannya sebagai pembayaran PPh dari A.

JAWABAN:
Agar dapat membedakan ketiga sistem tersebut, mari kita ulas satu per satu pengertian
masing- masing sistem pemungutan pajak tersebut.
Self Assessment System
Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan
besaran pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan. Dengan kata lain,
wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan
melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui system
administrasi online yang sudah dibuat oleh pemerintah. Peran pemerintah dalam sistem
pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas dari para wajib pajak. Self assessment
system diterapkan pada jenis pajak pusat.
Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh. Sistem pemungutan pajak yang satu ini mulai
diberlakukan di Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan masih berlaku hingga
saat ini. Namun, terdapat konskuensi dalam sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib pajak
memiliki wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang perlu dibayarkan, maka
wajib pajak biasanya akan mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil mungkin.
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
 Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu sendiri.

 Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai dari
menghitung,
 membayar, hingga melaporkan pajak.
 Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika wajib pajak
telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya wajib
pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

Official Assessment System


Official Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan
wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan
sebagai pemungut pajak. Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak
bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB)
atau jenis pajak daerah lainnya. Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang
mengeluarkan surat ketetapan pajak berisi besaran PBB terutang setiap tahunnya. Jadi, wajib
pajak tidak perlu lagi menghitung pajak terutang melainkan cukup membayar PBB
berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan oleh KPP tempat
objek pajak terdaftar.
Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:
 Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.
 Wajib pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.
 Pajak terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang terutang dan
menerbitkan surat ketetapan pajak.
 Pemerintah memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang wajib
dibayarkan.
Withholding System
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak ketiga yang bukan wajib pajak
dan bukan juga aparat pajak/fiskus.
Contoh Witholding System adalah pemotongan penghasilan karyawan yang dilakukan oleh
bendahara instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk membayarkan
pajak tersebut. Jenis pajak yang menggunakan withholding system di Indonesia adalah PPh
Pasal 21, PPh Pasal 22,
PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.

Sehingga Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam sistem Withholding System karena
perusahaan yang melakukan penghitungan atas pajak yang harus dibayarkan A kemudian
perusahaan menyetorkannya sebagai pembayaran PPh dari A.

SOAL 3:
Menurut system pemungutannya, pajak dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Official/government system
2. Self-assessment system
3. With holding tax system
Ketiga sistem ini digunakan pada Indonesia, baik pada pajak pusat yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak maupun pajak daerah yang dikelola oleh masing-masing
Pemerintah Daerah.
Pertanyaan:
Menurut Anda, dari kasus berikut, termasuk ke dalam sistem apakah kelompok pajak
tersebut? Berikan penjelasan atas pendapat Anda. B memiliki sebidang tanah dengan
bangunan di atasnya. Atas tanah dan bangunan tersebut, B memiliki kewajiban untuk
melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang nilainya telah
ditentukan berdasarkan perhitungan oleh Pemerintah Kabupaten tempat lokasi tanah
dan bangunan tersebut.

JAWABAN:
Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam sistem pemungutan pajak Official Assessment,
wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat ketetapan
pajak oleh fiskus. karena pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) si B yang nilainya
telah ditentukan berdasarkan perhitungan oleh Pemerintah Kabupaten tempat lokasi tanah dan
bangunan tersebut

SOAL 4:
Menurut system pemungutannya, pajak dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Official/government system
2. Self-assessment system
3. With holding tax system
Ketiga sistem ini digunakan pada Indonesia, baik pada pajak pusat yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak maupun pajak daerah yang dikelola oleh masing-masing
Pemerintah Daerah.

Pertanyaan:
Menurut Anda, dari kasus berikut, termasuk ke dalam sistem apakah kelompok pajak
tersebut? Berikan penjelasan atas pendapat Anda. Perusahaan C adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan di Indonesia. Setiap
tahunnya, perusahaan C melakukan penghitungan atas penghasilan yang diperoleh
selama satu tahun dan kemudian melakukan penghitungan Pajak Penghasilan (PPh)
yang harus dibayarkan. Perusahaan C kemudian menyetorkan jumlah pajak yang
masih harus dibayar dan kemudian melaporkannya dalam Surat Pemberitahunan
(SPT) Tahunan.

JAWABAN:
Sehingga Berdasarkan kasus diatas termasuk dalam sistem Self Assessment System
merupakan sistem pemungutan pajak yang membebankan penentuan besaran pajak yang
perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan karena perusahaan C melakukan
penghitungan atas penghasilan yang diperoleh selama satu tahun dan kemudian melakukan
penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) yang harus dibayarkan.Perusahaan C kemudian
menyetorkan jumlah pajak yang masih harus dibayar dan kemudian melaporkannya dalam
Surat Pemberitahunan (SPT) Tahunan sehingga Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat
ketetapan pajak, kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang, atau terdapat
pajak yang seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

Anda mungkin juga menyukai