Anda di halaman 1dari 5

Sistem Perpajakan

A. Pengertian
Sistem perpajakan adalah cara yang digunakan oleh pemerintah untuk
memungut atau menarik pajak dari rakyat dalam rangka membiayai pembangunan dan
pengeluaran pemerintah lainnya.Ciri dari corak sistem perpajakan di Indonesia
berdasarkan undang-undang yang berlaku antara lain sebagai berikut :
a. Bahwa pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta
masyarakat untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
b. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak berada pada
anggota masyarakat wajib pajak sendiri.
c. Anggota masyarakat wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self
assessment).

B. System Pemungutan Pajak


Menurut Mansyuri (2002) Sistem Pemungutan Pajak dapat dibagi menjadi
empat (4) , yaitu :
1.) Official Assessment System
Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan dan
menghitung besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak terletak pada aparat
pemungut pajak. Sistem ini pada umumnya diterapkan pada pengenaan pajak
langsung . Dalam hal ini wajib pajak bersifat pasif karena utang pajak baru
timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh aparat pemungut pajak.
Dengan demikian berhasil atau tidaknya pemungutan pajak banyak tergantung
pada aparatur pajak karena inisiatif kegiatan dan peran dominan berada pada
aparatur pajak.

Misalnya seperti Sistem yang diterapkan dalam hal pelunasan Pajak Bumi
Bangunan (PBB), dimana KPP akan mengeluarkan surat ketetapan pajak
mengenai besarnya PBB yang terutang setiap tahun. Jad wajib pajak tidak perlu
menghitung sendiri, tapi cukup membayar PBB berdasarkan Surat Pembayaran
SISTEM PERPAJAKAN 1
Pajak Terutang (SPPT) yang dikeluarkan olek KPP dimana tempat objek pajak
tersebut terdaftar.

2.) Self Assessment System

Yaitu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan


dan menghitung besarnya pajak terhutang berada pada Wajib Pajak. . Dalam
sistem ini wajib pajak harus bersifat aktif untuk menghitung, menyetor dan
melaporkan pajaknya sendiri, sedangkan Fiskus (Aparat Pemungut Pajak )
hanya memberi penerangan, pengawasan atau sebagai verifikasi. Fiskus tidak
ikut campur dalam perhitungan besarnya pajak terhutang kecuali Wajib Pajak
menyalahin aturan. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pemungutan pajak
banyak tergantung pada Wajib Pajak karena inisiatif kegiatan dan peran
dominan berada pada Wajib Pajak , meskipun masih ada peran aparatur pajak
dalam hal Wajib Pajak menyalahin aturan. Sistem ini diterapkan dalam
penyampaian SPT Tahunan PPh (baik untuk Wajib Pajak Badan maupun Wajib
Pajak Orang Pribadi), dan SPT Masa PPN.

3.) Full Self Assement System


Yaitu suatu system perpajakan dimana wewenang untuk menghitung
besarnya pajak terhutang oleh Wajib Pajak berada pada Wajib Pajak itu sendiri
dalam menghitung ,menyetor dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus ( aparat
pemungutan pajak) tidak turut campur dalam penentuan besarnya pajak yang
terhutang , sehingga berhasil tidaknya pemungutan pajak banyak tergantung
pada Wajib Pajak karena inisiatif kegiatan dan peran dominan perpajakan
berada pada Wajib Pajak.
4.) Semi Full Assement System
Yaitu system perpajakan yang menggabungkan antara self assement dan
official assement .

Menurut Safri Nurmantu ( 2003 : 108 ) berpendapat bahwa terdapat tiga jenis
system pemungutan pajak penghasilan , yaitu :

SISTEM PERPAJAKAN 2
1. Official Assement System
2. Self Assement System
3. Withholding Tax System
Withholding Tax System adalah suatu system perpajakan dimana pihak ketiga
diberi kepercayaan (kewajiban) atau diberdayakan (empowerment) oleh undang-
undang perpajakan untuk memotong pajak penghasilan dengan tarif tertentu dari
penghasilan yang dibayarkan kepada wajib pajak. Jadi yang berperan aktif dalam
system ini adalah pihak ketiga,bukan Fiskus dan bukan pulak Wajib Pajak. Fiskus
akan berperan jika terjadi gejala bahwa pemotongan pajak tidak atau tidak
sepenuhnya melaksanakan kewajibannya untuk memotong pajak. Jika terjadi
gejala wajib pajak tidak atau tidak sepenuhnya melaksanakan kewajiban
perpajakannya, maka Fiskus dapat melakukan tindakan pemeriksaan, bahkan
sampai pada tindakan penyidikan jika terdapat indikasi adanya perbuatan pidana
Fiskal.

2.1 Cara Pemungutan Pajak


Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan tiga stelsel, yakni :

1.) Riil Stelsel ( Stelsel Nyata)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek ( penghasilan ) yang nyata, sehingga


pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Kelebihan Stelsel ini terletak
pada pemungutan pajak yang dikenakan bersifat lebih realistis, sedangkan
kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada saat akhir periode yakni saat
dimana penghasilan wajib pajak benar-benar dapat diketahui secara Riil.

2.) Fictive Stelsel (Stelsel Anggapan)

Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
undang-undang , contohnya penghasilan wajib pajak pada suatu tahun dianggap sama
dengan tahun sebelumya sehingga pada awal tahun pajak teah dapat ditetapkan

SISTEM PERPAJAKAN 3
besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan Stelsel ini yakni
telah diketahuinya pajak yang dibayar selama tahun perjalanan tanpa harus menunggu
akhir tahun. Namun kelemahannya pada stelsel ini adalah pajak yang dibayarkan tidak
berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya.

3.) Stelsel Campuran


Stelsel ini merupakan kombinasi antara Stelsel nyata dan Stelsel Anggapan.
Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak yang disesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar
daripada pajak menurut anggapan maka wajib pajak harus membayar
kekurangannya. Sebaliknya , apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih
kecil daripada pajak menurut anggapan maka kelebihan yang timbul
merupakan hak wajib untuk meminta kembali (restitusi).

SISTEM PERPAJAKAN 4
DAFTAR PUSTAKA

Harjo,Dwikora ,2013, Perpajakan Indonesia , Jakarta : Mitra Wacana Media.

Hanum,Zulia,Rukmini,2012,Perpajakan Pendekatan Populer dan Praktis,Bandung


: Citapustaka Media Perintis.

Nasution, M. rizki, (2015). Makalah tentang Sistem Perpajakkan. Retrieved From


http://ilmukusemua.blogspot.com/2015/03/makalah-sistem-perpajakkan.html

SISTEM PERPAJAKAN 5

Anda mungkin juga menyukai