Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NURYADI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044680057

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4407/HUKUM PAJAK DAN ACARA PERPAJAKAN

Kode/Nama UPBJJ : 21/JAKARTA

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NO. JAWABAN
1. - Menurut saya Direktorat Jenderal Pajak tetap perlu
melakukan penagihan atas denda pajakdikarenakan penerapan
denda merupakan Sanksi Administratif bagi para wajib pajak
yang lalai dalammelaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan
(SPT), dimana Pungutan pajak merupakan kebijakan
pemerintah atau kebijakan public. Setiap kebijakan public yang
ditetapkan sebagai sebuah dokumen formal dan berlaku
mengikat kehidupan bersama maka pada saat itu pula
kebijakan public menjadi hukum, sehingga norma hukum akan
berlaku yaitu sanksi tersebut berlaku bagi setiap warga
masyarakat yang melanggar norma hukum yang sudah diatur
dalam peraturan perundang-undangan dalam hal diatas yaitu
berupa denda 100 ribu rupiah.

4 syarat yang harus dipenuhi dalam pajak menurut Adam


Smith
1. Syarat Equality Dalam keadaan yang sama wajib pajak
harus dikenakan pajak yang sama pula.

2. Syarat Certainty Kepastian hukum adalah penting, untuk itu


perlu peraturan yang akan di buat harus di usahakan jelas,
tegas dan tidak mengandung arti ganda agar tidak
membuat peluang untuk ditafsirkan lain, terutama
mengenai subjek, objek, besarnya pajak dan ketentuan
lainnya.

3. Syarat Convenience of Payment Pajak hendaknya dipungut


pada saat yang paling baik bagi para wajib pajak, yaitu saat
sedekat-dekatnya dengan detik diterimanya penghasilan
yang bersangkutan.

4. Syarat Efficiency Yang bertalian dengan biaya pemungutan,


para pembuat peraturan wajib mempertimbangkan, bahwa
biaya pemungutannya harus lebih rendah dibanding
dengan pemasukan pajaknya.
2. - Agar dapat membedakan ketiga sistem tersebut, mari kita ulas
satu per satu pengertian masing-masing sistem pemungutan
pajak tersebut.

Self Assessment System:


Self Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak
yang membebankan penentuan besaran pajak yang perlu
dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.Dengan kata
lain, wajib pajak merupakan pihak yang berperan aktif dalam
menghitung, membayar, dan melaporkan besaran pajaknya ke
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui sistem administrasi
online yang sudah dibuat oleh pemerintah.Peran pemerintah
dalam sistem pemungutan pajak ini adalah sebagai pengawas
dari para wajib pajak. Self assessment system diterapkan pada
jenis pajak pusat.Contohnya adalah jenis pajak PPN dan PPh.
Sistem pemungutan pajak yang satu ini mulai diberlakukan di
Indonesia setelah masa reformasi pajak pada 1983 dan masih
berlaku hingga saat ini.Namun, terdapat konskuensi dalam
sistem pemungutan pajak ini. Karena wajib pajak memiliki
wewenang menghitung sendiri besaran pajak terutang yang
perlu dibayarkan, maka wajib pajak biasanya akan
mengusahakan untuk menyetorkan pajak sekecil mungkin.Ciri-
ciri sistem pemungutan pajak Self Assessment:
Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak
itu sendiri.Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan
kewajiban pajaknya mulai dari menghitung, membayar, hingga
melaporkan pajak.Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat
ketetapan pajak, kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar
pajak terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya wajib
pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.

Official Assessment SystemOfficial :


Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang
membebankan wewenang untuk menentukan besarnya pajak
terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut
pajak.Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment,
wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah
dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam pelunasan
Pajak Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak daerah
lainnya.Dalam pembayaran PBB, KPP merupakan pihak yang
mengeluarkan surat ketetapan pajak berisi besaran PBB
terutang setiap tahunnya.Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi
menghitung pajak terutang melainkan cukup membayar PBB
berdasarkan Surat Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang
dikeluarkan oleh KPP tempat objek pajakterdaftar.

Ciri-ciri sistem perpajakan Official Assessment:


Besarnya pajak terutang dihitung oleh petugas pajak.Wajib
pajak sifatnya pasif dalam perhitungan pajak mereka.Pajak
terutang ada setelah petugas pajak menghitung pajak yang
terutang dan menerbitkan surat ketetapan pajak. Pemerintah
memiliki hak penuh dalam menentukan besarnya pajak yang
wajib dibayarkan

Withholding System :
Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh pihak
ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga aparat
pajak/fiskus.Contoh Witholding System adalah pemotongan
penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara instansi
terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke KPP untuk
membayarkan pajak tersebut.Jenis pajak yang menggunakan
withholding system di Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal
22, PPh Pasal 23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.

Sehingga Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam sistem


Withholding System karenaperusahaan yang melakukan
penghitungan atas pajak yang harus dibayarkan A kemudian
perusahaan menyetorkannya sebagai pembayaran PPh dari A.

3. - Sehingga Berdasarkan kasus diatas termasuk kedalam sistem


pemungutan pajak OfficialAssessment, wajib pajak bersifat
pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat
ketetapan pajak oleh fiskus. karena pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) si Byang nilainya telah ditentukan
berdasarkan perhitungan oleh Pemerintah Kabupaten
tempatlokasi tanah dan bangunan tersebut.
4. - Sehingga Berdasarkan kasus diatas termasuk dalam sistem Self
Assessment System merupakansistem pemungutan pajak
yang membebankan penentuan besaran pajak yang
perludibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan karena
perusahaan C melakukan penghitungan atas penghasilan yang
diperoleh selama satu tahun dan kemudian melakukan
penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) yang harus
dibayarkan.Perusahaan C kemudian menyetorkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar dan kemudian melaporkannya
dalamSurat Pemberitahunan (SPT) Tahunan sehingga
Pemerintah tidak perlu mengeluarkan suratketetapan pajak,
kecuali jika wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak terutang,
atau terdapatpajak yang seharusnya wajib pajak bayarkan
namun tidak dibayarkan.

Anda mungkin juga menyukai