Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NURYADI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044680057

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4301 / HUKUM TELEMATIKA

Kode/Nama UPBJJ : 21/JAKARTA

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NO. JAWABAN
1. A. Dari tindakan Amir dimana regulasi pemeritah Indonesia telah
mensahkan salah satu Rancangan Undang-Undang yang
berkaitan dengan kejahatan dunia maya (cybercrime) yaitu
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE).Undang-
Undang ini bertujuan untuk mengharmonisasikan antara
instrumen peraturan hukum nasional dengan instrumen-
instrumen hukum internasional yang mengatur teknologi
informasi diantaranya,yaitu:
The United Nations Commissions on International Trade Law
(UNCITRAL), World TradeOrganization (WTO), Uni Eropa (EU),
APEC, ASEAN, dan OECD.
Dimana tindakan Amir dapat dimasukkan dalam kategori CT
yang mempunyai definisi secara umum adalah penyerangan
dengan menggunakan komputer atau mengancam,
mengintimidasi atau memaksa pemerintahan atau masyarakat,
dengan tujuan untuk mencapai target politik, agama atau
ideology. Sarana itu cukup untuk menimbulkan rasa takut yang
berasal dari tindakan psikis teroris.Serangan itu secara tidak
langsung dapat menimbulkan kematian atau cacat badan,
kecelakaan pesawat, pencemaran air, dan kelumpuhan
ekonomi secara makro. Kerusakan infrastruktur sepertitenaga
listrik atau pelayanan keadaan darurat yang dapat disebabkan
oleh tindakan terorismemayantara.Dengan demikian tindakan
Amir dapat di kategorikan sebagai hacking hacking yaitu
penggunaanteknologi informasi oleh individu dan kelompok
teroris untuk agenda mereka”. Hal ini termasukpenggunaan
teknologi informasi untuk mengatur dan melakukan serangan
terhadap jaringan komputer dan infrastruktur telekomunikasi,
atau untuk bertukar informasi atau membuat ancaman
elektronik serta menyerang jaringan komputer yang digunakan
sebagai fasilitas umum. Mereka bisamembobol bank dengan
menyusup ke dalam sistem jaringan informasi, lalu mengambil
atau mengubah informasi yang ada di dalam pusat data.
Dengan demikian, mereka dapat merampok banktersebut
tanpa harus datang ke penyimpanan uang dan memperlihatkan
keberadaan dirinya.
B. Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
Secara umum Undang-Undang ini mengatur tentang segala
sesuatu mengenai data elektronik dan pemanfaatannya untuk
kepentingan umum.
Pada awal pembentukannya undang-undang ini menuai banyak
kontroversi karena
dianggap akan mematikan kebebasan untuk mengekspresikan
diri di cyberspace.
Dalam undang-undang ini secara rinci dijelaskan mengenai
segala perbuatan yang digolongkan sebagai cybercrime, jenis-
jenis perbuatan ini diatur dalam Pasal 27sampai Pasal 37.

2. A. Choice of Law dalam hukum perjanjian internasional adalah


kebebaan yang diberikan kepada para pihak untuk memiliki
sendiri hukum yang hendak mereka pergunakan untuk
perjanjian mereka.
Adapun manfaat dari pilihan hukum adalah memuaskan para
pihak karena menggunakan hak dasarnya, bersifat memberikan
kepastian karena memungkinkan para pihak dengan mudah
menentukan hukumnya dan efesiensi. Hal ini sangat relevan
dengan asas kebebasan berontrak atau party otonomy
(otonomi para pihak).

B. HPI = Choice of Law + Choice of Jurisdiction (yang lebih luas)


Menurut sistem ini, HPI tidak hanya terbatas pada persoalan-
persoalan conflict of law (tepatnya choice of law), tetapi
termasuk pula persoalan conflict of jurisdiction (tepatnya
choice of jurisdiction), yakni persoalan yang bertalian
dengan kompetensi atau wewenang hakim. Jadi HPI tidak
hanya menyangkut masalah hukum yang diberlakukan, tetapi
juga hakim manakah yang berwenang.
3. A. Dalam praktik, biasanya penyerahan sengketa ke suatu badan
peradilan tertentu, termasuk arbitrase, termuat dalam klausul
penyelesaian sengketa dalam suatu kontrak. Biasanya judul
klausul tersebut ditulis secara langsung dengan “Arbitrase”.
Kadang-kadang istilah lain yang digunakan adalah “choice of
forum” atau “choice of jusrisdiction”. Istilah choice of forum
berarti pilihan cara untuk mengadili sengketa, dalam hal ini
pengadilan atau badan arbitrase. Istilah choice of jusrisdiction
berarti pilihan tempat di mana pengadilan memiliki
kewenangan untuk menangani sengketa.

B. Secara eksplisit, dalam ketentuan Pasal 18


ayat (4) UU ITE disebutkan bahwa para pihak
telah diberikan kebebasan untuk menentukan
sendiri forum mana yang berwenang dalam
menangani sengketa yang timbul dari kontrak
elektronik internasional yang dibuat oleh mereka tersebut.
Inilah yang disebut dengan prinsip kebebasan berkontrak, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ”Party
Autonomy” atau ”Freedom of Contract”.30
Sesuai dengan asas kebebasan berkontrak31, maka para pihak
dalam suatu perjanjian atau kontrak bebas menentukan isi dan
bentuk suatu perjanjian, termasuk untuk menentukan forum.
Kemudian apa yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak tadi berlaku sebagai undang undang bagi
kedua belah pihak dalam suatu kontrak.

Anda mungkin juga menyukai