UNIVERSITAS INDONESIA
UJIAN TENGAH SEMESTER 2021
KETENTUAN UMUM:
1. Kerjakan kasus dibawah ini dengan baik dengan menggunakan analisis dan pendapat hukum
yang tepat.
2. Dalam mengerjakan soal diperbolehkan membuka buku,
konvensi dan catatan (open book). Sertakan sumber – sumber yang dipakai untuk
menjawab setiap soal. Mahasiswa tidak diperkenankan mengutip sumber dari Internet.
3. Buat Salinan pada file .doc untuk setiap jawaban yang anda
isi dan Perhatikan panjang jawaban yang anda masukkan pada forms ini. Kami tidak menerima
pengumpulan jawaban melalui cara lain selain pada forms ini.
4. Jawaban dikumpulkan oleh mahasiswa paling lambat Kamis, 14
Oktober 2021, pukul 10.00 WIB. Keterlambatan pengiriman jawaban dan
ketidaksesuaian format yang terjadi, akan menyebabkan mahasiswa dianggap tidak mengikuti
ujian
Sumber:
Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional. ed. 2. cet. 2. Bandung:
Penerbit Alumni, 2003, Hal. 20-23
2. Hukum kodrat/alam atau natural law adalah salah satu teori yang menjelaskan
tentang dasar keberlakuan hukum internasional. Jelaskan secara komprehensif teori
hukum kodrat, adakah perbedaan paham di antara tokoh-tokoh hukum kodrat dan
kelemahan dari teori hukum kodrat tersebut? (25 poin)
Kelemahan dari Hukum kodrat/alam atau natural law, ada pada perdebatan
mengenai apa itu definisi dari hukum alam itu sendiri. Dapat dilihat bahwa definisi
hukum alam itu sendiri tergantung pada pendapat subjektif tiap ahli, sehingga
menyebabkan nilai hukum alam berbeda antar negara dan menyebabkan
kebingungan fundamental pada konsep hukum alam ini sendiri dan oleh karenanya
keberlakuan hukum internasional pada tiap negara.
Sumber:
Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional. ed. 2. cet. 2. Bandung: Penerbit
Alumni, 2003, Hal. 20-23
Malcolm Shaw. International Law. 8th Edition. Cambridge: University Printing House, 2017.
Pg. 16-17.
3. Pada tahun 1982, Indonesia menandatangani United Nations Convention on the Law
of the Sea (UNCLOS) di Montego Bay Jamaica. Pada tahun 1985, Indonesia
mengeluarkan Undang-undang No. 17 Tahun 1985 Tentang Pengesahan United Nations
Convention on the Law of the Sea, yang menyatakan bahwa Indonesia terikat pada
UNCLOS. Pada Tahun 1996, Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1996
Tentang Perairan Indonesia yang isinya menjelaskan tentang zona maritim Indonesia
sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UNCLOS. Selain itu, Indonesia juga
mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2002 Tentang Hak Lintas Damai,
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2002 Tentang Alur Laut Kepulauan Indonesia, dan
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2002 Tentang Garis Pangkal Indonesia yang
mengimplementasikan beberapa ketentuan dalam UNCLOS.Berdasarkan praktik
tersebut bagaimana keterkaitan antara hukum nasional dan hukum internasional di
Indonesia? Apakah menurut anda Indonesia sepenuhnya hanya menjalankan satu teori
tersebut? jika tidak berikan contoh lainnya? (25 poin)
Sumber:
Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional. ed. 2. cet. 2. Bandung: Penerbit
Alumni, 2003, Hal. 20-23
Malcolm Shaw. International Law. 8th Edition. Cambridge: University Printing House, 2017.
4. Dalam Statuta Mahkamah Internasional (ICJ), Pasal 38 ayat (1) mengatur beberapa
sumber hukum internasional yang dapat digunakan oleh ICJ untuk dapat memutus
perkara. Jelaskan dengan disertakan sumber-sumber, apakah hanya sumber – sumber
hukum internasional yang diatur dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta ICJ tersebut yang dapat
digunakan oleh hakim dalam memutus perkara antar negara? (25 poin)
Sumber:
Mochtar Kusumaatmadja. Pengantar Hukum Internasional. ed. 2. cet. 2. Bandung: Penerbit
Alumni, 2003, Hal. 20-23
Malcolm Shaw. International Law. 8th Edition. Cambridge: University Printing House, 2017.