Anda di halaman 1dari 10

HUKUM INTERNASIONAL

TASK 3

Tutor :
R.A Gusman catur s, SH,LLM.,Ph.D

REGA SUTISNA
110110140152

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
BAB 1

PENDAHULAN

LATAR BELAKANG

Menurut Dixon dan McCorrquedale (2003), hubungan antara internasional


dan nasional mencerminkanpergulatan antara kedaulatan Negara di satu sisi dan
tatanan hukum internasional di sisilainnya. Pada prinsipnya hubungan ini dapat di
jelaskan melalui dua teori utama yaitu teori monism dan teori dualism, hubungam
anatara hukum internasional dan hukum nasional ini kemudian dapat di lihatb
implem,entasinya dalam praktik berbagai Negara yang pada umum nya diatur
berdasarkan konstitusi dari masing-masing Negara tersebut.
.BAB II

RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana dampak dari interaksi antara hukum internasioanal dengan hukum


nasioanal ?
b. Bagaimana hubungan hukum internasional dengan hukum nasioanal terklait
dengan teori monism dan teori duamisme ?
c. Bagaimana impelementasi hubungan antara hukum internasional dan hukum
nasional dalam konstitusi Indonesia di bandingkan dengan konstitusi Negara
lain ?

TUJUAN PEMBELAJARAN

a. Untuk mengetahui dampak dari interaksi antara hukum internasioanal dengan


hukum nasioanal.
b. Untuk mengetahui hubungan hukum internasional dengan hukum nasioanal
terklait dengan teori monism dan teori duamisme.
c. Untuk mengetahui impelementasi hubungan antara hukum internasional dan
hukum nasional dalam konstitusi Indonesia di bandingkan dengan konstitusi
Negara lain.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Dampak Dari Interaksi Antara Hukum Internasioanal Dengan Hukum


Nasioanal

Hubugan saling mempengaruhi antara hukum internasional dan hukum nasional Pada
dasarnya di akui bahwa hukum internasional dan hukum nasional itu mempunyai
hubungan saling mempengaruhi yaitu sbb :

Hukum Internasional Dapat Menjadi Hukum Nasional

Hukum internasional yang terbentuk berdasarkan kesepakatan diantara berbagai


Negara-negara di dunia ini dapat menjadi atau masuk dalam ruang lingkup hukum
nasional suatu Negara apabila suatu Negara tersebut meratifikasi hukum internasional
tersebut.

Hukum Nasional Dapat Menjadi Hukum Internasional

Hukum nasionlapun dapat menjadi hukum Internasional karena pada dasarnya hukum
internasional bersumber dari hukum nasional. Untuk menjadi hukum
internasional,hukum nasional dapat melalui tiga cara yaitu : melalui hukum kebiasaan
internasional,melalui yurisprudensi,melalui perjanjian dan konvensi internasional

B. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasioanal Terklait Dengan


Teori Monism dan Teori Duamisme

Seperti kebanyakan orang ketahui bahwa selain adanya hukum nasional yang
mengatur dan berlaku di suatu Negara juga terdapat hukum lain yang lebih tunggi
yang mengatur hubungan antara Negara-negara di dunia maupun subjek hukum
lainnya.
Adanya hukum internasional dan hukum nasional ini juga menjadi pokok bahasan
yang menarik untuk di bahas yang mana dalam kaitan antar keduanya ada
sekelompok-sekelompok orang yang mempertanyakan tentang keberadaan kedua
hukum tersebut apakah keduanya terpisah dan dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri
atau keduanya merupakan bagian dari suatu sub system yang lebih besar yaitu tatanan
system hukum yang lebih besar lagi.

Dalam perkembangannya pertanyaan mendasar tersebut melahirkan beberapa teori


yaitu :

1. Teori Monisme

Menurut teori ini hukum nasional dan hukum internasional hnyalah merupakan
bagian saja dari suatu hukum yang lebih besar yaitu hukum pada umumnya. Menurut
paham ini semua hukum yang kita kenal adalah merupakan suatu kesatuan yang
sifatnya mengikat. Apakah mengikat individu maupun mengikat subjek-subjek
hukum lainnya, semuanya itu adalah merupakan suatu kesatuan hukum yaitu hukum
yang berlaku bagi umat manusia. Tokoh yang terkenal yaitu Hans Kelsen. Monisme
ini sebenarnya merupakan perwujudan dari ajaran hukum alam yang memandang
hukum sebagai suatu yang berlaku umum dan abstrak serta berlaku dimana-mana,dan
berlaku satu hukum bagi seluruh umat manusia di dunia.

Pendapat dari teori ini cenderung berpandangan kondisi ideal. Maksudnya disini
adalah kelompok ini menyatakan bahwa hukum internasional lebih tinggi
kedudukannya dari pada hukum nasional suatu Negara. Jadi kondisi ideal yang
dimaksudkan adalah jika hal ini diterapkan pada Negara-negara di dunia maka akan
terwujud suatu kondisi ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat internasional

2. Teori Dualisme

Anggapan dari teori ini adalah hukum internasional dan hukum nasional itu adalah
merupakan dua bidang hukum yang berbeda satu sama lain. Perbedaan yang
mencolok yaitu tenang subjek hukum,sumber hukum,ruang lingkup dan lain-lain.Dari
segi sumber hukum teori ini menyimpulkan bahwa hukum nasional itu terletak pada
kehendak Negara sedangkan hukum internasional itu berdasarkan kesepakatan antar
berbagai Negara. Sedangkan bila di tinjau dari ruang lingkupnya hukum nasional itu
mengatur hubungan yang terjadi dalam batas-batas wilayahnya,sedangkan hukum
internasional itu mengatur hubungan antar Negara.

3. Teori transformasi,Delegasi,dan harmonisasi

Menurut teori-teori ini hukum internasional dan hukum nasional harus dipandang
sejajar dalam hal kedudukannya serta adanya hubungan natara satu dengan yang lain .

C. Impelementasi hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional


dalam konstitusi Indonesia di bandingkan dengan konstitusi Negara lain.

Proses implementasi hukum internasional kedalam huhkum nasional biasanya


dilakukan memelui prosedur ratifikasi memelui undang-undang nasionalnya dengan
magsud agara ketentuan hukum internasional dengan magsud agara ketentuan huku m
internasional dapat mengikat dalam suatu Negara. Ratipikasi ini dilakukan terhadap
perjanjian-perjanjian internasionalmisalnya konvensi,protocol,kopenan,maupun
perjanjian-perjanjian internasional lainnya yang berlakaunya memalui ratifikasi.

Implementasi hukum internasional ke dalam hukum nasional juga tidakhanya melalui


prosedur ratifikasi saja akan tetapi ada jug ketentuan-ketentuan dari hukum
internasional yang secara langsung mengikat negra tanpa melalui proses persetujuan
atau ratifikasi. Ketentuan hukum iternasional tersebut bersusmberkan pada hukum
kebiasaan internasional,asas-asas hukum atau prinsip-prinsip hukum yang berlaku
secara universal. Dalam konstitusi Indonesia ternyata tidak ada yang mengatur
hubungan antara hukum internasional dengan nasional tersebut, ketentuan dalam
UUD 1945 yang berkaitan dengan hukum internasional secara umum hanya mengatur
kewenangan presiden dalam membuat perjanjian internasional sebgaimana yang di
tegaskan dalam pasal 11 UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut: presiden dengan
persetujuan dewan perwakilan rakyat,menyatakan perang,membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negsra lain.

BAB IV
PENUTUP

Hukum internasional tumbuh dan berkembang sesuai zamannya, yang diawali


pada masa klasik, seperti pada masa India kuno, Cina Kuno, Yunani Kuno dan
Romawi Kuno, dalam bentuk kaidah-kaidah kebiasaan dan aturan-aturan yang dibuat
oleh suatu bangsa atau kerajaan yang mengatur hubungan diantara mereka dalam
bentuk yang masih sederhana dan bersifat terbatas untuk bidang-bidang tertentu saja.
Pada masa klasik dan abad pertengahan, hukum internasional tidak banyak
mengalami perkembangan. Baru setelah masa itu, yaitu pada abad ke 16, 17, 18, 19,
20, dan dewasa ini, hukum internasional modern tumbuh dan berkembang sesuai
zamannya, dari segi teori-teori, azas-azas, lembaga-lembaga dalam hukum
internasional. Demikian juga mengenai substansi dan sifat dari keputusan organisasi
internasional serta putusan peradilan internasioal.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Boer Mauna,Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global,Alumni,Bandung,2010.

Mohtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional,Alumni,Bandung,1999.

Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XI, PT. Gelora Aksara
Pratama, 2006.

http://e-journal.uayj.ac.id/1350/2/1hk0786.pdf,Anoname,Hukum Internasional,29-02-
2016.
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas ini dibuat oleh saya sendiri tanpa bekerja
sama dengan pihak lain. Adapun sumber kutipan dan referensi yang digunakan dalam
tugas ini telah saya cantumkan sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah di
Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. Apabila pernyataan ini terbukti sebaliknya,
saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Fakultas Hukum
Universitas Padjadjaran
Bandung,02 maret 2016

(Rega sutisna 110110140152)

Anda mungkin juga menyukai