INTERNASIONAL
PENDAHULUAN
Kedudukan antara hukum internasional dan tata hukum nasional secara
keseluruhan adalah sebuah topik yang penting bagi orang yang mempelajari
hukum internasional, karena dalam hukum internasional ada pertanyaan yang
menarik, apakah kedudukan hukum internasional itu lebih tinggi daripada
hukum nasional? Atau apakah hukum nasional yang lebih tinggi dari hukum
internasional? Baik dilihat dari segi teori ilmu pengetahuan hokum maupun
praktik.
Dalam hukum internasional, terdapat teori yang mengemuka bahwa
kekuatan mengikat hukum internasional terdapat pada kehendak sebuah
negara (teori voluntaris) penganut teori ini ialah aliran hukum positivisme 1.
Adapun teori yang dikemukakan oleh penganut mazhab Wiena, menjelaskan
berlakunya hukum internasional bukan berasal dari kehendak negara,
melainkan adanya norma hukum yang merupakan kekuatan mengikat hukum
internasional (teori objektivis)2.
1
2
PEMBAHASAN
ke sistem hukum lainnya6. Kelemahan dari teori ialah masih saja menganggap
sumber segala hukum itu berasal dari kemauan negara. Padahal, adanya
hukum dan daya ikat hukum internasional tidak bersumber pada kemauan
negara, tetapi prasyarat bagi kehidupan manusia yang teratur dan beradab
sehingga disebabkan oleh kebutuhan kehidupan yang manusia yang
bermasyarakat dan tidak dapat dielakkan7.
Monisme
Paham ini didasarkan atas pemikiran kesatuan dari seluruh sistem hukum.
Hukum internasional dan hukum nasional ialah dua bagian dari satu kesatuan
yang besar. Dari paham ini dua perangkat hukum ini bisa terdapat sifat
hirarkis dalam ketentuan hukum. Penganut paham ini tidak mungkin
menyangkal bahwa kedua sistem hukum tersebut merupakan bagian dari
satuan yang terpisah dalam ilmu pengetahuan hukum. Sedangkan, pada aliran
dualisme, akan berpendapat bahwa kedua sistem hukum ini terpisah dan
berlainan satu lama lain.
6
7
Dalam aliran monisme ada pertanyaan yang muncul tentang siapa yang
paling tinggi (primacy) hukum internasional ataukah hukum nasional? Banyak
penulis yang menganggap dalam hubungan antara hukum internasional dan
hukum nasional, yang utama ialah hukum nasional. Paham ini adalah paham
monisme dengan primat hukum nasional. Paham lain yang mengatakan bahwa
dalam hubungan antara hukum internasional dan hukum nasional, yang utama
ialah hukum internasional, ini disebut dengan primat hukum internasional.
Menurut teori monisme kedua-keduannya mungkin terjadi 8. Dalam pandangan
monisme dengan primat hukum nasional dan primat hukum internasional itu
tidak lain merupakan lanjutan hukum material untuk urusan luar negeri atau
hukum tata negara yang mengatur hubungan luar suatu negara (auszeren
staatrecht)9. Karena di dalam hukum internasional yang mengatur hubungan
negara
untuk
melakukan
perjanjian
internasional
adalah
wewenang
konstitusional.
Pandangan monisme dengan primat hukum nasional ini mempunyai
kelemahan ialah penganut aliran memandang hukum itu hanya sebagai hukum
yang tertulis semata, sehingga hukum internasional juga hanya dianggap
hukum yang bersumber dari perjanjian internasional adalah hal yang tidak
benar. Karena di dalam hukum internasional juga terdapat hukum yang tidak
8
9
adalah
pasukannya15.
14
15
Kamboja,
dan
memerintah
Thailand
untuk
menarik
KESIMPULAN
16
REFERENSI
https://en.wikipedia.org/wiki/Cambodian
%E2%80%93Thai_border_dispute (terakhir diakses 01:41 AM, Tanggal
6 September 2015)
Kusumaatmaja, Mochtar. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bina
Cipta. Bandung
Starke, J. G. 1992. Pengantar Hukum Internasional. Sinar Grafika.
Jakarta