Anda di halaman 1dari 3

1.

Mochtar Kusumaatmadja mendefinisi- kan Hukum Internasional sebagai “keseluruhan kaidah dan
asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata, istilah lain Dari hukum internasional adalah hukum
bangsa-bangsa (the law of nations), hukum antarbangsa (the law among nations), dan hukum
antarnegara (inter-states law), Di dalam Piagam Perserikatan Bangsa -Bangsa, dapat ditemui tiga
macam sanksi, yaitu sanksi ekonomi, sanksi diplomatik dan sanksi militer.

2. Teori hukum alam,diartikan sebagai hukum ideal yang didasarkan hakikat manusia sebagai
makhluk yang berakal atau kesatuan kaidah yang diilhamkan alam pada akal manusia

Teori kehendak negara, pada dasarnya negara adalah sumber segala hukum dan hukum
internasional mengingat karena negara atas kemauannya sendiri mau tunduk padanya.

Teori Kehendak Bersama, menyatakan bahwa HI mempunyai kekuatan mengikat bukan


karena kehendak satu persatu negara, melainkan karena adanya kehendak bersama yang lebih tinggi
dari kehendak masing2 negara.

Teori norma hukum, kekuatan mengikat suatu kaidah Hukum Internasional didasarkan pada suatu
kaidah yang lebih tinggi yang pada gilirannya didasarkan pula pada suatu kaidah yang lebih tinggi lagi
& demikian seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada puncak piramida kaidah hukum yaitu
tempat terdapatnya kaidah dasar (Grundnorm) yang tidak dapat lagi dikembalikan pada suatu kaidah
yang lebih tinggi, melainkan harus diterima adanya sebagai suatu hipotese asal
(Ursprungshypothese) yang tidak dapat diterangkan secara hukum.

Teori fakta kemasyarakatan, dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional adalah fakta
kemasyarakatan yang terdiri atas faktor biologis, sosial, dan sejarah kehidupan manusia.

3. Dalam aliran monisme, hukum nasional dan hukum internasional dipandang sebagai dua aspek
yang sama dari satu sistem.Teori Monisme merupakan perwujudan dari ajaran hukum alam yang
memandang hukum sebagai suatu yang berlaku umum dan abstrak serta berlaku dimana-mana, dan
berlaku satu hukum bagi seluruh umat manusia di dunia, Aliran dualisme memandang bahwa hukum
internasional dan hukum nasional adalah merupakan dua bidang hukum yang berbeda dan berdiri
sendiri satu dengan yang lainnya. Perbedaan antara hukum nasional dan hukum internasional dilihat
dari 3 (tiga) aspek yaitu: Perbedaan dari sumber hukum, dimana hukum nasional bersumber pada
kehendak negara itu sendiri, sedangkan hukum internasional bersumber pada kehendak bersama
negara-negara dalam masyarakat internasional;Perbedaan dari subjek hukumnya, dimana subjek
hukum nasional adalah individu-individu yang terdapat dalam suatu negara, sedangkan subjek
hukum internasional adalah negara-negara anggota masyarakat internasional.Perbedaan mengenai
kekuatan hukumnya, maka hukum nasional lebih memiliki kekuatan mengikat dibandingkan dengan
hukum internasional yang lebih bersifat mengatur hubungan negara-negara secara horizontal.

4. Menurut teori monisme, hukum Internasional dan hukum nasional saling berkaitan satu sama
lainnya, hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum Internasional. Aliran dualisme
memandang bahwa hukum internasional dan hukum nasional adalah merupakan dua bidang hukum
yang berbeda dan berdiri sendiri satu dengan yang lainnya.

5. Sumber hukum internasional terdiri dari

* custom atau kebiasaan internasional;

* traktat;

* keputusan-keputusan pengadilan atau badan-badan arbitrase;

* juristic works atau karya-karya yuridis; dan

* keputusan atau ketetapan organ-organ lembaga internasional

6. dikarenakan tahta suci vaktikan dan palang merah Internasional (ICRC) memiliki sejarah tersendiri
seperti dengan tahta suci vatikan yang dimana sudah ada sejak zaman dahulu sebelum adanya
negara dan Ketika zaman dahulu paus bukan hanya merupakan kepala gereja roma melainkan
memiliki kekuasaan duniawi, lalu untuk palang merah internasional (ICRC) yang lahir karena sejarah
dan diperkuat dengan perjanjian dan konvensi-konvensi palang merah yang walaupun dengan ruang
lingkup yang sangat terbatas.

7. tidak semua organisasi internasional dapat dikatakan sebagai subjek hukum internasional
dikarenakan Subjek-subjek Hukum Internasional harus mempunyai kecakapan-kecakapan hukum
Internasional utama untuk mewujudkan kepribadian hukum internasionalnya seperti beberapa
unsur-unsur yaitu :

1. Kerjasama yang ruang lingkupnya melintasi batas negara;

2. Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama;

3. Baik antar pemerintah maupun non-pemerintah;

4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap.

8. Konvensi III PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982) membagi laut dalam tiga bagian 1). Zona
Tambahan (Contiguous Zone) 2). Zona Ekonomi Ekslusif ( ZEE) 3). Zona Landas Kontinen (Continental
Shelf)

9. - perjanjian yang meletakkan ketentuan atau kaidah hukum bagi masyarakat internasional sebagai
keseluruhan.

- hak untuk menggunakan wilayah laut itu secara spesifik dan hukum internasional tidak mengijinkan
negara melaksanakan kedaulatan penuh di wilayah tersebut.

- pengakuan subyektif dari negara-negara yang melakukan kebiasaan internasional tertentu dan
kehendak untuk mematuhi kebiasaan internasional tersebut sebagai sebuah hukum yang
memberikan hak dan kewajiban bagi negara-negara tersebut.

- maknanya adalah bahwa suatu perjanjian sah berlaku jika kondisinya masih sama seperti saat
perjanjian itu dibuat.

- bahwa perjanjian yang telah dibuat berlaku mengikat bagi masing-masing pihak.
- perjanjian seperti suatu kontrak hanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara para pihak yang
mengadakan perjanjian itu.

Anda mungkin juga menyukai