Anda di halaman 1dari 3

Dalam UU Republik Indonesia No.

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi


daerah diatur tentang Cara Pemungutan dan tentang Surat tagihan Pajak. Anda diminta
untuk menjelaskan kedua Hal tersebut.
Jawaban :
Pemerintah melakukan penyempurnaan regulasi dan kebijakan pungutan daerah dengan
cara menetapkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU
PDRD) adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek
pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang, hingga
penagihan pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan
penyetorannya.

Di Indonesia, terdapat 3 (tiga) jenis sistem pemungutan pajak, yaitu self assessment
system, official assessment system, dan withholding system. Untuk Pajak Daerah
sendiri, masuk ke dalam sistem pemungutan pajak berupa self assessment system dan
official assessment system sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
pemerintah No.55 Tahun 2016 tentang ketentuan umum dan tata cara pemungutan
pajak daerah (PP No.55 Tahun 2016).

Self Assessment System


Merupakan aturan pajak yang membebankan ketentuan dari besarnya pajak yang harus
dibayarkan melalui Wajib Pajak secara pribadi yang bersangkutan. Wajib Pajak
diharuskan untuk melakukan perhitungan, pelaporan, dan pembayaran pajak sesuai
dengan ketentuan besarnya pajak tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat
maupun melalui sistem online. Pemungutan pajak itu bisa dilakukan secara dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak (self assessment) yaitu untuk jenis Pajak Hotel; Pajak Restoran;
Pajak Hiburan; Pajak Parkir; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor; Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Rokok.
Pemungutan Pajak terutang dengan cara dibayar sendiri oleh Wajib Pajak (self assessment)
merupakan pembayaran Pajak terutang oleh Wajib Pajak dengan menggunakan :

a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD);


b. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar; dan/atau

c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan

Official Assessment System


Sistem ini membebankan wewenang dalam penentuan besarnya Wajib Pajak terutang
kepada pihak perpajakan yang menjadi pemungut Wajib Pajak kepada seorang Wajib
Pajak. Dalam hal ini, Wajib Pajak akan diberikan surat ketetapan pajak yang berisi
nilai pajak terutang dan Wajib Pajak harus membayarkan pajak yang terutang tersebut
sesuai dengan besaran pajak yang ada dalam surat ketetapan pajak. Jadi, Wajib Pajak
tidak perlu untuk menghitung kembali besarnya pajak terutang, tetapi hanya perlu
untuk membayarkan nilai pajak terutang tersebut. Untuk Pajak yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah (official assessment) yaitu untuk jenis Pajak Kendaraan Bermotor; Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor; Pajak Air Tanah; Pajak Reklame dan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Pemungutan Pajak terutang berdasarkan surat ketetapan Pajak merupakan pembayaran
Pajak terutang oleh Wajib Pajak berdasarkan penetapan Kepala Daerah (official
assessment) dengan menggunakan :

a. Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan; atau

b. Surat Pemberitahuan Pajak Terutan

Terkait dengan tata cara pemungutan Pajak Daerah yang menjadi kewenangan dari
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara.
1. Pajak dapat dibayarkan oleh Wajib Pajak setelah Wajib Pajak mendapatkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lainnya yang dipersamakan. Cara ini masuk
ke dalam official assessment system
2. Wajib Pajak melakukan perhitungan, pembayaran, dan pelaporan secara pribadi atau sendiri
sesuai dengan pajak terutang melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Cara ini
masuk ke dalam self assessment system.

Jadi kesimpulannya, Pajak daerah dan retribusi ternyata merupakan dua hal yang berbeda,
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Sedangkan retribusi adalah pungutan Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
Berdasarkan dua pengertian diatas, kita dapat menjabarkan antara perbedaan pajak dan
retribusi.daerah sebagai pembayaran atas jasa atau perizinan tertentu dari pemerintah Baik
pajak maupun retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah yang sangat penting untuk membiayai pembangunan dan
melaksanakan pemerintahan.
Sumber referensi :
https://www.pajakku.com/read/60af223feb01ba1922ccac94/Tata-Cara-Pemungutan-Pajak-
Daerah
https://news.ddtc.co.id/tata-cara-pemungutan-pajak-daerah-24284
https://bapenda.jakarta.go.id/berita/sistem-pemungutan-pajak-daerah
https://bapenda.jabarprov.go.id/2017/02/22/perbedaan-pajak-dan-retribusi/

Anda mungkin juga menyukai