Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI PERPAJAKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu nilai Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Perpajakan 1

Dosen Pengampu : Agustine Dwianika, SE, M.Ak.

Disusun oleh :
GUSTIANI DWI ANGGRAENI (2019011069)
LUSI SUKMA DEWI PUTRI (2019011078)
YUYUN SUSANTI (2019011080)

Fakultas Humaniora dan Bisnis


Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Jaya
2020
Rangkuman materi perpajakan

Rangkuman Materi Perpajakan


A. Pengertian Pajak dan Fungsinya
Menurut Prof.Dr. Rochmat Soemitro, S.H., pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan), dengan tidak mendapat jasa timbal balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum, iuran
dari rakyat kepada negara.
Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan
beberapa garis besar tentang pajak, yaitu :
• Sifatnya (dapat dipaksakan)
• Dipungut berdasarkan UU.
• Tanpa jasa timbal balik secara langsung.

Perpajakan di Indonesia memiliki beberapa fungsi, antara lain :


• Fungsi budgetair (anggaran) : merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
• Fungsi regulerend (mengatur) : sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

B. Klasifikasi Pajak
Pajak diklasifikasikan menjadi 3 jenis, antara lain :
• Menurut Subjeknya
a) Pajak Langsung : Pajak langsung adalah pajak yang pembayarnya dilakukan oleh wajib pajak
dan tidak dapat dibebankan kepada pihak lain. Contohnya pajak penghasilan (PPh).
b) Pajak tdk Langsung : Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarnya tidak harus
dilakukan oleh wajib pajak, tetapi dapat dibebankan kepada pihak lain. Contohnya pajak
pertambahan nilai (PPn).
• Menurut Lembaga Pemungutan
a) Pajak Pusat : Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat langsung dan dipakai untuk
membiayai pengeluaran negara. Contohnya Pajak Bumi dan Bangungan (PBB).
b) Pajak Daerah : Pajak yang dipungut pemerintah daerah dan dipakai untuk membiayai
pengeluaran pemerintah daerah tersebut. Contohnya pajak provinsi (pajak bahan bakar
kendaraan) dan pajak kabupaten atau kota (pajak hotel, restoran, dll).
Rangkuman materi perpajakan

• Menurut Subjeknya
a) Pajak Subjektif : Pajak yang memperhatikan kondisi dari wajib pajak. Contohnya
pengeluaran pajak orang yang sudah atau orang yang belum menikah pengeluaran pajaknya
berbeda.
b) Pajak Objektif : Pajak yang pemungutannya didasarkan kepada objek pajak tanpa
memperhatikan kondisi dari wajib pajak. Contohnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

C. Sistem Pemungutan Pajak dan Tarif Pajak


Dalam perpajakan, ada beberapa model sistem pemungutan pajaknya. Antara lain :
a) Self Assessment System : dimana WP dipercaya utk menghitung, membayar, serta
melaporkan pajak terutangnya.
b) Official Assessment System : di mana kegiatan menghitung dan menetapkan pajak
sepenuhnya berada pada aparatur pajak (fiskus).
c) With holding System : di mana perhitungan, pemotongan dan pembayaran pajak, serta
pelaporan pajak dipercayakan kepada pihak ketiga. Pihak ketiga yg dimaksud ialah Badan-
badan tertentu, Direktorat Jenderal Bea Cukai, Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan.

Tarif pajak pun dibedakan menjadi beberapa jenis tarif, antara lain :
a) Tarif tetap, yaitu tarif yang dikenakan sama terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak.
Misalnya tarif bea meterai Rp6.000 atau Rp3.000.
b) Tarif proporsional, yaitu tarif berupa persentase tetap. Misalnya tarif PPN 10%, tarif PBB
0,5%, tarif BPHTB 5%, dan lainnya.
c) Tarif progresif, yaitu tarif semakin besar jika jumlah yang dikenai pajak makin besar.
Misalnya Pajak Penghasilan (PPh).
Berikut tarif progresif yang berlaku di Indonesia :
• Rp0–Rp50.000.000, tarif progresifnya 5%
• >Rp50.000.000–Rp250.000.000, tarif progresifnya15%
• >Rp250.000.000–Rp500.000.000, tarif progresifnya 25%
• >Rp500.000.000, tarif progresifnya 30%
Rangkuman materi perpajakan

D. NPWP dan NPPKP


Seorang warga negara dalam hal perpajakan, harus memiliki identitas atau tanda
pengenal yang menyatakan bahwa ia adalah seorang Wajib Pajak. Dalam hal ini, warga negara
yang ingin mengurus pajak diharuskan memiliki NPWP. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai tanda pengenal atau identitas wajib
pajak. Setiap orang pribadi yang mempunyai penghasilan di atas PTKP (Penghasilan Tidak
Kena Pajak) wajib mempunyai NPWP. Pendaftaran NPWP itu sendiri dapat dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP).
Kepemilikan NPWP dikelompokkan menjadi 2, yaitu NPWP utk Wajib Pajak Orang
Pribadi dan NPWP utk Wajib Pajak Badan.Bagi Wajib Pajak Badan yg ingin menjadi
Pengusaha yg produknya dikenakan pajak, harus mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena
Pajak. Dalam hal ini, PKP harus memiliki NPPKP. NPPKP adalah Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak. permohonan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) dapat diajukan ke
KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, atau
tempat kegiatan usaha wajib pajak.

E. SPT (Surat Pemberitahuan Pajak)


Ketika Wajib Pajak sudah menghitung pajak terutangnya dan menyetorkan ke Ditjen Pajak,
Wajib Pajak pun wajib melaporkan pajaknya melalui pengisian SPT. Surat Pemberitahuan
(SPT) Pajak adalah surat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT dalam perpajakan memiliki 3 fungsi.
• Bagi wajib pajak, SPT berfungsi sebagai sarana utk melaporkan pembayaran atau pelunasan
pajak, sarana untuk melaporkan penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek
pajak, sarana untuk melaporkan harta dan kewajiban, dan sarana wajib untuk melaporkan
pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain.
• Bagi PKP, SPT berfungsi sebagai sara melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPnBM terutang, sarana utk melaporkan tentang pengkreditan
pajak masukan terhadap pajak keluaran, dan sarana utk melaporkan tentang pembayaran atau
pelunasan pajak.
• Bagi pemotong / pemungut pajak, SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
Rangkuman materi perpajakan

Bentuk SPT dibedakan menjadi 2, ada SPT Tahunan dan SPT Masa.
 SPT Tahunan merupakan laporan pajak yang disampaikan satu tahun sekali (tahunan),
baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi yang berhubungan dengan
perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan, objek pajak penghasilan, dan/atau
bukan objek pajak penghasilan, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan peraturan
pajak untuk satu tahun pajak, atau bagian dari tahun pajak.
Formulir SPT Tahunan antara lain :
• Formulir 1771 untuk SPT Tahunan Badan
• Formulir 1770 untuk SPT Tahunan Orang Pribadi
• Formulir 1770S : Digunakan oleh wajib pajak orang pribadi yang penghasilan dari
pekerjaannya lebih dari satu pemberi kerja atau lebih dari Rp60.000.000 setahun, atau
wajib pajak tersebut memiliki penghasilan lain.
• Formulir 1770 SS : Formulir SPT tahunan ini digunakan oleh wajib pajak orang pribadi
yang penghasilannya hanya berasal dari satu pekerjaan dan jumlahnya tidak lebih dari
Rp60.000.000 setahun.
• Bukti Potong 1721-A1 dan/atau 1721-A2 : Formulir keterangan dari pemberi kerja
yang menjelaskan pajak dari wajib pajak yang sudah dipotong oleh pemberi kerja.

 SPT masa ialah surat yang digunakan untuk penghitungan dan/atau pembayaran pajak
yang terutang dalam suatu masa pajak (satu bulan takwim) atau pada suatu saat oleh
Wajib Pajak.
Jenis-jenis SPT Masa antara lain :
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26;
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22;
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26;
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25;
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);
• SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 15;
• SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai;
• SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut;
• SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran
yang menggunakan nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak;
• SPT Masa Pajak Penjualan atas barang mewah.
Rangkuman materi perpajakan

Saat ini, Direktorat Jenderal Pajak membuat mekanisme pelaporan SPT semakin
modern. Yaitu dengan adanya E-SPT. E-SPT adalah surat pemberitahuan pajak secara
online. Dengan E-SPT, dapat memudahkan wajib pajak dalam proses pelaporan pajak.

Anda mungkin juga menyukai