Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

AKUNTANSI PERPAJAKAN

NAMA

HARRYS PRADADIKJAYA

NIM

1402038660

MAPEL

AKUNTANSI PERPAJAKAN

KELAS

PERPAJAKAN B

DOSEN
CPMA

H.Mukhlisy Ilyas, SE, Ak, BKP, CPA,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU


JURUSAN DIII PERPAJAKAN
TAHUN 2016

TUGAS LATIHAN AKUNTANSI PERPAJAKAN


1. Apakah yang Dimaksud dengan Akuntansi?
2. Jelaskan mengenai siklus akuntansi yang anda ketahui ?
3. Sebutkan 5 (lima) jenis laporan keuangan, dimulai dari yang pertama kali
dibuat.
4. Jelaskan dengan Lengkap isi dari Laporan Keuangan.
5. Apakah yang dimaksud dengan pajak, Menurut beberapa pakar dibidang
perpajakan?
6. Sebutkan jenis-jenis pajak menurut golongan,sifat,dan lembaga
pemungutnya.
7. Apakah pembukuan atau pencatatan penting menurut perpajakan? Jelaskan
jawaban Anda berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Jelaskan peranan akuntansi dalam sejarah perpajakan di Indonesia.
9. Jelaskan akun akuntansi perpajakan dalam laporan keuangan.
10.Mengapa akuntansi perpajakan itu penting?

JAWABAN

1. Pengertian Akuntansi
Menurut Wild & Kwok (2011: 4-7) akuntansi adalah sistem informasi
yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Akuntansi mengacu
pada 3 (tiga) aktivitas dasar yaitu mengindentifikasi, merekam dan
mengomunikasikan kejadian ekonomi yang terjadi pada organisasi untuk
kepentingan pihak pengguna. Pengguna laporan keuangan terdiri dari
pengguna internal dan pengguna eksternal. Contoh, pengguna internal
adalah individu-individu di dalam perusahaan yang berkepentingan untuk
merencanakan, mengoordinasikan, dan menjalankan kegiatan bisnis
perusahaan, seperti manager, supervisor, direktur, internal audit dan
karyawan perusahaan. Contoh, pengguna eksternal adalah individu dan
organisasi di luar perusahaan yang membutuhkan informasi keuangan
mengenai perusahaan, seperti Kantor Akuntan Publik (KAP), pemegang
saham, pelanggan, dan pemerintah.
2. Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi dilakukan mulai dari:
1. Menganalisis transaksi-transaksi yang dipersiapkan untuk jurnal
2. Mencatat akun-akun, termasuk debit dan kredit dalam jurnal
3. Mentransfer debit dan kredit dari jurnal ke buku besar

4.
5.

Meringkas akun buku besar disesuaikan dan jumlah


Mencatat penyesuaian untuk membawa saldo rekening up to date,

menjurnal dan posting penyesuaian


6. Menyesuaikan akun buku besar dan jumlah
7.

Menggunakan

neraca

saldo

setelah

disesuaikan

untuk

mempersiapkan laporan keuangan


8.

Menjurnal dan posting entry untuk menutup akun sementara

9.

Tes keakuratan dari prosedur penutupan

10. Jurnal pembalik dalam periode berikutnya (pilihan)


3. LIMA (5) JENIS LAPORAN KEUANGAN :
1. Laba Rugi
2. Laporan perubahan Modal
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
4. LAPORAN KEUANGAN

Pengukuran

laporan

keuangan

menurut

SAK-ETAP

masih

menggunakan dimensi waktu masa lalu yang berbasis biaya historis.


Dari proses pembuatannya maka laporan keuangan terbagi menjadi:
A. Laporan Laba Rugi
Laporan yang menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu
periode yang merupakan kinerja keuangannya. Laporan ini didasarkan pada
konsep penandingan, yaitu suatu konsep yang menandingkan beban dengan
B.

penghasilan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut.


Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama
periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan ini dibuat
setelah laporan laba rugi tetapi sebelum neraca, karena jumlah ekuitas

C.

pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca.


Neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan
suatu entitas yang yang dihasilkan pada akhir periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.

Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu asset, liabilitas, dan ekuitas yang
dihubungkan dengan persamaan akuntansi
ASET = LIABILITAS + EKUITAS
D. Laporan Arus Kas
Laporan yang menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara
kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
E. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan


dari hasil keuangan perusahaan.
5. PENGERTIAN PAJAK MENURUT BEBERAPA PAKAR..
1. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani Pajak adalah iuran masyarakat


kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undangundang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
3. Dr. M.J.H. Smeets dalam buku De Economische betekenis
belastingen (terjemahan): Pajak adalah prestasi kepada pemerintah
yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat
dipaksakannya, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan
dalam hal yang individual, dimaksudkan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.

6. JENIS-JENIS PAJAK MENURUT GOLONGAN,SIFAT,DAN LEMBAGA


PEMUNGUTNYA

Pengelompokan Jenis Jenis Pajak

Posting By irfan nur diansyah di 08.48


Dalam Hukum Pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi
dalam berbagai pengelompokan atau pembagian, sebagai berikut :

1. Pengelompokan Pajak Menurut Golongannya


a.

Pajak Langsung yaitu pajak yang dimaksudkan untuk dipikul sendiri


oleh yang membayarnya. Jadi pajak jenis ini tidak bisa dilimpahkan atau
digeser kepada pihak lain
Misalnya Pajak Penghasilan ( PPh ), PPh tidak bisa dilimpahkan atau
digeser kepada orang / pihak lain untuk menanggungnya.
b.
Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang dimaksudkan dapat
dilimpahkan
Atau dibebankan oleh yang membayar kepada pihak lain.
Misalnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah, pajak jenis ini bisa dilimpahkan atau digeserkan oleh penjual
kepada pembeli.

2.

Pengelompokan Pajak Menurut Sifatnya

a. Pajak Subyektif ( Pajak yang Bersifat Perorangan ) yaitu pajak


yang dalam pengenaannya memperhatikan keadaan atau kondisi pribadi
wajib pajak ( status kawin atau tidak kawin, mempunyai tanggungan
keluarga atau tidak ).
Misalnya Pajak Penghasilan, keadaan / kondisi wajib pajak akan
mempengaruhi dalam hal Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP ) nya.
b. Pajak Obyektif ( Pajak yang Bersifat Kebendaan ) yaitu pajak yang
dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat obyek pajaknya saja,
tanpa memperhatikan keadaan atau kondisi diri wajib pajak.
Misalnya Bea Meterai, yang dipungut apabila obyek pajak telah ada dan
memenuhi syarat sebagai suatu dokumen yang dikenakan pajak tanpa
melihat kondisi dari wajib pajak. Begitupun dalam Pajak Pertambahan
Nilai yang pengenaannya juga tidak dilihat dari kondisi pribadi wajib pajak
tetapi tergantung pada obyek tersebut apakah sudah memenuhi syarat
untuk dikenakan PPN.

3.

Pengelompokan Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya

a.

Pajak Pusat ( Pajak Negara ) yaitu pajak yang wewenang


pemungutannya ada ditangan pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara.
Misalnya Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan.
b. Pajak Daerah yaitu pajak yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah daerah dan digunakan untuk kepentingan pembiayaan rumah
tangga pemerintah daerah tersebut.
Pajak Daerah terdiri dari :
Pajak Propinsi yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I ( Propinsi ), misalnya Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak Kabupaten / Kota yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah Tingkat II ( Kabupaten / Kota ), misalnya Pajak Hotel, Pajak
Restoran dan Pajak Hiburan.
7. PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN PENTING MENURUT PERPAJAKAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur


untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut.
Pencatatan yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan secara teratur tentang
peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar
untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

Pentingnya Pembukuan atau Pencatatan Bagi Wajib Pajak


Pembukuan atau pencatatan penting bagi Wajib Pajak dengan alasan:
1. Akan memudahkan Wajib Pajak pada saat menghitung dan
memperhitungkan serta melaporkan pajak terutang baik pada SPT
Masa maupun SPT Tahunan.
2. Perhitungan pajak terutang lebih akurat.
3. Jika Wajib Pajak tidak dapat menunjukkan dokumen pembukuan atau
pencatatan pada saat pemeriksaan sehingga tidak dapat dihitung

penghasilan kena pajak, maka penghasilan kena pajak dapat dihitung


secara jabatan berdasarkan data lain yang diperoleh pada saat
pemeriksaan.
4. Laporan keuangan memberikan informasi posisi keuangan dan
kemajuan dari usaha Wajib Pajak
5. dan banyak keuntungan yang lain.
8. PERANAN AKUNTANSI DALAM SEJARAH PERPAJAKAN DI INDONESIA.
Sejarah perpajakan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa kurun waktu yaitu masa
penjajahan Belanda, setelah merdeka sampai 1979, 1979 sampai tahun 1983, dan 1983
sampai sekarang. Pada masa penjajahan Belanda, sistem perpajakan menekankan fungsinya
pada segi pemasukan keuangan untuk keperluan penjajahan di negri Belanda. Karena pajak
ditarik dari rakyat untuk kepentingan pembangunan di Negri Belanda maka sistem
pemungutan pajak yang dianut pada masa itu adalah sistem yang meletakkan dasar kekuatan
administrasi perpajakan. Sistem ini menekankan bahwa jumlah pajak terutang, sepenuhnya
ditentukan oleh aparat pajak. Kelemahan sistem ini adalah wajib pajak tidak diberikan
kepercayaan sama sekali dalam penghitungan utang pajaknya. Aparat perpajakan memiliki
wewenang yang sangat luas, sehingga sangat merugikan wajib pajak.
Sekalipun Indonesia telah merdeka, namun hukum perpajakan tidak banyak berubah.
Perubahan yang dilakukan tidak mendasar, sehingga hukum pajak yang berlaku masih
meletakkan landasannya pada kekuasaan administrasi parpajakan. Karena pemerintah ingin
meningkatkan penerimaan pajak maka pada tahun 1967 diperkenalkan sistem pemungutan
pajak yang dikenal sistem MPS (Menghitung Pajak Sendiri) dan MPO (Menghitung Pajak
Orang lsin) dengan undang-undang No. 867 junto Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 1967.
Sistem pemungutan pajak dalam cara yang baru itu termasuk sistem self assessment.
Sejak tahun1983 telah berlaku undang-undang No.6 Tahun 1983, undang-undang No.7
Tahun 1983 dan Undang-undang No.8 Tahun 1983. Dalam undang-undang perpajakan
tahun 1983 tersebut berlaku asas perpajakan Indonesia, yaitu :
1. Asas kegotongroyongan nasional terhadap kewajiban kenegaraan, termasuk membayar
pajak.
2.
Asas keadilan, dalam pemungutan pajak kewenangan yang dominan tidak lagi
diberikan kepada aparat pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayar.
3. Asas kepastian hukum, wajib pajak diberikan ketentuan yang sederhana dan mudah
dimengerti serta pelaksanaan administrasi pemungutan pajaknya tidak birokratis.

4.

Asas kepercayaan penuh, masyarakat diberikan kepercayaan enuh untuk melaksanakan

kewajiban perpajakannya, termasuk keaktifan pelaksanaan administrasi perpajakan.


Dengan berlakunya undang-undang No.6, 7, dan 8 Tahun 1983 maka sistem perpajakan
Indonesia secara mutlak menganut sistem self assessment dan kewenangan aparat pajak
tidak lagi seluas kewenangan yang diperolehnya dalam undang-undang perpajakan yang
lama.
9. AKUN AKUNTANSI PERPAJAKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Nama-nama akun pada laporan keuangan yang berkaitan dengan akuntansi
pajak adalah sebagai berikut.
a. Neraca
Sisi Aset,terdapat nama nama akun sebagai berikut.
Pajak dibayar dimuka (prepaid tax)
Pajak dibayar dimuka bias disajikan sebagai biaya dibayar
dimuka. (Prepaid Expanse) dalam asset Lancar.Pajak dibayar
dimuka dapat terdiri dari:
PPh 22,PPh23,PPh24,PPh25,dan PPh28A(bila ada)
PPh atas pengalihan hak atas tanah dan bagunan
Pajak Masukan
Sisi Kewajiban, terdapat nama-nama akun sebagai berikut.
Utang Pajak (Tax Payable)
Utang Pajak dapat terdiri atas:
PPh21,PPh23,PPh26,PPh29;
Pajak Keluaran
b. Laporan Laba Rugi
Beban pajak Penghasilan (income Tax expense).
PBB, Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan Bea
Materai dicatat sebagai beban operasional (operational expense)

10.

AKUNTANSI PERPAJAKAN PENTING DIKARENAKAN;


MENGAPA AKUNTANSI PAJAK PENTING UNTUK DIPELAJARI ???
Pajak penghasilan seringkali dikenakan atau dipungut atas dasar berbagai asas,
tujuan, dan pertimbangan-pertimbangan yang sebagian besar diantaranya
justru tidak berhubungan dengan penentuan laba rugi periodik atau penetapan
beban dan pendapatan sebagai salah satu tujuan pokok akuntansi keuangan.
Sehingga untuk melaksanakan kewajiban pajak dengan benar terutama dalam
pengisian dan pelaporan SPT Tahunan sangat penting untuk mengetahui dan
mempelajari akuntansi pajak.

Anda mungkin juga menyukai