Disusun Oleh:
1. Destiawanda Isabella D.S (161600112)
2. Anggi Meitasari (161600137)
3. Aniefvia Putri Mahardika A (161600194)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan karunia akal budi serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah “Properti Investasi” dengan baik dan terselesaikan tepat
pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk pengajuan tugas mata
kuliah Akuntansi Perpajakan di jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya .
Kami menyadari bahwa makalah ini belum pada tingkat kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang perlu di benahi. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wacana baru bagi pembaca dan bermanfaat bagi tugas kami
selanjutnya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan arahan dari
semua pihak.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih dalam tentang Properti Investasi
2. Dapat menjelaskan tentang cara menghitung Properti Investasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Entitas harus mencatat suatu aset berwujud tanah dan atau bangunan
kedalam akun property investasi apabila asset berwujud tanah dan atau bangunan
tersebut memenuhi definisi property investasi . Tetapi, entitas harus mengeluarkan
dari akun properti investasi apabila asset berwujud tanah dan atau bangunan
tersebut tidak memenuhi definisi property investasi.
2.2 PERPAJAKAN
4
harus dibebankan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan dengan mengalokasikan pengeluaran tersebut selama
masa manfaat harta tersebut melalui penyusutan. Metode penyusutan yang
diperbolehkan dalam ketentuan fiskal adalah metode garis lurus (straight line
method) untuk kelompok bangunan dengan masa manfaat 20 tahun atau 10 tahun
sesuai dengan pasal 11 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, dan yang
dimaksud bangunan tidak permanen adalah bangunan yang bersifat sementara dan
terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-
pindahkan sehingga masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun. Penggunaan
metode penyusutan harus dilakukan secara taat asas.
Baik menurut akuntansi ataupun pajak, tanah yang berstatus hak milik,
Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha( HGU), dan hak pakai untuk
pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian.
5
sejak saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik, misalnya saat
penggalian fondasi, pemasangan tiang pancang, ataupun kegiatan fisik lainnya.
WP wajib melakukan penyetoran setiap tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan
terjadinya pengeluaran atau berakhirnya masa pajak. Apabila WP adalah PKP,
maka yang bersangkutan wajib melaporkan dengan menggunakan SPT masa PPN
masa pajak yang sama dengan bulan pengekuaran, tetapi apabila WP adalah non-
PKP maka yang bersangkutan wajib menggunakan SSP lembar ke-3paling lambat
akhir bulannya setelah berakhir masa pajak. PPN Pasal 16C yang dibayar atas
kegaitan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran.
Contoh:
6
Dalam bulan Januari 2009, perusahaan telah menggunakan sebesar Rp.
40.000.000 untuk pembelian bahan bangunan dan biaya kerja. Setiap bulan
perusahaan menyetorkan PPN atas kegiatan membangun sendiri untuk masa pajak
Februari sampai dengan Desember 2009. Pekerja pembangunan selesai pada akhir
pada tahun 2009. Dengan total biaya sebesar Rp. 350.000.000.
Pada awal tahun 2010, gedung yang telah selesai dibangun tersebut mulai
disewakan kepada PT Bintang sebesar Rp. 80.000.000. Pihak manajemen
memutuskan bahwa property investasi tersebut memiliki masa manfaat 20 tahun.
7
Tanggal Keterangan Debit Kredit
5/9/08 Properti investasi 741.00.000
Pajak masukan 59.500.000
Bank Arles 800.500.000
Properti investasi sisa harga beli
8
Sesuai dengan PMK- 163/PMK.03/ jo. PER – 23/Pj/2012, apabila kegiatan
membangun sendiri dilakukan dengan luas bangunan 200 m2 atau lebih maka
dikenakan PNN membangun sendiri (PPN Pasal 16C) sebesar 10% x 20% x
jumlah biaya yang dikeluarkan. Hal ini berlaku mulai tanggal 22 novembe 2012.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Santoso Budi. (2013). Provit Berlipat Dengan Investasi Tanah Dan Rumah.
Jakarta: PT Gramedia
11