Anda di halaman 1dari 12

DEPOSITO

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang


penarikannnya dapat dilakukkan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan
pada waktu tertentu menurut jatuh temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri
dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Pada kondisi bank
membutuhkan dana likuiditas relatif besar, semakin lama jangka waktu deposito
semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi
normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil untuk deposito yang semakin
berjangka waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun


kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila
sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan
deposito yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tanggal pelaporan, dapat dicatat
sebagai kewajiban jangka panjang. Dengan demikian deposito berjangka panjang
misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh
waktunya kurang dari 12 bulan.

A. Deposito Berjangka

Pembukaan Deposito

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan


cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank.
Prinsipnya pada saat disetor warkat itu sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank
akan mencatat dalam rekening bila warkat itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar
nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh: 31 mei 2008 Reni
membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp
50.000.000, bunga 18% pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk ini Reni menyerahkan
bilyet giro atas nama Reni Rp 20.000.000, Cek Bank Mitra Niaga Semarang yang
ditarik oleh Sinta sebesar Rp. 10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga
Cabang Bandung Rp 10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak bunga
15%.
Pencatatan transaksi ini adalah:

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


31 Mei 2017 Dr. Giro Reni 20.000.000
Dr. Giro Sinta 10.000.000
Dr. RAK. Cabang Bandung 10.000.000
Dr. Kas 10.000.000
Cr. Deposito Berjangka 50.000.000

Bunga Deposito Berjangka

Dalam perkembangan terakhir, beberapa Bank memperhitungkan bunga harian


untuk deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga
sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan
bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan memberikan
bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman
ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan
pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal
31 Januari, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31
Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi jika deposito dibuka tidak pada tanggal akhir
bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan deposito. Contoh
deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga pada tanggal
15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.

Contoh:

Dengan merujuk pada contoh diatas, dengan asumsi deposan mengambil bunga
deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayar setiap tanggal 10 kepada kantor
kas Negara, maka pencatatan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Bunga ke-1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000

2
Cr. Bunga DB Harus dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan Pajak 10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000


Cr. Bunga DB harus dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr.Kas/giro 637.500

Pelimpahan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-3 31 Agustus Dr. Biaya Bunga 750.000


dan jatuh tempo Cr. Bunga DB Harus dibayar 750.000
perpanj. deposito
Dr. Deposito Berjangka-Reni 50.000.000
Cr. Deposito berjangka jth tempo 50.000.000

Penarikan Bunga 5 Agustus Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000


dan Deposito Dr. DB berjangka Tlh Jth Tempo 50.000.000
Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas 50.637.500

Pelimpahan Pajak 10 Agustus Dr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500
Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

3
Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5,
dengan demikian bank akan mebukukan bunga dua kali yaitu pada jatuh tempo bunga
dan saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatuh tempo deposito. Oleh karena itu
penarikan deposito diasumsikan terjadi pada tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga
harus membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik.

Bagaimana kalau bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal
jatuh tempo? Bila ini yang terjadi maka bank hanya membukukan sekali yaitu:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Penarikan 31/8-2017 Dr. Deposito Berjangka 50.000.000
Bunga Dan Deposito Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Kas 50.637.500
Cr. Hutang PPh 112.500
Asumsi bunga pada bulan ke-1 dan ke-2 telah ditarik nasabah.

Perpanjangan Deposito Berjangka

Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu:

a. Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover)


Perpanjangan ini dilakukan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau
diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu
menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank
untuk memperpanjang deposito.
b. Perpanjangan Biasa
Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan
dikemudian hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau
inisiatif bank (home service) untuk nasabah deposan.

Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebit
rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening
deposito dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama). Kecuali suku bunga
deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito. Contoh: kalau deposito atas
nama Reni diperpanjang saat jatuh tempo (13/8-2017), maka bank akan mencatat:

4
Dr. Deposito berjangka (lama) Rp50.000.000
Cr. Deposito Berjangka (baru) Rp50.000.000

Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah tertera
jangka waktunya. Namun, dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito
yang masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu
likuiditas bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai
dengan jadwal pembayaran. Oleh karena itu bang umum (konvensional) mengenakan
penalty tertentu terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo.
Penalty dicatat sebagai pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenai penalty setiap
bank berbeda-beda. Namun secara umum adalah:

a. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.


b. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.
c. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.

Contoh:

Intan Nawangsasi memiliki deposito di Bank Mitra Niaga Semarang nominal Rp


10.000.000, jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18%pa. deposito yang dibuka pada
tanggal 31 Mei 2017, kemudian ditarik kembali oleh Intan Nawangsasi pada Tanggal 30
Juni 2017.

Perhitungan dan pencatatan jurnalnya bila:

Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak. Pajak 15%

5
No. Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x ( 1 / 12 ) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 150.000 30.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 97.500

Jurnalnya adalah:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 30.000
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.097.500

Penalty dihitung 20% dari bunga setelah pajak. (Pajak 15%)


No. Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x ( 1 / 12 ) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 127.500 25.500
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 102.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut:


Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 25.500
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.102.000

Penalty dihitung 1% dari nominal deposito

6
No. Keterangan Jumlah
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 1% x Rp 10.000.000 100.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 27.500

Perpindahan Deposito Berjangka antar Kantor Cabang

Deposito yang telah dibuka dicabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang
bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan (misalnya
karena pindah domisili). Perpindahan deposito berjangka antarkantor cabang
menimbulkan hubungan rekening antarkantor. Disamping itu harus ada alokasi beban
bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban bunga dapat diperhitungkan secara prorata
berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu cabang.

Contoh:
Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp 10.000.000, talah dibuka di
Bank Mitra Niaga Semarang pada tanggal 31 Mei 2017 dengan suku bunga 18%pa.
pada tanggal 5 Juni 2017 deposito tersebut dipindahkan ke Bank Mitra Niaga Cabang
Solo. Ketentuan alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank Mitra Niaga adala:
Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga di Cabang
1 sampai dengan 7 hari 25%
8 sampai dengan 15 hari 50%
16 sampai dengan 21 hari 75%
22 sampai dengan akhir bulan 100%

Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan


deposito?
Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2017 ) sampai tanggal
perpindahan (5 Juni 2017) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7

7
hari, sehiungga menjadi beban Bank Mitra Niaga Semarang 25% dari bunga perbulan.
Sedangkan deri Bank Mitra Niaga Solo akan menanggung bunga Juni 2017 sebesar
75% dari total bunga Juni 2017. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%.
Sedangkan perhitungan alokasi beban bunga adalah:
Kantor Cabang Perhitungan Hasil atau
Jumlah
Bank Mitra Niaga Semarang Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 37.500
25%
Pajak = 15% x 37.500 5.625
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2017 31.875

Bank Mitra Niaga Solo Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 112.500


25%
Pajak = 15% x 112.500 16.875
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 2008 95.625

Jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:


Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Di Bank 31/5-2017 Dr. Kas 10.000.000


Mitra Niaga Cr. Deposito Berjangka 10.000.000

Semarang
5/6-2017 Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya bunga 37.500
Cr. Hutang PPh 52.625
Cr. RAK Cabang Solo 10.031.875

8
Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Di Bank 5/6-2017 Dr. RAK Cab Semarang 10.031.875
Mitra Niaga Cr. Deposito Berjangka 10.000.000
Solo Cr. Bunga DB harus dibyr 31.875

30/6-2017 Dr. Biaya bunga 112.500


Dr. Bunga DB harus dibayar 31.875
Cr. Hutang PPh 16.875
Cr. Kas 127.500

B. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan
dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya
adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito
berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas
pembawa berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan
sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit. Disamping itu sertifikat deposito
dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah mendapat izin dari Bank Indonesia.
Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga bunga sertifikat
deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan demikian deposan untuk
sertifikat deposito pada saat mebuka deposito tersebut hanya membayar sebesar nilai
tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di muka.
Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya. Nilai
tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:

𝑃 × 360
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 𝑆𝑒𝑟𝑡𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑡 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑜 =
360 + (𝑖 × 𝑡)

Keterangan :
P : nilai nominal sertifikat deposito
i : tingkat suku bunga sertifikat deposito

9
t : jangka waktu (dalam hari)

Contoh:

Tanggal 1 Mei 2017 Diana membeli sertifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar @
Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangka waktu 3 bulan
dengan suku bunga 20 %pa. Pajak bunga 15%

No. Keterangan Jumlah


1 Nominal Sertifikat Deposito 100.000.000
2 Nilai Tunai = (100.000.000 x 360) / (360 + (0,20 x 90)) 95. 238.095
3 Bunga dibayar di muka (diskonto) 4.761.905
4 Pajak bunga = 15% x 4.761. 905 714.286
5 Bunga bersih yang dibayar oleh bank 4.047. 619

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus dibayarkan
ke bank oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu: Rp
100.000.000 – Rp 4.047.619 = Rp 95.952.381. jurnal transaksi ini adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Penerbitan 1/5-2017 Dr. Kas 95.952.381
Sertifikat Dr. Biaya Bunga dibayar 4.761.905
Deposito dimuka
Cr. Hutang PPh 714.286
Cr. Sertifikat Deposito 100.000.000

Amortisasi 1/6/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Bunga
Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka

10
Amortisasi 1/7-2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302
Bunga
Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka

Amortisasi 1/8/2017 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Bunga
Dan Penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.000
Sertifikat depo Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka
Cr. Kas/giro 100.000.000

11
DAFTAR PUSTAKA

Taswan, Akuntansi Perbankan Edisi III, 2008, UPP STIM YKPN: Yogyakarta

12

Anda mungkin juga menyukai