Merupakan beban sewa yang sebenarnya belum menjadi kewajiban yang harus dibayarkan dalam periode yang
bersangkutan, tetapi telah dibayarkan lebih dulu.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah :
a) Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
b) Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap.
Misalnya : polis asuransi, perjanjian sewa menyewa (lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat Setoran
Pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti pemotongan PPh 22, 23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya
dibayar di muka. Auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode
yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan telah
dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan. Auditor harus memeriksa apakah bagian yang expired (masa
manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti setoran/pemungutan pajak yang sah dan
lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode. Auditor perlu melakukan
pemeriksaan atas bukti-bukti pendukung pembayaran pajak, memeriksa keabsahan dari bukti tersebut.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/ PSAK.
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun disajikan
sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset dengan utang pajak yang sejenis
(pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).
Contoh Kasus:
Pengakuan sewa dibayar di muka.
Pada tanggal 28 Oktober 2009 salah satu unit kerja PT Asuransi Jiwa Nusantara membayar sewa gedung sebesar Rp
160.000.000 untuk masa 2 tahun. Sesuai dengan kontrak perjanjian, sewa gedung tersebut terhitung mulai tanggal 1
November 2009 dan akan berakhir pada tanggal 31 Oktober 2011. PT Asuransi Jiwa Nusantara mencatat transaksi
tersebut dengan jurnal:
Pada akhir periode pencatatan, pelaporan perusahaan tidak mengakui beban sewa yang sudah berjalan, sehingga
pihak auditor perlu melakukan penyesuaian terhadap akun sewa dibayar di muka untuk mengakui beban sewa yang
sudah berjalan selama 2 bulan ( 1 November 2009 s.d 31 Desember 2009 ).
Penyesuaian yang dicatat adalah sebagai berikut:
Tujuan pengujian substansif utang jangka panjang & jangka pendek adalah :
a) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi terhadap saldo utang jangka
panjang & jangka pendek di neraca.
b) Membuktikan penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang & jangka pendek sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum diindonesia
Program pengujian substansif terhadap utang jangka panjang & jangka pendek dijelaskan sbb
:
a) Prosedur Audit awal
Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut.
Usut saldo utang jangka panjang & jangka pendek yang tercantum didalam neraca ke saldo akun
utang yang bersangkutan dibuku besar.
Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang & jangka pendek didalam buku besar
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang & jangka pendek ke dalam
jurnal yang bersangkutan
b) Pengujian Analitik
Lakukan prosedur analitik
Hitung ratio berikut.
Utang dengan total aktiva.
Rumus : Total Utang : Total Aktiva
Utang dengan modal
Rumus : Total Utang : Total Equitas
Times interest earned
Rumus : Laba Bersih Usaha : Biaya Bunga Obligasi
Biaya bunga dengan utang
Rumus : Biaya Bunga : Rata Utang
c) Pengujian Terhadap Transaksi Rinci
Usut penerimaan uang dari penarikan utang jangka panjang maupun jangka pendek.
Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang dan jangka pendek.
d) Pengujian Terhadap Akun Rinci
Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang & jangka pendek.
Minta dan pelajari surat perjanjian penarikan kredit jangka panjang maupun jangka pendek.
e) Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Periksa klasifikasi utang jangka panjang & jangka pendek yang segera jatuh tempo didalam
nercaca
Periksa penjelasan yang bersangkutan tentang utang jangka panjang & jangka pendek.
Sifat Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan
pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang
berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh,
perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter,
pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop,
arena olahraga, serta taman hiburan yang menjual karcis tanda masuk; bank
serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden; biro perjalanan
yang mengenakan ongkos atau biaya perjalanan; serta sekolah lokal yang
menarik pajak. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini
didasarkan pada perusahaan barang dagang. Kebanyakan pembahasan dan
ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang.
Akan tetapi, banyak penjelasan yang dapat dengan mudah diterapkan pada
jenis perusahaan lainnya.
Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang
termasuk dalam siklus pendapatan adalah :
1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan
pengurangan harga serta piutang tak tertagih [penyisihan dan
pengapusan]).