Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu kesatuan usaha yang dari segi hukum di
pisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari dari pemiliknya maka kewajiban pemilik
terhadap perusahaannya terbatas, sampai jumlah modal yang di setornya. Selain itu bentuk
perseroan memungkinkan untuk mendapatkan modal dari banyak orang. Karena pemiliknya
terdiri dari jumlah yang cukup banyak, maka pengelolaan perseroan akan diserahkan kepada
pihak-pihak lain yang diangkat menjadi pimpinan PT tersebut. Dengan kata lain yang
menjalankan PT adalah orang-orang yang diangkat oleh pemilik.

Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran
dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang di serahkan kepada pihak-pihak
yang menyetor modal. Pemilik PT merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Saham yang di keluarkan oleh PT dapat dicantumkan nama
pemiliknya, disebut saham atas, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Pengertian Modal Saham


1.2.2 Jenis – Jenis Saham
1.2.3 Pencatatan Modal Saham
1.2.4 Pembatalan Pesanan Saham
1.2.5 Penjualan Saham Lumpsum
1.2.6 Pertukaran Saham dengan Aktiva selain Kas
1.2.7 Bonus yang Berupa Saham
1.2.8 Perlakuan Terhadap Agio atau Disagio Saham yang Dijual
1.2.9 Pungutan Tambahan atas Saham (Assessments)
1.2.10 Pengeluaran Saham untuk membeli (Akuisisi) Perusahaan
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Modal Saham
1.3.2 Untuk mengetahui Jenis – Jenis Saham
1.3.3 Untuk mengetahui Pencatatan Modal Saham

1
1.3.4 Untuk mengetahui Pembatalan Pesanan Saham
1.3.5 Untuk mengetahui Penjualan Saham Lumpsum
1.3.6 Untuk mengetahui Pertukaran Saham dengan Aktiva selain Kas
1.3.7 Untuk mengetahui Bonus yang Berupa Saham
1.3.8 Untuk mengetahui Perlakuan Terhadap Agio atau Disagio Saham yang Dijual
1.3.9 Untuk mengetahui Pungutan Tambahan atas Saham (Assessments)
1.3.10 Untuk mengetahui Pengeluaran Saham untuk membeli (Akuisisi) Perusahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modal Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.

Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai berikut :

1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan yaitu melalui hak
suara dalam rapat pemegang saham.

2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang dibagi oleh
perusahaan.

3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan
saham masing – masing pemegang saham dapat tidak berubah.

4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi.

Apabila perusaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang saham
mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka
yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran
saham yang disetujui.

2.2 Jenis – Jenis Saham

1. Saham biasa

Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang paling akhir
dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah yang paling besar. Karena
risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham
biasa akan lebih besar daripada saham prioritas.

2. Saham prioritas

3
Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan pembagian
deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. Dalam hal pembagian deviden
adalah bahwa deviden yang dibagi pertama kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau
ada kelebihan baru dibagikan kepada pemegang saham biasa.

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu :

a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif

1. Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap tahun harus
dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun deviden tidak dapat dibayar,
maka pada tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu,
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.

2. Saham prioritas tidak kumulatif: adalah saham prioritas yang deviden tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika
akan membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar deviden
saham prioritas untuk tahun tersebut.

b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi

1. Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas deviden dengan
jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat deviden
sebesar persentase deviden saham prioritas.

2. Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat deviden sampai
jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan sesudah saham biasa mendapat
deviden dengan tarif yang sama dengan saham prioritas.

c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas

Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima dividen yang
belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi. Sesudah pelunasi dividennya,
saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan
dividen dan nominal saham prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa.

Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima jumlah
pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat terjadi sisanya nol sehingga
saham biasa tidak memperoleh pengembalian.

4
d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa

kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar dengan saham
biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan sahamnya dengan saham biasa
dalam keadaan dividen yang dibagi untuk saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada
dividen untuk saham prioritas.

Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan berlangsung terus
maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari pada saham prioritas karena saham
biasa mempunyai klaim yang tidak terbatas atas laba.

2.3 Pencatatan Modal Saham

Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah –
istilah sebagai berikut :

a. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi yaitu : jumlah saham yang dapat
dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.

b. Modal saham yang beredar: jumlah saham yang sudah dijual (beredar).

c. Modal saham belum beredar yaitu: jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi belum
dijual.

d. Treasury stock yaitu : modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli kembali oleh
perusahaan.

e. Modal saham dipesan: jumlah saham yang disisihkan karena sudah dipesan untuk dibeli.

1. Penjualan secara Tunai

Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun (rekening) kas dan
mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual saham (perdana) dengan nilai
nominalnya akan dicatat dengan mengkredit rekening agio saham atau mendebit rekening
disagio saham. Jurnal untuk mencatat penjualan saham perdana adalah :

Kas Rp.xxxx
Disagio Saham Rp.xxxx
Modal Saham Rp.xxxx

Atau

5
Kas Rp.xxxx
Modal Saham Rp.xxxx
Agio Saham Rp.xxxx

2. Penjualan Melalui Pesanan

Kadang – jadang penjualan saham dilakukan melalui pesanan, yaitu dengan cara dibayar
sebagian dan sisanya akan dilunasi kemudian. Jumlah harga yang belum dilunasi dicatat
senagai piutang pesanan saham,dan jumlah nominal saham yang dipesan dikreditkan
kerekening modal saham di pesan. Apabila harga jual saham tidak sama dengan nilai
nominalnya, selisihnya dicatat dalam rekening agio saham atau disagio saham pada waktu
pesanan itu diterima.

Untuk pemesanan yang sudah melunasi harga saham maka sahamnya dikeluarkan.
Pengeluaran saham ini di catat dengan mendebit rekening modal saham dipesan dan
mengkredit modal saham. Jurnal untuk mencatat penjualan saham.

Misalnya PT Risa Fadila mempunyai modal statuter sebanyak 1.000 lembar nominal @
Rp1.000,00 dan akan dijual semuanya. Transaksi-transaksi dan cara pencatatn saham tersebut
sebagai berikut :

Transaksi Jurnal

Penjualan saham 400 lembar, Kas Rp 100.000,00


tunai Rp100,00 dan mesin Mesin Rp 300.000,00
seharga Rp300.000,00 Modal saham Rp
400.000,00
Diterima pesanan 500 lembar Piutang pesanan saham Rp 550.000,00
saham dengan kurs 11, dibayar
Modal saham dipesan Rp
tunai 70% sisanya 30 hari. 500.000,00

Agio saham Rp
50.000,00

Kas Rp 385.000,00

6
Piutang pesanan saham Rp
385.000,00

Diterima pelunasan sisa pesanan Kas Rp 99.000,00


untuk 300 lembar saham. Piutang pesanan saham Rp
99.000,00

Modal saham dipesan Rp 300.000,00

Modal saham Rp
300.000,00

2.4 Pembatalan Pesanan Saham

Saham yang sudah di pesan, jumlah lembarnya disisihkan tersendiri dan akan diserahkan
kepada pemesan bila harga jual saham sudah dilunasi. Apabila terjadi pemesan tidak dapat
melunasi kekurangan pembayarannya maka perusahan dapat mengambil salah satu jalan
sebagai berikut :

1. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.

2. Uang yang sudah deiterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya atau
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut.

3. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan).

4. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.

Contoh pencatatan pembatalan pesanan saham diambilkan dari contoh dimuka yaitu
pesanan sebanyak 500 lembar dengan kurs 110 dan sudah dibayar sebanyak 70%. Dari pesanan
tersebut seorang pemesan yang memesan saham sebanyak 100 lembar tidak dapat melunasi
kekurangannya. Modal saham dipesan yang dibatalkan oleh perusahaan dapat dijual kembali
dengan kurs 105.

Jurnal yang dibuat oleh PT. Risa Fadila dalam masing-masing keadaan adalah sebagai
berikut :

1. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan.

7
Modal saham dipesan Rp100.000,00
Agio saham Rp10.000,00
Piutang pesanan saham Rp33.000,00
Kas Rp77.000,00

Kas Rp105.000,00
Modal saham Rp100.000,00
Agio saham Rp5.000,00

2. Uang yang sudah diterima dikembalikan pada pemesan sesudah dikurangi biaya atau
kerugian penjualan kembali saham-saham tersebut :

Modal saham dipesan Rp100.000,00


Agio saham Rp10.000,00
Piutang pesanan saham Rp33.000,00
Utang pada pemesan Rp77.000,00

Kas Rp105.000,00
Utang pada pemesan Rp5.000,00
Modal saham Rp100.000,00
Agio saham Rp10.000,00

Utang pada pemesan Rp72.000,00


Kas Rp72.000,00

3. Uang yang sudah diterima dianggap hilang (tidak dikembalikan)

Modal saham dipesan Rp100.000,00


Agio saham Rp10.000,00
Piutang pesanan saham Rp33.000,00
Modal dari pembatalan pesanan saham Rp77.000,00

Kas Rp105.000,00

8
Modal saham Rp105.000,00
Agio saham Rp5.000,00

4. Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah uang yang sudah diterima.

Modal saham dipesan Rp100.000,00


Agio saham Rp3.000,00
Modal saham Rp70.000,00
Piutang pesanan saham Rp33.000,00

Kas Rp31.500.00
Modal saham Rp30.000,00
Agio saham Rp1.500,00

2.5 Penjualan Saham Secara Lumpsum

Penjualan saham bisa dilakukan dengan cara pernjualan perunit saham. Unit saham ini
terdiri dari beberapa jenis saham. Apabila penjualan dilakukan dengan cara seperti ini maka
penerimaan dan penjualan akan dibagikan untuk setiap jenis saham. Metode yang digunakan
adalah (1) Metode Inkremental, dan (2) Metode Proposional. Bila harga pasar kedua jenis
saham diketahui maka perhitungannya menggunakan metode proposional. Namun apabila
hanya harga salah satu jenis saham saja yang diketahui, maka digunakan metode inkremental.

Misalnya: 1 unit saham terdiri dari : 1 lembar saham prioritas nominal Rp10.000,00

1 lembar saham biasa nominal Rp1.000,00

Harga jual per unit Rp. 10.500,00. Pada saat penjualan diketahui harga pasar saham biasa =
Rp.1.250,00. Karena hanya harga pasar saham biasa yang diketahui, maka harga setiap saham
dihitung dengan menggunakan metode inkremental sebagai berikut :

Harga 1 unit saham Rp10.500,00


Harga pasar saham biasa Rp1.250,00

Nilai saham prioritas Rp9.250,00

9
Dari perbandingan nilai nominal dan harga pasar masing-masing jenis saham dapat diketahui
bahwa dari penjualan diatas, saham biasa mendapat agio sebesar Rp. 250,00 dan saham
prioritas mendapat disagio Rp750,00. Penjualan satu unit saham dengan harga seperti diatas
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Kas Rp10.500,00
Disagio saham prioritas Rp750,00
Modal saham prioritas Rp10.000,00
Modal saham biasa Rp1.000,00
Agio saham biasa Rp250,00

Dari contoh diatas bila diketahui harga pasar saham prioritas sebesar Rp9500,00, maka
perhitungan harga pasar setiap saham dilakukan dengan menggunakan metode proposional
sebagai berikut :

Harga pasar saham biasa Rp1.250,00


Harga pasar saham prioritas 9.500,00

Harga pasar keseluruhan saham Rp10.750,00

Dengan demikian maka harga saham biasa adalah :

Rp1.250,00 x Rp10.500,00 = Rp1.220,00


Rp10.750,00

Harga saham prioritas adalah :

Rp9500,00 x Rp10.500,00 = Rp9.280,00


Rp10.750,00

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa disagio saham biasa sebesar Rp. 30,00 dan
disagio saham prioritas sebesar Rp. 500,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan satu unit
saham sebagai berikut :

Kas Rp10.500,00
Disagio saham biasa Rp30,00

10
Disagio saham prioritas Rp720,00
Modal saham biasa Rp1.250,00
Modal saham prioritas Rp10.000,00

2.6 Pertukaran Saham dengan Aktiva selain Kas

Kadang-kadang modal saham dikeluarkan dengan menerima aktiva ( selain dari kas ).
Dalam keadaan seperti ini besarnya jumlah yang akan dicatat dalam rekening modal dan
rekening aktiva didasarkan pada yang lebih mudah ditentukan dari :

a. Harga pasar saham yang dikeluarkan, atau


b. Nilai wajar aktiva yang telah diterima

PSAK No.21 paragraf 13 (f) menyatakan bahwa saham dicatat berdasarkan nilai wajar
aktiva bukan kas yang diterima (butir b). Apabila kedua dasar penilaian diatas tidak dapat
ditentukan, biasanya dilakukan penilaian terhadap aktiva yang diterima. Penilaian ini bisa juga
dilakukan oleh pimpinan perusahaan.

Contoh :

Risa Fadila menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp1000,00 per lembar dan ditukar
dengan sebuah gedung.
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui, tetapi harga pasar gedung diketahui sebesar
Rp15.000.000,00, maka jurnal yang dibuat adalah :
Gedung Rp15.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp5.000.000,00

2. Apabila harga pasar gedung, tidak diketahui tetapi harga pasar saham diketahui sebesar
Rp14.000.000,00, maka jurnalnya adalah :
Gedung Rp14.000.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp4.000.000,00

3. Apabila harga pasar saham dan bangunan keduanya tidak diketahui dan pimpinan
perusahaan menetapkan harga perolehan bangunan sebesar Rp. 12.500.000,00, maka
jurnal yang dibuat adalah :

11
Gedung Rp12.500.000,00
Modal saham Rp10.000.000,00
Agio saham Rp2.500,000,00

2.7 Bonus yang Berupa Saham

Agar penjualan obligasi atau saham prioritas bisa menarik pembeli, kadang-kadang
diberikan saham biasa sebagai bonus. Misalnya dalam penjualan 10 lembar saham prioritas
nominal @ Rp1.000,00 diberi bonus 1 lembar saham biasa, nominal Rp1.000,00. Harga pasar
saham prioritas tanpa bonus = Rp950,00 per lembar. Jurnal untuk mencatat transaksi diatas
sebagai berikut :

Kas Rp10.000,00
Disagio saham prioritas Rp500,00
Disagio saham biasa Rp500,00
Modal saham prioritas Rp10.000,00
Modal saham biasa Rp1.000,00

Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut :

Nilai nominal saham prioritas (10 lembar) Rp10.000,00


Harga pasar saham prioritas (10 lembar) Rp9.500,00
Disagio saham prioritas Rp500,00
Harga jual saham prioritas plus bonus Rp10.000,00
Harga pasar saham prioritas tanpa bonus Rp9.500,00
Nilai saham biasa Rp500,00
Nilai nominal saham biasa Rp1.000,00
Disagio saham biasa Rp500,00

2.8 Perlakuan Terhadap Agio atau Disago Saham yang Dijual

Dalam hal penjualan saham dengan harga diatas atau di bawah nilai nominal,maka
selisih itu dicatat didalam rekening agio atau disagio saham. Rekening (akun) agio saham

12
dipakai untuk mencatat kelebihan harga diatas nilai nominalnya sedang rekening agio saham
dipakai untuk mencatat kekurangan harga dari nilai nominal saham. Rekening-rekening agio
atau disagio saham adalah rekening yang menunjukan modal yang disetor dari pemegang
saham, oleh karena itu selama saham-saham tersebut masih beredar maka rekening itu juga
akan nampak dalam neraca. Di dalam neraca rekening agio saham merupakan tambahan
terhadap rekening modal saham, dan rekening disagio saham merupakan pengurangan terhadap
rekening modal saham. Apabila saham yang beredar ditarik, maka rekening agio dan disagio
saham yang berhubungan dengan saham tersbut dibatalkan.

2.9 Pungutan Tambahan Atas Saham (Assessments)

Dalam suatu keadaan tertentu perusahaan bisa mengadakan pungutan tambahan kepada
para pemegang saham. Pencatatan terhadap pungutan tambahan ini tergantung pada harga jual
saham-saham tersebut. Apabila saham-saham itu dijual di bawah nominal (dengan disagio)
maka pungutan tambahan yang dikenakan kepada para pemegang saham dicatat sebagai berikut
:

Kas Rp. xx
Disagio saham Rp.xx

Rekening disagio saham akan dikredit maksimum sebesar disagio yang timbul dari
penjualan saham. Jika pungutan lebih besar daripada disagio saham maka selisihnya akan
dikreditkan kerekening modal pungutan tambahan.

2.10 Pengeluaran Saham untuk Membeli (Akuisisi) Perusahaan

Sebuah PT bisa membeli (akuisisi) perusahaan lain dan digabungkan (merger) menjadi
satu. Embelian ini dapat dibayar dengan saham dari PT tersebut. Jumlah saham akan dipakai
untuk pembayaran tergantung pada harga pasar saham tersebut dan juga harga pasar dari aktiva
perusahaan dibeli.

Kadang-kadang perusahaan-perusahaan perseorangan bergabung untuk membentuk


suatu PT. Masing-masing perusahaan akan menerima saham dari PT tersebut sebagai ganti
aktiva yang diserahkan kepada PT baru. Bisa juga sebuah perusahaan perseorangan berganti
bentuk menjadi PT. Apabila perusahaan yang lama itu berbentuk firma maka para anggota
firma tersebut akan menerima saham dari PT yantg baru sebanding dengan modal masing-
masing anggota. Dalam keadaan ini ada 2 cara pencatatan yang dapat dilakukan:

13
1. Buku-buku perusahan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru
2. Buku-buku perusahaan lama ditutup dan dibuat buku baru untuk perusahaan baru.

Misalnya: Firma A & Z yang beranggotakan A dan Z, membagi laba dengan perbandingan 2:3.
Pada tanggal 5 Oktober 2005, mereka berubah bentuk perusahaannya menjadi PT. Neraca
Firma A & Z pada tanggal 5 Oktober 2005 sebagai berikut:

Firma A & Z
Neraca
Per 5 Oktober 2005
___________________________________________________________________________

Kas Rp95.000,00 Utang lancar Rp150.000,00


Piutang Rp180.000,00
CKP 15.000,00___
165.000,00

Persediaan barang 200.000,00 Modal A 310.000,00

Aktiva tetap Rp800.000,00 Modal Z 600.000,00


Ak. Dep 200.000,00__

600.000,00 __

Rp1.060.000,00 Rp1.060.000,00

PT yang baru diberi nama PT Risa Fadila dengan modal saham biasa sebanyak 3.000
lembar dengan nilai nominal @ Rp1000,00. Semua aktiva Firma A dan Z (kecuali kas)
diserahkan kepada PT Risa Fadila dan semua utang Firma A sampai Z akan dilunasi oleh PT
Risa Fadila. Firma A dan Z menerima 1500 lembar saham dari PT Risa fadila untuk penukaran
perusahaannya. Sisa saham yang ada dijual dengan harga Rp.1000,00 per lembar.

Dalam perubahan bentuk perusahaan ini, oleh PT Risa Fadila diadakan beberapa
penyesuain terhadap catatan Firma A dan Z sebagai berikut:

a. Cadangan kerugian piutang dinaikkan menjadi Rp20.000,00


b. Barang dagangan dinilai sebesar Rp255.000,00 (berdasarkan harga beli pada tanggal 5
Oktober 2005)

14
c. Aktiva tetap dinilai kembali menjadi Rp1.500.000,00 dan akumulasi depresiasi
sebesar Rp400.000,00.
Saham yang diterima oleh Firma A dan Z dibagikan untuk A sebanyak 500 lembar dan
untuk Z 1.000 lembar. Sisa uang dari firma dibagi kepada A dan Z sesuai dengan sisa modal
masing-masing.

1. Jika buku perusahaan lama dilanjutkan sebagai buku perusahaan baru

Perubahan terhadap nilai aktiva dicatat langsung rekening modal anggota, kemudian
rekening modal anggota ditutup dan rekening modal saham dikredit. Sesudah itu transaksi-
transaksi yang berhubungan dengan Pt Risa Fadila akan dicatat dalam buku-buku tersebut.
Sesudah jurnal-jurnal diatas diposting, dapat disusun neraca untuk PT Risa Fadila per 5
Oktober 2005 sebagai berikut:

PT Risa Fadila
Neraca
Per 5 Oktober 2005

Kas Rp1.500.000,00 Utang Rp150.000,00


Piutang Rp180.000,00
CKP 20.000,00___
160.000,00

Persediaan barang 255.000,00 Modal saham 3.000.000,00

Aktiva tetap Rp1.500.000,00


Ak. Dep 400.000,00___

1.100.000,00
Goodwill 135.000,00___ _____________

Rp3.150.000,00 Rp3.150.000,00

2. Jika buku-buku perusahaan lama dan dibuat buku baru untuk perusahaan lama
Jika dibuat buku-buku baru untuk PT, maka semua rekening dalam buku firma ditutup
dan aktiva serta utang firma dicatat dalam buku PT. Pada waktu mengadakan penutupan buku-
buku firma dibuat jurnal untuk mencatat perpindahan aktiva dan utang-utang firma ke PT,
penerimaan saham dan pembagian saham serta uang kepada anggota firma. Jurnal untuk
menutup buku-buku firma adalah sebagai berikut:

15
Transaksi Jurnal

Perpindahan aktiva ke PT
Selisih antara tagihan kepada
pembeli (1500 lembar
@Rp1.000,00) dengan nilai buku
aktiva yang dipindahkan
(Rp815.000,00), merupakan laba
penjualan perusahaan dan dibagi
untuk A dan Z berbanding 2 : 3
sebagai berikut:
Piutang PT Risa Fadila Rp1.500.000,00
Utang lancar 150.000,00

A 2 x Rp685.000,00 CKP 15.000,00

= Rp. 274.000,00 Akum.deperesiasi 200.000,00


Piutang Rp180.000,00
Z 3 x Rp685.000,00 Pers.barang 200.000,00
= Rp. 411.000,00 Aktiva tetap 800.000,00
Modal A 274.000,00
Modal Z 411.000,00

Saham PT Risa Fadila Rp1.500.000,00


Mencatat penerimaan saham dari Piutang PT Risa Fadila Rp1.500.000,00
PT Risa Fadila

Modal A Rp500.000,00
Modal Z 1.000.000,00
Mencatat pembagian saham Saham PT Risa Fadila Rp1.500.000,00
untuk A dan Z

Modal A Rp84.000,00
Mencatat pembagian kas untuk A Modal Z 11.000,00
dan Z

16
Kas Rp95.000,00

Ada cara lain yang dapat digunakan dalam menutup buku-buku firma, yaitu dengan
menutup langsung semua rekening-rekening aktiva, utang dan modal. Dalam cara ini laba
penjualan perusahaan dan pembagian saham serta kas, untuk anggota firma tidak dicatat dalam
pembukuan. Jurnal untuk menutup langsung rekening-rekening aktiva, utang dan modal Firma
A dan Z sebagai berikut :

Utang lancar Rp150.000,00


CKP 15.000,00
Akumulasi depresiasi 200.000,00
Modal A 310.000,00
Modal Z 600.000,00
Kas Rp95.000,00
Piutang 180.000,00
Persediaan barang 200.000,00
Aktiva tetap 800.000,00

Sedangkan jurnal yang dibuat oleh PT Risa fadila sebagai berikut:

Transaksi Jurnal

Piutang Rp180.000,00
Persediaan barang 255.000,00
Aktiva tetap 1.500.000,00
Goodwill 135.000,00
CKP Rp20.000,00
Mencatat aktiva dan utang Akum. Depresiasi 400.000,00
yang diterima dari Firma A Utang lancar 150.000,00
dan Z Utang A dan Z 1.500.000,00

17
Mencatat pengeluaran saham Utang A dan Z Rp1.500.000,00
1500 lembar untuk firma A Modal saham Rp1.500.000,00
dan Z

Mencatat penjualan saham


1500 lembar Kas Rp1.500.000,00
@ Rp1000,00 tunai Modal saham Rp1.500.000,00

Dalam jurnal diatas aktiva yang di terima oleh PT Risa Fadila dicatat dengan jumlah
penilaian kembali dan cadangan kerugian piutang serta akumulasi depresiasi di kredit.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Modal Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2008, Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA


Kieso, Donald E. dkk. 2008. Akuntansi Intermediate. Jakarta : ERLANGGA
https://lumbungbaca.wordpress.com/2017/12/06/akuntansi-keuangan-lajutan-ii-
modal-saham/

20
SOAL DAN PEMBAHASAN

L15-2 (Mencatat Penerbitan Saham Biasa dan Saham Preferen)

Kathleen Battle Coporation didirikan pada tanggal 1 Januari 2007. Perusahaan ini
diotorisasi untuk menerbitkan 10.000 lembar saham preferen 8%, dengan nilai pari $100, dan
500.000 lembar saham biasa tanpa nilai pari dengan nilai ditetapkan $1 per saham. Transaksi-
transaksi saham berikut telah selesai dalam tahun pertama.

10 Januari Menerbitkan 80.000 lembar saham biasa secara tunai pada $5 per saham.

1 Maret Menerbitkan 5.000 lembar saham biasa secara tunai pada $108 per saham.

1 April Menerbitkan 24.000 lembar saham biasa untuk memperoleh tanah. Harga
penawaran untuk tanah tersebut adalah $90.000; nilai pasar wajar tanah
tersebut adalah $80.000

1 Mei Menerbitkan 80.000 lembar saham biasa secara tunai pada $7 per saham.

1 Agustus Menerbitkan 10.000 lembar saham biasa kepada pengacara sebagai pembayaran
atas tagihan sebesar $50.000 untuk jasa yang diberikan dalam membantu
pembentukan perusahaan.

1 September Menerbitkan 10.000 lembar saham biasa secara tunai pada $9 per saham.

1 November Menerbitkan 1.000 lembar saham preferen secara tunai pada $112 per saham.

Diminta :

Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi di atas.

JAWABAN :
Jurnal Transaksi :

10 Januari 2007
Kas (80.000*5) $400.000
Saham Biasa (80.000*1) $ 80.000
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan $320.000

21
1 Maret 2007
Kas (5.000*108) $ 540.000
Saham Biasa (5.000*1) $ 5.000
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan $ 535.000

1 April 2007
Tanah $ 80.000
Saham Biasa (24.000*1) $ 24.000
Agio Saham Biasa $ 56.000

1 Mei 2007
Kas $ 560.000
Saham Biasa $ 80.000
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan $ 480.000

1 Agustus 2007
Biaya jasa pengacara $ 50.000
Saham Biasa (10.000*1) $ 10.000
Agio Saham Biasa $ 40.000

1 September 2007
Kas (10.000*9) $ 90.000
Saham Biasa (10.000*1) $ 10.000
Modal Disetor Melebihi Nilai Ditetapkan $ 80.000

1 November 2007
Kas (1.000*112) $ 112.000
Saham Preferen (1.000*100) $ 100.000
Modal Disetor Melebihi Nilai Pari $ 12.000

L15-3 (Penerbitan Saham untuk Meperoleh Tanah)

22
Dua puluh lima ribu saham yang diakuisisi kembali oleh Elixir Corporation seharga
$53 per saham ditukar dengan tanah yang belum dikembangkan yang memiliki nilai taksiran
$1.700.000. Pada saat pertukaran, saham biasa tersebut diperdagangkan dengan harga $62 per
saham pada bursa saham.

Diminta :

a) Buatlah ayat jurnal untuk mencatat perolehan tanah dengan mengasumsikan bahwa
saham pada awalnya dicatat menurut metode biaya.

b) Secara singkat identifikasi alternative-alternatif yang mungkin (termaasuk yang sama


sekali tidak lazim) untuk menghitung harga pokok tanah dan secara singkat beri alasan
atas pilihan anada.

Jawaban :

a) Ayat jurnal

Tanah (25000 x 62) $ 1.550.000


Saham Treasuri (25000 x 53) $
1.325.000
Agio-saham Treasuri $ 225.000

b) Penilaian harga saham yang dinilai atas harga tanah memang alternative yang dapat
diterima (masuk akal) karena nilai asset yang diperoleh nantinya memang sebaiknya
menentukan harga penerbitan saham. Namun hal itu tentu bertentangan dengan kondisi
harga dalam perdagangan saham yang sesungguhnya. Oleh karena itu, harga
perdagangan saham mungkin merupakan ukuran terbaik dalam memberikan nilai pasar
wajar dalam transaksi tersebut.

23

Anda mungkin juga menyukai