Pendahuluan
Akuntansi investasi dalam sekuritas utang (debt securities) dan sekuritas saham (equity securities) telah mendapat
perhatian besar dalam beberapa tahun terakhir. Hal yang menjadi perhatian utama adalah mengenai pengakuan dan
pengungkapan perubahan nilai pasarnya, karena perubahan nilai pasar sekuritas-sekuritas ini sering terjadi secara
dramatis dalam waktu singkat. Klasifikasi investasi dalam sekuritas-sekuritas ini dipengaruhi oleh maksud manajemen
dalam memilikinya.
Sekuritas utang (debt securities) adalah istrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang umumnya
memiliki karakteristik: (1) terdapat nilai jatuh tempo, yaitu nilai yang akan dibayar kepada pemegangnya pada saat jatuh
tempo, (2) adanya bunga baik bunga tetap (fixed) maupun variable, (3) memiliki tanggal jatuh tempo.
Sekuritas saham (equity securities) adalah sekuritas yang merepresentasikan kepemilikan bagi pemegang sekuritas ini
atas suatu entitas, memiliki hak untuk mendapatkan dividen dan hak suara.
Selain investasi dalam sekuritas (investment in securities), akun investasi suatu perusahaan bisa juga dalam bentuk
properti yang disebut property investment (seperti; investasi dalam bentuk gedung, tanah dan lain sebagainya), atau bisa
juga investasi dalam bentuk dana khusus yang disebut sebagai investment in special funds (seperti; dana yang disisihkan
untuk tujuan pelunasan obligasi / bond sinking fund, compensating balance dan lain sebagainya)
a. Memiliki cadangan pengaman untuk tidak menggangu likuiditas dan fleksibilitas keuangan
b. Adanya kebutuhan kas yang musiman
c. Memperoleh imbal hasil
d. Memiliki pengaruh atas perusahaan lain
e. Memperoleh hak pengendalian atas perusahaan lain
Investasi dalam sekuritas utang dan saham selanjunya dibagi dalam empat kategori, yaitu:
a. Sekuritas yang dipegang sampai tanggal jatuh tempo (held-to-maturity securities-HTMS)
Dibeli perusahaan dengan maksud untuk dipegang sampai tanggal jatuh tempo. Motivasi manajemen adalah
mendapatkan bunga hingga tanggal jatuh temponya. Sekuritas ini hanya terdiri atas sekuritas utang.
b. Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities-AFSS)
Dimiliki perusahaan dengan maksud akan dijual ketika terdapat kebutuhan akan uang tunai, dan bukan
merupakan trading sekurities. Sekuritas ini terdiri atas sekuritas utang maupun saham. Motovasi kepemilikannya
oleh manajemen lebih lama dibandingkan dengan trading securities.
c. Sekuritas yang diperjual belikan (trading securities-TS)
Terdiri atas sekuritas utang dan saham yang dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali ketika
terdapat keuntungan sebagai selisih harga jual dengan kos (harga beli). Investasi ini dilaporkan dalam kelompok
aset lancar setelah kas dan bank, yaitu dengan nama “marketable securities / investasi jangka pendek”.
d. Sekuritas metode ekuitas (equity method securities)
Sekuritas ekuitas yang dibeli dengan maksud untuk memperoleh pengaruh signifikan atau memiliki
pengendalian penuh atas entitas lain. Sekuritas dalam kelompok ini bukanlah investasi jangka pendek, dan
secara kuantitatif umumnya digunakan jika jumlahnya sama atau lebih besar dari 20% saham perusahaan lain
yang beredar.
Sedangkan perlakuan akuntasi untuk setiap kelompok investasi ini dapat dilihat berikut ini:
Pembelian sekuritas utang maupun saham dicatat sebesar kos (cost) sebegaimana akuisisi aset lainnya. Akuisisi
sekuritas utang sedikit kompleks ketika pembelian maupun penjualannya tidak bertepatan dengan tanggal bunga.
Dengan demikian, terdapat bunga berjalan yang harus diperhitungkan antara tanggal pembayaran bunga terakhir hingga
tanggal transaksi. Bunga berjalan ini menjadi bagian dari kos investasi, sehingga ketika terjadi akuisisi ada dua akun aset
yang diperoleh, pertama adalah investasi dan kedua adalah piutang bunga. Pada saat tanggal bunga, piutang bunga ini
dihapus (debet) dan pendapatan bunga dikredit sebesar bunga yang terhitung sejak tanggal akuisisi hingga tanggal
penerimaan bunga (pendekatan aset – asset approach). Sebagai alternatif bisa juga dicatat dengan pendekatan
pendapatan (revenue approach), dimana bunga berjalan pada tanggal akuisisi dicatat sepenuhnya sebagai pendapatan,
dan pada tanggal pembayaran bunga dikredit sebesar jumlah total pendapatan bunga sejak tanggal akuisisi hingga
tanggal penerimaan bunga. Pendekatan ini dipertimbangkan lebih memadai untuk diterapkan.
Contoh:
PT Manggarai membeli atau akuisisi surat wesel PT Kelimutu, nominal $ 100,000 dengan harga 104 1/4 termasuk fee
broker pada 1 Mei 2018. Bunga 9% dibayar setiap 1 Januari dan 1 Juli. Maksud manajemen membeli sekuritas ini adalah
untuk diperjual-belikan (trading securities-TS).
Pendekatan Aset:
Pendekatan Pendapatan:
Contoh:
PT Manggarai mengakuisisi 300 lembar saham PT Kelimutu dengan harga $ 75 per lembar, fee broker $ 80, dan 500
lembar saham PT Sandelwood, seharga $ 50 per lembar serta fee broker $ 30. Saham PT Kelimutu dimaksudkan
manajemen untuk diperjual-belikan (trading securities-TS), sedangkan saham PT Sandelwood sebagai tersedia untuk
dijual (available for sale-AFSS). Jurnalnya sebagai berikut:
Tujuan investor melakukan investasi dalam sekuritas utang dan saham adalah untuk memperoleh pendapatan bunga
atau dividen. Pada sekuritas utang, silisih antara nilai akuisisi dengan nominal akan menyebabkan adanya amortisasi
premi atau diskon yang berpengaruh terhadap pendapatan bunga yang diakui investor. Sementara perlakuan akuntansi
untuk pengakuan pendapatan dari sekuritas ekuitas/saham tergantung pada jumlah saham yang diakuisisi.
Harga akuisisi atas investasi sekuritas utang sangat dipengaruhi perbedaan antara tingkat bunga surat utang
(contract/coupon rate) dengan tingkat bunga pasar (market effective rate). Hal ini sudah dibahas dalam Bab 12
sebelumnya, yaitu melalui proses pendiskontoan nilai nominal dengan anuitas bunga.
Contoh:
1 Januari 2018 PT Matim Jaya (MJ) membeli obligasi PT Surya Mabar SM) , nominal $ 100,000, 10%, 5 tahun, bunga
terhutang 1 Januari dan 1 Juli. Tingkat suku bunga pasar sekuritas yang sejenis 8%.
Perhitungan di atas akan digunakan dalam mengitung pendapatan bunga dan table amortisasi diskon dalam contoh-
contoh investasi dalam sekuritas utang.
b. Pendapatan bunga sekuritas utang dalam klasifikasi tersedia untuk dijual (available for sale)
Motivasi kepemilikan sekuritas ini lebih lama dibandingkan TS, oleh karena itu pengakuan pendapatan bunga
sekuritas ini dipengaruhi amortisasi diskon dan premium. Dengan demikian jurnal pengakuan pendapatan bunga
didasarkan pada table amortisasi diskon / premi berikut:
Amortisasi Premi Obligasi - Metode Bunga Efektif
$100,000, 5 Thn, 10% Terutang 1 Januari - 1 Juli
Bunga Pasar 8 %
A B C D E
Pembayaran Bunga Pendapatan Amortisasi Premi Belum Nilai Buku
Bunga Diterima Bunga Premi diamortisasi Investasi
(0.05*100,000) (0.04* E) (A - B) (E - D) (100,000 + D)
8.110 108.110
1 5.000 4.324 676 7.434 107.434
2 5.000 4.297 703 6.732 106.732
3 5.000 4.269 731 6.001 106.001
4 5.000 4.240 760 5.241 105.241
5 5.000 4.210 790 4.451 104.451
6 5.000 4.178 822 3.629 103.629
7 5.000 4.145 855 2.774 102.774
8 5.000 4.111 889 1.885 101.885
9 5.000 4.075 925 960 100.960
10 5.000 4.038 962 - 100.000
c. Pendapatan bunga sekuritas utang dalam klasifikasi dipegang sampai jatuh tempo (held to maturity)
Sekali invetasi ini telah dibeli oleh investor, maka salah satu dari sua metode harus digunakan untuk mencatat
penerimaan pendapatan dividen. Hal ini tergantung pada persentase kepemilikan sekuritas ekuitas/saham perusahaan
investee. Kepemilikan saham perusahaan investee oleh investor dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu:
a. i ≤ 20% dari jumlah saham investee yang beredar, maka dicatat dengan metode kos (cost method)
b. 20% ≤ I ≤ 50% dari jumlah saham investee yang beredar, dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dalam
hal ini investor dikatakan memiliki pengaruh signifikan atas investee (significant influences)
c. i ≥ 50% dari jumlah saham investee yang beredar, dicatat sebagai konsolidasi. Dalam hal ini investor memiliki
hak untuk mengendalikan investee (control). Hubungan yang terjadi adalah investor sebagai induk (parent
company) dan investee sebagai anak (subsidiary company).
FASB pada tahun 1981 menerbitkan Interpretation No.35 untuk menegaskan kriteria 20% hanya merupakan suatu
panduan dan pertimbangan yang diperlukan untuk untuk menentukan metode akuntansi yang tepat dalam kasus
dimana kepemilikan 50% atau kurang.
Dampak kepemilikan kepentingan perusahaan investee oleh investor pada akuntansi investasi jangka panjang pada
sekuritas saham biasa dapat dilihat dalam skema berikut:
Ketika investasi dalam sekuritas saham tidak menyebabkan adanya pengaruh signifikan atau hak pengendalian atas
perusahaan investee, maka investasi ini diklasifikasikan sebagai sekuritas diperjual-belikan (TS) atau sekuritas tersedia
untuk dijual (AFSS). Pendapatan dividen dalam kategori ini diakui ketika dividen dideklarasikan oleh investee atau ketika
dividen diterima dari investee.
Sebagai contoh:
Metode ini merefleksikan substansi ekonomi hubungan antara investor dengan investee sebagai suatu kesatuan,
dibandingkan substansi legal sebagai dua entitas yang terpisah. Tujuan metode ini adalah untuk merefleksikan klaim
investor atas aset neto perusahaan investee.
Pada metode ini, investasi awalnya dicatat sebesar kos, namun secara periodik akun investasi ini disesuaikan untuk
merefleksikan perubahan aset neto investee sebagai akibat adanya laba/rugi neto serta diklarasi dividen. Jika dividen
juga dideklarasikan untuk para pemegang saham preferen, maka harus dikurangi terlebih dahulu dari laba investee
sebelum didistribusikan kepada para pemegang saham biasa. Dengan demikian, ketika dividen diterima investor maka
saldo akun investasi investor akan berkurang karena berkurangnya aset neto investee. Demikian juga ketika investee
melaporkan rugi neto, maka saldo akun investasi investor akan berkurang untuk merefleksikan berkurangnya klaim
investor atas aset neto investee.
Contoh:
PT Pulau Rinca membeli 40% saham biasa PT Pulau Semau yang beredar pada 1 Januari 2018 seharga $ 200,000. Selama
tahun tersebut, PT Semau melaporkan adanya laba neto $ 50,000, dan mendeklarasikan dividen $ 10,000. Jurnal oleh PT
Pulau Rinca sebagai berikut:
Investasi dalam saham PT Pulau Semau $ 200,000
Kas $ 200,000
Pembelian 40% saham PT Pulau Semau senilai $ 200,000
Contoh:
PT Alor membeli 5,000 lembar saham biasa PT Solor pada 2 Januari 2018 seharga $ 20 per lembar, termasuk biaya
komisi dan beban lainnya. Total saham PT Solor yang sedang beredar adalah 25,000 lembar, jadi 5,000 lembar
merepresentasikan kepemilikan 20% atas saham PT Solor oleh PT Alor.
Diasumsikan pertama investasi tersebut dikategorikan sebagai AFSS, dan sebagai pembandingnya diasumsikan investasi
tersebut dikategorikan sebagai sekuritas dibawah metode ekuitas. Berikut ilustrasi jurnal transaksi investasi ini oleh
PTAlor sebagai investor jika dicatat dengan kedua metode ini:
2 Jan: Pembelian 5,000 lembar saham biasa PT Solor seharga $20 per lembar:
31 Okt: Menerima dividen $0.80 per lembar dari PT Solor (5,000 * $ 0.80)
Kas $ 4,000 Kas $ 4,000
Pendpatan dividen $ 4,000 Investasi dlm saham PT Solor $ 4,000
Untuk semua investasi dalam sekuritas, pengukuran nilai yang paling relevan adalah nilai pasar yang wajar ( fair value).
Terlebih lagi untuk sekuritas yang diperdagangkan di Bursa, nilai pasar merupakan nilai yang paling reliable (masuk akal
dan handal). Oleh karena itu, hampir semua investasi dalam sekuritas dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan
sebesar nilai pasar yang wajar, dengan keuntungan dan kerugian ekonomi yang belum terealisasi dilaporkan baik dalam
Laporan Laba Rugi maupun dalam Laporan Posisi Keuangan (penghasilan komprehensif / comprehensive income).
Perubahan sementara atas nilai sekuritas utang dan ekuitas/saham dalam kategori sekuritas yang diperjual-belikan (TS)
maupun tersedia untuk dijual (available for sale) dilakukan melalui penggunaan akun penyesuaian nilai pasar (market
adjustment). Penggunaan akun ini menyebabkan investasi dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan sebesar nilai pasar
yang wajar. Untuk TS kenaikan dan penurunan nilai pasarnya dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi, sementara untuk
AFSS dilaporkan sebagai penghasilan komprehensif lainnya yang selanjutnya diakumulasi sebagai bagian dari ekuitas
pemegang saham dalam Laporan Posisi Keuangan. Sedangkan perubahan nilai pasar untuk HTMS dan sekuritas metode
ekuitas (equity method securities) tidak diakui.
Selama periode 2018 sekuritas-sekuritas dalam porofolio investasi ini mengalami perubahan harga, baik naik maupun
turun. Hanya saja, ketika laporan keuangan akan disusun perusahaan harus mempertimbangkan perubahan harga pasar
dari masing-masing sekuritas ini.
Kerugian ini diklasifikasi sebegai belum terealisasi (unrealized) karena sekuritas ini belum dijual. Akun ini
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi dalam kelompok Beban dan Pendapatan Lain-lain. Sedangkan market
adjustment-TS merupakan akun pengurang (contra account) dari akun investasi dalam sekuritas yang diperjual-
belikan dalam Laporan Posisi Keuangan.
b. Available for sale securities – Sekuritas tersedia untuk dijual
Jurnal 31 Desember 2018:
Market adjustment-AFSS $ 600
Unrealized increase in value of AFSS -Equity $ 600
Market adjustmen-AFSS dilaporkan dalam Laporan Posisi Keuangan sebagai akun penambah (adjunct account)
dari akun investasi dalam sekuritas tersedia dijual, sementara unrealized increase in value of AFSS (kenaikan nilai
yang belum terealisasi atas investasi tersedia dijual) tidak diperhitungkan dalam laba rugi, tetapi ditambahkan ke
laba bersih untuk menghitung laba/penghasilan komprehensif selama tahun 2018. Jadi dalam hal ini dilaporkan
sebagai bagian dari ekuitas dalam Laporan Posisi Keuangan.
Dengan demikian, dampak dari jurnal-jurnal penyesuaian di akhir tahun 2018 di atas dapat dilihat dalam laporan
keuangan perusahaan sebagai berikut:
PT Pulau Ende
Laporan Posisi Keuangan
Per, 31 Desember 2018
PT Pulau Ende
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018
Ketika investasi dalam sekuritas dijual, maka selisih antara nilai buku dengan harga jualnya atau kas yang diterima
merupakan keuntungan atau kerugian penjualan investasi. Untuk sekuritas dalam kategori dipegang sampai jatuh tempo
(HTMS), maka perlu dilakukan perhitungan bunga yang sudah menjadi pendapatan perusahaan (investor) terhitung dari
tanggal penerimaan bunga terkahir hingga tangal penjualan dilakukan. Sebagai contoh:
Kembali ke contoh PT Matim Jaya dalam penjelas sebelumnya. Diasumsikan sekuritas utang yang dimilikinya dijual pada
1 April 2020 dengan harga $ 103,000, termasuk bunga yang masih harus diterima (accrued interest) sebesar $ 2,500.
Sementara nilai buku investasi pada 1 Januari 2020 dalam table di atas terlihat sebesar $105,241. Sementara
pendapatan bunga 1 Januari-1 April 2020 adalah $ 2,105 ($105,241*0.08*3/6), bunga yang akan diterima sebesar $
2,500 (0.05*100,000), maka jurnal yang perlu dibuat PT Matim Jaya adalah:
Terkadang manajemen merubah maksud kepemilikan investasi yang telah dilakukan / diakuisisi sebelumnya. Sebagai
contoh, investasi yang sebelumnya dilakukan hanya karena alasan efektivitas dalam memanfaatkan kelebihan kas yang
ada, selanjutnya perusahaan mungkin memutuskan untuk memiliki hubungan jangka panjang dengan investee. Dengan
demikian, investasi tersebut harus direklasifikasi dari sekuritas diperjual-belikan (TS) menjadi sekuritas tersedia untuk
dijual (AFSS). Ketika investasi dalam sekuritas-sekuritas direklasifikasi, pengakuan atas perubahan nilai pasar yang tidak
diakui sebelumnya harus diakui untuk memastikan bahwa sekuritas-sekuritas ini dicatat sebesar nilai pasarnya pada
tanggal reklasifikasi dilakukan.
Berdasarkan ketentuan Standar Akuntansi, jika perusahaan mereklasifikasi suatu sekuritas, maka sekuritas tersebut
harus diakui sebesar nilai pasar (wajar)-nya pada saat transfer dilakukan. Karena dalam laporan keuangan sekuritas
dilaporkan sebesar kos historis-nya, maka kos sekuritas ini harus dihapus dari kategorinya yang lama, dan dicatat dalam
kategori baru sebesar nilai pasarnya saat ini.
Diasumsikan PT Pulau Ende memiliki investasi dalam beberapa kategori berikut tahun 2012:
Selama 2013, manajemen PT Pulau Ende mereklasifikasi beberapa sekuritas ini sebagai berikut:
c. Dari sekuritas dipegang sampai jatuh tempo (HTMS) ke kategori tersedia dijual (AFSS)
Diasumsikan PT Pulau Ende mereklasifikasi dari kategori lima (5) yaitu dari sekuritas dipegang sampai jatuh
tempo (HTMS) ke kategori sekuritas tersedia dijual.
d. Dari sekuritas tersedia dijual (AFSS) ke kategori dipegang sampai jatuh tempo (HTMS)
Diasumsikan PT Pulau Ende mereklasifikasi dari kategori tiga (3) ke kategori dipegang sampai jatuh tempo
(HTMS).
Institusi keuangan sering memberikan pinjaman kepada debitur. Isu yang paling penting mengenai Piutang Pemberian
Pinjaman (loan receivable) ini adalah bila mana kos (nilai pinjaman awal) ini dianggap tidak relevan lagi sebagai dasar
penilaiannya. Restrukturisasi utang bermasalah (troubled debt restructuring) merupakan bukti langsung adanya
penurunan nilai (impairment) atas nilai piutang pemberian pinjaman (loan receivable).
Pengukuran Impairment
Standar akuntansi menyatakan bahwa kreditur akan mengukur besarnya penurunan nilai piutang (impairment of loan)
tanpa data nilai pasar, sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas di masa datang yang didiskontokan tingkat
bunga efektif pinjaman (loan), yaitu tingkat suku bunga implisit dari kontrak awal pinjaman. Penurunan nilai ini dicatat
dengan mengakui beban piutang tidak tertagih (bad debt expense) dan akun penyisihan kerugian penurunan nilai
(allowance for loan impairment).
Contoh:
Diasumsikan analis PT Putra Kalabahi memprediksi bahwa pengembalian pinjaman tersebut oleh PT Putri sudah tidak
dapat dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga. Dan nilai buku piutang pinjaman sebesar $ 550,000 akan dapat
dikembalikan PT Putri Alor dengan skema pembayaran berikut:
Maka dengan tingkat suku bunga 10%, maka nilai sekarang dari $ 550,000 pada tanggal 31 Desember 2019 adalah:
Dengan demikian kerugian penurunan nilai (impairment loss) adalah sebesar $ 94,140 ($550,000 – $455,860). Dengan
demikian pada tanggal 31 Desember 2019 akan dibuatkan jurnal pengakuan atas penurunan nilai piutang pemberian
pinjaman sebagai berikut:
Selanjutnya akun penyisihan kerugian penurunan nilai akan dilaporkan sebagai contra account dari piutang pemberian
pinjaman (loan receivable) dalam Laporan Posisi Keuangan.
Jika PT Putri Alor melakukan pembayaran sesuai dengan skema di atas, maka pencatatan penerimaan pembayaran
piutang serta pengakuan bunga oleh PT Putra Kalabahi akan dilakukan sesuai tabel amortisasi berikut:
1 2 3 4 5
Piutang Kerugian Penurunan Nilai yg Dapat Pendapatan Pembayaran yang
Sebelum Pembayaran Nilai Piutang Direalisasi Bunga Diterima
(1) - (2) 10% x (3)
31 Des'20 550.000 94.140 455.860 45.586 175.000
31 Des'21 375.000 48.554 326.446 32.645 200.000
31 Des'22 175.000 15.909 159.091 15.909 175.000
94.140 550.000
$94,140 - $45,586 = $48,554
$48,554 - $32,645 = $15,909