NIM : 1801103010053
MK : AKUNTANSI SYARIAH
“AKUNTANSI MUDHARABAH”
Akuntansi Mudharabah
1. Definisi
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama
(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
2. Jenis-jenis Mudharabah
Secara umum, mudharabah dibagi menjadi tiga yaitu
a. Mudharabah Mutlaqah (bebas)
Mudharabah Mutlaqah atau disebut dengan (Unrestricted Investment
Account) adalah akad kerja antara dua orang atau lebih, atau antara shahibul
maal selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku secara
luas. Atau dengan kata lain pengelola (mudharib) mendapatkan hak keleluasaan
(disrectionary right) dalam pengelolaan dana, jenis usaha, daerah bisnis, waktu
usaha, maupun yang lain.
b. Mudharabah Muqoyyadah (terikat)
Disebut juga dengan istilah (Restricted Investment Account) yaitu kerjasama dua
orang atau lebih atau antara shahibul maal selaku investor dengan pengusaha
atau mudharib, investor memberikan batasan tertentu baik dalam hal jenis usaha
yang akan dibiayai, jenis instrumen, resiko, maupun pembatasan lain yang serupa.
c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Di awal kerja sama,
akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan 100% modal dari pemilik
dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan
kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola ikut menambahkan modalnya dalam
usaha tersebut. Kemudian akadnya disebut mudharabah musytarakah, yaitu
perpaduan antara akad mudharabah dan musyarakah.
Ketentuan bagi hasil untuk akad ini berdasarkan PSAK 105 dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu:
1) Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik
dana sesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi
setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi
antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan
porsi modal masing-masing; atau
2) Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
b) investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset
nonkas pada saat penyerahan:
i. jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya maka selisihnya diakui
sebagai kerugian;
Pencatatan Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Pembiayaan Mudharabah xxx
Kerugian Penurunan Nilai xxx
Aset Mudharabah xxx
ii. jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya maka selisihnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad
mudharabah.
Pencatatan Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Pembiayaan Mudharabah xxx
Keuntungan Tanguhan xxx
Aset Mudharabah xxx
e) Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum
dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang
jatuh tempo.
Pencatatan Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Piutang Jatuh Tempo xxx
Investasi Mudharabah xxx
f) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir
diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi.
Pencatatan Jurnalnya adalah sebagai berikut:
Kerugian Mudharabah xxx
Penyisihan Kerugian Mdhrbh xxx
g) Pada saat akad mudharabah berakhir, harus diperhatikan selisih antara kas/aset
nonkas dengan Investasi Mudharabah yang sudah dikurangi dengan penyisihan
kerugian investasi mudharabah. Apabila selisih tersebut bernilai positif, berarti
terdapatkeuntungan mudharabah. Sebaliknya apabila bernilai negatif maka
terjadi kerugian mudharabah.
Pencatatan Jurnal sebagai berikut:
Atau
Kas/aset nonkas xxx
Referensi: