Anda di halaman 1dari 13

By RIZKI INDRAWAN, S.E., M.Ak., Ak.

, CA
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya.

Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan


risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu
Eksternal Internal

1. Faktor makro ekonomi 1. Pelaporan keuangan


2. Fluktuasi nilai tukar 2. Likuiditas dan jaminan
3. Wawasan politik 3. Kepatuhan kontraktual
4. Lingkungan kompetisi 4. Kepatuhan legal
5. Pusat laba 5. Hak atas kekayaan intelektual
6. Struktur biaya dan inflasi 6. Pelaksanaan keterlibatan untuk
7. Undang-undang imigrasi untuk menjamin pengiriman barang dan
Negara dimana karyawan jasa berkualitas secara tepat
perusahaan dipekerjakan waktu
8. Keamanan fisik 7. Intrograsi dan kolaborasi untuk
9. Keamanan data meyakinkan bahwa
10. Keberlangsungan bisnis pengambilalihan dan usaha
11. Risiko keusangan teknologi patungan adalah kesesuaian
8. Sumber daya manusia
9. Budaya, niai, dan kepentingan
siklus manajemen risiko
Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah
meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari
perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas. Hal yang perlu
dipertimbangkan akuntan manajemen dalam
mempertimbangkan risiko lain yang mungkin timbul
antara lain:

Resiko Likuiditas Diskontinuitas Pasar

Resiko Kredit Resiko Regulasi

Resiko Pajak Resiko Akuntansi


Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepat menunjukkan bahwa
manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan risiko
keuangan.

Adanya harapan yang besar dari investor pihak-pihak berkepentingan lainnya


agar manajer keuangan mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko pasar
yang dihadapi secara aktif.
Akuntan manajemen membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko
alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan
terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai
tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung
nilai.

Adapun peran akuntansi dalam manajemen antara lain:

Mengidentifikasi Mengukur
Resiko Pasar Trade-Off

Manajemen dengan
Kurs Mengambang
Mengidentifikasi Resiko Pasar Mengukur Trade-Off Manajemen dengan Kurs
Mengambang

Risiko pasar mencakup risiko Seorang akuntan akan Dalam dunia kurs mengambang,

kurs valuta asing dan suku mengukur keuntungan dari manajemen risiko mencakup :
1. Antisipasi pergerakan kurs,
bunga, serta risiko harga pencegahan risiko dan biaya
2. Pengukuran risiko kurs valuta
komoditas dan eukuitas. yang dikeluarkan, juga biaya-
asing yang dihadapi
Dimensi ketiga dari kubus biaya dan keuntungan
perusahaan,
pemetaan risiko, melihat terdahulu dengan cara 3. Perancangan strategi
kemungkinan hubungan mengamati pergerakan pasar. perlindungan yang memadai
antara risiko pasar dan 4. Pembuatan pengendalian

pemicu nilai untuk masing- manajemen risiko internal.

masing pesaing utama


perusahaan.
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan
kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus
kas suatu perusahaan.

Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas


ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko :

Potensi Risiko Translasi

Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas


terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas aktiva dan
kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan

Potensi Risiko Transaksi

Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian


nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang
berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan dan
kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung
nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini
dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual

Strategi Lindung Nilai

Lindung nilai neraca Lindung nilai operasional Lindung Nilai Kontratual

Menyesuaikan tingkatan dan Berfokus pada variabel- Untuk memberikan fleksibilitas


nilai denominasi moneter variabel yang mempengaruhi yang lebih besar kepada para
aktiva dan kewajiban pendapatan dan beban dalam manajer dalam mengelola
perusahaan yang terpapar, mata uang asing.Pengendalian potensi risiko valas yang
yang akan dapat mengurangi biaya yang lebih ketat dihadapi.
potensi risiko yang dihadapi terhadap potensi kerugian
perusahaan mata uang.
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan
penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau
mengalihkan risiko pasar kepada pihak lain. Produk ini mencakup
antara lain:

Akuntan untu Produk Lindung Nilai

Kontrak forward valas Future keuangan


Perjanjian untuk menerima Komitmen untuk membeli atau
jumlah mata uang tertentu menyerahkan sejumlah mata
yang dipertukarkan dengan uang asing pada suatu tanggal
mata uang domestik pada tertentu di masa depan dengan
suatu tanggal berdasarkan harga yang sudah ditentukan
kurs tetap.

Opsi Mata Uang Swap Mata Uang

memberikan hak untuk perjanjian pertukaran saat ini


membeli atau menjual suatu dan di masa depan atas dua
mata uang dari pihak penjual mata uang yang berbeda
berdasarkan harga tertentu berdasarkan kurs yang telah
ditetapkan
FASB menerbitkan FAS no. 133 yang diklarifikasi melalui
FAS 149 pada bulan April 2003 untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi
untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. Revisi IFRS no.
39 untuk pertama kalinya berisi panduan yang universal
terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.

Berspekulasi dalam mata uang asing


perlakuan akuntansi didasarkan pada sifat aktivitas
lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai
komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi,
investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39
setidaknya telah menyelesaikan beberapa masalah berikut:
1. Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan
transaksi lindung nilai;
2. Deskripsi pos-pos lindung nilai:
3. Identifikasi risiko pasar dari pos-pos lindung nilai;
4. Deskripsi instrumen lindung nilai;
5. Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas
lindung nilai;
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan
sangat efektif untuk meminimalkan risiko pasar;
7. Penilaian berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari
seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan

Anda mungkin juga menyukai