Anda di halaman 1dari 15

Investasi : Instrumen

Ekuitas & Utang


Dosen Pengampu : Dra. Puji Astuti, M.M., M.Si., Ak.,
CA.,
Kelompok 1
01 02
Serly Ike Wijayanti Yurike Sindi Gloriana
2112020001 2112020022

03 04
Lilis Saputri Syagita Ayu Dewanti
2112020050 2112020100
Investasi : Instrumen Ekuitas &
Utang
01 02
Investasi Instrumen
Aset Keuangan
Ekuitas
01
Aset Keuangan
Aset Keuangan
Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah
nilai aset keuangan dan liabilitas keuangan ekuitas atau ekuitas
entitas lain. Pada saat penerbitan instrumen keuangan harus
diakui dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan
instrumen keuangan, serta harus diukur dengan nilai wajar
melalui laba rugi yang dijaga konsistensinya dngan manajemen
risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan entitas.
Pelatihan ini bertujuan untuk memahami penyajian, pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan instrumen keuangan serta
secara spesifik mengungkap penilaian ulang derivatif melekat.
Pada PSAK 50 (Revisi 2014) dinyatakan bahwa investasi pada
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain memenuhi
definisi instrumen keuangan, yaitu aset keuangan.
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Investasi dalam instrumen ekuitas (bukan dengan tujuan untuk memperoleh
pengaruh signifikan dan pengendalian) dan dalam instrumen utang merupakan aset
keuangan yang PSAK 50 (Revisi 2014) dan PSAK 55 (Revisi 2014) Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2014)
Instrumen.

1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
2. Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
3. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
4. Aset keuangan yang diklarifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Pada saat pengakuan awal investasi, entitas mengukur investasi pada nilai wajarnya.
Apabila investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka nilai
wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan perolehan investasi tersebut. Untuk aset yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi dibebankan pada saat terjadinya.
Contoh
PT Angkasa membeli 10.000 lembar saham PT Semesta dengan harga kuotasion Rp 1.200
per lembar. Selain itu, PT Angkasa juga membayar biaya transaksi (broker fees) sebesar Rp
240.000. PT Angkasa mengklasifikasikan investasinya dalam saham PT B sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Jurnal yang dicatat PT Angkasa pada tanggal perolehan investasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Investasi Rp. 12.000.000
Beban Broker Fees Rp. 240.000
Kas Rp. 12.240.000

Jurnal yang dicatat PT Angkasa pada tanggal perolehan investasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Investasi Rp. 12.240.000
Kas Rp. 12.240.0000
02 Investasi Instrumen
Ekuitas
Investasi Instrumen Ekuitas

Investasi instrumen ekuitas merupakan


setiap kontrak yang memberikan hak
residual atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Klasifikasi Invenstasi Instrumen Ekuitas
Pengaruh Persentase Perlakuan Acuan PSAK
Signifikan atau Kepemilikan Akuntansi
Pengendalian

Tidak ada < 20% Nilai wajar PSAK 55 (Revisi


pengaruh 2014)
signifikan

Terdapat pengaruh 20% - 50% Metode Ekuitas PSAK 15 (Revisi


signifikan 2013)

Pengendalian > 50% Konsolidasi PSAK 65


Didalam investasi instrumen ekuitas ini
dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Metode Nilai Wajar


2. Metode Ekuitas
Metode Nilai Wajar
Metode nilai wajar (fair values/cost method) merupakan
perusahaan investor yang tidak mempunyai kemampuan
untuk mempengaruhi aktivitas dan investi. Menurut metode
nilai wajar, investasi dalam saham biasa dicatat pada
biayanya dan dividen dari laba berikutnya dilaporkan
sebagai pendapatan dividen. Metode nilai wajar dapat
digunakan oleh perusahaan induk dalam mempersiapkan
laporan keuangan yang juga digunakan sebagai informasi
tambahan untuk laporan konsolidasi.
Metode Ekuitas
Metode ekuitas merupakan perusahaan investor yang memungkinkan
untuk menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan
investee melalui kepemilikan saham yang jumlahnya lebih dari 50%.
Laba investasi menurut metode ekuitas mencerminkan bagian
investor atas laba bersih investee dan akun investee mencerminkan
bagian investor atas asset bersih investee. Metode ekuitas digunakan
ketika suatu perusahaan mempunyai kepemilikan antara 20% dan
50% di saham biasa perusahaan lain.
Contoh
Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Mira membeli 25% kepemilikan di PT Raisa dengan harga Rp
55.000.000.
Investasi Saham 55.000.000
Kas 55.000.000

Laba bersih PT Raisa untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp 40.000.000. PT Mira mencatat bagian
atas laba tersebut sebesar Rp 10.000.000 (25% x Rp 40.000.000).
Investasi Saham 10.000.000
Bagian Laba Rugi dari Ekuitas Asosiasi 10.000.000

Pada tanggal 5 Januari 2016, PT Raisa mengumumkan dan membayar dividen tunai sebesar Rp
10.000.000. PT Mira mengakui bagian atas dividen tersebut sebesar Rp 25.000.000 (25% x Rp
10.000.000)
Kas 2.500.000
Investasi Saham 2.500.000
Sekian & Terima Kasih !

Anda mungkin juga menyukai