Anda di halaman 1dari 14

INVESTASI : INSTRUMEN EKUITAS & UTANG

Dosen Pengampu : Dra. Puji Astuti,. M.M.,M.Si.,Ak.,CA.

Kelompok 1:

1.Lilis Saputri (2112020050)

2.Yurike Sindi Gloriana (2112020022)

3.Serly Ike Wijayanti (2112020001)

4.Syagita Ayu Dewanti (2112020100)

1
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahma-Nya penulis dapat
menyeleaikan makalah untuk mata kuliah Akuntansi Menengah 2 dengan judul bab
“Investasi : Instrumen Ekuitas Dan Utang.”

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Puji Astuti,
M.M.,Si.,Ak,.CA. selaku Dosen Pengampu mata kuliah ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bermanfaat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, November 2022

Penulis,

2
Daftar Isi

Cover..................................................................................................... 1

Kata Pengantar ..................................................................................... 2

Daftar Isi .............................................................................................. 3

Kerangka Bab :

A. Aset Keuangan ............................................................................ 4


B. Investasi : Instrumen Ekuitas ....................................................... 5
- Metode Nilai Wajar ............................................................. 6
- Metode Ekuitas ..................................................................

3
INVESTASI : INSTRUMEN EKUITAS

A. ASET KEUANGAN
Definisi
Menurut PSAK 50 (revisi 2014) instrumen keuangan: penyajian, aset keuangan adalah
setiap aset yang berbentuk:
1. Kas;
2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
3. Hak kontraktual;
a. Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut; atau
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan; atau
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keungan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas tersebt di masa depan.

Berdasarkan PSAK 55 (revisi 2014), terdapat 4 (empat) klasifikasi aset keuangan,


sebagai berikut:

a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
b. Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
c. Pinjaman yang diberikan dan piutang
d. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk di jual

Pengakuan dan pengukuran awal


Pada saat pengkuan awal investasi, entitas mengukur investasi pada nilai wajarnya.
Apabila investasi tidak di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka nilai
wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat di atribusikan secara
langsung dengan perolehan investasi tersebut, untuk aset yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, biaya transaksi di bebankan pada saat terjadinya.
Contoh pengakuan awal
PT. Angkasa membeli 10.000 lembar saham PT. Semesta dengan harga kuotasian Rp.
1.200 pr lembar. Selain itu, PT. Angkasa juga membayar biaya transaksi (broker fees)
sebesar Rp. 240.000. PT. Angkasa mengklasifikasikan investasinya dalam saham PT B
sebagai aset keuagan yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Jurnal yang di catat:

4
Jurnal yang dicatat PT Angkasa pada tanggal perolehan investasi tersebut adalah

Investasi Rp. 12.000.000


Beban broker fees Rp. 240.000
Kas Rp. 12.240.000

Jika PT Angkasa mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai tersedia untuk dijual,


maka pencatatannya adalah sebagai berikut

investasi Rp. 12.240.000


kas Rp. 12.240.000

B. INVESTASI INSTRUMEN EKUITAS


Berdasarkan ada tidaknya pengaruh signifikan atau pengendalian (yang dalam
beberapa kasus dapat ditunjukan dari presentase kepemilikan di instrumen ekuitas),
perlakuan akuntansi untuk investasi di instrumen ekuitas dapat dbedakan sebagai berikut:
Klasifikasi investasi instrumen ekuitas

Pengaruh signifikan atau Persentase Perlakuan Acuan PSAK


pengendalian kepemilikan akuntansi
Tidak ada pengaruh < 20% Nilai wajar PSAK 55 (revisi 2014)
signifikan
Terdapat mengaruh 20% - 50% Metode ekuitas PSAK 15 (revisi 2013)
signifikan
Pengendalian >50% konsolidasi PSAK 65

Perlakuan akuntansi atas investasi di instrumen ekuitas


Perlakuan investasi atas investasi saham
0% 20% 50% 100%

Tidak ada pengaruh Pengaruh signifikan pengendalian

Metode nilai metode ekuitas konsolidasi


wajar
yang menentukan perlakuan akuntansi adalah substansi dari kepemilikan tersebut, buka
batasan presentase di atas. Dalam beberapa kasus, entitas dapat memiliki pengaruh
signifikan maupun kepemilikan kurang dari 20%. Entitas dapat tidak memiliki
pengendalian walaupun kepemilikan lebih dari 50%.

5
 METODE NILAI WAJAR

Pengukuran setelahnya

Untuk investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak menimbulkan adanya pengaruh
signifikan atau pengendalian, maka berdasarkan klasifikasi aset keuangan dalam
PSAK 55 (revisi 2014)investasi dalam instrumen ekuitas dapat dibagi menjadi:
1. Aset keuangan yang di ukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
2. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam keompok tersedia untuk dijual.
Untuk kedua jenis investasi tersebut, pengukurannya menggunakan nilai ajar.
Perbedaannya adalah dalam hal perlakuan akutansi untuk keuntungan /kerugian yang
timbul dari penyesuaian atas nilai wajar. Untuk investasi yang termasuk dalam
klasifikasi di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka
keuntungan/kerugin tersebut di aku dalam laporan laba rugi. Sedangkan untuk
investasi yang termasuk dalam keompok tersedia untuk di jual, penyesuaian nilai
wajar di akui dalam penghasilan komprehensif lain.

Penghentian pengakuan

Apabila entitas menjual investasi yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan,


maka selisih antara nilai tercatat investasi dan harga jual sebagai laba/rugi di tahun
berjalan.
Contoh pengakuan dan penghentin pengakuan investasi
a. Investasi-diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Pada tanggal 31 Oktober 2015, PT lentera membeli 15% kepemilikan PT terang
dengan total harga perolehan Rp. 300.000.000. investasi tersebut diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi

31 Oktober 201
Investasi di saham Rp. 300.000.000
Kas Rp. 300.000.000

PT terang mengumumkan dividen sebesar Rp. 40.000.000 pada tanggal 1


desember 2015. Divden yang diakui PT teran adalah sebesar Rp. 6.000.000 (15%
x 40.000.000). ayat jurnal yang di catat PT lentera atas pengumuman dividen
tersebut adalah :

31 Desember 2015

6
Piutang Deviden Rp. 6.000.000
Pendapatan Deviden Rp. 6.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai wajar investasi PT. Terang adalah Rp
303.000.000

31 Desember 2015
Keuntungan/Kerugian Belum terealisasi – Laba/Rugi Rp.3.000.000
Investasi Saham Rp.3.000.000

Atau alternatifnya, entitas dapat mencatat penyesuaian tersebut di akun


penyisihan keuntungan/kerugian belum terealisasi :

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Laba/Rugi Rp.3.000.000


Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.3.000.000

Pada tanggal 5 Januari 2016, PT Lentera menjual seluruh investasinya di PT Terang


dengan harga Rp 304.000.000

Harga Jual Rp.304.000.000


Nilai Tercatat Rp.297.000.000
Keuntungan Penjualan investasi Rp.7.000.000

5 Januari 2016
Kas Rp.304.000.000
Investasi di Saham Rp.297.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi Rp. 7.000.000
Atau :
Kas Rp.304.000.000
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.3.000.000
Investasi di Saham Rp.300.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi Rp.7.000.000

b. Investasi – Tersedia untuk dijual :

31 Oktober 2015 (Perolehan Investasi)


Investasi di Saham Rp.300.000.000
Kas Rp.300.000.000

1 Desember 2015 (Pengumuman Deviden)


Piuang Deviden Rp.6.000.0
00
Pendapatan Deviden Rp. 6.000.000

7
(15% x Rp 40.000.000 = Rp 6.000.000)

1 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)


Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Rp.3.000.0
Penghasilan Komprehensif Lain 00
Investasi Saham Rp. 3.000.000
Atau :

Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Rp.3.000.00


Penghasilan Komprehensif Lain 0
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.3.000.0
00

Perbedaan aya Jurnal ini dengan ayat jurnal diatas adalah akun Keuntungn/kerugian
belum terealisasi tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi. Tetapi di penghasilan
komprehensif lain.

5 Januari 2016 (Penjualan Investasi)


Kas Rp.304.000.000
Investasi di Saham Rp.297.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi Rp.4.000.000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.3.000.000
- Penghasilan Komprehensif Lain

Atau :

Kas Rp.304.000.000
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.3.000.000
Investasi di Saham Rp.300.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi Rp.4.000.000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi – Rp.3.000.000
Penghasilan Komprehensif Lain

Perbedaan ayat jurnal transaksi penjualan investasi tersedia untuk dijual dan
investasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah karena
keuntungan/kerugian belum terealisasi dari investasi tersedia untuk dijual dilaporkan
dalam penghasilan komprehensif lain, maka pada saat penjualan akun tersebut harus
dihapuskan (sudah terealisasi sehingga diakui sebagai keuntungan/kerugian).
Seringkali entitas memiliki beberapa jenis investasi (portofolio investasi).
Berikut adalah contoh pengakuan terkait portofolio investasi di instrumen ekuitas.

Contoh – Portofolio Investasi di Instrumen Ekuitas :


Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Nuri memiliki portofolio investasi di instrumen
ekuitas (yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi)
sebagai berikut :

Investasi Nilai Nilai Keuntungan/Kerugian


Tercatat Wajar Belum Terealisasi

8
PT. Amanda 25.000.000 26.000.00 1.000.000
PT. Bakti 32.000.000 31.500.000 ( 500.000)
PT. Cakra 140.000.000 105.000.000 (35.000.000)
Total 197.000.000 162.500.000 (34.500.000)
Saldo penyesuaian periode -
sebelumnya
Penyesuaian nilai wajar (34.500.000)

31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)


Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Rp.34.000.000
Investasi di Saham Rp.34.000.000

Pada tanggal 25 Januari 2016, PT Nuri menjual semua sahamnya kepada PT Amanda
dengan harga Rp 27.250.000.

25 Januari 2016 (Penjualan Investasi)


Kas Rp.27.250.0
00
Investasi Saham Rp.25.000.000
Keuntungn Penjualan Investasi Rp. 2.250.000

Pada tanggal 16 Maret 2016, PT Nuri membeli saham PT Dora seharga Rp24.500.000
16 Maret 2016 (Pembelian Investasi)
Investasi Saham 24.500.000
Kas 24.500.000

Berikut adalah informasi terkait PT Nuri pada tanggal 31 Desember 2016.

Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar Keuntungan/Kerugian


Belum Terealisasi
PT Bakti Rp 32.000.000 Rp 54.500.000 Rp 22.500.000
PT Cakra Rp 140.000.000 Rp 139.000.000 (Rp 1.000.000)
PT Dora Rp 24.500.000 Rp 39.250.000 Rp 14.750.000
Total Rp 196.500.000 Rp 232.750.000 Rp 36.250.000
Saldo penyesuaian (Rp 34.500.000)
periode sebelumnya
Penyesuaian nilai Rp 1.750.000
wajar

31 Desember 2016 ( Penyesuaian Nilai Wajar)


Investasi di Saham 1.750.000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 1.750.000

Metode Ekuitas
Pengukuran Setelahnya

9
Entitas Asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas nonkorporasi seperti
persekutuan, di mana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan
kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau
mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Ada tidaknya pengaruh signifikan oleh investor atas investee umumnya dibuktikan
dengan satu atau lebih cara berikut ini.
1.Keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di investee
2.Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasindalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya.
3.Adanya transaksi material antara investor dengan investee
4.Pertukaran personel manajerial
5.Penyediaan informasi teknis pokok

Selain itu, dalam mempertimbangkan keberadaan pengaruh signifikan, entitas


harus juga mempertimbangkan keberadaan hak suara potensial.
Sebagai contoh, PT Pinto saat ini hanya memiliki saham biasa sebesar 15% di PT
Suma. PT Pinto juga memiliki opsi beli atas saham PT Suma dalam posisi sangat
menguntungkan. Jika PT Pinto melaksanakan opsi tersebut akan menyebabkan
kepemilikan PT Pinto atas saham PT Suma meningkat menjadi 25%. Dalam kondisi
tersebut, maka PT Pinto memiliki pengendalian signifikan atas PT Suma.
Dalam metode ekuitas, investasi dalam entitas asosiasi pada awalnya diakui
sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk
mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan.
Entitas yang dapat dikendalikan oleh entitas induk disebut entitas anak. PSAK 65
mengharuskan entitas induk membuat laporan keuangan konsolidasian yang
mencakup semua entitas anaknya.

Penghentian Penggunaan Metode Ekuitas


Berdasarkan PSAK 15 (Revisi 2013), entitas menghentikan penggunaan metode
ekuitas sejak investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas asosiasi, yaitu:

1. Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka investasi dicatat sesuai
dengan PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis dan PSAK 65.
2. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan aset keuangan, maka
entitas mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar.

Ketika entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka entitas mencatat


seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain
yang terkait dengan investasi tersebut ke dalam laporan laba rugi.

Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas

10
PSAK 15 (Revisi 2013) mengatur mengenai pemgecualian penerapan metode ekuitas.
Jika investasi pada entitas asosiasi dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak langsung
melalui, entitas yang merupakan organisasi model ventura, atau reksa dana,unit
perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terkait investasi, maka entitas
dapat memilih untuk tidak menerapkan metode ekuitas tersebut akan mengukur
investasi pada entitas asosiasi tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan PSAK 55 (Revisi 2014).

Contoh Metode Ekuitas

Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Mira membeli 25% kepemilikan di PT Raisa dengan
harga Rp55.000.000.

Investasi Saham 55.000.000

Kas 55.000.000

Laba bersih PT Raisa untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp40.000.000, PT Mira
mencatat bagian atas laba tersebut sebesar Rp10.000.000 (25% × Rp40.000.000).

Investasi Saham 10.000.000

Bagian Laba Rugi dari Entitas Asosiasi 10.000.000

Pada tanggal 15 Januari 2016,PT Raisa mengumumkan dan membayar deviden tunai
sebesar Rp 10.000.000. PT Mira mengakui bagian atas deviden tersebut sebesar
Rp2.500.000 (25%×Rp10.000.000).

Kas 2.500.000

Investasi Saham 2.500.000

11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai