Anda di halaman 1dari 26

ASET TAK BERWUJUD

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1

Dosen Pengampu : Novi Murcahyani S.E, M.AK

Oleh :

Kelompok 5

Khairunnisa Ramadhani 65213020

Nuraini Nafisaniah Adawiah 65213012

Tiara Novia Hartati Sukmadi 65214029

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

ARS UNIVERSITY BANDUNG


2022/2023
Jl. Terusan Sekolah No.1-2, Cicaheum, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40282
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan paper ini tepat waktu. Paper ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Novi Nurcahyani S.E, M.AK selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.

Kami juga mengharapkan kritik/saran yang bersifat membangun dari Ibu Novi Nurcahyani
S.E, M.AK, beserta para pembaca untuk kesempurnaan penyusunan paper ini dan juga terima
kasih atas arahan dan bimbingannya, karena tanpa arahan tersebut penyusunan paper ini tidak akan
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa paper ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca.

Akhir kata, Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca paper ini. Semoga dengan adanya paper ini dapat memperluas wawasan
kita semua.

Bandung, 11 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Aset tidak Berwujud atau Intangible Assets ................................................................ 3
B. Perbedaan aset berwujud dengan aset tidak berwujud ................................................................... 4
C. Jenis-jenis aset tidak berwujud ..................................................................................................... 5
D. Harga perolehan aset tidak berwujud ............................................................................................ 7
E. Penyusutan aset tidak berwujud .................................................................................................. 8
F. Contoh asset tidak berwujud ...................................................................................................... 11
G. Contoh soal penyusutan aset tidak berwujud .............................................................................. 13
BAB III ................................................................................................................................................ 17
STUDI KASUS .................................................................................................................................... 17
BAB IV ................................................................................................................................................ 21
PENUTUP............................................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 21
B. Saran ......................................................................................................................................... 22
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan pasti mempunyai Aset tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan
kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak
memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak,
lisensi atau dokumen lain. Dimana Aset tidak berwujud merupakan bagian dari Aset Non-
Lancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya.
Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang
akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aset tidak berwujud tersebut. Sebagai bagian dari
neraca, Aset tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk memberi penjelasan
yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian dalam
laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan khusus,
contohnya yang terkait dengan amortisasi dan penghentian serta penghapusannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya membuat makalah yang berjudul "Asset
Tidak Berwujud atau Intangible Asset”

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Asset tidak Berwujud atau intangible assets?


2. Apa saja Perbedaan asset berwujud dengan asset tidak berwujud?
3. Apa saja Jenis-jenis aset tidak berwujud?
4. Apa saja Harga perolehan aset tidak berwujud?
5. Apa saja Penyusutan aset tidak berwujud?
6. Contoh aset tidak berwujud?
7. Contoh soal penyusutan aset tidak berwujud?

1
C. Tujuan

Tujuan penulisan paper ini adalah :


1. Menjelaskan pengertian aset tidak berwujud
2. Menjelaskan perbedaan aset berwujud dengan aset tidak berwujud
3. Menjelaskan jenis-jenis aset tidak berwujud
4. Menjelaskan harga perolehan aset tidak berwujud
5. Menjelaskan penyusutan aset tidak berwujud
6. Memberikan contoh aset tidak berwujud
7. Memberikan contoh soal penyusutan aset tidak berwujud

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset tidak Berwujud atau Intangible Assets

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Aset tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama
dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk
goodwill.
3. Penjualan tertentu, seperti franchise dan lease.

Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-
moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset ini dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:

1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa


depan dari Aset tersebut.
2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

Secara umum, akuntansi untuk Aset tak berwujud adalah sejalan dengan akuntansi
untuk Aset tetap. Seperti halnya Aset tetap, Aset berwujud juga dicatat atas harga dasar
harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama
masa manfaat Aset tak berwujud tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku
Aset tak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian
(jika ada).

3
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akuntansi Aset tak berwujud
bila dibandingkan dengan akuntansi Aset tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk
menghapus Aset tak berwujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat
amortisasi Aset tak berwujud maka rekening Biaya Amortisasi didebet dan rekening Aset
tak berwujud yang bersangkutan dikredit. Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening
Akumulasi Amortisasi, seperti halnya akumulasi depresiasi pada Aset tetap. Namun
sebagian besar perusahaan memilih cara yang sederhana, yaitu dengan langsung
mengkredit rekening Aset tak berwujud. Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi
suatu Aset tak berwujud tidak boleh melebihi 40 tahun. Sebagai contoh, jika masa manfaat
suatu Aset tak berwujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus dilakukan 40 tahun.
Akan tetapi jika masa manfaat Aset tak berwujud kurang dari 4 tahun, maka masa manfaat
itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga agar semua Aset
tak berwujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya, dihapus dalam periode
waktu yang wajar.

Berbeda dengan Aset tetap, amortisasi Aset tak berwujud hanya mengenal satu
metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi Aset tak berwujud
pada berbagai perusahaan relatif mudah diperbandingkan.

B. Perbedaan aset berwujud dengan aset tidak berwujud

Adapun perbedaan antara aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud
adalah sebagai berikut:
1. Aktiva berwujud
Yaitu aktiva dimana aktiva tersebut memiliki fisik yang akan digunakan
sarana usaha, seperti tanah, tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan
usaha, ada juga perbaikan tanah yaitu unsur-unsur seperti pemetaan tanah,
pengaspalan, dan pemegaran, yang meningkatkan kegunaan dari aktiva,
selanjutnya gedung yaitu bangunan yang akan digunakan untuk menempatkan
operasi perusahaan, terakhir peralatan aktiva yang dipergunakan dalam proses
produksi atau penyedia jasa.
4
2. Aktiva tidak berwujud
Yaitu aktiva yang tidak termasuk di dalam aktiva keuangan yang tidak
memiliki bentuk fisik. Banyak aktiva tak berwujud diperoleh dari hak
kontraktual atau dari pemerintah. Suatu contoh yang sangat terkenal dari aktiva
tak berwujud adalah hak untuk mengoperasikan taksi di suatu kota metropolitan
seperti New York, walaupun hak tersebut dapat dibuktikan dengan suatu obyek
fisik, yaitu medali taksi, namun sebenarnya hak legal itulah yang justru
berharga. Adapaun aktiva tidak berwujud yang lain antara lain : Merek dagang
(Trade Mark), Waralaba (Franchises), Pesanan yang belum dipenuhi (Order
Backlog), dan Goodwill yaitu suatu hubungan-hubungan usaha, reputasi, sistem
berjalan, persahabatan di antara staf, dll.

C. Jenis-jenis aset tidak berwujud

Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu:


1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti Aset berwujud seperti properti, pabrik,
dan peralatan, Aset tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau
privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrumen keuangan, Aset seperti deposito bank, piutang usaha, dan
investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik,
tetapi tidak diklasifikasikan sebagai Aset tak berwujud. Aset ini merupakan instrumen
keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas
di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aset tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam Aset ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.

5
Akuntansi untuk Aset tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi Aset jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi
untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal (amortisasi) dan akuntansi untuk
jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.

Klasifikasi dan Prinsip Akuntansi Dasar Aset Tak Berwujud


1. Klasifikasi Aset Tak Berwujud
a. Cara akuisisi ( manner of acquisition). Aset tak berwujud dapat diperoleh dengan cara
membelinya dari entitas lain. Seperti membeli waralaba atau paten dari orang lain. Cara
lain untuk memperoleh Aset tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri
melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
b. Dapat diidentifikasi (identifiability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi
secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak paten, merek dagang, dan
waralaba. Aset tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat
diturunkan dari nilai Aset yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill,
yang nilainya dibedakan atas beberapa faktor seperti loyalitas konsumen atas kualitas
produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
c. Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa Aset tak berwujud dapat
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya : termasuk paten, merek dagang dan waralaba. Aktiva tak berwujud lainnya,
yang dapat dipertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga, contohnya
adalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini
secara terpisah (terlepas dari perusahaannya). Goodwill adalah contoh Aset tak
berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill
hanya akan mempunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan dengan Aset
lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi Aset lainya secara
simultan.
d. Periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa Aset tak
berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memiliki

6
umur hukum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam
kontrak lease.

2. Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud


Akuntansi untuk Aset tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi
serupa yang diaplikasikan untuk Aset tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan
peralatan yaitu:
1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian
yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang
diterima.

D. Harga perolehan aset tidak berwujud

Harga perolehan aset tidak berwujud dipengaruhi bagaimana cara mendapatkannya.


Harga perolehan aset tidak berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka
memperoleh aset tersebut. Bila aset diperoleh dengan dikembangkan sendiri maka harga
perolehannya adalah semua pengeluaran yang terjadi dalam rangka pengembangan aset
yang bersangkutan. Bila diperoleh dengan pembelian maka unsur harga perolehan dapat
berupa: harga yang dibayar kepada penjual, biaya- biaya tambahan untuk mendapatkannya,
seperti:
1. Biaya notaris
Biaya notaris ini adalah satu-satunya pejabat yang berwenang dalam
menentukan keabsahan suatu proses jual beli tanah ataupun rumah. Jadi
kesimpulannya, peranan notaris dalam transaksi jual beli tanah adalah hal yang
diharuskan dan sangat penting, terutama untuk pihak pembeli.
2. Biaya administrasi

7
Biaya-biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi
dan pemasaran produk, misalnya biaya gaji karyawan, overhead kantor, dan biaya
terkait lainnya.
3. Biaya percobaan
Biaya Produksi Percobaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memproduksi barang.

E. Penyusutan aset tidak berwujud

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak
berwujud:
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur
manfaat maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan (renewal) atau perpanjangan (extension) yang
dapat mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan faktor ekonomis lainya yang dapat
mengurangi umur manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan (service life) dari seorang atau kelompok pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat
membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat
diproyeksikan dengan layak.
7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai faktor individual dengan
umur manfaat efektif yang bervariasi.

Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu.
Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan
atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur
manfaatnya.

8
1. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan
dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari
nilai buku yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan
ke nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan
antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan
diamortisasi selama sisa umur aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak
lebih dari 40 tahun.
2. Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan,
biaya yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau
kerugian pelepasan diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama
dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum
diamortisasi. Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan. Aktiva Tak
Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah.
Contohnya : mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang. dan waralaba
(tetapi bukan biaya organisasi)
a. Paten
Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan
terdaftar di kantor Hak Paten Amerika Serikat. Hak tersebut membuat
pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-
barang, proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam paten tanpa adanya
pengaruh atau gangguan dari luar. Pendaftaran Paten di Kantor Paten tidak
menjamin adanya perlindungan. Sebuah hak paten tidak akan menjadi hak
khusus, kecuali bila paten tersebut dapat dimenangkan di pengadilan, jadi
ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk mempertahankan paten
dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika
tuntutan tidak dapat dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten

9
yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan nilai ini harus
didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki umur hukum
selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena
kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan
kompetitif dengan cepat.
b. Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para
penulis literatur, musisi, artistik, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta
memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin
pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salinan itu, dan untuk
mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Undang- undang hak cipta tahun
1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50
tahun, Hak cipta dapat dijual atau secara kontraktual diserahkan kepihak
lainya. Biaya hak cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak
cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk keseluruhan umur hukumnya,
maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama periode diharapkan
menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi
sisa umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.
c. Merek Dagang dan Nama Dagang
Merek Dagang (seperti lambang busur emas “Mcdonald”) dan
“Coca-cola” adalah nama simbol atau identitas lain yang membedakan
perusahaan produk/jasa. Semuanya dapat didaftarkan ke Kantor Paten di
Amerika untuk memperjelas kepemilikan atau perlindungan hukum.
Merek dagang dan nama dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun,
yang akan menambah umurnya menjadi tidak terbatas. Jumlah ekuivalen
yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi. Biaya
yang secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan,
perluasan, pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus
dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau
selama 40 tahun, mana yang lebih singkat.
d. Waralaba
10
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana
pemilik waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang
waralaba (franchise) untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk
menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan
fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan.
Franchisor yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang
unik melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek
dagang, atau nama dagang. Franchise memperoleh hak untuk
memanfaatkan ide ide atau produk franchisor dengan menandatangani
perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa
dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu
perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan saluran telepon untuk tv kabel
atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis, Hak pengoperasian seperti
itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga pemerintah,
yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau ijin.
e. Perbaikan Leasehold
Lease merupakan hal yang diberikan oleh salah satu pihak kepada
pihak kedua untuk menggunakan suatu properti, pabrik atau peralatan,
yang umumnya untuk jangka waktu tertentu. Dalam keadaan tertentu,
lease dikapitalisasi sebagai aktiva oleh pihak yang menerima hak untuk
menggunakan properti, dan pada keadaan lainya lease tidak
dikapitalisasikan

F. Contoh asset tidak berwujud

1. Hak cipta
Kita pasti sering mendengar istilah hak cipta. Sebagai contoh. penulis atau pencipta
memiliki hak cipta yang dapat digunakan untuk menerbitkan serta menjual dan
mengawasi hasil karyanya. Namun, hak cipta dapat dijual juga kepada pihak lain.

11
Harga perolehan hak cipta terdiri dari pengeluaran pada saat penyusunan hingga
pengurusan izin hak cipta sampai sertifikat hak cipta diterima.
2. Hak paten
Selain hak cipta, kita pasti sudah familiar juga dengan istilah hak paten. Hak ini
biasanya diberikan kepada pihak yang melakukan penelitian dan melalui penelitian
tersebut berhasil menemukan hal baru.
Hak ini digunakan untuk memproduksi, menjual, dan mengawasi hasil temuannya
dalam kurun waktu tertentu. Harga perolehan hak paten terdiri dari pengeluaran pada
saat penelitian, pengembangan, pembuatan gambar, percobaan, dan pengurusan hak
paten sampai sertifikat hak paten diterima.

3. Hak merek dagang


Pada saat seseorang membuat suatu produk dan ingin memasarkan produk tersebut,
pasti penjual akan membuat suatu merek dan logo bagi produk tersebut. Dalam kasus
tersebut, hak merek daganglah yang digunakan untuk menggunakan simbol dari
produk. Harga perolehan hak merek dagang terdiri dari biaya pada saat perencanaan
desain, pembuatan logo, pengurusan izin merek dagang, sampai sertifikat hak merek
dagang diterbitkan dan diterima.
4. Hak franchise
Hak franchise adalah hak untuk menggunakan suatu fasilitas dari satu pihak ke
pihak lain sebagai franchise. Hak franchise pun hanya bisa digunakan sesuai dengan
perjanjian yang sudah disepakati. Pihak franchise pun tidak diperbolehkan menjual
hak franchise nya kepada pihak lain. Harga perolehan hak franchise bagi pihak
franchisor terdiri dari biaya untuk mendapatkan izin hak franchise, sedangkan harga
perolehan bagi franchise merupakan harga yang diberikan kepada franchisor.
5. Hak sewa
Hak sewa adalah hak untuk menggunakan suatu aset sesuai dengan kesepakatan
dalam perjanjian sewa-menyewa. Harga perolehan hak sewa terdiri dari pembayaran
sewa kepada pihak pemilik aset serta pengeluaran selama periode persiapan aset
(supaya aset siap digunakan).
6. Hak eksklusif
12
Hak eksklusif adalah hak yang diberikan oleh negara kepada suatu lembaga atau
instansi untuk mengelola suatu fasilitas atau sumber daya alam yang dimiliki negara.
Harga perolehan hak eksklusif terdiri dari pengeluaran pada saat survei, riset,
pemetaan, eksplorasi, pembangunan fasilitas, pembuatan perjanjian, serta komponen
biaya lainnya sampai hak eksklusif dinyatakan siap.

G. Contoh soal penyusutan aset tidak berwujud

1. Amortisasi hak paten


Rachman mengeluarkan tunai untuk hak paten atas suatu penemuan baru
pembuatan produk handphone sebesar Rp. 5 juta. Taksiran umur paten 15 tahun. Paten
diperoleh pada tanggal 1 April 2018,

Jawaban:
Untuk mencatat perolehan hak paten:
(D) Paten Rp.5 juta
(K) Kas Rp. 5 juta

Besarnya beban amortisasi paten 2018:


Umur paten 15 tahun (15 x 12= 180 bulan)
Selama 2018 = 1 April - 31 Desember = 9 bulan
(9/180) Rp. 5 juta = Rp. 250.000

Penyesuaian amortisasi paten 31/12/2018:


(D) Beban amortisasi Rp. 250.000
(K) Paten Rp. 250.000

2. Amortisasi hak cipta


Pada tanggal 1/1/2018.Arnold memperoleh hak cipta atas lagu yang dikarangnya.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyusunan karangan, pendaftaran dan hak

13
memperoleh hak cipta tersebut sebesar Rp. 9.000.000. Menurut taksiran hasil penjualan
karangan, taksiran umur hak cipta 9 tahun.

Jawaban:
mencatat besarnya amortisasi/tahun:
(Rp.9.000.000/9)= Rp. 1.000.000

Jurnal mencatat penyesuaian 31/12/2018:


(D) Amortisasi hak cipta Rp. 1.000.000
(K) Hak cipta Rp. 1.000.000

3. Franchises
Harga perolehan franchises adalah semua pengeluaran sampai yang menerima
franchise itu dapat menggunakan haknya.

Contoh:
Mutiara memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu produk makanan dan
menjual kepada umum.
Biaya yang dikeluarkan atas produk tersebut sebesar Rp. 15.000.000,- sesuai
dengan perjanjian hak mempergunakan selama 10 tahun.

Jurnal untuk mencatat hak franchise produk tersebut tanggal 1 Mei 2018
(D) Franchises Rp. 15.000.000,-
(K) Kas Rp. 15.000.000,-

Mencatat beban amortisasi per tahun


(15.000.000:10) x Rp. 1= Rp. 1.500.000.-

Mencatat jurnal penyesuaian 31 Des jika kontrak disepakati 1 Mei 2018


1 Mei-31 Des = 8 bulan
(8:10) x 1.500,000 = Rp. 1.200.000,-
14
(D) Amortisasi franchise Rp. 1.200.000,-
(K) Franchise Rp. 1.200.000,-
4. Merek Dagang
Contoh: Tanggal 1 April 2018, Firma Halomoan & Co memperoleh hak merek atas
produk pabriknya dengan biaya Rp. 7.800.000,-. Harga perolehan tersebut diamortisasi
selama 6 tahun.

Jurnal untuk mencatat perolehannya (1 April 2018)


(D) Merek Dagang Rp. 7.800.000,-
(K) Kas Rp 7.800.000,-.

Mencatat amortisasi tahunan


(7.800.000:6) x Rp. 1= Rp. 1.300.000,-

Mencatat beban amortisasi tahun 2018


1 April-31 Desember 1995 = 9 bulan
(9:12) x 1.300.000= Rp. 975.000,-

Jurnal untuk mencatat penyesuaian beban amortisasi 31/12/2018


(D) Amortisasi merek dagang Rp. 975.000,-
(K) Merek dagang Rp. 975.000,-

5. Goodwill
PT L'Oréal membeli PT Pundi dengan harga Rp 15.000.000.000 nilai wajar aktiva
PT Pundi pada saat transaksi Rp 24.000.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp
10.000.000.000, maka nilai goodwill dihitung:

Harga beli PT Pundi Rp 15.000.000.000


Nilai wajar aktiva netto Rp 24.000.000.000
Nilai utang Rp 10.000.000.000
Total modal PT Pundi Rp 14.000.000.000
15
Nilai goodwill Rp 1.000.000.000

Transaksi tersebut dicatat dengan jurnal:


Macam-macam aktiva Rp 24.000.000.000
Goodwill Rp 1.000.000.000
Macam-macam utang Rp 10.000.000.000
Kas Rp 15.000.000.000

Goodwill diamortisasikan selama umur ekonomisnya. Misalnya diamortisasikan


selama 20 tahun, maka setiap tahun Rp 1.000.000.000: 20 = Rp 50.000.000

Jurnal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi adalah:


Beban amortisasi goodwiil Rp 50.000.000
Goodwill Rp 50.000.000

16
BAB III
STUDI KASUS
Aset tak berwujud (PT.Kimia Farma, Tbk.)

Pada kesempatan kali ini, kami akan menguji penyajian aset tidak berwujud pada
Laporan Keuangan PT.Kimia Farma, Tbk untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012. Berikut ini adalah analisa kami terkait penyajian aset tak berwujud pada laporan
tersebut.

Aset Tidak Lancar

Piutang lain-lain jangka panjang

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai

Masin-masing sebesar Rp. 37.781.934 dan Rp.105.507.757

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 2f, 10 523.375.893 1.141.880.429

Investasi dalam entitas asosiasi 2b, 2f, 11 380.977.729 921.912.000

Aset Tetap

Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing

Sebesar Rp. 422.313.741.061 dan Rp.105.507.757

Tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 2i, 2j, 12 498.644.378.133 449.140.317.883

Aset belum digunakan 2i, 2j, 13 9.301.868,998 9.301.868.998

Biaya ditangguhkan 2m, 14 631.756.211 819.700.663

Aset tak berwujud 2j, 15 3.412.069.215 2.582.281.825

Aset lain-lain 2n, 16 109.147.189.798 68.285.275.301

Aset pajak tangguhan 2s, 8d 39.283.318.376 38.355.944.552

Jumlah Aset tidak lancar 661.324.934.353 570.549.181.621

17
Goodwill

Sampai dengan 31 Desember 2013, PT Kimia Farma tidak mengakui adanya goodwill pada
laporan keuangannya. Menurut kelompok kami, Akun Investasi Dalam Entitas Asosiasi
merupakan bentuk kepimilikan langsung dari PT Kimia Farma dengan membentuk suatu
perusahaan baru. Sementara itu, goodwill adalah Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian
(interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi
pada tanggal transaksi. Pada kasus ini, PT Kimia Farma bukan membeli perusahan yang sudah
beroperasi (running) melainkan membentuk sebuah perusahaan baru. Oleh karena itu, tidak
adanya goodwill dalam laporan keuangan PT Kimia Farma, menurut kelompok kami, adalah
tepat (kemungkinan besar bagian dari nilai kekayaan bersih perusahaan baru sama dengan modal
yang disetor PT Kimia Farma sehingga goodwill adalah nol)

Investasi dalam Entitas Asosiasi

Mutasi Uraian Jumlah lembar Presentase Ekuivalen


Sahamyang kepemilikan Rupiah
dimiliki
Tahaun Bagian saham entitas 450.000 30.00%
2012
Tahun Setoran saham bagi entitas 300.000 20.00% 921.912.000
2013
Pengembalian saham bagian entitas (90.000) (279.559.623)
Bagian saham entitas 210.000 30.00% 642.352.377
Bagian rugi usaha bagian entitas (261.374.648)
tahun 2013
380.977.729

Pada tanggal 10 April 2012 entitas melakukan perjanjian dengan Avenom Pharmaceuticals Sdn
Bhd. Malaya untuk membentuk entitas anak yang diberi nama Kimia Farma Averroes Sdn Bhd
yung bergerak dalam bidang fhmasi dan pelayanan kesehatan dan berkedudukan di wilayah
Negara Malaysia dengan prosentasi kepemilikan saham entas sebanyak 450.000 lembar saham
atau 30%, dengan nominal por lembur saham RM 1,00. Pada tahun 2012 aktivitas open baru
sebatas pengurusan perijinan dan legal

Pada tanggal 14 Februan 2013 perjanjian dengan Avermes Pharmaceuticals Sdn Bhd dilakukan
Amandemen atas pasal 2 ayat 22 Modal ditempatkan semula sebesar RM 1.500.000 menjad RM
700.000,- dan paul 2 ayat 23 kepemilikan salam entitas sebanyak 450.000 menjadi 210.000
embar salam atau 3% dengan nominal per lembar saham RM 1,00
18
Penelitian dan Pengembangan

Sebagaimana dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa pengeluaran untuk penelitian (atau tahap
penelitian ada proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya dan tidak
diakumulasikan sebagai asset tak berwujud.

Beban yang Ditangguhkan

31 Desember 2013 31 Desember 2012


Eksplorasi dan Pengembangan Hak atas Tanah
Biaya Perolehan 27.388.996.305 27.388.996.305
Akumulasi amortisasi (26.757.240.094) (26.569.295.672)
Jumlah 631.756.211 819.700.633

Biaya amortisasi masing-masing sebesar Rp 187.944.422 dan Rp 622 813 888 untuk 31
Desember 2013 dan 2012. Beban tersebut dicatat dalam biaya produksi pertambangan

Pada CALK diperoleh informasi bahwa PT Kimia Farma menangguhkan pengakuan biaya yang
timbul pada tahap penelitian melalui akun Beban Ditangguhkan. Beban tersebut diamortisasi
setiap tahun. Penangguhan beban tersebut mengakibatkan laba perusahan dinyatakan terlalu
tinggi (overstated) sampai beban tersebut habis diamortisasi. Selain itu, sesuai PSAK 19, PT
Kimia Farma seharusnya memisahkan besaran biaya penelitian dan pengembangan. Sampai 31
Desember 2013, PT Kimia Farma masih menyatukan kedua jenis pengeluaran tersebut pada akun
Beban Ditangguhkan. Lebih lanjut lagi. Biaya Pengembangan seharusnya dimasukan sebagai
komponen aset tak berwujud bukan beban ditangguhkan. Berikut ini adalah penjelasan atas Akun
Beban Ditangguhkan dari CALK PT Kimia Farma.

Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud PT Kimia Farma sampai dengan 31 Desember 2013, hanya terdiri dari
software komputer dan hak atas tanah. Menurut kelompok kami, penyajian ini (sebagaimana
tabel di bawah) sudah sesuai dengan ketentuan pada PSAK 19. Tidak terdapat informasi yang
memadai yang menjelaskan tentang hak atas tanah (kemungkinan besar adalah hak terkait
penambangan). Menurut kelompok kami, seharusnya PT Kimia Farma mengakumulasikan biaya
pengembangan hak atas tanah (beban ditangguhkan) ke Hak atas Tanah (Aset tak Berwujud).
Lebih lanjut lagi, PT Kimia Farma bisa menjelaskan berapa rupiah biaya pengembangan hak atas
tanah dan berapa rupiah hak atas tanah pada CALK.

19
Aset Tak Berwujud

31 Desember 2013 31 Desember 2012


Biaya Perolehan
Software komputer 1.455.537.970 681.457.970
Hak atas Tanah 4.217.385.507 3.941.757.381
Sub jumlah 5.672.923.477 4.623.215.351

Dikurangi:
Akumulasi amortisasi software computer (530.461.312) (504.490.682)
Akumulasi amortisasi hak atas tanah (1.730.392.950) (1.536.442.844)
Sub jumlah (2.260.854.262) (2.040.933.526)
Jumlah 3.412.069.215 2.582.281.825

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul
dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aset tidak
berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu, seperti franchise dan leases.

Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu: kurang memiliki eksistensi
fisik, bukan merupakan instrumen keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek
amortisasi, klasifikasi Aset Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat
diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang
diharapkan (period of expected benefit).

Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud yaitu : Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan. Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.

Sesuai dengan prinsip biaya. Aset tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka Aset tak berwujud jarang
mempunyai nilai residu. Biaya Aset tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat
yang dapat ditentukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya Aset tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi Aset tidak berwujud dilaporkan tersendiri setelah Aset tetap.

21
B. Saran

Mungkin inilah hasil dari tugas Paper kelompok 5 tentang Aset Tak Berwujud Mata
Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I dalam isi Paper ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya tetapi kami rasa penyusunan paper ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kesalahan penulisan dan penyusunannya. Untuk itu kami sebagai penyusun
membutuhkan saran kritik dari para pembaca paper ini untuk menjadikan paper ini lebih baik
lagi. Dan kami mengucapkan terima kasih pada dosen Mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 1 yang telah memberikan tugas untuk membuat paper ini.

22
DAFTAR ISI

https://www.studocu.com/id/document/universitas-esa-unggul/akuntansi/tugas-akm-12/16499783

Soepriyanto, Gatot dkk.2010.Pengantar Akuntansi 2. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK19 Revisi 2009 "Aset Tidak Berwujud"

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK 22 Revisi 2010 "Kombinasi Bisnis"

23

Anda mungkin juga menyukai