Oleh :
Kelompok 5
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan paper ini tepat waktu. Paper ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Novi Nurcahyani S.E, M.AK selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1 yang telah memberikan tugas ini,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca.
Kami juga mengharapkan kritik/saran yang bersifat membangun dari Ibu Novi Nurcahyani
S.E, M.AK, beserta para pembaca untuk kesempurnaan penyusunan paper ini dan juga terima
kasih atas arahan dan bimbingannya, karena tanpa arahan tersebut penyusunan paper ini tidak akan
terselesaikan.
Kami menyadari bahwa paper ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca.
Akhir kata, Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah meluangkan
waktunya untuk membaca paper ini. Semoga dengan adanya paper ini dapat memperluas wawasan
kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan pasti mempunyai Aset tidak berwujud yang digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan. Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan
kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak
memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak,
lisensi atau dokumen lain. Dimana Aset tidak berwujud merupakan bagian dari Aset Non-
Lancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan dan disajikan sebagai Aset Lainnya.
Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada kurang
akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aset tidak berwujud tersebut. Sebagai bagian dari
neraca, Aset tidak berwujud juga memerlukan standar akuntansi untuk memberi penjelasan
yang terkait dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian dalam
laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya perlakuan khusus,
contohnya yang terkait dengan amortisasi dan penghentian serta penghapusannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka saya membuat makalah yang berjudul "Asset
Tidak Berwujud atau Intangible Asset”
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
Aset tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama
dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk
goodwill.
3. Penjualan tertentu, seperti franchise dan lease.
Berdasarkan PSAK 19 paragraf 8 (revisi 2009) aset tidak berwujud adalah aset non-
moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset ini dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif. Aset tetap tidak berwujud diakui jika dan hanya jika:
Secara umum, akuntansi untuk Aset tak berwujud adalah sejalan dengan akuntansi
untuk Aset tetap. Seperti halnya Aset tetap, Aset berwujud juga dicatat atas harga dasar
harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama
masa manfaat Aset tak berwujud tersebut. Jika pada suatu saat dihentikan, maka nilai buku
Aset tak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian
(jika ada).
3
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akuntansi Aset tak berwujud
bila dibandingkan dengan akuntansi Aset tetap. Pertama, istilah yang digunakan untuk
menghapus Aset tak berwujud adalah amortisasi (bukan depresiasi). Untuk mencatat
amortisasi Aset tak berwujud maka rekening Biaya Amortisasi didebet dan rekening Aset
tak berwujud yang bersangkutan dikredit. Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening
Akumulasi Amortisasi, seperti halnya akumulasi depresiasi pada Aset tetap. Namun
sebagian besar perusahaan memilih cara yang sederhana, yaitu dengan langsung
mengkredit rekening Aset tak berwujud. Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi
suatu Aset tak berwujud tidak boleh melebihi 40 tahun. Sebagai contoh, jika masa manfaat
suatu Aset tak berwujud adalah 60 tahun, maka amortisasinya harus dilakukan 40 tahun.
Akan tetapi jika masa manfaat Aset tak berwujud kurang dari 4 tahun, maka masa manfaat
itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut dimaksudkan untuk menjaga agar semua Aset
tak berwujud, terutama yang tidak ketentuan masa manfaatnya, dihapus dalam periode
waktu yang wajar.
Berbeda dengan Aset tetap, amortisasi Aset tak berwujud hanya mengenal satu
metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi Aset tak berwujud
pada berbagai perusahaan relatif mudah diperbandingkan.
Adapun perbedaan antara aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud
adalah sebagai berikut:
1. Aktiva berwujud
Yaitu aktiva dimana aktiva tersebut memiliki fisik yang akan digunakan
sarana usaha, seperti tanah, tanah adalah harta yang digunakan untuk tujuan
usaha, ada juga perbaikan tanah yaitu unsur-unsur seperti pemetaan tanah,
pengaspalan, dan pemegaran, yang meningkatkan kegunaan dari aktiva,
selanjutnya gedung yaitu bangunan yang akan digunakan untuk menempatkan
operasi perusahaan, terakhir peralatan aktiva yang dipergunakan dalam proses
produksi atau penyedia jasa.
4
2. Aktiva tidak berwujud
Yaitu aktiva yang tidak termasuk di dalam aktiva keuangan yang tidak
memiliki bentuk fisik. Banyak aktiva tak berwujud diperoleh dari hak
kontraktual atau dari pemerintah. Suatu contoh yang sangat terkenal dari aktiva
tak berwujud adalah hak untuk mengoperasikan taksi di suatu kota metropolitan
seperti New York, walaupun hak tersebut dapat dibuktikan dengan suatu obyek
fisik, yaitu medali taksi, namun sebenarnya hak legal itulah yang justru
berharga. Adapaun aktiva tidak berwujud yang lain antara lain : Merek dagang
(Trade Mark), Waralaba (Franchises), Pesanan yang belum dipenuhi (Order
Backlog), dan Goodwill yaitu suatu hubungan-hubungan usaha, reputasi, sistem
berjalan, persahabatan di antara staf, dll.
5
Akuntansi untuk Aset tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan
akuntansi Aset jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa awalnya, akuntansi
untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal (amortisasi) dan akuntansi untuk
jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.
6
umur hukum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam
kontrak lease.
7
Biaya-biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi
dan pemasaran produk, misalnya biaya gaji karyawan, overhead kantor, dan biaya
terkait lainnya.
3. Biaya percobaan
Biaya Produksi Percobaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memproduksi barang.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak
berwujud:
1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur
manfaat maksimum.
2. Ketentuan untuk pembaruan (renewal) atau perpanjangan (extension) yang
dapat mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
3. Pengaruh keusangan, permintaan, dan faktor ekonomis lainya yang dapat
mengurangi umur manfaat.
4. Perkiraan umur pelayanan (service life) dari seorang atau kelompok pegawai.
5. Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat
membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.
6. Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat
diproyeksikan dengan layak.
7. Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai faktor individual dengan
umur manfaat efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu.
Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan
atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur
manfaatnya.
8
1. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan
dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari
nilai buku yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan
ke nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan
antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan
diamortisasi selama sisa umur aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak
lebih dari 40 tahun.
2. Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan,
biaya yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau
kerugian pelepasan diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama
dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum
diamortisasi. Aktiva Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan. Aktiva Tak
Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah aktiva tak berwujud yang dapat
diidentifikasi sebagian dari aktiva lainya dan dapat dijual secara terpisah.
Contohnya : mencangkup hak paten, hak cipta, merek dagang. dan waralaba
(tetapi bukan biaya organisasi)
a. Paten
Paten adalah sebuah hak khusus yang diakui secara hukum dan
terdaftar di kantor Hak Paten Amerika Serikat. Hak tersebut membuat
pemegangnya dapat menggunakan, menjual, dan mengendalikan barang-
barang, proses, atau kegiatan yang tercangkup dalam paten tanpa adanya
pengaruh atau gangguan dari luar. Pendaftaran Paten di Kantor Paten tidak
menjamin adanya perlindungan. Sebuah hak paten tidak akan menjadi hak
khusus, kecuali bila paten tersebut dapat dimenangkan di pengadilan, jadi
ada kesepakatan umum bahwa biaya untuk mempertahankan paten
dipengadilan harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya paten. Jika
tuntutan tidak dapat dimenangkan, maka biaya hukum dan biaya paten
9
yang belum diamortisasi harus dihapus. Kerugian penurunan nilai ini harus
didebet untuk setiap jumlah yang diharuskan. Paten memiliki umur hukum
selama 17 tahun, walaupun umur paten biasanya lebih pendek karena
kemajuan teknologi dapat menyebabkan produk kehilangan keunggulan
kompetitif dengan cepat.
b. Hak Cipta
Hak Cipta adalah sebuah bentuk perlindungan hukum bagi para
penulis literatur, musisi, artistik, dan pekerjaan sejenis. Pemilik hak cipta
memiliki hak ekslusif seperti hak mencetak, mencetak ulang, menyalin
pekerjaan, menjual atau mendistribusikan salinan itu, dan untuk
mengerjakan atau mencatat pekerjaan. Undang- undang hak cipta tahun
1978 melindungi umur hak cipta itu selama umur penulis ditambah 50
tahun, Hak cipta dapat dijual atau secara kontraktual diserahkan kepihak
lainya. Biaya hak cipta diukur sesuai dengan prinsip biaya. Jika sebuah hak
cipta tidak memiliki umur ekonomis untuk keseluruhan umur hukumnya,
maka biaya hak cipta harus diamortisasi selama periode diharapkan
menghasilkan pendapatan. Hak cipta tidak boleh diamortisasi melebihi
sisa umur hukumnya atau 40 tahun, mana yang lebih singkat.
c. Merek Dagang dan Nama Dagang
Merek Dagang (seperti lambang busur emas “Mcdonald”) dan
“Coca-cola” adalah nama simbol atau identitas lain yang membedakan
perusahaan produk/jasa. Semuanya dapat didaftarkan ke Kantor Paten di
Amerika untuk memperjelas kepemilikan atau perlindungan hukum.
Merek dagang dan nama dagang yang telah diperbaharui setelah 20 tahun,
yang akan menambah umurnya menjadi tidak terbatas. Jumlah ekuivalen
yang dibayarkan untuk membeli merek dagang akan dikapitalisasi. Biaya
yang secara langsung terjadi dalam pengembangan, perlindungan,
perluasan, pendaftaran, atau mempertahankan merek dagang harus
dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur manfaat merek dagang itu atau
selama 40 tahun, mana yang lebih singkat.
d. Waralaba
10
Suatu waralaba (franchise) adalah perjanjian kontraktual dimana
pemilik waralaba (franchisor) memberikan hak kepada pemegang
waralaba (franchise) untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk
menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan
fungsi fungsi tertentu, biasanya didaerah geografis yang telah ditentukan.
Franchisor yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang
unik melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek
dagang, atau nama dagang. Franchise memperoleh hak untuk
memanfaatkan ide ide atau produk franchisor dengan menandatangani
perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa
dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu
perusahaan bisnis. Contohnya penggunaan saluran telepon untuk tv kabel
atau penggunaan jalan raya untuk lintasan bis, Hak pengoperasian seperti
itu diperoleh melalui perjanjian dengan unit atau lembaga pemerintah,
yang sering kali disebut sebagai lisensi (licenses) atau ijin.
e. Perbaikan Leasehold
Lease merupakan hal yang diberikan oleh salah satu pihak kepada
pihak kedua untuk menggunakan suatu properti, pabrik atau peralatan,
yang umumnya untuk jangka waktu tertentu. Dalam keadaan tertentu,
lease dikapitalisasi sebagai aktiva oleh pihak yang menerima hak untuk
menggunakan properti, dan pada keadaan lainya lease tidak
dikapitalisasikan
1. Hak cipta
Kita pasti sering mendengar istilah hak cipta. Sebagai contoh. penulis atau pencipta
memiliki hak cipta yang dapat digunakan untuk menerbitkan serta menjual dan
mengawasi hasil karyanya. Namun, hak cipta dapat dijual juga kepada pihak lain.
11
Harga perolehan hak cipta terdiri dari pengeluaran pada saat penyusunan hingga
pengurusan izin hak cipta sampai sertifikat hak cipta diterima.
2. Hak paten
Selain hak cipta, kita pasti sudah familiar juga dengan istilah hak paten. Hak ini
biasanya diberikan kepada pihak yang melakukan penelitian dan melalui penelitian
tersebut berhasil menemukan hal baru.
Hak ini digunakan untuk memproduksi, menjual, dan mengawasi hasil temuannya
dalam kurun waktu tertentu. Harga perolehan hak paten terdiri dari pengeluaran pada
saat penelitian, pengembangan, pembuatan gambar, percobaan, dan pengurusan hak
paten sampai sertifikat hak paten diterima.
Jawaban:
Untuk mencatat perolehan hak paten:
(D) Paten Rp.5 juta
(K) Kas Rp. 5 juta
13
memperoleh hak cipta tersebut sebesar Rp. 9.000.000. Menurut taksiran hasil penjualan
karangan, taksiran umur hak cipta 9 tahun.
Jawaban:
mencatat besarnya amortisasi/tahun:
(Rp.9.000.000/9)= Rp. 1.000.000
3. Franchises
Harga perolehan franchises adalah semua pengeluaran sampai yang menerima
franchise itu dapat menggunakan haknya.
Contoh:
Mutiara memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu produk makanan dan
menjual kepada umum.
Biaya yang dikeluarkan atas produk tersebut sebesar Rp. 15.000.000,- sesuai
dengan perjanjian hak mempergunakan selama 10 tahun.
Jurnal untuk mencatat hak franchise produk tersebut tanggal 1 Mei 2018
(D) Franchises Rp. 15.000.000,-
(K) Kas Rp. 15.000.000,-
5. Goodwill
PT L'Oréal membeli PT Pundi dengan harga Rp 15.000.000.000 nilai wajar aktiva
PT Pundi pada saat transaksi Rp 24.000.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp
10.000.000.000, maka nilai goodwill dihitung:
16
BAB III
STUDI KASUS
Aset tak berwujud (PT.Kimia Farma, Tbk.)
Pada kesempatan kali ini, kami akan menguji penyajian aset tidak berwujud pada
Laporan Keuangan PT.Kimia Farma, Tbk untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 31
Desember 2012. Berikut ini adalah analisa kami terkait penyajian aset tak berwujud pada laporan
tersebut.
Aset Tetap
17
Goodwill
Sampai dengan 31 Desember 2013, PT Kimia Farma tidak mengakui adanya goodwill pada
laporan keuangannya. Menurut kelompok kami, Akun Investasi Dalam Entitas Asosiasi
merupakan bentuk kepimilikan langsung dari PT Kimia Farma dengan membentuk suatu
perusahaan baru. Sementara itu, goodwill adalah Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian
(interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi
pada tanggal transaksi. Pada kasus ini, PT Kimia Farma bukan membeli perusahan yang sudah
beroperasi (running) melainkan membentuk sebuah perusahaan baru. Oleh karena itu, tidak
adanya goodwill dalam laporan keuangan PT Kimia Farma, menurut kelompok kami, adalah
tepat (kemungkinan besar bagian dari nilai kekayaan bersih perusahaan baru sama dengan modal
yang disetor PT Kimia Farma sehingga goodwill adalah nol)
Pada tanggal 10 April 2012 entitas melakukan perjanjian dengan Avenom Pharmaceuticals Sdn
Bhd. Malaya untuk membentuk entitas anak yang diberi nama Kimia Farma Averroes Sdn Bhd
yung bergerak dalam bidang fhmasi dan pelayanan kesehatan dan berkedudukan di wilayah
Negara Malaysia dengan prosentasi kepemilikan saham entas sebanyak 450.000 lembar saham
atau 30%, dengan nominal por lembur saham RM 1,00. Pada tahun 2012 aktivitas open baru
sebatas pengurusan perijinan dan legal
Pada tanggal 14 Februan 2013 perjanjian dengan Avermes Pharmaceuticals Sdn Bhd dilakukan
Amandemen atas pasal 2 ayat 22 Modal ditempatkan semula sebesar RM 1.500.000 menjad RM
700.000,- dan paul 2 ayat 23 kepemilikan salam entitas sebanyak 450.000 menjadi 210.000
embar salam atau 3% dengan nominal per lembar saham RM 1,00
18
Penelitian dan Pengembangan
Sebagaimana dijelaskan pada Bab sebelumnya bahwa pengeluaran untuk penelitian (atau tahap
penelitian ada proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya dan tidak
diakumulasikan sebagai asset tak berwujud.
Biaya amortisasi masing-masing sebesar Rp 187.944.422 dan Rp 622 813 888 untuk 31
Desember 2013 dan 2012. Beban tersebut dicatat dalam biaya produksi pertambangan
Pada CALK diperoleh informasi bahwa PT Kimia Farma menangguhkan pengakuan biaya yang
timbul pada tahap penelitian melalui akun Beban Ditangguhkan. Beban tersebut diamortisasi
setiap tahun. Penangguhan beban tersebut mengakibatkan laba perusahan dinyatakan terlalu
tinggi (overstated) sampai beban tersebut habis diamortisasi. Selain itu, sesuai PSAK 19, PT
Kimia Farma seharusnya memisahkan besaran biaya penelitian dan pengembangan. Sampai 31
Desember 2013, PT Kimia Farma masih menyatukan kedua jenis pengeluaran tersebut pada akun
Beban Ditangguhkan. Lebih lanjut lagi. Biaya Pengembangan seharusnya dimasukan sebagai
komponen aset tak berwujud bukan beban ditangguhkan. Berikut ini adalah penjelasan atas Akun
Beban Ditangguhkan dari CALK PT Kimia Farma.
Aset tak berwujud PT Kimia Farma sampai dengan 31 Desember 2013, hanya terdiri dari
software komputer dan hak atas tanah. Menurut kelompok kami, penyajian ini (sebagaimana
tabel di bawah) sudah sesuai dengan ketentuan pada PSAK 19. Tidak terdapat informasi yang
memadai yang menjelaskan tentang hak atas tanah (kemungkinan besar adalah hak terkait
penambangan). Menurut kelompok kami, seharusnya PT Kimia Farma mengakumulasikan biaya
pengembangan hak atas tanah (beban ditangguhkan) ke Hak atas Tanah (Aset tak Berwujud).
Lebih lanjut lagi, PT Kimia Farma bisa menjelaskan berapa rupiah biaya pengembangan hak atas
tanah dan berapa rupiah hak atas tanah pada CALK.
19
Aset Tak Berwujud
Dikurangi:
Akumulasi amortisasi software computer (530.461.312) (504.490.682)
Akumulasi amortisasi hak atas tanah (1.730.392.950) (1.536.442.844)
Sub jumlah (2.260.854.262) (2.040.933.526)
Jumlah 3.412.069.215 2.582.281.825
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aset tak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul
dari pemilikan suatu Aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan Aset tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aset tidak
berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah, seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu, seperti franchise dan leases.
Aset tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu: kurang memiliki eksistensi
fisik, bukan merupakan instrumen keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek
amortisasi, klasifikasi Aset Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat
diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang
diharapkan (period of expected benefit).
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aset tak berwujud yaitu : Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan. Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuai dengan prinsip biaya. Aset tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka Aset tak berwujud jarang
mempunyai nilai residu. Biaya Aset tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat
yang dapat ditentukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya Aset tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi Aset tidak berwujud dilaporkan tersendiri setelah Aset tetap.
21
B. Saran
Mungkin inilah hasil dari tugas Paper kelompok 5 tentang Aset Tak Berwujud Mata
Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I dalam isi Paper ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya tetapi kami rasa penyusunan paper ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kesalahan penulisan dan penyusunannya. Untuk itu kami sebagai penyusun
membutuhkan saran kritik dari para pembaca paper ini untuk menjadikan paper ini lebih baik
lagi. Dan kami mengucapkan terima kasih pada dosen Mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah 1 yang telah memberikan tugas untuk membuat paper ini.
22
DAFTAR ISI
https://www.studocu.com/id/document/universitas-esa-unggul/akuntansi/tugas-akm-12/16499783
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. PSAK19 Revisi 2009 "Aset Tidak Berwujud"
23