2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di
Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi pada Universitas Mercu Buana.
ini, tapi dengan semangat dan keingininan yang kuat serta mendapatkan bimbingan
dari berbagai pihak sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok ini dengan
Bapak Dr. Harnovinsah, Ak., M.Si., CA. selaku Dosen Mata Kuliah
Akuntansi Perpajakan,
Segenap pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
ii
Penulis menyimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan dalam Penulisan
tugas kelompok ini, maka dari itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari Pembaca guna kesempurnaan tugas kelompok ini. Semoga tugas
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………i
KATA PENGANTAR ……………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………1
1.2 Manfaat Makalah …………………………………………
2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aset Tetap Tidak Berwujud ……………………………3
2.2 Penggolongan Aset Tetap Tidak Berwujud dan Perlakuan……………………………5
Akuntansi
2.3 Amortisasi dan Deplesi ……………………………18
2.4 Amortisasi dalam Akuntansi Pajak ……………………………22
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………30
3.2 Saran ……………………………31
DAFTAR PUSTIDAKA ……………………………32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan
implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan
mengenai pasar dan merek dagang. Aset tidak berwujud adalah hak, hak istimewa
dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aset yang berumur
panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aset tidak
berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Dimana Aset tidak
Disisi lain, Aset tidak berwujud juga merupakan non-monetary asset yang
tidak memiliki wujud fisik yang terdapat dalam neraca perusahaan, yang digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam melakukan analisa terhadap aset tidak
berwujud terdapat berbagai kesulitan, seperti kapan aset tidak berwujud diakui serta
akuntansi yang memadai untuk aset tidak berwujud, maka pada tanggal 24 Juni 2000
1
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Exposure Draft Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (ED PSAK) No. 19 Revisi 2000 tentang Aset Tidak Berwujud.
Oleh karena itu, setiap orang yang akan dan telah berkecimpung dalam dunia
profesi akuntan selayaknya dapat benar-benar memahami konsep aset tidak berwujud,
TIDAK BERWUJUD”.
1.2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
1) Bagi Penulis
2) Bagi Universitas
Tugas ini diharapkan sebagai sarana untuk refrensi tambahan dan menjadi
acuan atau kajian bagi penulisan di masa yang akan datang terkait dengan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang tidak termasuk di dalam
aset keuangan yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan kontribusi nyata
bagi perusahaan. Menurut PSAK No. 19 revisi tahun 2010 adalah aset tidak lancar
(noncurrent assets) dan tidak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan
hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah
dalam klasifikasi aset yang lain. Banyak aset tidak berwujud diperoleh dari hak
kontraktual atau dari pemerintah. Aset tidak berwujud sangat penting karena memiliki
cash flow bagi perusahaan bagi perusahaan di masa mendatang dan dapat
memakai logo dan merek perusahaan lain sebagai hasil dari kontrak. Aset tidak
Secara umum, akutansi untuk aset tidak berwujud adalah sejalan dengan
akutansi untuk aset tetap. Seperti halnya aset tetap, aset berwujud juga dicatat atas
harga dasar harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasional dan
sistematis selama masa manfaat aset tidak berwujud tersebut. Jika pada suatu saat
dihentikan, maka nilai buku aset tidak berwujud dihapuskan dari pembukuan dan
3
Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akutansi aset tidak
berwujud bila dibandingkan dengan akutansi aset tetap. Pertama, istilah yang
depresiasi). Untuk mencatat amortisasi aset tidak berwujud maka rekening Biaya
Amortosasi didebet dan rekening aset tidak berwujud yang bersangkutan dikredit.
Alternatif lain, bisa juga dikredit rekening Akumulasi Amortisasi, seperti halnya
akumulasi depresiasi pada aset tetap. Namun sebagian besar perusahaan memilih cara
yang sederhana, yaitu dengan langsung mengkredit rekening aset tidak berwujud.
Perbedaan kedua ialah bahwa periode amortisasi suatu aset tidak berwujud tidak
boleh melebihi 40 tahun. Akan tetapi jika masa menfaat aset tidak berwujud kurang
dari 4 tahun, maka masa manfaat itulah yang akan digunakan. Aturan tesebut
dimaksudkan untuk menjaga agar semua aset tidak berwujud, terutama yang tidak
Aset tidak berwujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif
yang timbul dari pemilikan suatu aset yang berumur panjang, yang tidak memiliki
wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aset tidak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi
a. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama
dagang.
goodwill.
4
2.2. Penggolongan Aset Tetap Tidak Berwujud dan Perlakuan Akuntansi
mengakui aset tetap tidak berwujud jika dan hanya kriteria tertentu terpenuhi. Aset
1. Teridentifikasi.
perusahaan (dapat dijual atau ditransfer), atau berkembang dari kontrak atau
2. Tidak berfisik.
fisik. Aset tidak berwujud, sebaliknya, derive memperoleh nilai mereka dari
yang memakainya.
Aset seperti deposito bank, piutang, dan investment obligasi jangka panjang
asset keuangan memperoleh nilai dari hak istimewa (right) untuk menerima
kas atau setara kas dimasa depan. Aset keuangan tidak terklasifikasi sebagai
keuntungan lebih dari satu periode. Oleh karena itu, perusahaan biasanya
5
2.2.1 Pengelompokkan Aset Tetap Tidak Berwujud
process)
3. Masa Kegunaannya
1. Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai
produk intelektual dan pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh
6
dari proses internal maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses
pertukaran.
Hak Paten
Hak paten ini dapat digunakan sendiri atau diserahkan kepada pihak lain
dengan suatu perjanjian. Harga perolehan paten ini terdiri atas biaya-biaya
Hak Cipta
yang ditetapkan. Pencatatan atas hak cipta di neraca sesuai dengan harga
memperoleh hak. Selain itu, hak cipta dapat bisa dijual atau diberikan
7
kepada pihak lain dengan perjanjian tertentu. Jika hak cipta itu dibeli
Amortisasi terhadap hak cipta ini sesuai masa yang ditetapkan atau
Merek Dagang
pada barang atau jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau bebrapa
dapat dengan pembelian atau dibuat sendiri. Harga perolehan hak merek
Waralaba / Franchise
8
Waralaba (franchise) merupakan hak untuk menggunakan fasilitas-
fasilitas Tern tentu yang dimiliki oleh suatu pihak (Franchisor) kepada
Leasehold adalah hak dari penyewa untuk menggunakan aset aset tetap
dalam suatu perjanjajian sewa menyewa. Bila sewa dibayar setiap periode
maka biaya sewa tadi dibebankan dalam periode terjadinya. Jika sewa dibayar
dimuka untuk beberapa tahun maka ada dua perlakuan yaitu sebagai berikut :
lancar. Perlakuan seperti ini bila biaya sewa tadi dibayar untuk beberapa
9
2. Diperlakukan sebagai aset tetap tidak berwujud jika sewa yang dibayar
dimuka itu untuk beberapa periode yang relatif lama. Hak sewa diperoleh
dari transaksi sewa aset tertentu, disahkan oleh notaris dan dalam tempo
mesin, alasan hak sewa diakui sebagai aset tidak berwujud karena :
lancar atau aset tetap tidak berwujud harus dialokasikan sebagai beban
periodik selama jangka waktu sewa. Bila jangka waktu sewa itu panjang dan
sewa dibayar dimuka dicatat dalam kelompok aset tetap tidak berwujud.
• Garis lurus
• Nilai tunai
muka dan dikelompokkan dalam aset tetap tidak berwujud adalah Leasehold.
Amortisasi setiap periode dicatat dalam debit rekening biaya sewa dan
kreditnya rekening Leasehold. Selama jangka waktu sewa jika oleh penyewa
perbaikan ini menjadi beban penyewa. Pada saat jangka waktu sewa berakhir,
perbaikan tadi menjadi milik pemilik aset. Jadi penyewa hanya dapat
10
memanfaatkan perbaikan tadi selama jangka waktu sewa. Biaya perbaikan
yang dikeluarkan oleh penyewa dicatat dalam rekening Perbaikan Aset Yang
Disewa. Rekening masuk dalam kelompok aset tetap tidak berwujud. Biaya
jangka waktu sewa atau umur perbaikan tadi pilih yang lebih pendek.
pemilik akan mencatat kenaikan nilai aset jika jangka waktu sewa sudah
selesai. Pada waktu tersebut jika perbaikan itu masih bernilai akan dicatat oleh
umurnya pada saat jangka waktu sewa itu selesai, sehingga pemilik tidak
Hak Eksklusif
fasilitas public atau sumber daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan
hak eksklusif meliputi biaya survey, biaya riset, biaya pemetaan, biaya
dan biaya lain-lain terkait dengan upaya perolehan hak tersebut hingga hak
operasi perusahaan.
11
2. Aset tetap tidak berwujud yang timbul karena aktivitas penelitan dan
sistem.
Adalah hak atas penemuan suatu rumus atau formula atau proses
pembuatan suatu produk. Harga perolehan aset tidak berwujud ini meliputi
perizinan, dan biaya lain-lain yang terkait dengan perolehan hak ini. Harga
perolehan aset tidak berwujud ini jika dibeli meliputi harga perolehan dan
biaya-biaya lain yang terkait dengan pembelian aset tidak berwujud tersebut.
tertentu. Harga peroleh perangkat lunak komputer yang dibeli adalah sebesar
harga beli ditambah semua biaya sampai perangkat lunak komputer siap
12
untuk membuat perangkat lunak komputer tersebut. Harga perolehan tersebut
berwujud mempunyai nilai berupa hak, tetapi pada biaya yang ditangguhkan
terjadi dalam mendirikan perusahaan seperti izin, pajak biaya cetidak saham,
hal yang berkaitan dengan biaya pendirian diamortisasi atau tidak diamortisasi
Goodwill
13
PSAK No.19 Revisi 2010 Paragraf 47 menyatidakan bahwa goodwill
yang dihasilkan secara internal tidak diakui sebagai aset karena goodwill
dapat dipisahkan dan tidak timbul dari hak kontraktual atau hak legal lain
yang dikendalikan oleh entitas dan dapat diukur secara andal biaya
pengeluaran tersebut tidak berakibat pada timbulnya aset tidak berwujud yang
dapat diakui dengan PSAK No. 19. Pengeluaran tersebut sering dianggap
secara internal apakah memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset tidak
yang dihasilkan secara internal atau biaya operasional. Seperi yang telah
dijelaskan sebelumnya, goodwill adalah aset tidak berwujud yang tidak dapat
14
return) atau kondisi normal sebagai akibat adanya faktor tertentu yang
o Pembelian
kepemilikan
akan datang;
income);
15
dikelompokkan dalam aset tidak berwujud. Pemilihan salah satu cara ini
tersebut.
aset tersebut.
maka harga perolehan diukur dengan harga pasar saat ini dari
tersebut.
dicatat tersendiri.
16
menjaga pemilikan atas aset dan program alokasi harga perolehan aset
tetap.
2.3.1 Amortisasi
jumlah tersusutkan aset tidak berwujud selama umur manfaatnya. Pada saat tertentu
nilai aset tidak berwujud akan habis. Oleh karena itu, harga perolehan aset tidak
berwujud harus diamortisasi secara sistematis selama tidaksiran masa manfaat, dan
harus dievaluasi secara teratur, apakah peristiwa atau kondisi selanjutnya menuntut
17
adanya perubahan tidaksiran masa manfaat yang sebelumnya telah ditentukan
apabila terjadi perubahan, jumlah harga perolehan yang belum diamortisasi harus
menjadi beban sisa masa manfaat yang baru, namun dipersyaratkan untuk tidak
melebihi 20 (dua puluh) tahun dari tanggal perolehan. Sebagaimana juga diketahui
bahwa periode amortisasi tidak boleh 20 (dua puluh) tahun atas dasar pertimbangan
bahwa pada masa tersebut banyak terjadi perkembangan, sehingga waktu lebihnya
aset tidak berwujud (PSAK No. 19 Revisi 2010) adalah sebagai berikut.
maksimum
4. Perkiraan tindakan yang akan dilakukan oleh pesaing, pelaksana hukum atau
(competitive advantage).
5. Adanya masa manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang
6. Kemungkinan aset tidak berwujud terdiri atas beberapa jenis atau faktor
18
amortisasi yang dibebankan setiap periode dihitung dengan memperhatikan
Namun ada pengecualian apabila terdapat metode lain yang lebih sesuai
tunai untuk masa manfaat 5 (lima) tahun. Dengan menggunakan metode garis
sebagai berikut :
2.3.2 Deplesi
19
Pada akuntansi komersial aset tidak berwujud dikelompokkan menjadi asset
dengan masa manfaat yang dibatasi oleh ketentuan hukum yaitu atas dasar
ketentuan, persetujuan atau sifat dari aset itu sendiri. Terdapat pula aset tidak
berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas sebagai contoh goodwill dan merek
dapat juga memperolah hak, berupa hak untuk pengelolaan sumber alam berupa
akan semakin berkurang setiap periodenya. Hal ini sebagai akibat penggalian atau
alam (Hak Penguasaan Hutan – HPH). Total cadangan kayu yang berada pada HPH
60.000.000 m3
Tarif Deplesi = x 100% = 12%
500.000.000 m3
20
Dalam akuntansi komersial alokasi sistematis dan rasional biaya peralihan sumber
mengenal istilah tersebut. Oleh karena itu, masalah alokasi sistematis dan rasional
atas hak pemanfaatan sumber alam dimasukkan dalam bentuk amortisasi. Jadi
Pengertian aset tidak berwujud PSAK No. 19 (Revisi 2010) adalah asset non
moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tersebut sebagai aset tidak lancer
(non current aset) dan tidak berbentuk ini memberikan hak keekonomian dan
hokum kepada pemiliknya. Termasuk dalam aset tidak berwujud seperti hak paten,
berbeda dengan perlakuan akuntansi aset tetap. Kesulitan yang dihadapi dalam
pemecahan masalah perlakuan akuntansi aset tidak berwujud pada umumnya karena
sifat asset yang tidak ada wujud fisik berakibat bukti keberadaan kabur, termasuk
kesulitan dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomian. Nilai
aset tidak berwujud pada akhirnya akan habis pada saat tertentu, sehingga harga
perolehan aset tidak berwujud harus diamortisasi secara sistematis selama tidaksiran
masa manfaat dan tidak boleh dibebankan sekaligus pada periode perolehan.
21
2.4.1 Periode dan Metode Amortisasi
Sebagaimana diatur dalam paragraf 97 PSAK No. 19 terlihat adanya klasifikas aset
Amortisasi dimulai saat tersedia untuk digunakan dan akan juga dihentikan
atau berakhir pada waktu manakah yang lebih dahulu antara aset tidak
berwujud digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK No. 58 (Revisi 2009) tentang aset tidak lancar yang dimiliki untuk
yang diharapkan. Namun demikian bila pola tersebut tidak dapat ditentukan
secara andal, akan digunakan metode garis lurus. Besarnya amortisasi yang
tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
dalam aset tidak berwujud yaitu jumlah estimasian yang dapat diperoleh
entitas saat ini dari pelepasan aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan
22
aset, bila aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir
umur manfaatnya.
tidak diamortisasi. PSAK No. 48 (Revisi 2009) tentang penurunan nilai aset
bahwa entitas disyaratkan untuk menguji aset tidak berwujud dengan umur
jumlah terpulihkan dengan jumlah tercatatnya setiap tahun dan saat ada
indikasi penurunan.
pengeluaran lainnya, termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna
usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari
penghasilan. Istilah yang digunakan dalam akuntansi pajak adalah harta tidak
berwujud tetapi mempunyai makna yang sama dengan aset tidak berwujud. Metode
yang digunakan dalam amortisasi aset tidak berwujud menurut akuntansi pajak
adalah :
23
Tetapi istilah yang digunakan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan
bahwa amortisasi dilakukan dalam bagian – bagian yang sama besar atau dalam
bagian yang menurun selama masa manfaat (metode garis lurus). Pengelompokan
Aset Tetap Tidak berwujud dan Tarif Amortisasi Untuk tujuan pajak dalam
menghitung amortisasi aset tetap tidak berwujud, terlebih dahulu aset tersebut
sesuai dengan metode yang dipilih berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya.
Kemungkinan dapat terjadi bahwa masa manfaat aset tidak berwujud tidak
tercantum pada kelompok masa manfaat, maka wajib pajak menggunakan masa
manfaat terdekat. Sebagai contoh aset tetap tidak berwujud masa manfaatnya
tahun atau 8 (delapan) tahun. Demikian halnya apabila masa manfaat sebenarnya 5
Contoh:
24
Untuk memperoleh hak paten perusahaan telah mengeluarkan uang tunai sebesar
Sesuai akuntansi pajak bahwa pada akhir masa manfaat, aset tetap tidak
berwujud akan diamortisasi sekaligus. Khusus untuk amortisasi aset tetap tidak
Ketentuan Khusus
lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang
25
tahun yang bersangkutan dengan tidaksiran jumlah seluruh
lain, maka atas sisa pengeluaran dapat dibebankan sekaligus dalam tahun
Contoh:
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun selain minyak dan
gas bumi, hak penguasaan hutan dan hak penguasaan sumber alam, serta
26
berdasarkan metode satuan produksi dengan jumlah paling tinggi 20%
Contoh :
Rp800.000.000,00 = Rp160.000.000,00
contoh biaya studi kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak
pengeluaran.
27
Penghasilan. Goodwill sebenarnya termasuk juga aset tidak berwujud,
tetapi tidak dapat diidentifikasikan khusus dan memang tiak terpisah dari
pada eksistensi perusahaan. Hal ini juga yang menjadikan alasan praktik
28
BAB III
3.1. Kesimpulan
Dari definisi – definisi yang telah diutarakan diatas, dapat diketahui bahwa
Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang tidak termasuk di dalam aset
keuangan yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan kontribusi nyata bagi
perusahaan. Banyak aset tidak berwujud diperoleh dari hak kontraktual atau dari
pemerintah.
panjang dan menjadi subjek amortisasi, klasifikasi Aset Tidak Berwujud yaitucara
expected benefit).
29
Amortisasi menurut akuntansi pajak berdasarkan pada pasal 11A Undang-
pengeluaran lainnya, termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna
usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari
penghasilan.
3.2. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat
dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa
penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu,
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan
menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
30
DAFTAR PUSTIDAKA
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Bersama Peraturan Pelaksanaannya
https://akuntansiz.blogspot.com/2018/03/jenis-dan-klasifikasi-aset-tetap.html
http://akuntansi2011a.blogspot.com/2013/01/aset-tidak-berwujud.html
https://manajemenkeuangan.net/8-aset-tetap-tidak-berwujud-yang-sebaiknya-diketahui-
orang-akuntansi-keuangan-dan-pengusaha/
http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/12/aset-tetap-tidak-berwujud-
intangible.html
https://jojonomic.com/blog/aset-tidak-berwujud/
https://www.akuntansionline.id/macam-perolehan-nilai-aset-tidak-berwujud/
31