Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Akuntansi Sebagai Sebuah Profesi

Disusun oleh:

Fharah Fauziah Nauli (0119101044)


Nandhita Myesa (0119101046)
Rifki Putra Pratama (0119101056)
Fadya Noor Fadhilah (0119101069)
Raga Ahlil Fikri (0119101072)

UNIVERISTAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Etika Profesi, dengan judul: “Akuntansi Sebagai Sebuah Profesi”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Demikian yang dapat penulis
sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari
makalah ini.

Bandung, September 2019

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………. 1
 1. Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
 2. Identifikasi Masalah …………………………………………………………………. 1
 3. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….... 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………… 2
 1. Pengertian dan Sejarah Akuntansi …….………………………………………. 4
 2. Tipe Profesi Akuntansi ………………………………………………………………. 5
 3. Akuntansi Sebagai Sebuah Profesi……………………………………………… 5
 4. Prinsip – Prinsip Kode Etik Akuntansi …………………………………………. 5
 5. Syarat Suatu Profesi ………………………………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………….. 7
 A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………….. 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………….. 32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa
atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik
yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan
kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan.
Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu;
kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan
profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan
keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,
akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau
dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai
pendidik.

Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang


dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari
pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.

1.2 Identifikasi Masalah


Masalah yang akan diidentifikasi dalam malakah ini adalah:
1. Pengertian dan Sejarah Akuntansi
2. Tipe Profesi Akuntansi
3. Akuntansi Sebagai Sebuah Profesi
4. Prinsip – Prinsip Kode Etik Akuntansi
5. Syarat Suatu Profesi

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan pembaca tau
dan paham terhadap standar kualifikasi dan kode etik akuntansi sebagai
sebuah profesi. Juga sebagai pelengkap tugas kelompok mata kuliah Etika
Profesi di semester 1 jurusan akuntansi, Universitas Widyatama.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Sejarah Akuntansi


Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar,
2003) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang
pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk
bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di
pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi
akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak
dan konsultan manajemen.

Meskipun masih dipertentangkan para ahli mengenai kapan


sebenarnya profesi ini dimulai sejarah profesi akuntan dibagi menjadi 3
fase, yaitu:
1. fase orde lama
2. fase orde baru
3. fase reformasi – sekarang

FASE ORDE LAMA


Pada era penjajahan Belanda tahun 1642, praktik akuntansi di
Indonesia dapat ditelusuri. Dimulai pada tahun 1747, yaitu praktik
pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan
dijakarta. Pada era ini Belanda memperkenalkan sistem pembukuan
berpasangan atau sering disebut double-entry bookkeeping yang
dikembangkan oleh Luca Pacioli.
Profesi akuntan di Indonesia diawali dengan berdirinya Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 1957. Pada masa ini masih mengikuti
pola yang dilakukan Belanda, dimana akuntan didaftarkan dalam salah satu
register Negara. Belanda sendiri memiliki dua organisasi profesi yaitu Van
Academich Gevorormd e Accountants (VAGA) dan Nederlands Institute Van
Accountants (NIVA). Akuntan-akuntan Indonesia yang lulus pertama
periode setelah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota kedua
organisasi.
FASE ORDE BARU
Pada masa orde baru, perekonomian mengalami perubahan yang
sangat signifikan. Perubahan ini berdampak terhadap kebutuhan profesi
sebagai akuntan. Hal ini karena adanya pasar modal pertama sejak masa
orde baru, banyaknya kantor akuntan yang berdiri , dan juga kantor
akuntan asing yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Indonesia. Pada
tahun 1977, Drs. Theodorus M. Tuannakotta IAI membentuk seksi akuntan
pengembangan akuntan publik. Dalam kurun waktu 17 tahun profesi
akuntan berkembang dengan pesat seiring dengan pasar modal dan
perbankan di Indonesia, sehingga diperlukan standart akuntansi keungan
dan standart professional akuntan publik yang setara dengan standart
Internasional.
Profesi Akuntan menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis keuangan
di Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai
perusahaan Bank di Indonesia. Hal ini disebabkan perusahan yang
mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat opini wajar
tanpa pengecualian (unqualified audit opinions) dari akuntan publik. Pada
bulan juni 1998 Asian Devloment Bank (ADB) menyetujui Financial
Governence Reform Sector Develoment Program (FGRSDP) untuk
mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan memperkuat proses
pengelolaan perusahaan di sektor publik dan keuangan. Kebijakan FGRSDP
yang disetujui pemerintah adalah usaha untuk menyusun peraturan yang
membuat auditor bertanggungjawab atas kelalaian dalam melaksanakan
audit, dan Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam
laporan keuangan dan informasi publik lainnya.

FASE REFORMASI – SEKARANG


Setelah melewati orde lama dan orde baru, perkembangan profesi
akuntan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan
perekonomian, dunia usaha dan investasi, pasar modal serta pengaruh
modal. Secara garis besar sejarah dari perkembangan profesi dan organisasi
akuntan publik di Indonesia tidak luput dari perkembangan perekonomian
Negara dan perkembangan perekonomian dunia. Beberapa faktor yang
dinilai banyak mendorong berkembangnya profesi akuntan adalah
tumbuhnya pasar modal.
a. Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan baik bank
maupun non bank.
b. Adanya kerja sama IAI dengan Dirjen Pajak dalam rangka
menegaskan peran akuntan publik pada pelaksanaan peraturan perpajakan
di Indonesia.
c. Berkembangnya penanaman modal asing dan globalisasi kegiatan
perekonomian.

Pada awal 1992 profesi akuntan publik kembali diberi kepercayan


oleh pemerintah (Dirjen Pajak) untuk melakukan versifikasi pembayaran
PPN dan PPN BM yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Peran besar
akuntan dalam dunia usaha sangat membantu pihak yang membutuhkan
laporan keuangan perusahaan dalam menilai keadaan perusahaan tersebut.
Pada tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draf Akademik
tentang rangcangan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam draf
ini disebutkan bahwa tujuan dibentuknya UU Akuntan Publik adalah untuk
melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan publik,
memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik,
mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan
dalam menyonsong era liberalisasi jasa akuntan publik.

2.2 Tipe Profesi Akuntansi


Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan
independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran
tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor
akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan
yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya
sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang
harus memperoleh izin dari Departemen Keuangan.
2) Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau
akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari staf
biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi atau direktur keuangan.
Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan
kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah
perpajakan dan pemeriksaan intern.
3) Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga
pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4) Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar,
dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

2.3 Akuntansi Sebagai Sebuah Profesi


Pada pertengahan abad kedua puluh di Amerika Serikat, ketika
disiplin akuntansi sedang mencari status profesi, Komisi Standar Pendidikan
dan Pengalaman untuk Akuntan Publik Bersetifikat mengeluarkan laporan
yang berisi tujuh karakteristik sebuah profesi:
1. Memiliki “Body of Knowledge” khusus.
2. Adanya pendidikan resmi untuk memperoleh pengetahuan tertentu.
3. Adanya organisasi sebagai wujud tanggung jawab social.
4. Sebuah Standar Perilaku yang Mengatur Hubungan Antara praktisi
dengan klien, rekan kerja, dan publik.
5. Penerima tanggung jawab sosial yang melekat dalam suatu pekerjaan
yang diberkahi dengan kepentingan publik.
6. Adanya standar kualifikasi profesi yang mengatur izin profesi.

2.4 Syarat Suatu Profesi


1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Memerlukan persiapan profesional dan bukan sekedar latihan
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotan yang permanen
6. Mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
2.5 Prinsip – Prinsip Kode Etik Akuntansi
1. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap
akuntan harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan public
Setiap akuntan mempunyai kewajiban untuk selalu bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik
dan menunjukkan komitmen atas profesionalismenya.
3. Intergritas
Pengertian intergritas sendiri yaitu suatu elemen karakter yang
mendasari timbulnya pengakuan professional. Intergritas sendiri
mengharuskan seorang anggota akuntan harus bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
4. Obyektivitas
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Dalam hal ini seorang akuntan harus
menjaga obyektivitasnya, netral dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhuna kewajiban profesionalnya.
5. Kompetisi dan kehati-hatian
Setiap anggota akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan berhati-hati, kompetisi dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa professional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban professional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku professional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
8. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar professional yang relevan. Sesuai
dengan kaahliannya dan dengan hati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip intergritas dan
obyektivitas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://tugascampusqiu.blogspot.com/2016/10/akuntansi-sebagai-suatu-profesi-
dan.html

https://www.ekonomi-holic.com/2012/09/macam-macam-profesi-akuntan.html

http://alfin-fadil.blogspot.com/2015/10/akuntansi-mulai-diterapkan-di-
indonesia.html

https://slideplayer.info/slide/12582697/

Anda mungkin juga menyukai