Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Etika dan Akhlak Keperilakuan dan Dalam Akuntansi Sektor Publik

Dikumpulkan sebagai tugas Mata Kuliah Akuntansi Keprilakuan Program


Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh :

1. Putri Sriwahyuni (90400120087)

2. Amelia ( 90400120103)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi
Keperilakuan ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal
yang berhubungan dengan Etika dan Akhlak Keperilakuan dan Dalam
Akuntansi Sektor Publik
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih minim dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
senantiasa mengharapkan masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Terima kasih.

Makassar, 17 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................3
A. Latar Belakang .........................................................................................3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................3
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................4
A. Pengertian Akuntansi Sektor Publik ........................................................4
B. Profesi Akuntan Sektor Publik .................................................................5
C. Dilema Etika.............................................................................................7
D. Etika Akutan .............................................................................................7
E. Kode Etik Akuntan ...................................................................................8
1. Prinsip dasar ........................................................................................8
2. Pendekatan kerangka konseptual ........................................................8
3. Ancaman dan perlindungan ................................................................9
4. Benturan kepentingan .......................................................................10
5. Penyelesaian konflik etika ................................................................10
6. Komunikasi dengan penanggung jawab tata kelola ..........................10
F. Akuntansi Keperilakuan di Organisasi Sektor Publik ............................11
BAB III PENUTUP ............................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktisi akuntansi sering mengalami dilema ketika menghadapi
masalah etika pada saat melakukan aktivitas profesional (Jakubowski et al.,
2002), Kegagalan praktisi akuntansi menjaga kepercayaan publik
menyebabkan hilangnya kredibilitas mereka. Oleh karena itu, penting untuk
membekali pendidikan etika pada para praktisi akuntansi (McPhail, 2001).
Alasannya, etika idealnya mendasari pengambilan keputusan oleh pihak
manajemen dalam menjalankan proses bisnis
Pada saat mengambil keputusan, individu akan mempertimbangkan
berbagai kemungkinan yang dilandasi oleh nilai yang mereka percayai.
Situasi yang beragam dapat memberi pengaruh terhadap pengambilan
keputusan individu. Pada kondisi tertentu, individu dihadapkan pada
permasalahan yang membutuhkan pengambilan keputusan terbaik. Oleh
sebab itu, pendidikan etika pada saat menempuh pendidikan merupakan
modal untuk menyelesaikan masalah dengan solusi yang terbaik tanpa
melanggar etika bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Akuntansi Sektor Publik?
2. Apa yang dimaksud dengan Profesi Akuntan Sektor Publik?
3. Bagaimana bentuk dari dilemma etika?
4. Apa yang dimaksud dengan etika akuntan?
5. Bagaimana kode etik akuntan?
6. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Keperilakuan di Organisasi
Sektor Publik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Akuntansi Sektor Publik
2. Untuk mengetahui Profesi Akuntan Sektor Publi
3. Untuk mengetahui bentuk dari dilemma etika
4. Untuk mengetahui etika akuntan
5. Untuk mengetahui kode etik akuntan
6. Untuk mengetahui Akuntansi Keperilakuan di Organisasi Sektor Publik
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi
Keperilakuan.
2. Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Akuntansi
Keperilakuan, khususnya materi Aspek Keperilakuan pada Etika dan
Akhlak Keperilakuan dan Dalam Akuntansi Sektor Publik

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Sektor Publik


Dari berbagai buku Anglo Amerika, Akuntansi Sektor Publik diartikan
sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-
praktik organisasi publik. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat,
akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintah. Dan di berbagai
kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai
perkembangan terakhir sebagai dampak keberhasilan penerapan accrual base
di Selandia Baru pemahaman ini berubah, akuntansi sektor publik
didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Dana masyarakat diartikan
sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat bukan individual, yang biasanya
dikelola oleh organisasi-organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-
proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Jadi, Akuntansi Sektor Publik
dapat didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah,
BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek
kerjasama sektor publik dan swasta. Intinya organisasi sektor publik adalah
organisasi-organisasi yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu
melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat, dan mempunyai karakter
yang menunjukkan variasi sosial, ekonomi, politik, dan karakteristik menurut
undang-undang. Akuntansi sektor publik merupakan bidang akuntansi yang
mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen di bawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai politik,
perguruan tinggi dan organisasi-organisasi nonprofit lainnya, seperti:

1. Organisasi sektor publik dapat dibatasi dengan organisasi-organisasi


yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan
pertanggungjawaban ke masyarakat. Di Indonesia, Akuntansi Sektor
Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni:
a. Akuntansi Pemerintah Pusat
b. Akuntansi Pemerintah Daerah
c. Akuntansi Parpol dan LSM
d. Akuntansi Yayasan
e. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan
f. Akuntansi Tempat Peribadatan
2. Aktivitas yang mendekatkan diri ke pasar tidak pernah ditujukan untuk
memindahkan organisasi sektor publik ke sektor swasta.

4
B. Profesi Akuntan Sektor Publik
Profesi akuntan dengan disiplin akuntansinya dianggap oleh Anglo
Amerika sangat mempengaruhi pertumbuhan bisnis di seluruh dunia.
Beberapa negara, seperti Rusia dan negara Eropa Timur, yang dulunya tidak
terpengaruh, mulai mengalami perubahan yang signifikan dalam bidang
akuntansi. Selayaknya suatu bidang ilmu, kekuatan terbesar akuntansi adalah
kelemahan utamanya. Uang merupakan alat tukar penengah dan sumber
kekayaan, sehingga akuntan dibayar untuk mengembangkan kekayaan orang
lain. Keterkaitan profesi ini dengan mata rantai uang yang telah menyebabkan
penyebaran yang cepat ke berbagai organisasi. Awalnya profesi akuntansi
dimunculkan dalam suatu organisasi Institute of Chartered Accountans yang
didirikan pada tahun 1880. Perkembangan ini diperkuat oleh lembaga The
Corporate Treasurers and Accounting Institute pada tahun 1885. Dua
lembaga ini merupakan bentukan pemerintah daerah. Namun demikian tujuan
sebenarnya adalah mempresentasikan akuntansi di perusahaan kota praja.
Selanjutnya muncullah organisasi Chartered Institute of Publik Finance and
Accounting yang mensertifikasikan para pekerja di sektor publik. Sehingga
legitimasi sub disiplin akuntansi sektor publik resmi ada.
Di Inggris pada akhir abad 19, perusahaan didirikan oleh pemerintah
kota praja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Proses pelayanan ini
menjadi sektor publik terbesar, di luar sektor pertahanan dan keamanan.
Akuntansi di pemerintah daerah atau kota praja disebut “akuntansi sektor
publik”. Di pertengahan abad ke 12, dengan pertimbangan efisiensi,
perusahaan kota praja disatukan dalam industri nasional dan sistem pelayanan
nasional. Kondisi ini justru memperkuat akuntansi sektor publik
CBerdirinya Ikatan Akuntan Indonesia mulai memunculkan
Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Kompartemen ini mewadahi para
pekerja bidang akuntansi dan akuntan yang bekerja di organisasi sektor
publik. Proses pengembangan profesi bidang akuntansi sektor publik sangat
dipengaruhi oleh:
3. kapasitas dan tujuan kebijakan ekonomi, sehingga aspek budaya, sosial
politik ekonomi menjadi dominan.
4. Orientasi pengelolaan organisasi sektor publik akan mengubah arah
pengembangan organisasi akuntansi.
5. kunci pemecahan permasalahan akuntansi sektor publik adalah
penyederhanaan yang logis untuk menciptakan kompleksitas bidang
akuntansi sektor publik.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:


1. Prinsip Etika

5
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang
mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika
disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.
Terdapat 6 prinsip-prinsip etika profesi bagi akuntan public:
a. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya, akuntan publik harus
peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh aktivitas yang
mereka lakukan.
b. Kepentingan publik
Akuntan publik harus melayani kepentingan publik, meghargai
kepentingan publik dan menunjukkan komitmennya pada
profesionalisme.
c. Integritas
Akuntan publik harus menunjukkan tanggungjawabnya pada
tingat integritas tertinggi.
d. Obyektivitas dan independensi
Akuntan public haruslah mempertahankan obyektivitasnya dan
bebas dari konflik dalam melaksanakan tugasnya serta memiliki
independensi dalam kondisi apapun.
e. Due Care
Seorang akuntan publik harus memperhatikan standar teknik
dan etika profesi dan berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan
kualitas jasa yang diberikannya.
f. Lingkup dan Sifat Jasa
Akuntan publik haruslah memperhatikan prinsip-prinsip dan
kode etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan
disediakannya.
2. Aturan Etika
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
3. Interpretasi Aturan Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan
oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan
dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan
dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup
dan penerapannya.

Akuntan Publik dilarang melakukan 3 (tiga) hal :


1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general
audit) untuk klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari

6
3 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kolusi antara
Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak lain.
2. Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap
pemberi penugasan (klien), maka dilarang untuk memberikan jasa.
3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak
diperbolehkan oleh ketentuan perundang-undangan / organisasi profesi
seperti sebagai pejabat negara, pimpinan atau pegawai pada instansi
pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali
yang diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang
tidak menduduki jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang
bertanggung jawab kepada komisaris atau pimpinan usaha konsultansi
manajemen.

C. Dilema Etika
Akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang harus
dipertimbangkan karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang
melekat dalam proses audit. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika
ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut
independensi dan integritasnya dalam imbalan ekonomis yang mungkin
dijanjikan disisi lain. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit
karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis
dan tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam konflik terdapat pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor sehingga auditor
dihadapkan kepada pilihan keputusan antara yang etis dan tidak etis.
D. Etika Akutan
Akuntan sebagai profesi untuk memenuhi fungsi auditing harus
tunduk pada kode etik profesi dan melaksanakan audit terhadap laporan
keuangan dengan cara tertentu. Selain itu akuntan wajib mendasarkan diri
pada norma atau standar auditing dan mempertahankan terlaksananya kode
etik yang telah ditetapkan. Etik sebagai prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindaknya seorang sehingga apa yang dilakukannya
dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan
martabat dan kehormatan seseorang. Etik yang telah disepakati bersama oleh
anggota suatu profesi disebut Kode Etik Profesi. Akuntan sebagai suatu
profesi yang mempunyai kode etik profesi yang dinamakan Kode Etik
Akuntan Indonesia. Khusus untuk akuntan publik terdapat Kode Etik
Akuntan Profesi yang sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik.

7
E. Kode Etik Akuntan
Kode etik akuntan terdiri atas 3 bagian. Bagian A menetapkan prinsip
dasar etika professional bagi Akuntan Profesional dan memberikan kerangka
konseptual yang akan diterapkan Akutan Profesional dalam:
a. Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
etika.
b. Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut.
c. Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menhilangkan atau
mengurangi ancaman tersebut sampai ketingkat yang dapat
diterima.
Bagian B dan C menjelaskan penerapan kerangka konseptual pada
situasi tertentu. Bagian tersebut memberikan contoh perlindungan yang
mungkin tepat untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika. Bagian tersebut juga menjelaskan situasi jikas tidak tersedia
perlindungan untuk mengatasi ancaman, dan akibatnya, keadaan atau
hubungan yang menimbulkan ancaman tersebut untuk dihindari. Bagian B
berlaku untuk Akuntan Profesional di Praktik Publik. Bagian C berlaku bagi
akuntan Profesional di Bisnis.
1. Prinsip dasar
Akuntan professional mematuhi prinsip dasar etika berikut ini, (a)
integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
professional dan bisnis. (b) Objektifitas, yaitu tidak membiarkan bias,
benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain,
yang dapat mengesampingkan pertimbangan professional. (c) kompetensi
dan kehati-hatian professional, yaitu menjaga pengetahuan professional
pada tingkat yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi
kerja akan menerima jasa professional yang kompteten berdasarkan
perkembangan praktik, peraturan, dan teknik mutakhir, serta bertindak
sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan standar professional yang
berlaku. (d) Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari hasil hubungan professional dan bisnis dengan tidak
mengungkap infomasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan
yang jelas dan memadai, kecuali terdapat suatu hak dan kewajiban hukum
atau professional untuk mengungkapkannya, serta tidak menggunakan
informasi tersebut untuk keuntungan pribadi akuntan professional atau
pihak ketiga.. (e) Perilaku professional, yaitu mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang mengurangi
kepercayaan pada profesi pekerjaan akuntan professional.
2. Pendekatan kerangka konseptual
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat berasal

8
dari situasi dan keadaan yang dihadapi oleh akuntan professional. Tidak
mungkin untuk mejelaskan segala situasi atau keadaan yang menyebabkan
timbulnya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika, serta
menjelaskan tindakan perlindungan yang sesuai. Disampig itu, sifat
perjanjian dan penugasan kerja mengkin berbeda, sehingga menimbulkan
ancaman yang berbeda dan menimbulkan perlindungan yang berbeda-beda.
Oleh sebab itu, kode etik ini menetapkan kerangka konseptual yang
mewajibkan akuntan professional untuk mengidentifikasi, mengevaluasi
dan mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
Pendekatan kerangka konseptual membantu akuntan professional mematuhi
ketentuan etika dalam kode etik ini dan mematuhi tanggung jawabnya untuk
bertibdak bagi kepentingan public. Pendekapatan ini mengakomodasi
beragam situasi dan keadaan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika, dan mencegah akuntan professional
untuk berkesimpulan bahwa situasi tersebut diperbolehkan ketika tidak ada
larangan secara spesifik.
3. Ancaman dan perlindungan
Ancaman dapat timbul melalui beragam jenis hubungan dan
keadaan. Ketika hubungan atau keadaan menimbulkan suatu ancaman,
maka ancaman tersebut dapat mengurangi atau dianggap dapat
menguarangi, kepatuhan akuntan professional terhadap prinsip dasar etika.
Hubungan atau keadaan dapat menimbulkan lebih dari satu ancaman dan
suatu ancaman dapat memengaruhi kepatuhan pada lebih dari satu prinsip
dasar etika. Ancaman dapat dikategorikan menjadi (a) Ancaman
kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terkait dengan kepentingan
keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi pertimbangan atau
perilaku akuantan professional secara tidak layak. (b) Ancaman telaah
pribadi, yaitu ancaman yang terjadi akibat dari akuntan professional tidak
dapat sepenuhnya melakukan evaluasi atas pertimbangan yang dilakukan
atau jasa yang diberikan oleh akuntan professional lain pada kantor akuntan
atau organisasi tempatnya bekerja yang akan digunakan oleh akunatn
professional untuk melakukan pertimbangan sesuai bagian dari jasa yang
sedang diberikan. (c) Ancaman Advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika
akuntan professional akan mempromosikan posisi klien atau organisasi
tempatnya bekerja sampai titik yang dapat mengurangi objektivitasnya.
Perlindungan adalah tindak atau upaya lain yang dapat
menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat
diterima. Perlindungan dibagi dalam dua kategori berikut (a). Perlindungan
yang diciptakanoleh profesi,perundang-undangan, atau peraturan dan (b)
Perlindungan dalam lingkungan kerja.

9
Perlindungan yang diciptakan oleh profisi, perundang-undangan,
atau peraturan termasuk:
a. Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalan untuk memasuki
profesi.
b. Persyaratan pengembangan profesional berkelanjutan
c. Peraturan tata kelola perusahaan;
d. Standar profesi;
e. Prosedurpemantauan dan pendisiplinan oleh Ikatan Akuntan
Indonesiaatas regulator;
f. Telaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberi kewenangan yang
sah atas laporan. Hasil, komunikasi, atau informasi yang dihasilkan
oleh Akuntan Profesional.
4. Benturan kepentingan
Benturan kepentingan menciptakan ancaman terhadap objektivitas
dan mungkin menciptakan ancaman terhadap prinsip dasar etika lainnya
Ancaman ini dapat timbul ketikan:
a. Akuntan Profesional melakukan kegiatan profesional yang terkait
dengan permasalahan tertentu untuk dua pihak atau pihak atau lebih
yang memiliki kepentingan yang saling berbenturan terkait dengan
permasalahan tersebut.
b. Kepentingan Akuntan Profesional terkait dengan permasalahan
tertentu berbenturan dengan kepentingan pihak lain yang
menggunakan jasa Akuntansi Profesional.
5. Penyelesaian konflik etika
Ketika suatu permasalahan melibatkan benturan dengan, atau di
dalam, organisasi maka Akuntan Profesional menentukan perlunya
berkonsultasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
organisasi, seperti direktur, komisaris, atau komite audit. Akuntansi
Profesional dapat mempertimbangkan untuk memperoleh saran profesional
dari ikatan akuntan indonesia atau penasihat hukum. Akuntan profesional
umumnya dapat memperoleh panduan atas persoalan etika tanpa melanggar
prinsip kerahasiaan jika dengan penasihat hukun di bawahperlindungan hak
istimewa dalam hukum. Jika setelah mendalami semua kemungkinan yang
relevan namun benturan etika tetap tidak terselesaikan. Maka akuntan
profesional, kecuali dilarang oleh hukum, menolak untuk tetap dikaitkan
dengan permasalahan yang menyebabkan benturan etika tersebut.
6. Komunikasi dengan penanggung jawab tata kelola
Ketika berkomunikasi dengan penganggung jawab tata kelola sesuai
dengan ketentuan dalam Kode Etik ini, maka Akuntan Profesional atau
Kantor Akuntan menentukan orang yang tepatuntuk komunikasi di dalam

10
struktur tata kelola organisasi.Setelahmempertimbangkan sifat dan
pentingnya keadaan dan permasalahan tertentu yang akan berkomunikasi.

F. Akuntansi Keperilakuan di Organisasi Sektor Publik


Pemerintahan Perkembangan akuntansi saat ini tidak lagi berfokus
sebagai bahasa bisnis di organisasi profit tetapi fungsi akuntansi menjadi
mutlak pula pada organisasi sektor publik yaitu instansi pemerintah maupun
organisasi nirlaba lainnya.
Akuntansi sektor publik dulu dikenal sebagai akuntansi
pemerintahan berkembang pesat pada tahun 2000 sejalan dengan
bergeraknya roda reformasi sektor publik di Indonesia. Tuntutan rakyat
akan terlaksananya good government governance dan penegakan demokrasi
turut memaksa birokrasi untuk mereinventing kembali organisasinya agar
menjadi organisasi yang efisien, efektif dalam memampukan terciptanya
kesejahteraan masyarakat.
Di Indonesia, penelitian akuntansi keperilakuan pada organisasi
publik masih sangat jarang dilakukan namun beberapa mulai bermunculan.
Kebanyakan penelitian masih terinsipirasi oleh penelitian serupa di
organisasi bisnis, misalnya penelitian tentang sistem pengendalian akuntansi
yang dihubungkan dengan kinerja yang dilakukan oleh Darma, 2005,
fenomena budgetary slack (Mardiasmo,2001; Henrika dan
Mardiasmo,2002; Yuhertiana,2004).
Organisasi sektor publik terdiri dari instansi pemerintahan dan
organisasi nirlaba. Pada organisasi kepemerintahan aspek akuntansi
keperilakuan terjadi pada setiap siklus anggaran. Siklus anggaran
pemerintahan terdiri dari tahap perencanaan, tahap ratifikasi, tahap
implementasi dan tahap pelaporan/pertanggungjawaban (Mardiasmo, 2000).

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Akuntansi Sektor Publik Dari berbagai buku Anglo
Amerika, Akuntansi Sektor Publik diartikan sebagai mekanisme akuntansi
swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik.
Akuntansi Sektor Publik dapat didefinisikan sebagai mekanisme
teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana
masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen
di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial,
maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.
Intinya organisasi sektor publik adalah organisasi-organisasi yang
menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan
pertanggungjawaban ke masyarakat, dan mempunyai karakter yang
menunjukkan variasi sosial, ekonomi, politik, dan karakteristik menurut
undang-undang.
Akuntansi sektor publik merupakan bidang akuntansi yang
mempunyai ruang lingkup lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-
departemen di bawahnya, pemerintah daerah, yayasan, partai politik,
perguruan tinggi dan organisasi-organisasi nonprofit lainnya
Interpretasi Aturan Etika Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan
setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika,
tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Etik sebagai prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan
bertindaknya seorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh
masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan
kehormatan seseorang.
Akuntansi Keperilakuan di Organisasi Sektor Publik Pemerintahan
Perkembangan akuntansi saat ini tidak lagi berfokus sebagai bahasa bisnis
di organisasi profit tetapi fungsi akuntansi menjadi mutlak pula pada
organisasi sektor publik yaitu instansi pemerintah maupun organisasi
nirlaba lainnya.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh oleh karena itu penulis banyak berharap kepada

12
para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, A. I. 2018. Akuntansi Keperilakuan Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.co
m/document/171348760/11-Etika-Dalam-Praktek-Akuntansi-Sektor-
Publik&ved=2ahUKEwjCkoKTke77AhVe73MBHSYKBS0QFnoECEMQ
AQ&usg=AOvVaw36GeJlOUWycgq6Qg9KPX4_
https://mohammadfadlyassagaf.wordpress.com/2017/03/16/perilaku-etika-dalam-
profesi-akuntansi/
https://www.academia.edu/16645119/Akuntansi_keprilakuan
http://eprints.upnjatim.ac.id/1270/2/5-Indrawati_Yuhertiana.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai