Anda di halaman 1dari 71

TUGAS METOPEL

CRITICAL REVIEW JOURNAL

Oleh :

PUTRI SRIWAHYUNI
AKUNTANSI C
90400120087

FAULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UIN ALAUDDIN MAASSAR
2022
DAFTAR ISI

JURNAL
1. Determinan Kinerja Pengelolaan Keuangan Desa: Studi pada Kecamatan Gandapura
Kabupaten Bireuen Aceh
2. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
DI KOTA PALU
3. PENGARUH PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN, KUALITAS
PELAPORAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI
PEMODERASI (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Kota Pemerintah Kota
Sabang)
4. PENGARUH KOMPETENSI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA
PENGELOLA KEUANGAN (STUDI PADA SATUAN KERJA
PERANGKATDAERAH KABUPATEN SIGI)
5. Pengaruh Kompensasi, Motivasi Dan Loyalitas Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Lombok Post Group Mataram
6. Pengaruh Kompetensi, Sistem Pengendalian Internal dan Moralitas Aparatur Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Di Kabupaten
Halmahera Utara
7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCEGAHAN FRAUD DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
8. PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DESA, LINGKUNGAN
PENGENDALIAN dan MORALITAS INDIVIDU TERHADAP PENCEGAHAN
FRAUD YANG TERJADI DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
(Studi Kasus di Desa Sukamantri, Desa Sukamanah, Desa Sukaresmi dan Desa
Gunungjaya Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi)
9. PENGARUH KOMPETENSI APARATUR DESA, KETAATAN PELAPORAN
KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP
PENCEGAHAN FRAUD DENGAN MORAL SENSITIVITY SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
10. Pengaruh Sistem Manajemen Akuntansi Dan Manajemen Kualitas Proses
Terhadap Kinerja Kualitas Produk (Studi Kasus Pada Perusahaanindustri Di
Indonesia)
CRITICAL RIVEW JURNAL

Jurnal 1
Determinan Kinerja Pengelolaan Keuangan Desa: Studi pada Kecamatan Gandapura
Kabupaten Bireuen Aceh
Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 18 No. 2, Hlm: 172-182 Juli 2017
Oleh :
Finta Munti dan Heru Fahlevi
Ringkasan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu Keuangan Desa
Kinerja Manajemen di Desa Gandapura Kabupaten Bireuen - Aceh.
Variabel yang diuji adalah kapasitas aparat desa, kepatuhan pelaporan keuangan,
dan kualitas pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Populasinya adalah
seluruh desa di Kecamatan Gandapura, Bireuen, yang terdiri dari total 40 desa.
Penelitian ini melibatkan seluruh populasi sebagai sampel. Responden yang dipilih adalah
Keuchik (atau kepala desa), bendahara desa, Tuha Peut (atau desa
legislatif/pengawas), dan fasilitator desa. Data yang dikumpulkan melalui
kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis linier berganda. Studi ini
mengungkap
bukti empiris tentang pengaruh kapasitas aparat desa, pelaporan keuangan
kepatuhan, dan kualitas pengawasan baik secara kolektif maupun individual di desa
Kinerja Manajemen Keuangan

Jurnal 2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KOTA
PALU
Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 9, September 2016 hlm 17-28 ISSN: 2302-2019
Oleh :
Nur Athiyah Rahmah
Ringkasan :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang meliputi faktor
individu,
kepemimpinan, sistem, tim dan pengaruh kontekstual terhadap kinerja keuangan daerah
manajer pada unit kerja wilayah di Kota Palu. Hasil analisis pengujian hipotesis
menunjukkan efek langsung positif dan signifikan korelasi faktor antara individu,
kepemimpinan, tim, sistem dan kontekstual dengan kinerja area manajemen keuangan di
sektor-sektor yang ada di kota Palu, dengan koefisien korelasi (Multiple R) = 0,835
berarti yang diamati
variabel memiliki hubungan yang kuat dengan variabel terikat. Sedangkan koefisien dari
determinasi (Adjust R Square) sebesar 0,685 yang berarti 68,5% dari variabel bebas
mampu menjelaskan variabel dependen, sedangkan 31,5% dipengaruhi oleh variabel lain
dalam hal ini belajar.

Jurnal 3
PENGARUH PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN, KUALITAS PELAPORAN
TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI SEBAGAI PEMODERASI (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Kota Pemerintah
Kota Sabang)
Jurnal Megister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 41 - 51 ISSN 2302-0164
Oleh :
Diana Fitri, Hasan Basri, dan Syukriy Abdullah
Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penganggaran, penatausahaan, kualitas
pelaporan, dan teknologi informasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan pada tingkat daerah.
Selain itu, studi ini juga menjelaskan peranan teknologi informasi dalam memperkuat hubungan
antara penganggaran, penatausahaan, dan kualitas pelaporan dengan kinerja pengelolaan keuangan
daerah. Penelitian ini dilakukan pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Kota (disingkat sebagai
SKPK) pemerintah kota Sabang. Total, ada 34 SKPK yang terdiri dari 102 responden. Sumber
data yang diperoleh dengan penyebaran kuesioner dianalisis menggunakan Moderate Analysis
Regression (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganggaran, penatausahaan, kualitas
pelaporan, dan teknologi informasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan
keuangan daerah. Kemudian, penganggaran, penatausahaan, dan teknologi informasi berpengaruh
negatif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Sementara itu, kualitas pelaporan memiliki
efek postif terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Selain daripada itu, teknologi informasi
mampu memperkuat hubungan antara penganggaran dan penatausahaan dengan kinerja
pengelolaan keuangan daerah. Namun, teknologi informasi belum mampu memperkuat hubungan
antara kualitas pelaporan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah.

Jurnal 4
PENGARUH KOMPETENSI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA PENGELOLA
KEUANGAN (STUDI PADA SATUAN KERJA PERANGKATDAERAH KABUPATEN SIGI)
Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 5, Mei 2017 hlm 189-197 ISSN: 2302-2019
Oleh :
Indrawati
Ringkasan :
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisis kompetensi,
komitmen, dan
kinerja penatausaha keuangan pada SKPD di Kabupaten Sigi; 2) untuk menemukan
dan menganalisis pengaruh kompetensi dan komitmen terhadap kinerja keuangan
pengurus pada Satuan Pemerintahan di Kabupaten Sigi; 3) untuk menemukan dan
menganalisis pengaruhnya
kompetensi terhadap kinerja pengelola keuangan pada SKPD di Kabupaten Sigi
Daerah; 4) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen terhadap kinerja
keuangan
aparatur di SKPD di Kabupaten Sigi. Populasi mencakup 42 unit pemerintahan
di Kabupaten Sigi mulai dari departemen, instansi, sekretariat, inspektorat, hingga tingkat
kecamatan. Itu
hasil pengujian menunjukkan bahwa R2 sebesar 0,507 atau 50,7% menunjukkan bahwa
variabel bebas, kompetensi
dan komitmen, berdampak pada kinerja para pengelola keuangan di lingkungan
Pemerintah
Satuan dalam Sigi sebesar 50,7%, sedangkan 49,3% ditunjukkan oleh variabel lain yang
tidak termasuk di dalamnya
belajar.

Jurnal 5
Pengaruh Kompensasi, Motivasi Dan Loyalitas Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Lombok Post Group Mataram
Jurnal Kompetitif: Media Informasi Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan Akuntansi Vol. 5
No. 2, September 2019
Oleh :
Sahar dan Resky Setiawati
Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi, motivasi dan karyawan
loyalitas pada kinerja karyawan. Sehingga variabel penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)
variabel bebas yaitu kompensasi (X1), motivasi (X2), dan karyawan
loyalitas (X3) dan variabel terikatnya adalah kinerja karyawan (Y). populasi dari
penelitian ini adalah karyawan Lombok Post Mataram yang terlibat dalam perusahaan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Sampel
diambil
menggunakan purposive sampling dimana karyawan dijadikan sampel sebanyak 36 orang.
Data
diperoleh dengan menyilangkan 36 kuesioner pada responden di Lombok Post Mataram.
Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa
kompensasi karyawan, motivasi dan loyalitas berpengaruh signifikan terhadap karyawan
kinerja yang dibuktikan dengan nilai koefisien regresi Y = 2,458 + 0,340X1 +
0,241X2 + 0,592X3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kompensasi (X1),
motivasi (X2) dan loyalitas karyawan (X3) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap
kinerja karyawan (Y) dengan nilai F hitung > F tabel (86,521 > 2,90) dan an
Disesuaikan R Square sebesar 0,880. Melalui analisis uji t, masing-masing variabel x
memiliki nilai t hitung > t
tabel yaitu kompensasi (2,357 > 2.034) motivasi (2.156 > 2.034) dan loyalitas
(4.565 > 2.034). Dan variabel loyalitas merupakan variabel yang paling dominan
mempengaruhi
kinerja karyawan (Y) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta tertinggi yaitu
sama dengan 0,592

jurnal 6
Pengaruh Kompetensi, Sistem Pengendalian Internal dan Moralitas Aparatur Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Di Kabupaten Halmahera
Utara
JURNAL RISET AKUNTANSI DAN AUDITING Vol 10, No 2 (2019)
Oleh :
PHILEP NJONJIE, GRACE NANGOI, dan HENDRIK GAMALIEL

Ringkasan :
Kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud) tidak hanya terjadi di sektor
swasta tapi bisa juga terjadi di sektor pemerintahan dalam bentuk kesalahan penyajian
material laporan keuangan dengan tujuan untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh kompetensi,
sistem pengendalian internal, dan moralitas aparatur terhadap kecurangan laporan
keuangan dalam pengelolaan keuangan desa di Kabupaten Halmahera Utara. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data primer melalui
kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah aparatur pengelola keuangan desa yang
ada di Kabupaten Halmahera Utara. Populasi yang digunakan adalah pengelola keuangan
desa sebanyak 784 aparatur desa di seluruh desa yang ada di Kabupaten Halmahera Utara
sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 120 responden. Data dianalisis
menggunakan analisis regresi linier berganda dan pengujian data dilakukan dengan
dibantu oleh program SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1).
Kompetensi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan
dalam pengelolaan keuangan desa. 2). Sistem pengendalian internal berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan dalam pengelolaan keuangan desa.
3). Moralitas aparatur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan laporan
keuangan dalam pengelolaan keuangan desa. Nilai koefisien determinan adalah 0,477. Hal
ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi, sistem
pengendalian internal, dan moralitas aparatur terhadap variabel dependen yaitu
kecurangan laporan keuangan yang diterangkan oleh model persamaan dalam penelitian
ini adalah sebesar 47,70%. Sedangkan sisanya sebesar 52,30% dijelaskan oleh faktor lain
diluar model penelitian ini.

Jurnal 7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCEGAHAN FRAUD DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
JURNAL AKMENIKA VOL 18 NO 2 OKTOBER 2021
Oleh :
Anandita Zulia Putri, dan Frida Dwi Prasiwi
Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pencegahan kecurangan dalam keuangan desa
pengelolaan. Faktor yang mempengaruhi adalah
budaya organisasi, moralitas, aparatur
kompetensi, dan sistem pengendalian internal. Ini
Penelitian dilakukan di 13 kecamatan di
Kabupaten Jetis,S edayu dan Bantul. sampel ini
menggunakan teknik purposive sampling. Itu
kriteria yang digunakan adalah perangkat desa yang
terlibat dalam pengelolaan keuangan desa dengan
masa kerja minimal satu tahun dan a
pendidikan minimal SLTA sebanyak
82 orang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer dengan memberikan kuisioner kepada
responden. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
program SPSS versi 26. Penelitian ini
menjelaskan bahwa budaya organisasi dan
kompetensi aparat tidak berpengaruh terhadap fraud
pencegahan dalam pengelolaan keuangan desa.
Sedangkan moralitas dan pengendalian intern
sistem mempengaruhi pencegahan penipuan di desa
manajemen keuangan.

Jurnal 8
PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DESA, LINGKUNGAN
PENGENDALIAN dan MORALITAS INDIVIDU TERHADAP PENCEGAHAN
FRAUD YANG TERJADI DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (Studi
Kasus di Desa Sukamantri, Desa Sukamanah, Desa Sukaresmi dan Desa Gunungjaya
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi)
J u r n a l I l m i a h I l m u E k o n o m i Vol.6 Edisi 12, Mar 2018 [ISSN 20886969]
Oleh :
Laila Nur Rahimah, Yetty Murni, dan Shanti Lysandra
Ringkasan :
Kecurangan adalah salah satu tindakan yang disengaja terhadap suatu keadaan atau suatu
kebenaran yang tersembunyi dari suatu
fakta material yang dapat merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh penyajian laporan keuangan desa, lingkungan pengendalian
dan moralitas individu tentang pencegahan kecurangan dalam pengelolaan Dana Alokasi
Desa
(MENAMBAHKAN). Sampel dalam penelitian ini adalah perangkat desa dan Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD) di Desa Sukamantri, Desa Sukamanah, Desa Sukaresmi dan
Desa Gunungjaya, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi dengan jumlah 55 orang.
Datanya adalah
dikumpulkan dengan kuesioner dengan Skala Likert. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif
penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Alat analisis untuk menguji hipotesis adalah
multiple
analisis regresi linier dengan menggunakan program SPSS 23.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penyajian keuangan desa
pernyataan tidak berpengaruh pada pencegahan penipuan, variabel lingkungan kontrol
memiliki
dampak pada pencegahan penipuan dan variabel moralitas individu berdampak pada
penipuan
pencegahan.

Jurnal 8
PENGARUH KOMPETENSI APARATUR DESA, KETAATAN PELAPORAN
KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP
PENCEGAHAN FRAUD DENGAN MORAL SENSITIVITY SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
Jurnal Akuntansi, Audit & Aset Volume 1, Nomor 2, November 2018: 63–89
Oleh :
Klara Wonar, Dr. Syaikhul Falah, SE., M.Si, dan Bill J.C Pangayow, SE., M.Si., Ak., CA

Ringkasan :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pencegahan fraud terhadap pengelolaan
keuangan desa/desa
sebagai variabel terikat dan kompetensi perangkat desa, kepatuhan pemerintah
pelaporan keuangan, sistem pengendalian internal sebagai variabel independen sedangkan
sensitivitas moral sebagai
variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif atau metode hipotetik-
deduktif yang
bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksploratif,
deskriptif, eksplanatori, dan prediktif
studi. Data primer terutama digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan survei
metode berupa angket yang mencantumkan pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada
responden
yang harus diisi untuk mendapatkan informasi, selanjutnya dilakukan analisis data dengan
menggunakan software Aplikasi WarpPLS 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kompetensi perangkat desa
mempengaruhi pencegahan penipuan, kepatuhan pelaporan keuangan mempengaruhi
pencegahan penipuan, dan sementara itu
sistem pengendalian internal tidak mempengaruhi pencegahan penipuan. Selanjutnya,
kepekaan moral tidak
memoderasi kompetensi aparat desa, kepatuhan pelaporan keuangan dan pengendalian
internal
sistem.

Jurnal 10
DETERMINAN FRAUD PREVENTION PADA PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN
BANJAR (DETERMINANT OF FRAUD PREVENTION IN VILLAGE GOVERNMENT IN
BANJAR REGENCY)
Jurnal Akuntansi Vol. 10, No.2, Juni 2020 Hal. 129 – 152 ISSN 2303-0356
Oleh :
Elva Rahmawati, Sarwani, Rasidah, dan Mellani Yuliastina
Ringkasan :
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel kompetensi aparatur, sistem pengendalian
internal, pengendalian conflict of interest, moralitas, akuntabilitas, penegakan hukum dan
kesesuaian kompensasi terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan keuangan desa.
Pencegahan kecurangan menjadi hal yang sangat penting sebagai upaya untuk menciptakan iklim
transparansi dan bebas dari tindak kecurangan dalam pengelolaan keuangan desa demi
terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner, jumlah sampel yang digunakan 164 Desa di Kabupaten Banjar, dimana masing-masing
desa diambil 3 orang pengelola dana desa yaitu kepala desa, sekretaris desa dan kaur keuangan,
sehingga berjumlah 492 orang. Analisis Data menggunakan regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kompetensi aparatur, sistem pengendalian internal, pengendalian
conflict of interest, moralitas, akuntabilitas, dan kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan
terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan keuangan desa. Sementara itu penegakan hukum
tidak berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud dalam pengelolaan keuangan desa

Motivasi
Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
Jurnal 6
Jurnal 7
Jurnal 8
Jurnal 9
Jurnal 10

Isu-isu penelitian
Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
Jurnal 4
Jurnal 5
Jurnal 6
Jurnal 7
Jurnal 8
Jurnal 9
Jurnal 10
Judul Jurnal : Pengaruh Konflik Peran dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada
Bank Bengkulu Cabang Pembantu Mega Mall

Nama Penulis : Noviansyah 1); Ahmad Soleh2); Mimi Kurnia Nengsih3)


1)
Study Program of Management Faculty of Economic, Universitas Dehasen Bengkulu 2,3) Department of

Management, Faculty of Economic, Universitas Dehasen Bengkulu .

Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis

Volume : Vol.10 No. 1 Januari 2022 page: 223 – 228


Tahun Terbit : 2022
Reviewer : Putri Sriwahyuni

A. MERUMUSKAN SECARA KUANTITATIF


1. Motivasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konflik peran terhadap
kinerja pegawai dan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai. Populasi pada penelitian ini yaituseluruh pegawai Bank Bengkulu Cabang
Pembantu Mega Mall dan Sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 orang. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, uji
determinasi dan uji hipotesis. Hasil analisis regresi menunjukkan Y = 42,444 -0,146X1
+0,141X2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif
terdapat pengaruh negatif negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan
lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil penelitian manajemen Bank Bengkulu perlu mengadakan pertemuan
secara berkala untuk mengetahui kendala yan dihadapi pegawai yang berkaitan dengan
kinerja pegawai.
2. Isu-Isu Penelitian Dalam Akuntansi
Konflik Peran, Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan.
3. Critical Riview Urnal Terkait
a. Critical Riview Jurnal
Berdasarkan jurnal tersebut telah dijelaskan

b. Permasalahan
Masalah spesifik dari riset ini adalah Pengaruh Konflik Peran dan Lingkungan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
c. Grand teori dan consept penelitian

Konflik Peran

Konflik adalah sebuah proses dimana satu pihak menganggap bahwa


kepentingan- kepentingannya ditentang atau secara negatif dipengaruhi oleh pihak lain
(Kreitner dan Kinichi dalam Nurhikmah & Halilah, 2016). (Rina, 2015) mengemukakan
bahwa konflik adalah pertentangan yang terjadi dalam suatu organisasi dapat terjadi
karena adanya perbedaan pendapat mengenai tujuan perusahaan, kompetisi antar
departemen, antar bagian, antar unit kerja, para manajer yang bersaing dan berkonflik
untuk memperebutkan posisi dan kekuasaan.
Konflik peran dengan indikator menurut Gitosudarmo & Sudita (2017) yaitu
saling ketergantungan tugas, perbedaan tujuan dan prioritas, faktor birokrasi (lini-staf),
kriteria penilaian kinerja yang saling bertentangan, persaingan atas sumber daya yang
langka.
Lingkungan Kerja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja menurut
Sedarmayanti ( 2016) sebagai berikut:
a. Penerangan/cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapatkan keselamatan dana kecelakaan bekerja.
b. Suhu udara
Rasa sejuk dan segar dalam bekerja akan membantu mempercepat pemulihan
tubuh akibat lelah setelah bekerja.
c. Suara bising
Bunyi yang tidak di kehendaki dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak
pendengaran dan menimbulkan kesalahan komunikasi,
d. Keamanan kerja
Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan
tenaga satuan petugas keamanan.
e. Hubungan karyawan
Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan
hubungan yang harmonis dengan atasan, rekan kerja maupun bawahan serta di
dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat kerja.
Kinerja
Rivai (2006) menyatakan kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
setiap karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Suyadi dalam Fatchur &
Mandayanti, 2012).
Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, pada
penelitian ini pengolahan data menggunakan software SPSS for windows versi 21.0.
d. Model penelitian kuantitatif

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) digunakan mengukur seberapa jauh kemampuan model


dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol sampai satu (0<R²<1). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.

KD = r² x 100%................................................(2)

Keterangan:
KD = Koefisien
Determinasi R =
Koefisien
Korelasi.

Uji t

Menurut Sugiono (2015) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh


pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
terikat.
T hitung = b/Sb............................................................(3)
Dimana:
t : nilai yang dicari
b :
parameter
estimasi Sb :
standar error

Bentuk pengujianya adalah:


Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja. Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja.

Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan signifikansi, yaitu :


a. H0 diterima dan Ha ditolak jika > 0.05
b. H0 ditolak dan Ha diterima jika < 0.05

Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama terhadap
variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan menggunakan angka probabilitas
signifikansi, yaitu:
a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

e. Perumusan hipotetis penelitian kuantitatif


Hasil Uji Regresi Berganda
Tabel 1 menunjukkan ouput regresi linear berganda dan diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = 42,444 - 0,146X1 + 0,141 X2 + e

Berdasarkan persamaan diatas diketahui nilai konstanta variable konflik peran dan
lingkungan kinerja terhadap kinerja karyawan yaitu bernilai positif, yang berarti bahwa
jika variable independent (konflik peran dan lingkungan kerja) bernilai nol, maka
kinerja karyawan bernilai konstan yaitu 42,444.
Nilai koefesien regresi X1 (Konflik peran) sebesar -0,146, mempunyai arti jika X1
(Konflik peran) mengalami peningkatan sebesar satu-satuan, maka Y (Kinerja) akan
mengalami penurunan sebesar 0,146 kali. Dengan asumsi bahwa nilai X2 (lingkungan
kerja) konstan. Sedangkan Nilai koefesien regresi X2 (lingkungan kerja) sebesar 0,141
bermakna apabila X2 (lingkungan kerja) mengalami peningkatan sebesar satu-satuan
maka Y (kinerja) juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,141. Dengan asumsi
bahwa nilai X1 (konflik peran) tidak mengalami perubahan.

Hasil Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi


Tabel 2 menunjukkan bahwa variable konflik peran memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, yang berarti semakin tinggi konflik peran
maka semakin rendah kinerja. Hal ini disebabkan karyawan sering mendapatkan
pekerjaan/tugas yang tidak sesuai dengan keahliannya sehingga karyawan tidak dapat
maksimal dalam menyelesaikan tugas dan mengalami kesulitan melaksanakan tugas
yang diberikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Rosally (2015) bahwa konflik
peran menyebabkan rendahnya kinerja pada auditor.
Variabel Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin baik lingkungan kerja yang ditawarkan oleh Bank
Bengkulu Cabang Pembantu Mega Mall maka semakin baik kinerja. Tersedianya sarana
dan prasana yang dapat menunjang pekerjaan seseorang maka akan meningkatkan rasa
kepuasan seseorang dalam bekerja karena mereka dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan lebih baik. Lingkungan kerja yang nyaman serta sarana dan prasarana kerja yang
lengkap akan meningkatkan kinerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Nitisemito (1991)
bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.
Dari hasil penelitian 68,4% kinerja pegawai PT Bank Bengkulu Cabang Pembantu
Mega Mall dipengaruhi oleh konflik peran dan lingkungan kerja. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi konflik peran dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai yaitu
kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan satu tim, kepercayaan
terhadap sesama anggota tim, keserataan dan kekompakan anggota tim serta sistem
kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang diberikan perusahaan dan kultur kerja untuk
mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan. Sebagaimana disebutkan bahwa kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2016). Sedangkan menurut Rivai (2006) kinerja merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai
dengan perannya dalam perusahaan.

KerAngkA Berpikir
1. Teori Terkait

Beberapa teori yang mendasari penelitian ini adalah:


Sistem Akuntansi Manajemen

Anthony dan Govindarajan (2009) mengatakan bahwa sistem adalah dengan cara
tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau seri. Sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk mengontrol kegiatan organisasi yang disebut sistem pengendalian
manajemen. kontrol manajemen adalah proses di mana anggota manajer pengaruh lain
dari organisasi untuk menerapkan strategi organisasi. kontrol manajemen difasilitasi oleh
sistem formal yang merupakan siklus berulang aktivitas. Manajemen Sistem
Pengendalian meliputi ukuran kinerja finansial dan nonfinansial.

Manajemen Mutu proses


Ahire (1996) mengatakan bahwa manajemen mutu proses merupakan salah satu fungsi
dari Total Quality Management (TQM). manajemen mutu proses juga merupakan
serangkaian proses untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. organisasi Kelebihan
yang telah menerapkan manajemen mutu proses mampu mengembangkan konsep
kualitas dengan pendekatan yang komprehensif (menyeluruh). Dalam konsep Total
Quality Management, pelanggan tidak hanya sebagai pembeli tetapi dimaksudkan
sebagai proses lebih lanjut yang menentukan persyaratan dan mengharapkan kepuasan.
TQM menekankan aspek operasional dan perilaku sosial pada perbaikan kualitas. Dalam
TQM, ada lima program utama yang saling terkait, yaitu 1). Fokus pada pelanggan, 2).
perbaikan terus-menerus, 3). Pengembangan sistem, 4). Partisipasi penuh, dan 5).
pengukuran kinerja.
Kinerja Kualitas Produk
Hall (2007) mengatakan bahwa dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen
di seluruh dunia. Pertama, kualitas buruk sangat mahal bagi perusahaan. Kedua, kualitas
adalah produsen kelas dunia kompetisi dasar. Kualitas tidak lagi biaya penetral.
Pelanggan menginginkan kualitas dan mencari produk-produk berkualitas dengan harga
terendah. Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah untuk
menempatkan titik kontrol sepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi operasi
yang "out of control" ketika operasi terjadi. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian
kualitas akhir proses tradisional. Dalam pendekatan ini, produk akan dipelajari setelah
selesai.

2. Kerangka Konseptual

Pengaruh tujuan kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk
Berdasarkan teori penetapan tujuan, tujuan akan efektif untuk tujuan ini menunjukkan
tingkat yang dapat diterima kinerja (Locke dan Latham, 1990). Dalam studi
eksperimental yang dilakukan Tuttle dan Harrell (2001), menggunakan yang siswa
bertindak sebagai pekerja, pekerja dalam aturan, menunjukkan bahwa tujuan prioritas
untuk karyawan berkomunikasi dapat mempengaruhi prioritas pekerja dalam mencapai
tujuan tersebut. Taylor (2004) mengatakan bahwa satu set tujuan bisnis jelas merupakan
kebutuhan penting dalam proses meluruskan pengukuran kinerja produk dengan tujuan
bisnis. Tujuan berjalan sebagai pengatur tindakan manusia dengan memotivasi tim
pengembangan proyek (Linderman et al., 2006). Dengan tujuan spesifik yang
dibutuhkan untuk meluruskan kinerja strategi pengukuran, tujuan mutu yang ditetapkan
dalam manajemen mutu proses akan berdampak pada kualitas produk.

Pengaruh masukan kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk.

Hasil studi Renn dan Fedor (2001) menyatakan bahwa karyawan menerima dan
menggunakan umpan balik sebagai subyek pemeriksaan dan kontrol arus. Sedangkan
hasil penelitian Kluger dan DeNisi (1996), dalam aitannya dengan mempengaruhi
perilaku karyawan, kekuatan motivasi umpan balik keuntungan hampir secara eksklusif
dari informasi yang diberikan tentang kinerja karyawan, yang pada gilirannya
meningkatkan kejelasan tugas yang akan dilakukan.
Sarkar (1997) menunjukkan bahwa peningkatan perbaikan / proses dalam kualitas akan
meningkat ketika penyebaran informasi direkomendasikan di lokasi kerja. Nagappan et al.
(2005). Hasilnya menunjukkan bahwa umpan balik kualitas tes memberikan umpan balik
yang berarti pada kualitas upaya pengujian dan untuk menambahkan keyakinan bahwa
kualitas produk akan tinggi.

Pengaruh insentif kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk

Taburkan (2000) menemukan bahwa ketergantungan pada skema kompensasi berbasis


insentif meningkatkan kinerja individu untuk memotivasi mereka untuk meningkatkan
baik durasi dan intensitas usaha.

3. Hipotesis
Dari uraian di atas rumusan masalah yang membuat penulis tertarik untuk
mengetahui dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :
H1 : Kualitas Tujuan dan Manajemen Proses Kualitas pengaruh positif pada Mutu
Internal;
H2 : Kualitas Umpan balik dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Mutu
Internal;
H3 : Kualitas Insentif dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Mutu
Internal;
H4 : Kualitas Tujuan dan Manajemen Proses Kualitas adalah pengaruh positif
terhadap Kualitas Eksternal; H5 : Kualitas Masukan dan Proses Manajemen Mutu
pengaruh positif pada Kualitas Eksternal;
H6 : Kualitas Insentif dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Kualitas
Eksternal;
H7 : Sasaran Mutu, Kualitas Feedback, Insentif Kualitas, dan Proses Manajemen
Mutu secara bersamaan pengaruh positif pada Mutu Internal;
H8 : Sasaran Mutu, Kualitas Feedback, Insentif Kualitas, dan Proses Manajemen
Mutu secara bersamaan pengaruh positif pada kualitas Eksternal.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, meliputi
pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan tentang status
subjek penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memberikan peneliti
sejarah atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dari fenomena perhatian
seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran, 2009). Unit analisis
dalam penelitian ini adalah individu, Direktur Manufaktur, Kepala Departemen / Divisi
Manufacturing, Manufacturing Manager, dan Senior Manufacturing Staf di sebuah
perusahaan manufaktur / industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari responden sebagai unit analisis (Direktur Manufaktur, Kepala
Departemen Divisi / Fabrikasi, dan Manajer perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia) dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
• Kuesioner, yang merupakan daftar terstruktur pertanyaan yang ditujukan kepada
mereka.

• Wawancara, tanya jawab dan mengajukan pertanyaan langsung kepada mereka.


Wawancara dilakukan untuk melengkapi kuesioner yang berkaitan dengan manajemen
kualitas proses, sistem akuntansi manajemen, dan kinerja kualitas produk.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pada bulan Maret 2014 jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
adalah 492 emiten / perusahaan, termasuk 138 perusahaan ma

Metode Pengujian Data


CRITICAL RIVEW JURNAL KE-2

Judul Jurnal : AUDITINGFORENSIK DAN VALUE FOR MONEY AUDIT


Nama Penulis : Dwi Sudaryati, Nafi’ Inayati Zahro Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Muria Kudus

Nama Jurnal : AL-BANJARI, hlm. 137-162

Volume : Vol. 13, No.2, Juli-Desember 2014


Tahun Terbit : 2014
Reviewer : Putri Sriwahyuni

ISSN : 1979-6889

CRITICAL REVIEW TERHADAP JURNAL ””

Review Jurnal Penelitian

Dalam jurnal ini, penulis bertujuan untuk mengidentifikasi metode untuk


mendeteksi dan mencegah kecurangan dan korupsi pada sektor publik. Penulis juga
menekankan bahwa pemahaman tentang penyebab kecurangan adalah ha yang penting
dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan. Pencegahan kecurangan
meminta langkah-langkah untuk menghentikan kecurangan dari sejak terjadinya.
Pendekatan tradisional untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan, seperti audit, tidak
cukup efektif dan hanya memungkinkan kecurangan terdeteksi pada bulan selanjutnya
setelah terjadinya transaksi, jika pernah. Dalam beberapa kasus, kerugian yang ebsar
akibat kecurangan dapat menyebabkan organisasi kehilangan keberlangsungan usaha.
Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab kecurangan atau kejahatan ekonomi
menjadi sangat penting, karena hal tersebut penting untuk mengidentifikasi mekanisme
yang paling efektif untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan.

Korupsi masih menjadi isu yang selalu menarik untuk dibahas baik di Indonesia
maupun negara-negara lainnya. Meluasnya kejahatan korupsi di Indonesia telah terjadi
sejak orde lama dan mencapai puncaknya pada masa orde baru. Semenjak runtuhnya era
orde baru, masyarakat semakin terbuka dan kritis mencermati berbagai kebijakan
terutama kebijakan penyelengaraan pemerintah yang penuh dengan unsur-unsur korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Berbagai upaya sebenarnya telah dilakukan pemerintah
sejak dahulu (sebelum tumbangnya rezim orde baru) hingga saat ini untuk memberantas
korupsi di tanah air ini. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari latar belakang munculnya
peraturan-peraturan tentang pemberantasan korupsi.
Konsep auditing forensik yang merupakan jenis audit khusus seharusnya dapat
memberikan dorongan bagi para akuntan pemerintah (BPKP) untuk selalu optimis
dalam menghadapi tindakan korupsi. Para akuntan pemerintah dapat mengaplikasikan
konsep auditing forensik dan konsep value for money audit pada pelaksanaan
pemeriksaan keuangan di lingkungan lembaga pemerintahan. Meskipun untuk
menghilangkan sama sekali praktek korupsi sangatlah kecil sekali harapannya, namun
paling tidak metode dalam auditing yaitu auditing forensik dan value for money audit
tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik, yaitu menekan terjadinya korupsi
sekecil mungkin apabila keduanya diterapkan di Indonesia.
Analisis (Critical)

Sistematika penulisan telah tersusun dengan baik dan jelas mulai dari judul
penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan
pembahasan, kesimpulan, saran, dan daftar pustaka. Judul penelitian yang digunakan
oleh penulis juga cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan menggambarkan apa yang akan
diteliti. Namun judul tersebut masih memiliki kekurangan yaitu belum memenuhi
prinsip 5W + 1H dimana pada judul tersebut tidak dicantumkan tahun penelitian
sehingga penelaah tidak tahu kapan penelitian tersebut dilakukan.

Pada bagian abstrak menurut saya sudah baik, karena penulis mampu
menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi
dan hasil yang didapatkan serta mencantumkan kata kunci. Namun, jurnal ini tidak
memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. Setelah
menganalisa secara keseluruhan, menurut saya jurnal penelitian ini secara sistematika
sudah cukup bagus karena penulis telah mengikuti aturan penulisan yang benar namun
dari segi teori masih banyak kekurangan. Penulis perlu menambah literatur-literatur
untuk dijadikan bahan pembanding dalam melakukan penelitian karena dilihat dari
daftar pustaka yang dicantumkan penulis tidak terdapat jurnal-jurnal penelitian terdahulu
sebagai bahan pembanding. Dalam sebuah penelitian sumber pustaka tidak hanya
bersumber dari buku, tetapi juga bersumber dari jurnal-jurnal, internet, sumber hukum,
makalah/paper, surat kabar, majalah, dll.
CRITICAL RIVEW JURNAL KE-3

Judul Jurnal : PEMERIKSAANFRAUD DALAM AKUNTANSI FORENSIK DAN


AUDIT INVESTIGATIF
Nama Penulis : Annisa Sayyid Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Antasari
Banjarmasin.

Nama Jurnal : AL-BANJARI, hlm. 137-162

Volume : Vol. 13, No.2, Juli-Desember 2014


Tahun Terbit : 2014
Reviewer : Putri Sriwahyuni

Vol. 01 No. 02 Juli 2014


Halaman 56-64 JURNAL
AKUNTANSIISSN 2339-1502

CRITICAL REVIEW TERHADAP JURNAL “PENDETEKSIAN


KECURANGAN (FRAUD) LAPORAN KAUANGAN”
Riny
Jefri
Mediaty

Review Jurnal Penelitian

Pada saat sekarang pengunaan laporan keuangan semakin memiliki peran


penting dalam perekonomian dunia, khususnya di Indonesia. Dalam penyusunan
laporan keuangan telah mengunakan standar yang sama dengan mengunakan
IFRS. Dalam pemeriksaaan penyusunan pelaporan keuangan, suatu proses audit
dirancang untuk memberikan suatu keyakinan bahwa laporan keuangan tidak
terjadi salah saji (mistatement) yang material dan juga memberikan keyakinan
yang memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan. Salah saji
dalam penyusunan laporan keuangan itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan
(error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai
Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70, demikian pula error dan
irregularities masing-masing diterjemahkan sebagai kekeliruan dan
ketidakberesan sesuai PSA sebelumnya yaitu PSA No. 32.
Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan
kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang ber-akibat terjadinya
salah saji dalam laporan keuang-an, berupa tindakan yang sengaja atau tidak
disengaja (IAI, 2001). Terjadinya suatu kecuranganadalah tindakan yang
disengaja, dimana bila kecurangan itu tidak dapat terdeteksi oleh suatu
pengauditan dapat memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses
pelaporan keuangan. Dan memberikan kerugian yang besar bagi perusahaan itu
sendiri. Sebagai contoh di Indonesia dapat dikemukakan kasus yang terjadi pada
PT Kimia Farma Tbk (PT KF). PT KF adalah badan usaha milik negara yang
sahamnya telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementerian
BUMN dan pemeriksaan Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji
dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba
bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang
merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi
dengan cara melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan
dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi
oleh Direktur Produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT
KF per 31 Desember 2001. Selain itu manajemen PT KF melakukan pencatatan
ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-
unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal.
Kecurangan dan Kelalaian merupakan 2 hal yang berbeda dan hal itu telah
diperjelas dalam standar audit yang telah ada. Untuk pendeteksian kecurangan
( Fraud ) pada laporan keuangan telah banyak dilakukan penelitian dengan hasil
yang tidak seragam, dimana ada penelitian yang mendukung penelitian
sebelumnya, dan ada pula penelitian yang tidak mendukung penelitian
sebelumnya. Pendeteksian Kecurangan ( Fraud ) Laporan Keuangan dipengaruhi
oleh : 1. Karekteristik terjadinya kecurangan. 2. Standar Pengauditan mengenai
pendeteksian kecurangan 3. Lingkungan pekerjaan audit yang mengurangi
kualitas audit - Tekanan kompetisi atas fee - Tekanan waktu - Relefasi hubungan
auditor-auditee Untuk penelitian berikutnya terus melakukan variasi dalam objek
dan variable yang digunakan sebagai factor dalam mendeteksi kecurangan itu
sendiri.

Analisis (Critical)
Menurut analisa saya, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini
sudah tepat sesuai dengan focus penelitian, yaitu metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif. Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang
diteliti (Herdiansyah, 2010: 9). Jadi, penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif maksudnya adalah penelitian ini mendesripsikan, menggambarkan
mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat
penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian kualitatif
pendekatan deskriptif menafsirkan dan
menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap
serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, hubungan antarvariabel,
perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain.

Pada bagian penulisan hasil penelitian dan pembahasan, menurut penelaah


terdapat beberapa typo karena ada beberapa kalimat yang sama digunakan
berulang oleh penulis dan menurut penelaah hal itu akan mengurangi kekuatan
jurnal penelitian ini. Selain itu, materi yang ditulis pada bagian pembahasan juga
kurang mendalam dan saran saya bagi penulis agar lebih memperbanyak koleksi
kosa kata supaya kalimat yang ditulis lebih menarik dibaca dan mudah dipahami.

Jurnal penelitian ini termasuk cukup bagus, pada bagian penutup sudah
memuat kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Penulis juga mencantumkan
saran-saran sebagai harapan untuk kondisi subjek penelitian menjadi lebih baik,
sebagai salah satu solusi dari permasalahanyang terjadi.
PENGARUH MORALITAS INDIVIDU DAN PENGENDALIAN
INTERNAL TERHADAP KECENDERUNGAN
KECURANGAN
AKUNTANSI (Studi Empiris Pada SKPD di Kota Padang)
Yulina Eliza
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perdagangan PadangEmail :
yulinaeliza@yahoo.co.id

Review Jurnal Penelitian

Standar Akuntansi Pemerintah yang merupakan pedoman bagi pemerintah


dalam menyajikan laporan keuangan untuk menghindari terjadinya perbedaan
persepsi dan pemahaman antara pemerintah daerah pengguna laporan keuangan.
Laporan keuangan pemerintah harus disajikan secara relevan dan reliabel serta
perlu pengungkapan yang memadai mengenai informasi yang dapat
mempengaruhi keputusan. Laporan keuangan yang baik selalu terkendala oleh
tindakan kecurangan yang sengaja dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Kecurangan ini dipengaruhi oleh faktor organisasi (eksternal), faktor dari
dalam diri individu (internal) serta lemahnya pengendalian internal. Individu
dengan tingkat integritas tinggi dan tekanan (kebutuhan) serta kesempatan terbatas
untuk melakukan kecurangan cenderung bersikap jujur, sebaliknya individu yang
integritas pribadinya kurang, ketika ditempatkan dalam situasi tekanan kebutuhan
meningkat dan diberikan kesempatan cenderung melakukan kecurangan asalkan
kebutuhannya terpenuhi. Begitu pula halnya dengan pengendalian internal. Jika
pengendalian internal lemah akan mengakibatkan kekayaan atau asset suatu
negara yang dikelola pemerintah daerah tidak terjamin keamanannya. Adapun
yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Sejauhmana pengaruh
moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,dan 2) Sejauh
mana pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Moralitas individu berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi pada SKPD kota Padang.
Pengaruh ini bersifat negatif artinya semakin baik moralitas individu
maka tingkat kecurangan akutansi semakin berkurang. Dengan
demikian hipotesis pertama yang menyatakan ada pengaruh antara
moralitas individu terhadap tingkat kecenderungan kecurangan akutansi
dapat diterima.
2. Sistem Pengendalian Intern berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat kecenderungan kecurangan akutansi SKPD kota Padang.
Pengaruh ini bersifat negatif artinya semakin efektif sistem
Pengendalian Intern maka Tingkat Kenderungan Kecurangan Akutansi
semakin berkurang. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan
ada pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap tingkat
kecenderungan kecurangan akutansi pada SKPD kota Padang dapat
diterima.

Analisis (Critical)

Pada bagian abstrak menurut saya sudah baik, karena penulis mampu
menggambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,
metodologi dan hasil yang didapatkan serta mencantumkan kata kunci. Namun,
jurnal ini tidak memberikan rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya. Pada bagian penulisan hasil penelitian dan pembahasan, menurut
penelaah terdapat beberapa typo karena ada beberapa kalimat yang sama
digunakan berulang oleh penulis dan menurut penelaah hal itu akan mengurangi
kekuatan jurnal penelitian ini. Selain itu, materi yang ditulis pada bagian
pembahasan juga kurang mendalam dan saran saya bagi penulis agar lebih
memperbanyak koleksi kosa kata supaya kalimat yang ditulis lebih menarik
dibaca dan mudah dipahami.
Jurnal penelitian ini termasuk cukup bagus, pada bagian penutup sudah
memuat kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Penulis juga mencantumkan
saran-saran sebagai harapan untuk kondisi subjek penelitian menjadi lebih baik,
sebagai salah satu solusi dari permasalahan yang terjadi.
Prosiding Seminar Nasional “Problematika Hukum dalam Implementasi Bisnis dan
Investasi (Perspektif Multidisipliner)”
Akuntansi Forensik dan Prospeknya terhadap PenyelesaianMasalah-
Masalah Hukum di Indonesia

Jumansyah, Nunik Lestari Dewi, Tan Kwang


En

1Fakultas Ekonomi, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 E-


mail: Syah_251085@yahoo.co.id 2Fakultas Ekonomi, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung 40164 E-mail:
nunik1503@yahoo.com3Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung 40164 E-mail: ndrw_tan@yahoo.com

Review Jurnal Penelitian

Kesuksesan akuntansi forensik di Indonesia mulai terlihat saat munculnya


kasus Bank Bali, dimana Pricewaterhouse Coopers selaku akuntan yang
melakukan pemeriksaan pada Bank Bali berhasil menunjukkan sejumlah aliran
dana dari orang-orang tertentu. Kesuksesan akuntansi forensik tersebut tidak
diikuti dengan kesuksesan penyelesaian hukum di pengadilan. Sistem pengadilan
di Indonesia pada saat itu tidak berhasil menghukum para banker yang telah
menikmati dana BLBI, beberapa banker tersebut dengan mudah melarikan diri ke
luar negeri. Tahun 2005 merupakan tahun kesuksesan bagi akuntansi forensik dan
sistem pengadilan. Kasus Komisi Pemilihan Umum dan kasus Bank Negara
Indonesia dapat diselesaikan dari segi akuntansi forensik dan sistem pengadilan.
Kasus korupsi di Komisi Pemilihan Umum berhasil dibongkar oleh BPK (Badan
Pemeriksaan Keuangan) yang bertindak selaku akuntan forensik dan berhasil
diselesaikan di pengadilan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Sedikit
berbeda dalam kasus Bank Negara Indonesia, pemeriksaan (akuntansi forensik)
bukan dilakukan oleh lembaga pemeriksa atau kantor akuntan, tetapi oleh PPATK
(Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan). Kasus besar yang sampai
saat ini masih bergulir dan belum ada titik penyelesaiannya serta menjadi
bahasan yang menarik berhubungan dengan akuntansi forensik adalah kasus Bank
Century. Kelemahan governance di korporasi maupun di pemerintahan ditengarai
menjadi penyebab munculnya kecurangan seperti korupsi, asset misappropriation,
dan kecurangan laporan keuangan. Dampak lemahnya governance di korporasi
terlihat pada rendahnya harga saham korporasi tersebut. Referensi [5]
menyebutkan adanya korelasi yang hampir sempurna antara corporate governance
dengan kinerja keuangan yang diukur berdasarkan return on capital employed dan
return on equity. Referensi [5] menyimpulkan adanya korelasi yang kuat antara
corporate governance dengan kinerja harga saham. Lemahnya penegakan hukum,
standar akuntansi, dll konsiten dengan dengan tingkat korupsi dan kelemahan
penyelenggaraan pemerintahan. Paper ini bertujuan untuk mengelaborasi
kemungkinan-kemungkinan penyelesaian kasus-kasus menggunakan akuntansi
forensik dan menjelaskan prospek profesi akuntan forensik untuk ikut serta dalam
penyelesaian kasus-kasus hukum di Indonesia

Analisis (Critical)

Jurnal ini tidak menyantumkan tahun pembuatannya. Pada bagian abstrak


menurut saya sudah baik, karena penulis mampu menggambarkan secara jelas
mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang
didapatkan serta mencantumkan kata kunci. Namun, jurnal ini tidak memberikan
rekomendasi apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan
pembahasan paper ini menunjukkan bahwa prospek profesi akuntan forensik
untuk ikut serta dalam penyelesaian kasus-kasus hukum di Indonesia sangat besar
dan penting. Kasus-kasus hukum di Indonesia khususnya yang berhubungan
dengan kecurangan perlu melibatkan akuntan forensik dalam penyelesaiannya,
karena akuntan forensik dapat membantu para ahli dan para penegak hukum
dalam mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk menentukan potensi kerugian
yang timbul akibat adanya kecurangan.
Selain itu prospek akuntan forensik lebih besar karena pada prinsipnya
orang yang bekerja di lembaga keuangan, perlu memahami tentang akuntansi
forensik ini, untuk memahami apa yang ada di balik laporan keuangan debitur, apa
yang dibalik laporan hasil analisis yang disajikan. Sehingga dapat dilakukan
pendeteksian sejak dini, agar masalah tidak terlanjur melebar dan sulit diatasi.
Jurnal penelitian ini termasuk cukup bagus, pada bagian penutup sudah memuat
kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian. Penulis juga mencantumkan saran-
saran sebagai harapan untuk kondisi subjek penelitian menjadi lebih baik, sebagai
salah satu solusi dari permasalahan
lOMoAR cPSD| 8058927

yang terjadi. Setelah menganalisa secara keseluruhan, menurut saya jurnal


penelitian ini secara sistematika sudah cukup bagus karena penulis telah mengikuti
aturan penulisan yang benar namun dari segi teori masih banyak kekurangan.
Penulis perlu menambah literatur-literatur untuk dijadikan bahan pembanding
dalam melakukan penelitian karena dilihat dari daftar pustaka yang dicantumkan
penulis tidak terdapat jurnal-jurnal penelitian terdahulu sebagai bahan pembanding.

Judul Jurnal:

Ability of Fraud Triangle, Fraud Diamond, Beneish M Score and Altman Z Score to
Predict Financial Statements Fraud (Kemampuan Fraud Triangle, Fraud Diamond,
Beneish M Score dan Altman Z Score untuk Memprediksi Kecurangan Laporan
Keuangan)

Pengarang:

1. Masoud Taherinia

2. Reza Talebi

Diterbitkan, Tahun:

Journal of Economic and Social Research Vol.18, Special Issue 2, 2019

Masalah:

Rendahnya efisiensi auditor dalam menilai kecurangan laporan keuangan menyebabkan


perlunya pengembangan metode analitik untuk memprediksi kecurangan atas laporan
keuangan dalam proses audit.

Latar Belakang:

Metode kecurangan terus berkembang, sehingga metode untuk mengidentifikasi


kecurangan tersebut perlu diperbaharui dan dikembangkan. Estimasi yang akurat
mengenai kemungkinan kecurangan akan meningkatkan kemampuan untuk
lOMoAR cPSD| 8058927

mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kecurangan.

Tujuan:
lOMoAR cPSD| 8058927

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model yang dapat diandalkan untuk
mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar pada Tehran
Stock Exchange, yang telah aktif dalam industri bahan dan produk farmasi, serta
industri otomotif dan komponennya sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2016.
Model yang dikaji dalam penelitian ini adalah Fraud Triangle, Fraud Diamond,
Beneish M Score, dan Altman Z Score.

Teori dan Penelitian Terdahulu:

Sajjadi dan Kazemi (2016) meneliti model kecurangan pelaporan keuangan di Iran
dengan Grounded Theory, menunjukkan bahwa motivasi penghargaan manajer, insentif
untuk penyalahgunaan asset, dana politik, pajak, dan pendidikan dari manajer juga
berpengaruh pada kecurangan atas laporan keuangan.

Dalam penelitian berjudul “The Strategies and Mechanisms for Controlling the Fraud
Risk in the Financial Statements of Commercial Companies” Aslani Kellerie dan Eidy
Wendy (2016) menyimpulkan bahwa pengelolaan dan pengembangan sistem internal
untuk mencegah terjadinya kecurangan pelaporan dapat mengurangi kemungkinan
kecurangan atas laporan keuangan.

Padua, dkk (2017) dalam penelitian berjudul “The Impact of the Fraud Triangle on
financial statement Fraud Detection” menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa
kebutuhan keuangan pribadi, sifat industri, rasio total utang terhadap total aset,
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan
stabilitas keuangan, tekanan eksternal, tujuan keuangan, dan pengendalian efektif tidak
berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Finnerty, dkk (2016) dalam penelitian berjudul “Fraud and Firm Performance” harga
saham hampir tidak bisa menghindari guncangan negatif dalam lima tahun terakhir, dan
kecurangan terjadi ketika eksekutif perusahaan melakukan upaya yang salah untuk
mengendalikan saham dalam guncangan tersebut.

Zaky (2016) dalam penelitian yang berjudul “The Suitability of The Fraud Triangle and
Diamond for Assessing the Possibility of Disclosure of Fraudulent Financial
Information” menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam menilai
tingkatan kemungkinan kecurangan laporan keuangan menggunakan Fraud Diamond
lOMoAR cPSD| 8058927

Model dibandingkan dengan Fraud Triangle Model.

Albrecht, dkk (2015) menyelidiki pengaruh kekuasaan pada kecurangan laporan


keuangan. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa orang yang berpartisipasi
dalam kecurangan menggunakan pengkhianatan, ancaman, kekuatan hukum,
keterampilan profesional dan pembenaran.

Aprilia, dkk (2015) dalam penelitiannya berjudul “The Effect of Fraud Triangle on
Detecting Fraud in Financial Statements” menunjukkan bahwa kesempatan mempunyai
pengaruh signifikan dalam pemalsuan laporan keuangan, sedangkan tekanan, tujuan
keuangan, dan justifikasi tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan yang
mengandung kecurangan.

Tangod dan Kulkarni (2015) dalam penelitian berjudul “Fraud Detection Using Data
Mining and Performance Analysis” memperkenalkan dua metode dalam pengolahan
data menggunakan K-clustering dan algoritma MLFF, menyimpulkan bahwa informasi
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan mengandung indikasi kecurangan. Selain
itu mereka juga menunjukkan bahwa metode Neural Network lebih akurat daripada
kedua metode tersebut.

Abdul Aris, dkk (2015) dalam penelitian berjudul “Fraudulent Financial Intelligence
Discovered using Statistical Methods” menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa
terdapat area berbahaya yang memerlukan investigasi manajerial lebih lanjut. Dalam
penelitian ini, diusulkan pembentukan unit audit internal untuk memastikan kinerja
perusahaan, akurasi pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap regulasi.

Dalam penelitian berjudul “Financial statement Fraud Detection and Prediction”,


Christopher dkk (2015) menunjukkan bahwa pertumbuhan aset yang cepat, peningkatan
kebutuhan likuiditas dan pembiayaan eksternal memiliki hubungan positif dengan risiko
kecurangan. Kepemilikan internal dan kepemilikan asing atas saham dan pengendalian
dewan juga terkait dengan peningkatan kecurangan laporan keuangan. Peningkatan
jumlah anggota independen pada komite audit memiliki hubungan negatif dengan
terjadinya kecurangan.

Dalam penelitian berjudul “The Role and Responsibilities of Auditors in Preventing and
Detecting Fraudulent Financial Reporting” Zagar Lagos, dkk (2016) meneliti
tanggungjawab utama pemangku dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan
pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dengan memeriksa
jenis transaksi yang dilakukan dalam laporan keuangan yang mengandung kecurangan
lOMoAR cPSD| 8058927

dengan tambahan pengisian kuesioner oleh auditor independen yang sering mengalami
kondisi kecurangan. Hasilnya menunjukkan bahwa metode yang paling umum dalam
melakukan kecurangan adalah dengan menunjukkan nilai aset.

Dalam penelitian berjudul “Applying the Beneish M Score Model and Data Mining to
Fraud Detection” Tarjgu dan Neuwar (2015) meneliti kemampuan Beneish M Score
Model dalam mendeteksi kecurangan. Temuan mereka menunjukkan bahwa, pada
umumnya, Beneish M Score Model mampu mendeteksi kecurangan. Dan margin laba
kotor, depresiasi, biaya administrasi umum dan penjualan, dan total kewajiban pada
indeks rasio total aset signifikan dalam mendeteksi penipuan keuangan. Sedangkan
indeks kualitas aset, margin keuntungan,dan leverage keuangan tidak signifikan

Metodologi:

Penelitian bersifat deskriptif dan korelasi, ditinjau dari tujuan, sifat dan metode.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-empiris dan penelitian ini dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan investor. Penelitian ini merupakan penelitian
terapan, dengan riset perpustakaan (library research method) dan mengacu pada
laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan, dengan menggunakan software
Rahavrd Novin dan Tadbir Pardaz.

Populasi statistik penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Tehran Stock
Exchange, yang telah aktif dalam industri bahan dan produk farmasi, serta industri
otomotif dan komponennya sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2016. Sebanyak 50
perusahaan dipilih sebagai sampel dengan metode purposive sampling, untuk
pengujian hipotesis statistik.

Variabel yang digunakan adalah:

Y = α0 + α1 TATA + α2 Capability + α3 M + α4

Zscore + εDimana:

Y : Fraud Prediction (Prediksi


Kecurangan)TATA : The Fraud Triangle Model
Capability : The Fraud Diamond Model
M : The Beneish M Score

Zscore : The Altman Model


lOMoAR cPSD| 8058927

Altman Model:
Z : Altman Score

x1 : Rasio modal kerja terhadap total aset

x2 : Rasio akumulasi laba terhadap total aset

x3 : Rasio laba sebelum bunga dan pajak terhadap total


asetx4 : Rasio nilai saham perusahaan terhadap total utang
x5 : Rasio penjualan terhadap total aset

Jika Z-score lebih dari 2,99 maka tidak ada manipulasi laporan keuangan, sedangkan
perusahaan dengan Z-score kurang dari 1,81 telah melakukan kecurangan laporan
keuangan, dan perusahaan dengan Zscore antara 1,81 sampai dengan 2,99 berada di
area abu-abu.

Beneish model:

DSRI : Indeks penjualan terhadap piutang

GMI : Gross Margin Index (indeks margin laba


kotor)AQI : Asset Quality Index (indeks kualitas aset)
SGI : Sales Growth Index (indeks kenaikan
penjualan)DEPI : Depreciation Index (indeks
depresiasi)
SGAI : Sales, General, and Administrative Expenses Index (indeks biaya
penjualan,biaya umum dan biaya admistrasi)
TATA : Total Accruals to Total Assets index (indeks total akrual terhadap total
aset)

LVGI : Leverage index (indeks penggunaan dana pinjaman untuk


meningkatkanpotensi return dari sebuah investasi)

Jika statistik Beneish lebih dari 2,22 maka telah terjadi manipulasi laporan keuangan.
lOMoAR cPSD| 8058927

Fraud Triangle:

Faktor-faktor Fraud Triangle antara lain

1. Insentif,

2. Peluang

3. Rasionalisasi

Setelah menghitung masing masing dari insentif, peluang dan rasionalisasi dalam
kriteria Fraud Triangle, maka ditemukan median dari masing-masing indeks. Jika nilai
indeks lebih besar dari median, berarti terkonfirmasi kecurangan berdasarkan ketiga
kriteria tersebut. Jika ketiga kriteria tersebut mengkonfirmasi kecurangan, maka dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi fraud menurut model Fraud Triangle.

Fraud Diamond:

Meliputi Insentif, Peluang dan Rasionalisasi sesuai dengan rasio yang telah digunakan
dalam model Fraud Triangle, ditambah dengan Kapabilitas. Cara mengkonfirmasi
terjadinya kecurangan dengan model Fraud Diamond mirip dengan model Fraud
Triangle. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat kriteria lain sebagai kondisi
kecurangan yang telah dipertimbangkan yaitu Opini audit Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP), catatan pajak dan kondisi laporan hasil pemeriksaan (penyesuaian akuntansi
lOMoAR cPSD| 8058927

dan laporan keuangan yang disajikan).

Hasil Penelitian:

Hipotesis 1: Fraud Triangle, Fraud Diamond, Beneish M Score, dan Altman Z Score
mampu memprediksi adanya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan farmasi
dan otomotif yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange.

Hipotesis 2: Model pendeteksian kecurangan pada perusahaan farmasi lebih efisien


daripada perusahaan otomotif.

Hasil penelitian menyatakan bahwa hipotesis pertama terbukti kebenarannya. Fraud


Triangle, Fraud Diamond, Beneish M Score, dan Altman Z Score mampu memprediksi
adanya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan farmasi dan otomotif yang
terdaftar pada Tehran Stock Exchange. Secara umum, keempat model tersebut dapat
digunakan sebagai alat untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa model pendeteksian kecurangan pada


perusahaan farmasi lebih efisien daripada perusahaan otomotif.

Kelemahan dan Kekuatan:

Kelemahan penelitian ini adalah sampel yang terbatas pada 50 perusahaan perusahaan

farmasi dan otomotif yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange sejak tahun 2009
sampai dengan tahun 2016.

Kekuatan penelitian ini adalah penggunaan empat model sekaligus dalam memprediksi
kecurangan, yaitu Fraud Triangle, Fraud Diamond, Beneish M Score, dan Altman Z
Score. Dengan menggunakan penggabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Peluang Diteliti Kembali:

Ada peluang diteliti kembali, sesuai dengan saran pada jurnal ini, peneliti selanjutnya
diharapkan:

1. Meningkatkan validitas penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

2. Meneliti metode lain untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan, seperti


analisisdeskriminan, adaptive logistic networks, neural networks, and Bayesian
networks.
3. Mengevaluasi keakuratan berbagai metode statistik yang digunakan dalam
lOMoAR cPSD| 8058927

identifikasikecurangan laporan keuangan.

Variabel Y:

Y : Fraud Prediction (Prediksi Kecurangan)

Variabel X:

TATA : The Fraud Triangle


Model Capability : The Fraud
Diamond ModelM : The Beneish M
Score
Zscore : The Altman Model

Judul Jurnal:

Financial Statements Manipulations Using Beneish Model and Probit Regression


Model: A Case of Banking Sector in Kenya (Manipulasi Laporan Keuangan
Menggunakan Beneish Model dan Probit Regression Model: Berdasarkan Kasus pada
Sektor Perbankan di Kenya)

Pengarang:

1. Samuel Ngigi Nyakarimi

2. Samuel Nduati Kariuki

3. Peter Wang’ombe Kariuki

Business and Economics University of Embu, Kenya.

Diterbitkan, Tahun:

European Online Journal of Natural and Social Sciences Vol.9, 2020

Masalah:
lOMoAR cPSD| 8058927

Manipulasi laporan keuangan kadang-kadang disebut sebagai manajemen laba,


akuntansi kreatif dan rekayasa keuangan. Akuntansi kreatif dapat disalahgunakan oleh
manajemen dan terkadang sulit untuk mencegah adanya manipulasi, bahkan dengan
standar akuntansi yang kuat, sehingga hal ini dapat mempengaruhi keputusan pengguna
laporan keuangan. Manajemen memanipulasi laporan keuangan dengan maksud untuk
mengelabui pemegang saham atas posisi keuangan organisasi dan untuk memastikan
bahwa target keuangan yang ditetapkan terpenuhi.

Laporan laporan keuangan yang direkayasa memiliki konsekuensi yang serius bagi
manajemen dan pemangku kepentingan, selain itu juga mengikis kepercayaan publik
terhadap kredibilitas laporan keuangan, sehingga peran yang dimainkan oleh
manajemen, analis keuangan dan auditor akan menjadi pertanyaan.

Latar Belakang:

European Investment Bank (EIB) mengindikasikan bahwa Kenya memiliki sistem


perbankan dan keuangan yang paling berkembang di Afrika Timur. Sektor perbankan
Kenya menempati urutan keempat dibandingkan dengan negara-negara Afrika sub-
Sahara lainnya. Kenya adalah satu-satunya negara di kawasan Afrika Timur dengan
aktivitas perbankan yang substansial di luar negeri, terutama di negara tetangga.
Dalam mengembangkan bisnis, sekitar sepuluh bank Kenya telah mendirikan cabang di
negara tetangga, sekitar 223 cabang telah didirikan di Afrika Timur. Bank-bank Kenya
diawasi dan dikendalikan oleh CBK, berdasarkan pedoman yang diberikan oleh Basel
Committee. Terlepas dari pengawasan dan pengendalian ini, penipuan di bank terus
meningkat.

Tujuan:

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana manipulasi
laporan keuangan pada sektor perbankan di Kenya.

Teori dan Penelitian Terdahulu:

Para pengguna laporan keuangan harus melakukan analisis secara menyeluruh untuk
memastikan kredibilitas pernyataan di luar opini auditor (Zita, 2016). Mehta dan
Bhavani (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa model Beneish merupakan alat
yang tepat untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan dan keterlibatan dalam
lOMoAR cPSD| 8058927

manipulasi keuangan. Model pada penelitian tersebut menggunakan rasio yang berasal
dari laporan keuangan organisasi.

Para pengguna keuangan dapat memperoleh manfaat dari identifikasi manajemen laba
karena mereka dapat memproyeksikan profitabilitas, menentukan nilai perusahaan serta
menilai kinerja organisasi (Mahama, 2015). Model Beneish M-score telah digunakan
sebagai alat yang dapat diandalkan untuk mendeteksi kecurangan (Talab, Hammood &
Ali, 2017). MacCarthy (2017) menyatakan bahwa model Beneish dapat diaplikasikan
untuk membedakan organisasi yang telah memanipulasi laporan keuangan.

Penelitian Zita (2016) menerapkan model Beneish dalam mendeteksi manipulasi


laporan keuangan dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat motivasi yang
rendah untuk memanipulasi laporan keuangan. Mehta dan Bhavani (2017) mempelajari
penerapan alat forensik dalam mendeteksi kecurangan di perusahaan Toshiba dan
menerapkan model Beneish. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perusahaan tidak
memanipulasi laba berdasarkan hasil model Beneish. Mavengere (2015) menggunakan
model lima rasio Beneish untuk mengevaluasi manajemen laba dari sebuah perusahaan
manufaktur tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa perusahaan memanipulasi pendapatan kecuali untuk tahun 2011 dan 2014.
Omar, Koya, Sanusi dan Shafie (2014) dalam penelitiannya tentang kecurangan
laporan keuangan, menggunakan model Beneish dan penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa perusahaan telah memanipulasi laba. Namun, para peneliti
menyarankan penerapan alat lain untuk memperkuat penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahama (2015) tentang penipuan perusahaan dan
keuangan di Enron menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah terlibat dalam
manipulasi laporan keuangan berdasarkan temuan skor Beneish. Blessing (2015)
lOMoAR cPSD| 8058927

melakukan analisis empiris tentang penggunaan teknik akuntansi forensik dalam


mengekang akuntansi kreatif dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa teknik
akuntansi forensik yang diterapkan oleh akuntan berguna dalam mengatasi masalah
akuntansi kreatif.

MacCarthy (2017) menggunakan model Beneish untuk mendeteksi kecurangan


keuangan dan kegagalan perusahaan di perusahaan Enron dan penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa organisasi memanipulasi laporan keuangan antara tahun 1998
dan 2000. Iraya, Mwangi dan Muchoki (2015) mempelajari pengaruh praktik tata kelola
manajemen laba di perusahaan yang terdaftar di Nairobi Securities Exchange dan
menemukan bahwa dewan direksi eksternal dalam suatu organisasi dapat memberikan
keseimbangan yang diperlukan untuk memantau manajemen laba dalam organisasi.

Haque, Mughal, dan Zahid (2016) mengevaluasi manajemen laba dan peran
konservatisme akuntansi perusahaan dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
perusahaan yang sangat konservatif mempraktikkan manajemen laba lebih sedikit
dibandingkan dengan perusahaan yang kurang konservatif. Usman, Noor, Khurshid dan
Mahmood (2015) dalam penelitiannya mengenai dampak ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba menyimpulkan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak
mempraktikkan manajemen laba dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Temuan
ini bertolak belakang dengan temuan Abbadi, Hijazi dan Al-rahahleh (2016) yang
dalam penelitiannya bertajuk kualitas tata kelola perusahaan dan manajemen laba,
menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung tidak terlibat dalam
manajemen laba.

Metodologi:

Penelitian ini melibatkan semua bank yang terdaftar dan beroperasi di Kenya. Studi ini
menggunakan data secondary, dengan menganalisis laporan keuangan 33 bank tahun
2016 sampai dengan 2017. Penelitian ini memakai dua tingkat analisis, pertama model
lima variabel Beneish yang digunakan untuk mengkategorikan kemungkinan bank
sebagai non-manipulator dan manipulator, kemudian model regresi probit yang
digunakan untuk menganalisis data guna menentukan apakah bank benar-benar
memanipulasi laporan keuangan mereka. Analisis tingkat 1 digunakan untuk
menganalisis data berdasarkan model Beneish sedangkan analisis tingkat 2 digunakan
untuk mengalisis data menggunakan model regresi profit.
lOMoAR cPSD| 8058927

Beneish M Score dengan lima variabel:

M = β0 + β1 DRSI + β2 GMI + β3 AQI + β4 SGI + β5 DEPI 1

M : Beneish M-Score

DRSI : Days Sales in Receivable Index

GMI : Gross Margin Index


SGI : Sales Growth Index
DEPI : Depreciation
Index
β0 : konstan atau koefisien intersep

β1 - β5 : koefisien yang sesuai untuk masing-masing

Hasil Penelitian:

Pada analisis tingkat 1 yang digunakan untuk menganalisis data berdasarkan model
Beneish, hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 bank dari total 33 bank yang dianalisis
mungkin terlibat dalam manajemen laba atau manipulasi laporan keuangan.

Pada analisis tingkat 2 yang digunakan untuk mengalisis data menggunakan model
regresi profit, hasil penelitian menunjukkan 7 bank mempraktikkan manajemen laba,
oleh karena itu disimpulkan bahwa manajemen laba atau manipulasi laporan keuangan
marak terjadi di beberapa bank dan auditor harus fokus terutama pada celah di
peraturan dan standar ketika melakukan pemeriksaan laporan keuangan organisasi.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa bank-bank yang diklasifikasikan sebagai


manipulator dengan menggunakan revisi m-score memiliki ICS yang lemah sehingga
tidak dapat mencegah terjadinya hal tersebut.

Kelemahan dan Kekuatan:

Kelemahan penelitian ini terbatas pada sampel bank yang terdaftar dan beroperasi di
Kenya, dan hanya memakai satu model untuk mempredeksi kecurangan.

Kekuatannya adalah penelitian ini memakai lima variabel x, dengan dua tingkat analisis.
lOMoAR cPSD| 8058927

Peluang Diteliti Kembali:

Ada peluang diteliti kembali, dengan menambah sampel dan variabel. Karena Beneish
Model
lOMoAR cPSD| 8058927

originalnya mempunyai delapan rasio keuangan, meliputi:

1. Days Sales in Receivable Index (DSRI)

2. Gross Margin Index (GMI)

3. Asset Quality Index (AQI)

4. Sales Growth Index (SGI)

5. Depreciation Index (DEPI)

6. Sales, General and Administrative Index (SGAI)

7. Leverage Index (LVGI)

8. Total Accruals to Total Assets


(TATA)Penelitian ini baru memakai
lima variabel. Variabel Y:
Manipulasi Laporan Keuangan

Variabel X:

Rasio yang dipakai dalam Beneish M-


Score: DRSI : Days Sales in Receivable
Index

GMI : Gross Margin Index


AQI : Asset Quality Index
SGI : Sales Growth Index
DEPI : Depreciation
Index

Judul Jurnal:

Beneish Model, Corporate Governance and Financial Statements Manipulation

(BeneishModel, Tata Kelola Perusahaan dan Manipulasi Laporan Keuangan)

Pengarang:
lOMoAR cPSD| 8058927

1. Peter Okoeguale Ibadin


lOMoAR cPSD| 8058927

2. Aimienrovbiye Humphrey Ehige

Diterbitkan, Tahun:

Asian Journal of Accounting and Governance Vol. 12, 2019

Masalah:

Manipulasi laporan keuangan yang disengaja adalah praktik manajemen yang tidak etis
yang diekspresikan dalam laporan keuangan yang mengandung kecurangan. Manipulasi
dan penipuan yang disengaja adalah istilah yang mencerminkan konsep yang sama
(Osisioma 2012).

Penipuan, manipulasi atau penyimpangan laporan keuangan telah mengakibatkan


kerugian bagi organisasi. Komunitas bisnis di Nigeria pada umumnya telah
menunjukkan keprihatinan yang serius atas penipuan dan manipulasi laporan keuangan.
Selain itu, auditor, dewan direksi, manajemen, dan pemangku kepentingan tertarik
untuk menghindari penipuan dan manipulasi laporan keuangan dengan menggunakan
model penipuan, karena eksposur laporan keuangan yang salah saji material biasanya
mengakibatkan kerugian investor yang sangat besar (Carcello & Hermanson 2008)

Latar Belakang:

Di Nigeria, meningkatnya insiden laporan keuangan yang mengandung kecurangan juga


berarti bahwa kepercayaan investor di pasar modal telah berkurang. Belakangan ini,
kesalahan telah dialihkan kepada manajemen karena auditor sendiri tidak dapat
menyelesaikan masalah laporan keuangan yang tidak akurat dan dimanipulasi.
Manajemenlah yang memiliki kendali atas penyusunan laporan keuangan. Oleh karena
itu, manajemen bertanggung jawab atas kecurangan atau manipulasi laporan keuangan
untuk meningkatkan kepercayaan investor melalui peningkatan transparansi,
akuntabilitas, keandalan, integritas, dan objektivitas pengungkapan keuangan.

Di Nigeria, tata kelola perusahaan telah dikembangkan, yang sebagian besar khusus
untuk industry. Sayangnya, peningkatan jumlah perusahaan milik pemerintah menjadi
tantangan bagi praktik tata kelola perusahaan. Akibatnya, Nigeria menyaksikan insiden
kegagalan perusahaan yang sangat tinggi, sebagai akibat dari budaya perusahaan yang
lOMoAR cPSD| 8058927

lemah di lembaga-lembaga ini (Aina & Adejugbe 2015).

Tujuan:
lOMoAR cPSD| 8058927

Tujuan jurnal ini adalah untuk mengkaji hubungan antara Tata Kelola Perusahaan dan
Manipulasi Laporan Keuangan di Nigeria dengan menggunakan model Beneish.

Teori dan Penelitian Terdahulu:

Statement of Auditing Standard (SAS) No. 122 (2012) yang dikeluarkan oleh Auditing
Standard Board dari American Institute of Certified Public Accountants (AICPA),
Amerika Serikat, mendefinisikan penipuan sebagai tindakan yang disengaja oleh staf
manajemen dan individu lain yang dituntut. dengan pemerintahan.

Dilihat dari perspektif lain, penipuan mencakup pencurian aset, termasuk aset
inventaris, penyalahgunaan akun pengeluaran, komisi rahasia dan penyuapan, faktur
palsu, penipuan elektronik dan telekomunikasi, penggunaan informasi yang tidak sah,
pemalsuan cek, laporan keuangan yang dimanipulasi, dan tindakan lainnya. komisi atau
kelalaian yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan atas yang lain (Hamilton
& Gabriel 2012).

Dalam laporan Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission


(COSO) tahun 2010, Beasley, Carcello, Hermanson dan Neal (2010) telah menyatakan
bahwa manipulasi laporan keuangan melibatkan kesalahan penyajian material yang
disengaja atas laporan keuangan atau pengungkapan keuangan atau tindakan yang tidak
etis, yang memiliki pengaruh material secara langsung terhadap laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang dimanipulasi berada dalam lingkup salah saji
material yang mencakup penyajian kembali laporan keuangan karena kesalahan atau
aktivitas manipulasi laba yang mengakibatkan pelanggaran terhadap ketentuan
peraturan eksternal (Salaudeen dkk, 2015). Lebih lanjut Gupta dan Gill (2012)
menjelaskan bahwa manipulasi laporan keuangan menghadirkan posisi keuangan yang
menawan bagi investor dengan memanipulasi dan menyembunyikan informasi
keuangan dan pengungkapan kualitatif laporan keuangan.

Haleblian dan Finkelstein (1993) mendefinisikan 'dominasi' sebagai kapasitas individu


untuk mengerahkan keinginannya. Dominasi dewan mengandaikan dominasi CEO
karena yang terakhir mungkin merupakan faktor penting dalam perilaku manipulasi
pelaporan keuangan karena CEO biasanya adalah anggota elit perusahaan yang paling
kuat (Jensen & Zajac 2004). Dominasi Dewan memungkinkan posisi kepala eksekutif
dan posisi ketua Dewan dipegang oleh orang yang sama. Lebih lanjut, penelitian
menunjukkan bahwa hal ini dapat berdampak negatif terhadap objektivitas laporan
lOMoAR cPSD| 8058927

keuangan perusahaan.

Tata kelola perusahaan tidak memiliki tongkat ajaib yang dapat mendeteksi, mencegah,
dan memprediksi laporan keuangan yang salah saji tanpa adanya beberapa model
pendeteksi penipuan, salah satunya, dan baru-baru ini, adalah model Beneish. Ini adalah
teknik forensik kuantitatif, yang dikembangkan untuk mendeteksi dan memprediksi
manipulasi pendapatan dan penipuan dalam laporan keuangan tahunan organisasi
(Warshavsky 2012). Teknik yang dikembangkan oleh Professor Messod Daniel Beneish
ini dirancang untuk mendeteksi dan memprediksi manipulasi dalam laporan keuangan
(Kara, Ugurlu & Korpi 2015).

Model Beneish bergantung pada penerapannya pada indikator tertentu dari perusahaan
yang rentan terhadap manipulasi laporan keuangan. Secara keseluruhan, indikator ini
mencakup delapan (8) variabel keuangan. Indikator tersebut antara lain Days sales in
Receivables index (DSRI), Gross Margin index (GMI), Assets Quality index (AQI),
Sales Growth index (SGI), Depreciation index (DEPI), Sales and General
Administrative index (SGAI), Leverage index (LVGI), dan Total Accruals and Total
Assets(TATA). Wells (2001) menyatakan bahwa, rasio berikut: DSRI, GMI,AQI, SGI,
DEPI, SGAI, LVGI, dan TATA sangat penting dalam mendeteksi manipulasi laporan
keuangan.

Model Beneish M-score adalah model probabilitas, dan model tersebut tidak dapat
mendeteksi manipulasi 100%. Namun, model Beneish bekerja dengan baik untuk
perusahaan yang telah memanipulasi laporan keuangan mereka (MacCarthy 2017). Akan
tetapi model Beneish tidak menunjukkan lamanya waktu akun yang dimanipulasi dapat
dikatakan sebagai penipuan.

Efektivitas model ini selanjutnya terhalang oleh batasan yang menyertai rasio, seperti
sifat historis data, ketidakmampuan untuk menentukan keaslian gambar, faktor manusia,
dan lain- lain. Altman Z-score adalah Multiple Discriminant Analysis (MDA) atau model
kuantitatif yang digunakan untuk membedakan antara perusahaan yang bertahan dan yang
gagal (Robinson & Maguire 2001).

Warshavsky (2012) mendemonstrasikan model Beneish dengan menggunakan data dari


Enron Corporation dan ZZZZ Best Company Ltd, keduanya di Amerika Serikat. Model
Beneish diterapkan pada elemen-elemen laporan keuangan tahunan perusahaan-
perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai yang diterima
lOMoAR cPSD| 8058927

lebih besar dari -2,22. Tolak ukur skor Beneish M menunjukkan bahwa
perusahaan telah terlibat dalam manipulasi laporan keuangan sebelum waktu
terbongkarnya kecurangan.

Dalam penelitian lain, Nwoye, Okoye dan Oraka (2013) melakukan studi dan
menggunakan data primer dan sekunder dari laporan keuangan yang diaudit dari 5
perusahaan manufaktur paling besar, termasuk Nigerian Cadbury Plc, antara tahun
2002 dan 2006. Penerapan model Beneish pada perusahaan mengungkapkan potensi
model, cukup untuk mendeteksi manipulasi laporan keuangan.

Di luar Nigeria, model Beneish juga telah digunakan di Ghana (Amoa-Gyarteng


2014). Di Amerika Serikat menggunakan data Enron (Mahama 2015). Di Turki
(Kara, Ugurlu, & Korpi 2015), dan di Thailand (Chongsirithitisak 2015). Dalam
masing-masing studi ini, ditemukan bahwa praktik curang dilakukan sebelum
'bubble burst', dengan kesimpulan bahwa model Beneish akan mendeteksi praktik
penipuan jika digunakan dengan tepat.

Metodologi:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian ex-post-facto, simple random
sampling digunakan untuk menghindari terjadinya bias dalam pemilihan perusahaan
yang digunakan. Data yang diambil dalam kurun waktu 6 tahun, yaitu tahun 2009
sampai dengan 2014, dan dikumpulkan dari 65 perusahaan yang dijadikan sampel
dari 189 (Factbook. 2014) pada tingkat signifikansi 10%, menggunakan rumus
sampling Yamane (1968).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Beneish
dan regresi logistik. Nilai M-Beneish didasarkan pada delapan (8) variabel yang
dihitung, menggunakan rumus yang disebutkan, sebagai berikut:

M = -4,84 + (0,92 * DSRI) + (0,528 * GMI) + (0,404 * AQI) + (0,892 * SGI ) +


(0.115 * DEPI)

- (0.172 * SGAI) + (4.679 * TATA) - (0.327 * LVGI)

Dimana -4.84 adalah konstanta, dan variabel individual DSRI, GMI, AQI, SGI, DEPI,
SGAI dan TATA dikalikan dengan nilai konstanta masing-masing sebesar 0.92, 0.528,
0.404, 0.892,
0.115, 0.172, 4.679, dan 0.327.

Skor yang lebih besar dari -2.22 (> -2.22) merupakan indikasi kemungkinan
terjadinya manipulasi laporan keuangan suatu perusahaan. Pendekatan ini sejalan
lOMoAR cPSD| 8058927

dengan Mahama (2015) dan Beneish (1999).

Hasil Penelitian:

Hasil temuan mengungkapkan bahwa manipulasi laporan keuangan merupakan hal


yang lumrah, karena berbagai alasan, salah satunya untuk mendongkrak kinerja
keuangan pada perusahaan sampel di Nigeria. Berdasarkan temuan ini,
direkomendasikan bahwa model Beniesh dapat digunakan untuk menilai manipulasi
laporan keuangan.

Dalam hal Tata Kelola Perusahaan, Dewan Direksi perusahaan Nigeria harus terdiri
dari proporsi yang lebih tinggi dari Direktur Non Eksekutif untuk memberikan
disposisi yang tidak bias di review mereka atas laporan, dan juga sikap mereka dalam
mendeteksi laporan keuangan. Selain itu, harus ada pernyataan profesional tentang
penunjukan direktur perempuan, karena hal ini akan memberikan perusahaan jumlah
perempuan yang mampu menjadi anggota Dewan untuk bertugas sebagai pengawas
atas rekan laki-laki mereka di Dewan.

Langkah-langkah yang lebih ketat, seperti whistleblowing, etika, sistem nilai, nol
toleransi terhadap penipuan, harus diberlakukan secara efektif oleh pengampu
kebijakan eksternal (seperti Bank Sentral Nigeria, Komisi Sekuritas dan Bursa, dan
Bursa Efek Nigeria) untuk mengendalikan kegiatan Direksi perusahaan.

Kelemahan dan Kekuatan:

Kelemahan penelitian ini terbatas pada sampel perusahaan di Nigeria, dan hanya
memakai satumodel untuk mempredeksi kecurangan.

Kekuatannya adalah penelitian ini juga menambahkan faktor lain yang berpengaruh
terhadapmanipulasi laporan keuangan, yaitu Tata Kelola Perusahaan.

Peluang Diteliti Kembali:


lOMoAR cPSD| 8058927

Ada peluang diteliti kembali, dengan menambah sampel dan variabel Berdasarkan
rekomendasi peneliti pada jurnal ini, disarankan untuk penelitian di masa depan
bahwa Altman-Z Score dapat dieksplorasi untuk mengevaluasi kemungkinan
manipulasi laporankeuangan di Nigeria.

Variabel Y:

Manipulasi Laporan Keuangan

Variabel X:

Tata Kelola Perusahaan dan Rasio yang dipakai dalam Beneish M-Score:

1. Days Sales in Receivable Index (DSRI)

2. Gross Margin Index (GMI)

3. Asset Quality Index (AQI)

4. Sales Growth Index (SGI)

5. Depreciation Index (DEPI)

6. Sales, General and Administrative Index (SGAI)

7. Leverage Index (LVGI)

8. Total Accruals to Total Assets (TATA)

LEMBAR CRITICAL REVIEW


JOURNAL

Judul Jurnal:

The Fraud Diamond: Element in Detecting Financial Statement of Fraud (The


FraudDiamond: Elemen untuk mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan)

Pengarang:

1. RR. Maria Yulia Dwi Rengganis

2. Maria Mediatrix Ratna Sari


lOMoAR cPSD| 8058927

3. I.G.A.N Budiasih

4. I Gde Ary Wirajaya

5. Herkulanus Bambang Suprasto

Diterbitkan, Tahun:

International Research Journal of Management, IT & Social Sciences Vol.6, 2019


lOMoAR cPSD| 8058927

Masalah:

Kecurangan laporan keuangan pada umumnya sulit dideteksi. Tindakan manipulasi


laporan keuangan merupakan salah satu bentuk dari kecurangan atau penipuan.
Kecurangan laporan keuangan sering terjadi di perusahaan atau organisasi pemerintah.
Kerugian perusahaan akibat penipuan pada akhirnya dapat mengganggu kestabilan
perusahaan dalam jangka panjang, bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan. Deteksi
kecurangan laporan keuangan umumnya sulit dilakukan karena berbagai motivasi
yang mempengaruhi tindakan tersebut.

Latar Belakang:

Salah satu kasus fraud yang terjadi pada sektor keuangan di Indonesia adalah kasus
pembiayaan di PT Sunprima Nusantara (SNP finance). Ada dugaan SNP finance telah
merugikan 14 bank di Indonesia hingga sekitar Rp14 triliun. Berdasarkan hasil
investigasi, perusahaan diduga menggunakan dokumen palsu, penggelapan, penipuan
(www.cnnindonesia.com).

American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) mengeluarkan Statement


on Auditing Standards (SAS No. 99) untuk memberikan solusi atas kelemahan dalam
prosedur untuk mendeteksi kecurangan di dunia (Skousen dkk, 2009). Sedangkan
International Federation of Accountants (IFAC) menerbitkan International Standards
on Auditing (ISA) (Wahyuni Budiwitjaksono, 2017). Dalam standar tersebut
terdapat gambaran tentang faktor-faktor kecurangan yang didasarkan pada teori
Fraud Triangle. Fraud Triangle ini dikemukakan oleh Cressey (1953) yang
mengkategorikan tiga kondisi kecurangan dalam perusahaan, yaitu tekanan, peluang,
dan rasionalisasi. Wolfe & Hermanson (2004), mengembangkan segitiga penipuan
dengan menambahkan elemen keempat "kapabilitas". Kecurangan dianggap tidak
akan terjadi tanpa ada yang mampu melakukannya. Elemen tekanan, peluang, dan
kemampuan rasionalisasi disebut sebagai Fraud Diamond.

Tujuan:

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap elemen Fraud Diamond
dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Banyaknya kasus yang terjadi terkait
dengan tindakan penipuan laporan keuangan menunjukkan bahwa dampak negatif
yang ditimbulkan dari adanya tindakan penipuan terhadap laporan keuangan
perusahaan dan pihak yang merugikan. Kecurangan laporan keuangan sangat penting
lOMoAR cPSD| 8058927

untuk dideteksi, agar pihak terkait dapat melakukan tindakan antisipasi untuk
mencegah kerugian yang besar.

Teori dan Penelitian Terdahulu:

Penelitian sebelumnya tentang deteksi kecurangan dalam laporan keuangan telah


dilakukan oleh Manurung & Rick (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya
variabel kapabilitas yang berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan
sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Penelitian serupa lainnya dilakukan
oleh Poppy Indriani dan M. Titan Terzaghi (2017), yang menunjukkan hasil bahwa
stabilitas keuangan dan sifat industri berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan, sedangkan variabel lain dalam penelitian tidak berpengaruh.

Fraud Diamond bermula dari sebuah ide yang diciptakan oleh Donald R. Cressey
(1953), yang kemudian disebut dengan Fraud Triangle atau Triangular Cheating.
Fraud Triangle menggambarkan faktor tekanan, peluang, dan rasionalisasi (Wolfe &
Hermanson, 2004), kemudian dikembangkan oleh Cressey (1953), menjadi teori
Fraud Diamond dengan menambahkan satu elemen yaitu kemampuan.

Stabilitas kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari aset yang dimiliki karena
aset tersebut menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan (Rahmawati dkk,
2017). Persentase perubahan total aset menunjukkan adanya kecurangan dalam
laporan keuangan, karena tingginya persentase perubahan total aset sebagai cara untuk
menunjukkan kekuatan laba perusahaan dan posisi keuangan yang lebih kuat
(Indriani & Terzaghi, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Skousen dkk, (2009)
membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka
kemungkinan dilakukannya tindakan curang terhadap laporan keuangan perusahaan
semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut, H1: Stabilitas keuangan berpengaruh positif terhadap kecurangan
laporan keuangan.

Salah satu tekanan yang sering dialami oleh manajemen perusahaan adalah kebutuhan
untuk memperoleh tambahan hutang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap
dapat bersaing, termasuk mendanai penelitian dan pengembangan atau pengeluaran
modal yang dihasilkan dari pembiayaan melalui hutang (Skousen dkk, 2009).
Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait kas yang dihasilkan dari hutang dalam
penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage (Sihombing, 2014). Penelitian yang
lOMoAR cPSD| 8058927

dilakukan oleh Skousen dkk (2009), menunjukkan bahwa persentase total debt to total
assets (LEV) berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil yang
sama juga dibuktikan melalui penelitian Dalnial dkk, (2014) yang menemukan bahwa
total hutang terhadap total aset merupakan aspek yang signifikan yang mempengaruhi
fraud. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut,
H2: Tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan SAS No. 99, target keuangan merupakan tekanan yang berlebihan kepada
manajemen untuk mencapai target keuangan yang ditetapkan oleh direksi atau
manajemen. Adanya target keuangan menyebabkan perusahaan melakukan
manipulasi laba untuk memenuhi estimasi analis atau tolok ukur seperti laba tahun
sebelumnya (Prasastie, 2015). Return on Assets (ROA) adalah ukuran luas dari
kinerja operasi yang digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah
digunakan (Skousen dkk., 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indarti dkk.,
(2016), menunjukkan bahwa target keuangan berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan. Semakin tinggi ROA yang ditargetkan oleh perusahaan maka
akan semakin rentan manajemen dalam melakukan manipulasi laba yang merupakan
salah satu bentuk kecurangan sehingga memiliki hubungan positif dengan kecurangan
laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut, H3: Target keuangan berpengaruh positif terhadap kecurangan
laporan keuangan.

Unsur peluang menunjukkan adanya peluang yang memungkinkan terjadinya


kecurangan biasanya disebabkan karena kurangnya pengawasan internal terhadap
suatu organisasi dan penyalahgunaan wewenang (Ristianingsih, 2017). Beasley dkk
(2000) dalam Skousen dkk

(2009), mengamati bahwa perusahaan yang memiliki komite audit dapat mengurangi
kecurangan yang terjadi di perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Lin dkk (2006), juga menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah anggota komite
audit dalam suatu perusahaan, maka kesalahan dalam laporan keuangan akan semakin
kecil. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut,
H4: Jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap laporan keuangan kecurangan.

Unsur peluang menunjukkan bahwa terdapat peluang terjadinya kecurangan yang


lOMoAR cPSD| 8058927

disebabkan oleh pemantauan yang tidak efektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tiffani & Marfuah (2015), menunjukkan bahwa pemantauan yang tidak efektif
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Dewan Komisaris sebagai pihak
independen yang tidak mendapat tekanan dari internal organisasi perusahaan
cenderung bertindak independen dan bertindak sebagai pemisah antara kepentingan
prinsipal dan agen. Oleh karena itu, keberadaan komisaris independen dalam
perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap manajemen dalam
mengelola perusahaan dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan
laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut, H5: Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap kecurangan
laporan keuangan.

Jumlah rapat komite audit pada dasarnya menghasilkan kualitas pemantauan yang
dilakukan oleh komite audit. Dalam menjalankan tugasnya, anggota komite audit
harus melakukan koordinasi sesama anggota dan membahas pemantauan temuan dan
analisis yang dilakukan terkait dengan Laporan Keuangan perusahaan (Mutmainnah
& Wardhani, 2013). Penelitian Abbot dkk (2004) membuktikan bahwa terdapat
hubungan negatif antara jumlah rapat tahunan komite audit dengan kecurangan
Laporan Keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut, H6: Jumlah rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap
kecurangan laporan keuangan.

Skousen dkk (2009), membuktikan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap
kecurangan laporan keuangan. Sesuai dengan penjelasan tersebut, apabila suatu
perusahaan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, maka dapat diyakini bahwa
laporan keuangan perusahaan telah disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
bebas dari salah saji material. Hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut, H7:
Opini audit berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan. Wolfe &
Hermanson (2004), meneliti kapabilitas atau kemampuan sebagai salah satu faktor
risiko kecurangan yang mendasari terjadinya kecurangan, menyimpulkan bahwa
perubahan direksi dapat mengindikasikan kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut
maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut, H8: Perubahan Direksi
berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Metodologi:
lOMoAR cPSD| 8058927

Cara mendeteksi kecurangan dengan menggunakan model Fraud Diamond laporan


keuangan adalah dengan melihat pengaruh variabel yang menjadi proksi dari unsur
Fraud Diamond terhadap kecurangan laporan keuangan. Fraud Diamond terdiri dari
elemen tekanan, peluang, rasionalisasi, dan kemampuan. Elemen tekanan diproksikan
dengan variabel tekanan eksternal, stabilitas keuangan, dan target keuangan. Unsur
peluang diproksikan dengan variabel jumlah komite audit, komisaris independen, dan
jumlah rapat komite audit. Unsur rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan
dengan variabel opini audit. Unsur kapabilitas dalam penelitian ini diproksikan
dengan perubahan variabel direktur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017. Perusahaan sektor keuangan
sebagai objek penelitian karena berdasarkan Study Report to The Nations 2016 milik
ACFE disebutkan bahwa jenis organisasi atau perusahaan yang paling banyak terlibat
dalam kasus kecurangan adalah perusahaan perbankan dan jasa keuangan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi


dan studi pustaka. Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data sekunder.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi
linier berganda. Metode analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hasil Penelitian:

Hasil analisis penelitian ini adalah elemen tekanan yang menunjukkan bahwa hanya
variabel target keuangan yang berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan. Unsur peluang menunjukkan variabel jumlah komite audit, komisaris
independen dan jumlah rapat komite audit yang berpengaruh negatif terhadap
kecurangan laporan keuangan. Unsur rasionalisasi menunjukkan bahwa variabel
opini audit tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Unsur
kapabilitas menunjukkan bahwa perubahan variabel direktur tidak berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan.

Kelemahan dan Kekuatan:

Kelemahan penelitian ini terbatas pada sampel perusahaan sektor keuangan yang
lOMoAR cPSD| 8058927

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017, dan hanya memakai satu model untuk mempredeksi
kecurangan.

Kekuatannya adalah penelitian ini memuat banyak hipotesis sehingga penelitiannya dilakukan secara
menyeluruh.

Peluang Diteliti Kembali:

Ada peluang diteliti kembali, dengan menambah sampel dan variabel

Variabel Y:

Kecurangan Laporan Keuangan

Variabel X:

Model Fraud Diamond yang meliputi tekanan, peluang, rasionalisasi dan kemampuan.

CRITICAL RIVEW JURNAL KE-10

Judul Jurnal : PENGARUH SISTEM MANAJEMEN AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

KUALITAS PROSES TERHADAP KINERJA KUALITAS PRODUK (STUDI


KASUS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DI INDONESIA)
Nama Penulis : Yanuar Ramadhan
Mahasiswa Doctoral Ilmu Akuntansi, di Ekonomi dan Bisnis Fakultas, Universitas Padjadjaran,
Dipati Ukur Street, No 35, Bandung-40132, Jawa Barat, Indonesia.
Lecturer di Universitas Esa Unggul, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Arjuna Utara
Street,Nomor

9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jakarta - 11510, Indonesia.

Nama Jurnal : International Journal of Recent Advances in Multidisciplinary Research Volume : Vol.
02, Issue 03, pp.0325-0337
Tahun Terbit : 2015
Reviewer : Putri Sriwahyuni (2022 10 02)
lOMoAR cPSD| 8058927

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen
(dimensi Tujuan Kualitas / QO, Kualitas Feedbacks / QF, dan Insentif Kualitas / QI) dan Proses Manajemen
Mutu (PQM) ke Produk Kualitas Kinerja / PQP (Mutu Internal dan Eksternal Kualitas) dengan menggunakan
analisis regresi.

KerAngkA Berpikir
4. Teori Terkait

Beberapa teori yang mendasari penelitian ini adalah:

Sistem Akuntansi Manajemen

Anthony dan Govindarajan (2009) mengatakan bahwa sistem adalah dengan cara tertentu untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau seri. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengontrol kegiatan organisasi yang
disebut sistem pengendalian manajemen. kontrol manajemen adalah proses di mana anggota manajer pengaruh
lain dari organisasi untuk menerapkan strategi organisasi. kontrol manajemen difasilitasi oleh sistem formal
yang merupakan siklus berulang aktivitas. Manajemen Sistem Pengendalian meliputi ukuran kinerja finansial
dan nonfinansial.

Manajemen Mutu proses


Ahire (1996) mengatakan bahwa manajemen mutu proses merupakan salah satu fungsi dari Total Quality
Management (TQM). manajemen mutu proses juga merupakan serangkaian proses untuk menghasilkan produk
berkualitas tinggi. organisasi Kelebihan yang telah menerapkan manajemen mutu proses mampu
mengembangkan konsep kualitas dengan pendekatan yang komprehensif (menyeluruh). Dalam konsep Total
Quality Management, pelanggan tidak hanya sebagai pembeli tetapi dimaksudkan sebagai proses lebih lanjut
yang menentukan persyaratan dan mengharapkan kepuasan. TQM menekankan aspek operasional dan perilaku
sosial pada perbaikan kualitas. Dalam TQM, ada lima program utama yang saling terkait, yaitu 1). Fokus pada
pelanggan, 2). perbaikan terus-menerus, 3). Pengembangan sistem, 4). Partisipasi penuh, dan 5). pengukuran
kinerja.
Kinerja Kualitas Produk
Hall (2007) mengatakan bahwa dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen di seluruh dunia.
Pertama, kualitas buruk sangat mahal bagi perusahaan. Kedua, kualitas adalah produsen kelas dunia kompetisi
dasar. Kualitas tidak lagi biaya penetral. Pelanggan menginginkan kualitas dan mencari produk-produk
berkualitas dengan harga terendah. Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah untuk
menempatkan titik kontrol sepanjang proses produksi untuk mengidentifikasi operasi yang "out of control"
lOMoAR cPSD| 8058927

ketika operasi terjadi. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian kualitas akhir proses tradisional. Dalam
pendekatan ini, produk akan dipelajari setelah selesai.

5. Kerangka Konseptual

Pengaruh tujuan kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk
Berdasarkan teori penetapan tujuan, tujuan akan efektif untuk tujuan ini menunjukkan tingkat yang dapat
diterima kinerja (Locke dan Latham, 1990). Dalam studi eksperimental yang dilakukan Tuttle dan Harrell
(2001), menggunakan yang siswa bertindak sebagai pekerja, pekerja dalam aturan, menunjukkan bahwa tujuan
prioritas untuk karyawan berkomunikasi dapat mempengaruhi prioritas pekerja dalam mencapai tujuan
tersebut. Taylor (2004) mengatakan bahwa satu set tujuan bisnis jelas merupakan kebutuhan penting dalam
proses meluruskan pengukuran kinerja produk dengan tujuan bisnis. Tujuan berjalan sebagai pengatur tindakan
manusia dengan memotivasi tim pengembangan proyek (Linderman et al., 2006). Dengan tujuan spesifik yang
dibutuhkan untuk meluruskan kinerja strategi pengukuran, tujuan mutu yang ditetapkan dalam manajemen
mutu proses akan berdampak pada kualitas produk.

Pengaruh masukan kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk.

Hasil studi Renn dan Fedor (2001) menyatakan bahwa karyawan menerima dan menggunakan umpan balik
sebagai subyek pemeriksaan dan kontrol arus. Sedangkan hasil penelitian Kluger dan DeNisi (1996), dalam
aitannya dengan mempengaruhi perilaku karyawan, kekuatan motivasi umpan balik keuntungan hampir secara
eksklusif dari informasi yang diberikan tentang kinerja karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan kejelasan
tugas yang akan dilakukan.
Sarkar (1997) menunjukkan bahwa peningkatan perbaikan / proses dalam kualitas akan meningkat ketika
penyebaran informasi direkomendasikan di lokasi kerja. Nagappan et al. (2005). Hasilnya menunjukkan bahwa
umpan balik kualitas tes memberikan umpan balik yang berarti pada kualitas upaya pengujian dan untuk
menambahkan keyakinan bahwa kualitas produk akan tinggi.

Pengaruh insentif kualitas dan manajemen mutu proses pada kualitas produk

Taburkan (2000) menemukan bahwa ketergantungan pada skema kompensasi berbasis insentif meningkatkan
kinerja individu untuk memotivasi mereka untuk meningkatkan baik durasi dan intensitas usaha.
lOMoAR cPSD| 8058927

6. Hipotesis
Dari uraian di atas rumusan masalah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut :

H1 : Kualitas Tujuan dan Manajemen Proses Kualitas pengaruh positif pada Mutu Internal;
H2 : Kualitas Umpan balik dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Mutu Internal;
H3 : Kualitas Insentif dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Mutu Internal;
H4 : Kualitas Tujuan dan Manajemen Proses Kualitas adalah pengaruh positif terhadap Kualitas Eksternal;
H5 : Kualitas Masukan dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Kualitas Eksternal;
H6 : Kualitas Insentif dan Proses Manajemen Mutu pengaruh positif pada Kualitas Eksternal;
H7 : Sasaran Mutu, Kualitas Feedback, Insentif Kualitas, dan Proses Manajemen Mutu secara bersamaan
pengaruh positif pada Mutu Internal;
H8 : Sasaran Mutu, Kualitas Feedback, Insentif Kualitas, dan Proses Manajemen Mutu secara bersamaan
pengaruh positif pada kualitas Eksternal.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, meliputi pengumpulan data untuk
menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan tentang status subjek penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif
adalah untuk memberikan peneliti sejarah atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dari fenomena
perhatian seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran, 2009). Unit analisis dalam penelitian
ini adalah individu, Direktur Manufaktur, Kepala Departemen / Divisi Manufacturing, Manufacturing
Manager, dan Senior Manufacturing Staf di sebuah perusahaan manufaktur / industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari responden sebagai unit analisis (Direktur Manufaktur, Kepala Departemen Divisi /
Fabrikasi, dan Manajer perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) dengan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
• Kuesioner, yang merupakan daftar terstruktur pertanyaan yang ditujukan kepada mereka.

• Wawancara, tanya jawab dan mengajukan pertanyaan langsung kepada mereka. Wawancara dilakukan
untuk melengkapi kuesioner yang berkaitan dengan manajemen kualitas proses, sistem akuntansi manajemen,
dan kinerja kualitas produk.
lOMoAR cPSD| 8058927

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada bulan
Maret 2014 jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 492 emiten / perusahaan,
termasuk 138 perusahaan manufaktur sebagai sampel. Sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah
bahwa individu-individu yang bekerja dalam produksi mulai dari Direktur Produksi, Kepala Dinas / Divisi
Produksi, Manajer Produksi, Supervisor, dan Staf Produksi.

Metode Pengujian Data

Data primer dikumpulkan melalui kuesioner perlu diuji pertama, untuk melihat keseriusan responden dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Ada dua jenis tes dilakukan, yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat validitas dengan cara korelasi antara skor pertanyaan
dengan skor total konstruk atau variabel. uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung r
tabel untuk derajat kebebasan (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel. Melihat output display pada kolom
Cronbach Alpha berkorelasi barang - Total korelasi, membandingkan nilai berkorelasi barang - Total korelasi
dengan r tabel dihitung, jika r lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pernyataan dinyatakan
valid atau indikator ( Ghozali 2011). Keandalan adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Sebuah kuesioner dikatakan handal atau dapat diandalkan jika seseorang
menjawab pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Dalam pendekatan penelitian
ini digunakan untuk menguji keandalan satu-shot atau pengukuran satu kali. pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan.
alat analisis menyediakan fasilitas untuk mengukur reliabilitas statistik dengan uji Cronbach Alpha. Sebuah
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,70 (Nunnally di Ghozali, 2011). Selain
uji validitas dan uji reliabilitas, uji normalitas (dengan melihat grafik histogram), uji heteroskedastisitas
(dengan melihat plot grafik antara nilai prediksi variabel dependen), dan uji multikolinearitas (uji apakah model
regresi ditemukan korelasi antara variabel independen) juga dilakukan dalam penelitian ini.
Analisis data

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis ini dilakukan
untuk mendapatkan gambaran jawaban responden mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi dari data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi,
varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini ada
dua langkah yang dilakukan untuk menganalisis data yaitu analisis regresi statistik. analisis regresi adalah studi
tentang ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk
memperkirakan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata dari variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003 ). Untuk menganalisis data dalam analisis regresi
lOMoAR cPSD| 8058927

penelitian yang digunakan ini. analisis regresi adalah studi tentang ketergantungan variabel dependen dengan
satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk memperkirakan atau memprediksi rata-rata populasi
atau nilai rata-rata dari variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003
).
Menilai Goodness of Fit dari Model Regresi

Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan
arah hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, dimana variabel dependen diasumsikan
random / stokastik, yang berarti memiliki distribusi probabilistik dan variabel independen diasumsikan
memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel berulang). Cara yang digunakan untuk melihat tujuannya
adalah untuk melihat nilai R² dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model untuk menjelaskan variasi
dalam variabel dependen. Koefisien determinasi adalah antara nol dan 1. Dalam penelitian ini untuk
mengevaluasi penggunaan model regresi disesuaikan nilai-nilai R2, Simultan Signifikansi Testing (Uji Statistik
F), dan parameter yang signifikan Individual Test (Uji Statistik t).

Pengujian hipotesis
Hipotesis pertama menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Tujuan Kualitas dan Proses
Manajemen Mutu memiliki pengaruh pada Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut :

Hasil analisis statistik output menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,417. Ini berarti bahwa Kinerja Kualitas
41,7% variabel Produk dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Akuntansi Manajemen - Tujuan Kualitas,
sedangkan sisanya (100% - 41,7% = 58,3%) dijelaskan oleh sebab alasan lain di luar model. Terlihat bahwa
variabel memiliki MAS - Kualitas nilai Goals t dari 4,977, yang berarti lebih dari 2 dan probabilitas
signifikansi 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa H1 didukung / diterima, yaitu MAS - Tujuan Kualitas
sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal. Juga jelas adalah bahwa Proses variabel
Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 3,843, yang berarti lebih dari 2 dan probabilitas signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Proses Manajemen Mutu sebagian mempengaruhi Produk Kinerja
kualitas - kualitas internal. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh pada 40,038 dengan probabilitas
0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal atau dapat dikatakan bahwa MAS - Sasaran Mutu dan
Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal.

Hipotesis kedua menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Kualitas Feedbacks dan Proses
lOMoAR cPSD| 8058927

Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Produk Kualitas Kinerja Mutu Internal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut:

Hasil analisis statistik output menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,283. Ini berarti bahwa Kinerja Kualitas
28,3% variabel Produk dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Akuntansi Manajemen - Kualitas Feedbacks,
sedangkan sisanya (100% - 28,3% = 71,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Terlihat bahwa
variabel MAS - Kualitas Feedbacks memiliki nilai t dari - 0,319, yang berarti kurang dari 2 dan probabilitas
signifikansi 0,750. Hal ini menunjukkan bahwa H2 ditolak / ditolak, yaitu MAS - Feedbacks Kualitas sebagian
tidak mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal. Juga jelas adalah bahwa Proses variabel
Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 6,010, yang berarti lebih dari 2 dan probabilitas signifikansi sebesar
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Proses Manajemen Mutu sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas
Produk - Mutu Internal. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh pada 22,524 dengan probabilitas
0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal atau dapat dikatakan bahwa MAS - Kualitas
Feedbacks dan Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk -
Mutu Internal.

Hipotesis ketiga menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Insentif Kualitas dan Proses
Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut:
Hasil analisis statistik output menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,416. Ini berarti bahwa 41,6% variabel
Kinerja Kualitas Produk - variabel Mutu Internal dapat dijelaskan oleh Sistem Akuntansi Manajemen -
Insentif Kualitas, sedangkan sisanya (100% - 41,6% = 58,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar
model. Terlihat bahwa variabel memiliki MAS - Kualitas nilai Insentif t dari 4,942, yang berarti lebih dari 2
dan probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H3 didukung, yaitu MAS - Insentif
Kualitas sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal. Juga jelas adalah bahwa Proses
variabel Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 2,241, yang berarti lebih dari 2 dan probabilitas signifikansi
0,027. Hal ini menunjukkan bahwa Proses Manajemen Mutu sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas
Produk - Mutu Internal. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh pada 39,789 dengan probabilitas
0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal atau dapat dikatakan bahwa MAS - Kualitas Insentif
dan Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal.
lOMoAR cPSD| 8058927

Hipotesis keempat menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Tujuan Kualitas dan Proses
Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Kinerja Kualitas Produk - Kualitas Eksternal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut:

Hasil analisis statistik output di atas menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,299. Ini berarti bahwa 29,9% dari
Kinerja Kualitas Produk variabel - External Kualitas dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Akuntansi
Manajemen - Tujuan Kualitas, sedangkan sisanya (100% - 29,9% = 70,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain
di luar model. Terlihat bahwa variabel memiliki SAM - Sasaran Mutu nilai t dari 2,986, yang berarti lebih
dari 2 dan probabilitas signifikansi 0.004. Hal ini menunjukkan bahwa H4 didukung / diterima, yaitu MAS -
Tujuan Kualitas sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - External Kualitas. Juga jelas adalah
bahwa Proses variabel Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 3,877, yang berarti lebih dari 2 dan
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa yakni Proses Manajemen Mutu sebagian
mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Kualitas Eksternal. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh
pada 24,243 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Kualitas Produk - Kualitas Eksternal atau dapat dikatakan
bahwa MAS - Tujuan Kualitas dan Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja
Produk Kualitas - External Kualitas.
Hipotesis kelima menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Feedbacks Kualitas dan Proses
Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Produk Kualitas Kinerja.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan analisis statistik software diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil analisis statistik output di atas menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,254. Ini berarti bahwa 25,4%
Kualitas variabel Produk Kinerja - Kualitas Eksternal dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Akuntansi
Manajemen - Feedbacks Kualitas, sedangkan sisanya (100% - 25,4% = 74,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab
lain di luar model. Terlihat bahwa variabel SAM-Kualitas Feedback memiliki nilai t dari-1,411, yang berarti
kurang dari 2 dan probabilitas signifikansi 0,161. Hal ini menunjukkan bahwa H5 ditolak / ditolak, yaitu MAS
- Feedbacks Kualitas sebagian tidak mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - External Kualitas. Juga jelas
adalah bahwa Proses variabel Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 6,014, yang berarti lebih dari 2 dan
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Proses Manajemen Mutu sebagian
mempengaruhi Kinerja Produk Kualitas - External Kualitas. Hasil uji F (ANOVA) dihitung
lOMoAR cPSD| 8058927

nilai F diperoleh pada 19,599 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Produk Kualitas Kinerja - Kualitas Eksternal atau
dapat dikatakan bahwa MAS - Feedbacks Kualitas dan Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama
mempengaruhi Kinerja Produk Kualitas - External Kualitas.

Hipotesis keenam menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Kualitas Insentif dan Proses
Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Kinerja Kualitas Produk - Kualitas Eksternal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh berikut :

Hasil analisis statistik output di atas menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,367. Ini berarti bahwa 36,7%
Kualitas variabel Produk Kinerja - Kualitas Eksternal dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Akuntansi
Manajemen - Insentif Kualitas, sedangkan sisanya (100% - 36,7% = 63,3%) dijelaskan oleh sebab alasan lain
di luar model. Terlihat bahwa variabel memiliki MAS - Kualitas nilai Insentif t dari 4,628, yang berarti lebih
dari 2 dan probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H6 didukung, yaitu MAS -
Insentif Kualitas sebagian mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - External Kualitas. Juga jelas adalah
bahwa Proses variabel Manajemen Mutu memiliki nilai t dari 1,850, yang berarti kurang dari 2 dan
probabilitas signifikansi 0,067. Hal ini menunjukkan bahwa Proses Manajemen Mutu sebagian tidak
mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - External Kualitas. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh
pada 32,629 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi
dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal atau dapat dikatakan bahwa
MAS - Insentif Kualitas dan Proses Manajemen Mutu secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Produk
Kualitas - External Kualitas.
Hipotesis ketujuh menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - Tujuan Kualitas, Kualitas
Feedbacks, dan Insentif Kualitas dan Proses Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Kualitas Produk - Kualitas internal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut:

Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh pada 23,645 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja Kualitas Produk -
Mutu Internal atau dapat dikatakan bahwa Sistem Akuntansi Manajemen (Sasaran Mutu, Kualitas Feedbacks,
Insentif Kualitas) dan Proses Manajemen Mutu bersama-sama berpengaruh Produk Kinerja Kualitas - Mutu
Internal. Hal ini menunjukkan bahwa H7 didukung, yaitu MAS dan Proses Manajemen Mutu bersama-sama
mempengaruhi Produk Kualitas Kinerja - Mutu Internal.
Hipotesis kedelapan menyatakan interaksi Sistem Akuntansi Manajemen - (Sasaran Mutu, Kualitas
lOMoAR cPSD| 8058927

Feedbacks, dan Insentif Kualitas) dan Proses Manajemen Mutu memiliki pengaruh terhadap Kinerja
Kualitas Produk - Kualitas eksternal.
Hasil uji regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analisis statistik diperoleh hasil sebagai
berikut:

Hasil analisis statistik output menunjukkan nilai R2 disesuaikan 0,454. Ini berarti bahwa Kinerja Kualitas
45,4% variabel Produk - Mutu Internal dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Manajemen Akuntansi (SAM) -
Tujuan Kualitas, Kualitas Feedback, dan Insentif Kualitas, dan Proses Manajemen Mutu, sedangkan sisanya
(100% - 45,4% = 54,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Terlihat bahwa variabel memiliki
MAS - Kualitas nilai Goals t dari 3,032, MAS - Kualitas Feedback memiliki nilai t dari - 0,777, SAM -
Insentif Kualitas memiliki nilai t dari 2,907, berarti MAS - Tujuan Kualitas dan Kualitas Insentif lebih dari 2
dan probabilitas signifikansi 0,003 dan 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa H1 dan H3 didukung, yaitu SAM -
Sasaran Mutu dan Kualitas Insentif setiap efek parsial terhadap Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal.
Tapi MAS - Kualitas Feedback memiliki nilai t dari -0,777, yang berarti khusus untuk MAS - Kualitas Umpan
balik kurang dari 2 dan probabilitas signifikansi 0,439. Hal ini menunjukkan bahwa H2 ditolak, yaitu MAS -
Kualitas Masukan sebagian tidak mempengaruhi Kinerja Kualitas Produk - Mutu Internal. Variabel Kinerja
Kualitas Produk - Kualitas Eksternal bisa dijelaskan oleh variabel Manajemen Sistem Akuntansi (MAS) -
Tujuan Kualitas, Kualitas Feedbacks, dan Insentif Kualitas, sedangkan sisanya (100% -37,9% = 62,1%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Terlihat bahwa variabel tersebut memiliki Goals nilai t MAS-
Kualitas 1,107, mas- Kualitas Feedbacks memiliki nilai t dari - 1,771, Insentif MAS-Kualitas memiliki nilai t
dari 3,524, yang berarti Insentif MAS-Kualitas lebih dari 2 dan probabilitas signifikansi 0,001 . Hal ini
menunjukkan bahwa H6 didukung yaitu MAS-Kualitas Insentif sebagian mempengaruhi Kinerja Produk
Kualitas - External Kualitas. Tapi MAS - Sasaran Mutu dan Kualitas Feedbacks memiliki t nilai-nilai masing-
masing 1,107 dan - 1,771, berarti untuk MAS - Tujuan Kualitas dan Kualitas Masukan kurang dari 2 dan
signifikansi probabilitas 0,271 dan 0,079. Hal ini menunjukkan bahwa H4 dan H5 ditolak, yaitu MAS -
Sasaran Mutu dan Kualitas Feedback masing parsial tidak berpengaruh pada Kinerja Produk Kualitas -
Kualitas Eksternal. Hasil uji F (ANOVA) dihitung nilai F diperoleh untuk 17.638 dengan probabilitas sebesar
0,000. probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
Produk Kualitas Kinerja - Kualitas Eksternal atau dapat dikatakan bahwa Sistem Akuntansi Manajemen dan
Proses Manajemen Mutu bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Kualitas Produk - Kualitas Eksternal.
Hal ini menunjukkan bahwa H8 didukung, yaitu MAS dan Proses Manajemen Mutu bersama-sama
mempengaruhi / berpengaruh Kinerja Kualitas Produk - External Kualitas.

Kesimpulan
lOMoAR cPSD| 8058927

Secara keseluruhan hasil penelitian ini memiliki implikasi yang jelas adalah bahwa penerapan Sistem
Akuntansi Manajemen yang terdiri dari dimensi Sasaran Mutu, Kualitas Feedback, dan Insentif Kualitas
berinteraksi dengan Proses Manajemen Mutu sangat penting dalam memproduksi produk-produk berkualitas
dari sudut pandang Kualitas Eksternal . Definisi Kualitas eksternal adalah bahwa perusahaan menciptakan
produk berkualitas yang dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan, antara lain karena klaim garansi, klaim
produk litigasi, keluhan pelanggan, penarikan produk. Selain itu, perusahaan juga dapat mengurangi biaya
produksi, biaya proses rekayasa, pemasaran dan biaya rekayasa terkait dengan kegagalan produk. Pada
akhirnya, dampak yang diharapkan pada kinerja perusahaan secara keseluruhan produk perusahaan

KomentAr Reviewer

Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi manajemen dan proses manajemen mutu memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas produk secara internal dan eksternal. Implikasi dari penelitian
ini bagi perusahaan adalah agar Perusahaan dapat meningkatkan kualitas insentif agar dapat menginspirasi
karyawan agar lebih produktif. perusahaan juga harus dapat membangun sistem komunikasi dan manajemen
yang baik mengenai target yang harus dicapai sehingga karyawan memiliki tujuan yang jelas. Selain itu,
perusahaan juga harus memanfaatkan kualitas umpan balik sebagai bahan pembelajaran, penggunaan penilaian
terhadap kualitas produk, dan dapat dianalisis terus menerus dalam proses menciptakan produk yang
berkualitas dan sesuai dengan standar
lOMoAR cPSD| 8058927

yang telah ditetapkan. Implikasi bagi karyawan perusahaan adalah agar dapat
meningkatkan pemahaman pentingnya mendukung proses penciptaan produk yang
berkualitas sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif produk.

Kritik
Terdapat ambiguitas dalam pemahaman periode penelitian yang digunakan. Hal ini
dikarenakan tidak disebutkannya periode penelitian secara jelas dalam jurnal. Di dalam
sub bab populasi dan sampel dijelaskan jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada bulan Maret 2014 sebanyak 492 perusahaan, kemudian di bagian hasil dan
pembahasan dijelaskan kembali jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bulan
Juli 2013 sebanyak 478 perusahaan. Sampel yang dipergunakan sebanyak 138
perusahaan manufaktur.

Saran
Memperjelas periode tahun penelitian. Jika penelitian ini bersifat time series ditambahkan
periode tahun penelitiannya.

Anda mungkin juga menyukai