Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Vol. 19 No. 2, Agustus 2019: 253-263


www.jab.fe.uns.ac.id

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH, OPINI AUDIT, DAN RASIO


KEMANDIRIAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH

SHAFIRA RAMADHIA UTAMI (shafirarutami@gmail.com)


SULARDI

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

ABSTRACT

This study aims to provide evidence of the effect of local government characteristics
which consist of population, Human Development Index, audit opinion, and
independence ratio on the mandatory disclosure of financial statements of local
governments. The sample was local governments in Indonesia in 2017 that meets the
criteria. The results of the analysis of 458 local governments in Indonesia showed the
average of local governments financial statements disclosure is 60.42%. Furthermore,
the results also show that the population and Human Development Index variables
affect positively on the disclosure of local government financial statements.
Meanwhile, the disclosure of local government financial statements is not affected by
audit opinion and independence ratio.
Keywords: disclosure of local government financial statements, population, human
development index, audit opinion, independence ratio

Penelitian ini bertujuan memberikan bukti pengaruh karakteristik pemda yang


terdiri dari populasi, indeks pembangunan manusia (IPM), opini audit, dan rasio
kemandirian pada pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemda. Sampel
penelitian yaitu pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia pada tahun 2017 yang
memenuhi kriteria. Hasil analisis pada 458 pemda menunjukkan rerata
pengungkapan pada laporan keuangan pemda sebesar 60,42%. Lebih lanjut, hasil
analisis juga menunjukkan variabel populasi dan IPM berpengaruh positif pada
pengungkapan laporan keuangan pemda, sedangkan variabel opini audit dan rasio
kemandirian daerah tidak memengaruhi pengungkapan laporan keuangan pemda.
Kata kunci: pengungkapan laporan keuangan pemda, populasi, indeks
pembangunan manusia, opini audit, rasio kemandirian daerah

PENDAHULUAN kenyataannya, praktik pengungkapan pada


Laporan keuangan entitas sektor publik laporan keuangan pemda di Indonesia
adalah salah satu bagian penting dalam dapat dikatakan masih relatif rendah. Be-
rangka mewujudkan transparansi dan berapa hasil riset menunjukkan rerata
akuntabilitas sektor publik. Informasi pengungkapan pada laporan keuangan
akuntansi dalam format laporan keuangan pemda sebesar 30,85% (Suhardjanto dan
merupakan salah satu implikasi terhadap Yulianingtyas, 2011), 52,09% (Setyaningrum
meningkatnya perminataan publik ter- dan Safitri, 2012), dan 64,51% (Putri, 2015).
hadap pelaksanaan akuntabilitas entitas Hasil riset tersebut membuktikan bahwa
sektor publik (Mardiasmo, 2009). pemda belum melakukan pengungkapan
Pengungkapan dalam laporan keuangan penuh pada laporan keuangannya.
oleh pemerintah daerah (selanjutnya dis- Pelaporan keuangan pemda di Indo-
ingkat pemda) harus dilakukan sebagai nesia diatur melalui Undang-Undang no-
wujud pertanggungjawaban atas tata kelola mor 17 Tahun 2003. Undang-undang terse-
sumber daya dan pertanggungjawaban but mewajibkan pemda untuk melaporkan
pemda. Hal tersebut penting karena pertanggungjawaban atas penggunaan dan
pengungkapan merupakan salah satu bagi- pelaksanaan anggaran dengan menyam-
an atau komponen yang harus disajikan paikan laporan keuangan auditan yang dil-
dalam pelaporan keuangan. Namun pada akukan oleh lembaga independen negara,
253
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)

yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). informasi yang disajikan dalam laporan
Laporan keuangan tersebut setidaknya keuangan pemda kabupaten/ kota di se-
mencakup Neraca, Laporan Realisasi Ang- luruh Indonesia. Maka dari itu, penelitian
garan (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), dan ini dilakukan untuk memberikan bukti em-
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). piris tentang konsistensi persentase
Selain itu, pelaporan keuangan pemda juga pengungkapan dalam laporan keuangan
diatur di dalam Pernyataan Standar pemda dibandingkan penelitian sebe-
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) nomor 01. lumnya serta untuk membuktikan kon-
Standar tersebut menyatakan laporan keu- sistensi pengaruh variabel independen
angan pemda dibuat dalam rangka untuk (dalam hal ini populasi, IPM, opini audit,
menyampaikan informasi yang berguna dan rasio kemandirian) terhadap praktik
bagi stakeholder dalam mengambil sebuah pengungkapan dalam laporan keuangan
keputusan. Selain itu, pelaporan keuangan pemda. Bagian berikutnya pada artikel ini
pemda juga bertujuan untuk menunjukkan mendiskusikan tentang teori dan pengem-
akuntabilitas kepada para pengguna. Para bangan hipotesis penelitian. Metode
pengguna tersebut meliputi komunitas, penelitian, anlisis dan pembahasan hasil
lembaga legislatif, pengawas, pemerintah dijelaskan pada bagian selanjutnya. Pada
pusat, kreditor, investor, serta para pihak bagian akhir artikel menjelaskan simpulan,
yang terlibat dalam pemberian donasi. keterbatasan penelitian dan saran.
Riset tentang determinan pengungka-
pan informasi dalam laporan keuangan TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEM-
pemda telah dilakukan berulang kali. Se- BANGAN HIPOTESIS
bagai contoh, riset Setyaningrum dan Teori Stewardship
Syafitri (2012) membuktikan praktik Menurut Khasanah dan Rahardjo (2014),
pengungkapan dalam laporan keuangan teori stewardship menggambarkan situasi
pemda tidak dipengaruhi variabel rasio ke- dan kondisi yang menunjukkan bahwa ma-
mandirian keuangan daerah. Penelitian Su- najemen puncak (top management) tidak
parno dan Nanda (2016) menemukan rerata termotivasi pada tujuan individu, tetapi
tingkat pengungkapan yang bersifat wajib pada tujuan untuk kepentingan organisasi.
pada pemerintah kabupaten atau kota di Pemda yang telah diberi kepercayaan oleh
provinsi Aceh adalah 48,65%, sedangkan masyarakat memiliki kesadaran untuk
faktor yang memengaruhinya adalah varia- memberikan informasi kepada masyarakat
bel rasio kemandirian keuangan daerah. dan bertanggung jawab melalui pengungka-
Naopal, Rahayu & Yudowati (2017) pan yang memadai dalam pelaporan keu-
menemukan bahwa opini yang diberikan angan pemda. Hal tersebut bertujuan un-
oleh auditor terbukti memiliki pengaruh tuk menjaga kepercayaan masyarakat dan
yang signifikan pada pengungkapan menunjukkan bahwa pemda berkinerja
laporan keuangan pemda di Jawa Barat, baik serta taat dan patuh pada peraturan
namun riset tersebut belum memberikan yang berlaku.
bukti adanya pengaruh variabel populasi
terhadap pengungkapan. Lebih lanjut, riset Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Setyowati (2016) menemukan faktor lain Di Indonesia, SAP diatur dalam Peraturan
yang berpengaruh secara positif pada ting- Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010. Ber-
kat pengungkapan, yaitu Indeks Pem- dasarkan pada PP tersebut, SAP dituangkan
bangunan Manusia (IPM). Berdasarkan pada dalam sebuah standar yang disebut Pern-
hasil-hasil penelitian terdahulu yang masih yataan Standar Akuntansi Pemerintah
beragam dan perkembangan kondisi demo- (PSAP). SAP dilengkapi dengan pengantar
grafi dan tata kelola pada pemda di Indone- SAP dan merujuk pada Rerangka Konseptu-
sia, maka peneliti tertarik untuk al Akuntansi Pemerintahan. PP Nomor 71
menganalisis dan menguji ulang pengaruh tahun 2010 terdiri dari SAP Berbasis Akru-
karakteristik pemda yang terdiri dari popu- al, SAP Berbasis Kas menuju Akrual, serta
lasi dan IPM, opini audit, serta rasio ke- Proses Penyusunan SAP Berbasis Akrual
mandirian pemda terhadap pengungkapan sebagai tiga lampiran utama. Menurut PP

254
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263

tersebut, pemda diwajibkan menyusun Pengungkapan wajib yaitu pengungkapan


seperangkat laporan keuangan berikut ini : informasi yang diwajibkan atau dimandat-
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang kan oleh peraturan yang berlaku (Anis dan
memberikan informasi tentang garis be- Ghozali, 2003). Pada pemerintah daerah di
sar sumber pendanaan dan alokasi dana Indonesia, pengungkapan diatur melalui
yang dikelola oleh pemda, yang me- PP. No. 71 tahun 2010 tentang SAP. Standar
wakili perbandingan antara yang di- tersebut mengatur informasi yang wajib
rencanakan dengan yang direalisasi pa- untuk dicantumkan dalam laporan keu-
da periode pelaporan. angan, cara menyajikan, mengukur,
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran menilai, dan juga cara untuk melaporkann-
Lebih (LPSAL) yang menunjukkan infor- ya (Lesmana, 2010).
masi bertambah atau berkurangnya sal-
do anggaran lebih pada periode Karakteristik Pemerintah Daerah
pelaporan dibandingkan periode sebe- Karakteristik pemda adalah karakteristik
lumnya. khusus atau spesifik yang melekat pada
3. Neraca atau laporan posisi keuangan pemda, untuk menandai suatu daerah
yang menunjukkan posisi keuangan en- (kabupaten atau kota), dan untuk mem-
titas, meliputi: aset, liabilitas, dan ekui- bedakan dengan pemda satu dengan pem-
tas pada tanggal dan periode tertentu. da yang lain (Suhardjanto dan Yulianing-
4. Laporan Operasional (LO) yang menun- tyas, 2011). Karakteristik pemda diharap-
jukkan ikhtisar penambahan ekuitas dan kan mampu menjadi salah variabel yang
penggunaan sumber dana yang dikelola dapat memengaruhi tingkat ketaatan atau
pemda pada suatu periode pelaporan. kepatuhan pemda dalam konteks
5. Laporan Arus Kas (LAK) yang menunjuk- pengungkapan wajib. Oleh karena itu,
kan informasi kas yang berkaitan karakteristik pemda dapat digunakan da-
dengan tiga aktivitas entitas, yaitu: ak- lam memprediksi tingkat ketaatan atau
tivitas operasi, investasi, dan penda- kepatuhan pemda terkait pengungkapan
naan. Selain itu, LAK juga menunjukkan informasi yang sifatnya wajib disampaikan
transitoris yang memberikan informasi pada laporan keuangan. Pada penelitian ini,
saldo awal, saldo akhir, penerimaan dan karakteristik pemda diproksikan dengan
pengeluaran kas pemda untuk periode populasi dan IPM.
tertentu.
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yang Pengaruh Populasi Terhadap Pengungka-
memberikan informasi tentang pening- pan Laporan Keuangan Pemda
katan atau penurunan ekuitas pada peri- Populasi atau jumlah penduduk di Indone-
ode pelaporan dibandingkan periode sia ditentukan melalui sensus penduduk
pelaporan sebelumnya. yang selama ini dilakukan oleh BPS (Badan
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Pusat Statistik) setiap sepuluh tahun. Popu-
yang mencakup penyampaian informasi lasi merupakan proksi kompleksitas pem-
yang bersifat naratif atau berupa pen- da, di mana semakin tinggi populasi atau
jabaran dari angka-angka yang tercan- semakin kompleks sebuah pemda, maka
tum pada LRA, LPSAL, Neraca, LO, LPE, semakin tinggi pula pengungkapan yang
dan LAK. Selain itu, CaLK juga mem- semestinya disampaikan pada laporan keu-
berikan penjelasan yang berkaitan angan (Putri, 2015). Jumlah penduduk atau
dengan kebijakan akuntansi serta infor- populasi yang besar juga dapat mendorong
masi penting lainnya yang diwajibkan pemda untuk melakukan pengungkapan
mauupun direkomendasikan untuk penuh (full disclosure) sebagai bentuk
diungkapkan. transparansi dan akuntabilitas. Hasil riset
Naopal et al. (2017) dan Putri (2015) mem-
Pengungkapan Wajib berikan bukti bahwa populasi bukan meru-
Dalam pelaporan keuangan, terdapat dua pakan determinan pengungkapan dalam
jenis pengungkapan, yaitu pengungkapan laporan keuangan pemda, akan tetapi da-
yang bersifat wajib dan sukarela. lam penelitian Hilmi dan Martani (2012)

255
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)

populasi telah dibuktikan memiliki dilakukan juga semakin memadai (Naopal


pengaruh positif pada tingkat pengungka- et al., 2017). Prihardjanto dan Wardani
pan laporan keuangan pemda. Berdasarkan (2017) dan Naopal et al. (2017) menunjuk-
penjelasan tersebut, maka hipotesis per- kan bukti bahwa opini atau pendapat audit
tama pada penelitian ini dinyatakan se- merupakan determinan pengungkapan
bagai berikut: laporan keuangan pemda. Akan tetapi
H1: Populasi berpengaruh positif terhadap penelitian Heriningsih dan Rusherlistyani
pengungkapan laporan keuangan pem- (2013) menunjukkan bukti yang berbeda.
da. Riset tersebut menyatakan opini audit ter-
bukti tidak memiliki pengaruh yang signif-
Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia ikan terhadap pengungkapan laporan keu-
(IPM) Terhadap Pengungkapan Laporan angan pemda. Berdasarkan pada penjela-
Keuangan Pemda san tersebut, maka hipotesis ketiga pada
Putra (2018) mengatakan bahwa IPM penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
disusun dengan menggunakan tiga dimen- H3: Opini audit berpengaruh positif ter-
si, yaitu: 1) angka harapan hidup, 2) angka hadap pengungkapan laporan keu-
harapan lama sekolah, dan 3) standar angan pemda.
hidup layak. IPM adalah tolok ukur yang
biasa digunakan untuk menilai keberhasi- Pengaruh Rasio Kemandirian terhadap
lan pembangunan kualitas hidup masyara- Pengungkapan Laporan Keuangan Pemda
kat. Tata kelola pemerintah yang baik atau Rasio kemandirian menunjukkan ketergan-
Good government membutuhkan eksistensi tungan suatu daerah pada pendanaan ek-
komunitas pada tingkat perkembangan sternal dan tingkat keterlibatan dari
yang baik (Setyowati, 2016). Hasil masyarakat dalam pembangunan daerah
penelitian Setyowati (2016) dan Wiguna (Suryantini, Darmayanti & Candraninggrat,
(2016) memberikan bukti bahwa IPM me- 2017). Artinya, semakin tinggi rasio terse-
mengaruhi pengungkapan dalam laporan but, semakin rendah pula tingkat ketergan-
keuangan pemda secara positif dan signif- tungan suatu daerah pada sumber penda-
ikan. Berdasarkan hasil-hasil riset tersebut, naan eksternal dan semakin tinggi tingkat
maka hipotesis kedua dalam penelitian ini keterlibatan masyarakat dalam pem-
dinyatakan sebagai berikut: bangunan daerah. Maka dari itu, dapat di-
H2: IPM berpengaruh positif terhadap tarik simpulan bahwa semakin tinggi rasio
pengungkapan laporan keuangan kemandirian, maka pemda akan mening-
pemda. katkan atau memperluas pengungkapan
pada laporan keuangannya. Hasil riset
Pengaruh Opini Audit Terhadap Girsang dan Yuyetta (2015) serta
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemda Setyaningrum dan Safitri (2012) menunjuk-
Opini merupakan pernyataan profesional kan rasio kemandirian tidak memengaruhi
sebagai simpulan pemeriksa tentang secara signifikan tingkat pengungkapan
kewajaran suatu asersi atau informasi yang pada laporan keuangan pemda. Akan tetapi
dinyatakan pada laporan keuangan hasil riset Suparno dan Nanda (2016) serta
(Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004). Lesmana (2010) menunjukkan hasil yang
Lebih lanjut pada pasal 16 dijelaskan bah- berbeda. Hasil riset tersebut membuktikan
wa terdapat 4 (empat) kriteria yang dijadi- adanya pengaruh positif signifikan dari
kan dasar oleh auditor dalam memberikan variabel rasio kemandirian terhadap varia-
sebuah opini, yaitu: 1) kesesuaian laporan bel tingkat pengungkapan dalam laporan
keuangan dengan SAP, 2) kepatuhan tata keuangan pemda. Berdasarkan pada pen-
kelola keuangan terhadap hukum dan pera- jelasan dan hasil-hasil riset tersebut, maka
turan, 3) kecukupan pengungkapan, dan 4) dapat dikembangkan hipotesis yang dinya-
efektivitas sistem pengendalian internal. takan sebagai berikut.
Hal tersebut mengindikasi bahwa semakin H4: Rasio kemandirian berpengaruh positif
tinggi atau semakin baik tingkat opini yang terhadap pengungkapan laporan keu-
auditor berikan, maka pengungkapan yang angan pemda.

256
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263

METODE PENELITIAN checklist pengungkapan yang diwajibkan


Populasi dan Sampel atau dimandatkan dalam SAP. Rumus yang
Objek riset ini adalah laporan keuangan digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Beri-
auditan seluruh pemda, laporan audit BPK, kut ini disajikan mekanisme yang penulis
data populasi dan IPM. Populasi penelitian gunakan untuk mengukur pengungkapan
ini adalah seluruh laporan keuangan au- laporan keuangan pemda.
ditan pemda pada tahun 2017. Teknik sam- 1. Buat checklist pengungkapan berdasar-
pling menggunakan metode purposive sam- kan SAP.
pling. Jumlah populasi pada riset ini 2. Berikan nilai 1 untuk item yang
sebanyak 542 pemda di Indonesia. Namun, diungkapkan.
karena penelitian ini mengobservasi 3. Tambahkan nilai yang diperoleh untuk
pemerintah kabupaten/kota, maka 34 setiap laporan keuangan.
pemerintah provinsi dieliminasi. Oleh kare- 4. Hitung tingkat pengungkapan laporan
na itu, jumlah populasi penelitian ini ada- keuangan pemda dengan membagi nilai
lah 508 pemda di Indonesia. Keriteria sam- yang didapatkan dengan nilai yang ha-
pel pada penelitian ini meliputi: rus diperoleh apabila full disclosure
1. Pemda yang telah menyusun laporan (pengungkapan penuh) dilakukan (65
keuangan pada tahun 2017 serta sudah poin). Nilai ini didasarkan pada daftar
diaudit oleh BPK. yang wajib untuk diungkapkan dalam
2. Pemda yang menyediakan data laporan keuangan.
penelitian lengkap untuk semua variabel
penelitian. Variabel independen
Populasi
Definisi Operasional dan Pengukuran Populasi menurut Badan Pusat Statistik
Variabel dependen (BPS) didefinisikan semua orang yang ting-
Variabel dependen pada riset ini gal di wilayah geografi Indonesia selama 6
menggunakan pengungkapan laporan keu- bulan atau lebih dan/ atau semua orang
angan pemda yang disajikan dalam CaLK yang hidup kurang dari 6 bulan, tetapi
(Catatan atas Laporan Keuangan) berdasar- memiliki tujuan untuk bertempat tinggal
kan SAP. Pengungkapan wajib adalah pen- atau menetap di Indonesia. Populasi meru-
yampaian informasi yang mandatkan atau pakan pengukuran untuk kompleksitas
diwajibkan oleh ketentuan regulasi. Dalam pemda. Artinya, semakin tinggi kompleksi-
rerangka konseptual SAP, diperlukan tas suatu pemda, maka akan semakin ting-
pengungkapan penuh supaya laporan keu- gi pula tingkat pengungkapan informasi
angan dapat memberikan informasi yang yang harus disampaikan dalam laporan
transparan dan akuntabel serta bermanfaat keuangan (Feriyanti, Hermanto & Suransi,
bagi user, baik pada isi laporan keuangan 2015).
maupun pada CaLK. Pada penelitian ini var-
iabel dependen diukur dengan menggu- Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
nakan sistem penilaian yang dibuat dengan Berdasarkan penjelasan United Nations De-

Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Pengukuran

Tingkat pengungkapan laporan keu- DISC = Jumlah item yang diungkapkan


angan pemerintah daerah Jumlah item yang seharusnya diungkapkan

Populasi Jumlah populasi kabupaten/ kota


Indeks Pembangunan Manusia Skor IPM
Opini audit Skor opini audit
RK = Pendapatan Asli Daerah
Rasio kemandirian Pendapatan Transfer + Penerimaan Pembiyaan

257
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)

velopment Programme (UNDP), IPM meru- dan Yuyetta, 2015). Pengukuran rasio ke-
pakan indeks yang dipergunakan untuk mandirian pada riset ini adalah dengan
mengukur tingkat pencapaian pem- membandingkan Pendapatan Asli Daerah
bangunan manusia berdasarkan pada be- (PAD) dengan besaran atau jumlah dana
berapa komponen dasar atau komponen transfer serta penerimaan pembiayaan
pokok kualitas hidup. Komponen - (Setyaningrum dan Safitri, 2012).
komponen tersebut meliputi umur panjang
dan sehat, berpengetahuan luas, dan mem- Metode Analisis Data
iliki kehidupan yang layak. Dalam Alat analisis data atau software yang dipa-
penelitian ini, IPM diukur menggunakan kai dalam riset ini adalah program SPSS.
data dari Badan Pusat Statistik dengan ru- Statistik deskriptif dan analisis regresi ber-
mus yang dapat dilihat pada tabel 1. IPM ganda dipergunakan untuk menganalisis
diklasifikasikan menjadi empat kategori, serta menguji hipotesis secara statistik.
yaitu kategori rendah (IPM < 60), kategori Sebagai prasyarat dalam analisis regresi,
sedang (60 ≤ IPM ≤ 70), kategori tinggi (70 perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.
≤ IPM ≤ 90), dan kategori sangat tinggi (IPM Pengujian asumsi tersebut terdiri dari uji
≥ 80) (Liqoana, 2016). asumsi normalitas, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Adapun persamaan
Opini Audit regresi yang dirumuskan pada penelitian
Dalam konteks audit laporan keuangan, ini adalah sebagai berikut ini:
Opini adalah pernyataan profesional audi-
tor atau pemeriksa laporan keuangan ten- DISC = α + β1POP + β2HDI + β3OP + β4RK + e
tang kewajaran asersi atau informasi keu- Keterangan:
angan yang disajikan dalam laporan keu- DISC : Tingkat pengungkapan laporan keu-
angan. Sesuai dengan regulasi yang berla- angan pemda
ku, auditor BPK dapat memberikan 4 POP : Populasi
(empat) jenis opini, yaitu: 1) opini wajar HDI : Indeks Pembangunan Manusia
tanpa pengecualian (WTP), 2) opini wajar OP : Opini audit
dengan pengecualian (WDP), 3) opini tidak RK : Rasio kemandirian,
wajar, dan 4) tidak memberikan opini α : Konstan,
(disclaimer). Pada riset ini, setiap opini au- β1 - β5 : Koefisien regresi, dan
dit akan diberi nilai dari 4 (opini WTP) E : Kesalahan.
hingga 1 (disclaimer).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Rasio Kemandirian Sampel
Rasio kemandirian merepresentasikan ke- Penelitian ini memakai data sekunder yang
mampuan pemda untuk mendanai kegiatan diambil dari LHP (Laporan Hasil Pemerik-
atau aktivitas, pembangunan, dan pem- saan) BPK untuk laporan keuangan pemda
berian layanan pemerintah dengan penda- pada tahun 2017. Sampel yang memenuhi
patan dari daerah itu sendiri dibandingkan kriteria purposive sampling adalah 458
dengan pendapatan dari sumber yang lain, laporan keuangan sebagaimana tersaji pa-
seperti transfer dari pusat dan pendanaan da Tabel 2.
yang bersumber dari pinjaman (Girsang Rata-rata populasi kabupaten/ kota
Tabel 2.
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Total
Pemda di Indonesia 542
Pemda provinsi di Indonesia (34)
Pemda kabupaten/kota yang tidak menyediakan data penelitian lengkap untuk
(50)
semua variabel penelitian
Total sampel 458

258
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263

di Indonesia adalah 467.287 dengan popu- dengan pengungkapan tertinggi 72% dan
lasi terbesar 4.760.380 dari Kabupaten terendah adalah 48%. Ini berarti bahwa
Gianyar dan paling sedikit adalah 6.393 pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia
dari Kabupaten Tambraw. IPM tertinggi be- belum sepenuhnya mengungkapkan
rasal dari Kabupaten Bali dengan skor laporan keuangan.
86,24 dan terendah dari Kabupaten Jayawi-
jaya dengan skor 55,99. IPM rata-rata untuk Uji Asumsi Klasik
kabupaten/ kota di Indonesia adalah 68,91. Tabel 4 menunjukkan hasil uji Kolmolo-
Dalam opini audit, ada empat jenis opini, gorov Smirnov One-Sample dengan nilai
yaitu opini WTP dengan skor 4, opini WDP 0,715 dan nilai signifikansi 0,686. Maka
dengan skor 3, opini tidak wajar dengan berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat
skor 2, dan disclaimer dengan skor 1. Da- ditarik simpulan bahwa residual berdistri-
lam penelitian ini, 351 kabupaten/ kota busi normal. Variabel independen
menerima opini WTP, 91 kabupaten/ kota dikatakan tidak berkorelasi dengan varia-
menerima opini WDP, dan 16 lainnya bel independen yang lain apabila nilai Tol-
menerima tidak memberikan opini erance > 0,1 dan Variance Inflation Factor
(disclaimer). (VIF) < 10. Berdasarkan hasil analisis pada
Rasio kemandirian menggambarkan Tabel 5, nilai Tolerance untuk semua varia-
ketergantungan daerah pada pembiayaan bel adalah > 0,1 dan nilai VIF memiliki
kegiatan mereka sendiri dan tingkat keterli- nilai < 10 artinya pada model penelitian
batan masyarakat dalam pembangunan tidak terdapat multikolinieritas antar varia-
daerah. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bel bebas atau independen.
bahwa rata-rata rasio kemandirian adalah Hasil uji heteroskedastisitas di-
15,58% dengan rasio kemandirian tertinggi tunjukkan pada tabel 6. Uji ini bertujuan
dari Kabupaten Badung dengan persentase untuk mendeteksi apakah terdapat perbe-
227% dan terendah adalah Kabupaten Tabel 4.
Deiyai dengan persentase 0,2%. Tingkat Hasil Uji Normalitas
pengungkapan memiliki rata-rata 60,42% Unstand. Res
Tabel 3. N 458
Statistik Deskriptif
Kolmogorov-Smirnov Z .715
Variabel Min. Max. Mean
Asymp. Sig. (2-tailed) .686
Populasi 6,393 4,760,380 467,287
IPM 55.99 86.24 68.91 Tabel 5.
Opini audit 1 4 3.69 Hasil Uji Multikolinearitas
Rasio Collinearity Stat.
0.002 2.27 0.1558 Model Toler-
kemandirian
VIF
Pengungkapan ance
laporan Populasi .707 1.414
keuangan 0.48 0.72 0.6042 IPM .645 1.550
pemerintah Opini Audit .882 1.133
daerah Rasio Kemandirian .528 1.894

Tabel 6.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstand. Coeff. Stand. Coeff.
Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,008 ,020 ,410 ,682
Populasi -2,030E-009 ,000 -,039 -,707 ,480
IPM ,000 ,000 ,092 1,584 ,114
Opini Audit -,001 ,002 -,015 -,291 ,771
Rasio Kemandirian -,011 ,011 -,069 -1,069 ,286

259
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)

daan varian residu antar pengamatan da- dipengaruhi oleh populasi, IPM, opini audit,
lam suatu model. Uji heteroskedastisitas dan rasio kemandirian secara bersamaan.
yang digunakan adalah Uji Glejser. Kriteria
yang digunakan yaitu, jika koefisien param- Uji Parsial (Uji t)
eter beta > 0,05, maka heteroskedastisitas Berdasarkan tabel 9, variabel populasi
tidak terjadi. Nilai signifikansi yang memiliki koefisien regresi 1,219E-008 dan t
menunjukkan angka > 0,05, artinya tidak hitung sebesar 2,581. Nilai signifikansi
terindikasi adanya permasalahan het- variabel populasi adalah 0,01 (< 0,05), se-
eroskedastisitas pada model penelitian. hingga dapat ditarik simpulan bahwa popu-
lasi berpengaruh positif dan signifikan pa-
Analisis Regresi Berganda da pengungkapan laporan keuangan pem-
Uji Koefisien Determinasi da. Lebih lanjut, variabel IPM memiliki
Berdasarkan Tabel 7, nilai Adjusted R koefisien regresi 0,001 dengan nilai t hi-
Square adalah 0,34 atau 34%. Artinya varia- tung 2,653 dan nilai signifikansi < 0,05,
si variabel dependen (dalah hal ini adalah yaitu 0,008 sehingga IPM berpengaruh posi-
pengungkapan laporan keuangan pemda) tif terhadap pengungkapan laporan keu-
yang mampu dijelaskan oleh variabel inde- angan pemda. Lain halnya pada variabel
penden adalah 34%, sedangkan 66% lainnya opini audit, nilai koefisien regresi adalah
merupakan faktor lain yang belum di- 0,006 dengan nilai t hitung sebesar 1,580
masukkan kedalam model penelitian. Vari- dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,115.
abel independen tersebut adalah populasi, Hal ini dapat dimaknai bahwa pengungka-
opini audit, IPM, dan rasio kemandirian. pan laporan keuangan pemda tidak di-
pengaruhi opini audit. Pada variabel rasio
Uji Simultan (Uji F) kemandirian, nilai koefisien regresi adalah
Berdasarkan tabel 8, tingkat signifikansi -0,033 dengan nilai t hitung sebesar -1,889
pada Uji F adalah sebesar 0,001 dengan dan nilai signifikansi > dari 0,05 yaitu
nilai F 5,061. Tingkat signifikansi yang 0,059. Hal ini berarti pengungkapan
menunjukkan kurang dari 0,05, artinya laporan keuangan pemda tidak dipengaruhi
pengungkapan laporan keuangan pemda secara signifikan oleh rasio kemandirian.
Tabel 7.
Pengaruh Populasi terhadap Pengungka-
Hasil Uji Koefisien Determinasi
pan Laporan Keuangan Pemda
Mod-
R R Square Adj. R Square Hasil uji hipotesis pada variabel populasi
el
menunjukkan adanya pengaruh positif dan
1 .207a .043 0.34
Tabel 8.
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .046 4 .011 5.061 .001b
Residual 1.026 453 .002
Total 1.072 457

Tabel 9.
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Stand. Co-
Unstand. Coeff.
Model eff. t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .488 .033 14.596 .000
Populasi 1.219E-008 .000 .141 2.581 .010
IPM .001 .001 .152 2.653 .008
Opini audit .006 .004 .077 1.580 .115
Rasio kemandirian -.033 .017 -.120 -1.893 .059
260
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263

signifikan dari variabel populasi terhadap (2013) dan Sarah (2014).


variabel pengungkapan laporan keuangan
pemda. Oleh karena itu, hipotesis pertama Pengaruh Rasio Kemandirian terhadap
(H1) diterima. Hasil tersebut memberikan Pengungkapan Laporan Keuangan Pemda
dukungan terhadap riset Hilmi dan Martani Hasil uji hipotesis rasio kemandirian
(2012). Akan tetapi, hasil pengujian menunjukkan variabel rasio kemandirian
penelitian ini terbukti tidak mendukung tidak memengaruhi pengungkapan pada
riset Naopal et al. (2017) dan Putri (2015). laporan keuangan pemda, sehingga H4 di-
Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tolak. Hasil ini mendukung Setyaningrum
banyak populasi maka semakin besar kom- dan Safitri (2012) dan Suparno dan Nanda
pleksitas pemerintahan. Artinya semakin (2016). Rasio kemandirian pemda merupa-
banyak jumlah penduduk pada sebuah dae- kan indikator kemampuan suatu daerah
rah, maka tingkat layanan publik dan fasili- dalam menggali potensi pendapatan di dae-
tas publik yang disediakan atau diberikan r ah n ya. Apabi l a pem da m ampu
oleh pemda juga semakin tinggi. Oleh kare- menghasilkan atau memperoleh pendapa-
na itu, pemda semakin didorong untuk tan asli daerah (PAD) yang besar maka,
memperluas tingkat pengungkapan untuk tingkat ketergantungan pemda pada
meningkatkan transparansi dan akuntabili- pemerintah pusat akan menurun. Namun
tas. demikian, data penelitian ini menunjukkan
rerata rasio kemandirian pemda masih
Pengaruh IPM terhadap Pengungkapan relatif rendah, hanya berkisar 15%. Artinya
Laporan Keuangan Pemda lebih dari 80% pendanaan pemda masih
Hasil uji hipotesis pada variabel IPM bergantung dari selain PAD, yaitu dari dana
menunjukkan bahwa IPM memengaruhi transfer pemerintah pusat dan pem-
pengungkapan laporan keuangan pemda biayaan. Masih rendahnya tingkat ke-
secara positif, sehingga H2 diterima. Hasil mandirian pemda tersebut kemungkinan
riset ini memberikan dukungan pada riset dapat menyebabkan pemda tidak begitu
Setyowati (2016) dan Wiguna (2016). Hasil antusias untuk melakukan pengungkapan
ini bersesuaian dengan kajian teori dan dan penuh dalam laporan keuangan.
juga hasil riset sebelumnya yang menya-
takan bahwa IPM yang tinggi merupakan SIMPULAN
salah satu indikator keberhasilan pemda Penelitian ini bertujuan untuk membuk-
dalam mengingkatkan kualitas hidup war- tikan pengaruh populasi, IPM, opini audit,
ganya. Oleh karena itu, pemda termotivasi dan rasio kemandirian terhadap praktik
untuk memperluas pengungkapan informa- pengungkapan pada laporan keuangan
si pada laporan keuangan untuk menunjuk- pemda. Regulasi dan literatur menunjuk-
kan akuntabilitas kinerjanya. kan bahwa pengungkapan laporan keu-
angan pemda harus dilakukan sebagai
Pengaruh Opini Audit terhadap wujud pertanggungjawaban atas sumber
Pengungkapan Laporan Keuangan Pemda daya yang dikelola oleh pemda.
Hasil uji hipotesis opini audit menunjuk- Hasil penelitian ini menujukkan prak-
kan bahwa pengungkapan pada laporan tik pengungkapan pada laporan keuangan
keuangan pemda tidak dipengaruhi oleh pemda di Indonesia relatif rendah dengan
opini audit. Oleh karena itu hipotesis keti- rata-rata 60,42%. Populasi dan IPM merupa-
ga (H3) ditolak. Opini audit diberikan oleh kan faktor penting yang memengaruhi
pemeriksa berdasarkan beberapa kriteria, pengungkapan laporan keuangan pemda,
salah satunya adalah kecukupan sedangkan opini audit dan rasio kemandiri-
pengungkapan. Hal tersebut mengindikasi an tidak memengaruhi pengungkapan
bahwa tidak serta merta tingkat laporan keuangan pemda.
pengungkapan yang tinggi akan mem-
peroleh opini baik begitu pula sebaliknya. KETERBATASAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini memberikan dukungan Keterbatasan penelitian ini adalah variabel
pada riset Herinising dan Rusherlistyani populasi hanya diperoleh dari hasil sensus

261
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)

penduduk tahun 2010 karena sensus oleh pengungkapan laporan keuangan


Biro Pusat Statistik dilakukan hanya sekali pemerintah daerah. Diponegoro Jour-
dalam sepuluh tahun. Dari hasil penelitian, nal of Accounting, 1-11.
Lesmana, S.I. (2010). Pengaruh karakteristik
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
pemerintah daerah terhadap tingkat
menggunakan variabel atau faktor lain pengungkapan wajib di Indonesia
yang belum diuji dalam penelitian sebe- (Tesis). Universitas Sebelas Maret,
lumnya untuk mengidentifikasi faktor atau Program Pasca Sarjana, Surakarta.
indikator yang memiliki kemungkinan me- Liqoana, M. (2016). Pengaruh karakteristik
mengaruhi pengungkapan laporan keu- daerah terhadap pengungkapan su-
angan pemda. Penelitian selanjutnya juga karela dalam website pemda di Indo-
nesia (Skripsi). Universitas Sebelas
perlu menggunakan data deret waktu se-
Maret, Program Sarjana, Surakarta.
hingga dapat digunakan untuk mem- Mardiasmo. (2009). Akuntansi sektor publik.
bandingkan hasil penelitian antar periode. Yogyakarta: Andi.
Naopal, F., Rahayo, S., & Yudowati, S.P.
REFERENSI (2017). Pengaruh karakteristik dae-
Alhajjriana, G.I., Nor, W., & Wihaya, R. rah, jumlah penduduk, temuan audit,
(2017). Faktor -faktor yang dan opini audit terhadap pengungka-
mempengaruhi internet financial re- pan laporan keuangan pemerintah
porting pemerintah daerah dan im- daerah. Assets, 56-68.
plikasinya terhadap akuntabilitas Priharjanto, A., & Wardani, Y.Y. (2017).
laporan keuangan daerah. Jurnal Pengaruh temuan, tingkat penyim-
Akuntansi dan Bisnis, 100-109. pangan, opini audit, dan karakteristik
Anis, C., & Ghozali, I. (2003). Teori akuntan- pemerintah daerah terhadap tingkat
si. Semarang: Badan Penerbit Univer- pengungkapan laporan keuangan
sitas Dipoegoro. pemerintah daerah provinsi di Indo-
Feriyanti, M., Hermanto, & Suransi, N.K. nesia. Info Artha, 97-110.
(2015). Determinan kepatuhan pada Putra, D.A. (2018, April 16). BPS: Indeks
ketentuan pengungkapan wajib Pembangunan Manusia RI Capai
laporan keuangan pemerintah daerah 70,81 pada 2017. Diakses dari
(Studi pada kabupaten/ kota di https://www.liputan6.com/
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Putri, Q.N. (2015). Pengaruh karakteristik
InFestasi, 171-185. pemerintah daerah serta hasil audit
Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multi- terhadap tingkat pengungkapan
variate dengan program IBM SPSS 19. wajib Laporan Keuangan Pemerintah
Semarang: Badan Penerbit Universitas Daerah (LKPD) Indonesia 2011-2013
Diponegoro. (Skripsi). Universitas Indonesia, Pro-
Girsang, H.A., & Yuyetta, E.N. (2015). Anali- gram Sarjana, Depok.
sa faktor-faktor yang mempengaruhi Republik Indonesia. (2003). Undang-
tingkat pengungkapan laporan keu- Undang Republik Indonesia Nomor
angan pemerintah daerah (Studi pada 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
LKPD kabupaten/ kota Provinsi Jawa Negara.
Tengah 2010-2012). Diponegoro Jour- ________________. (2004). Undang Undang
nal of Accounting, 1-11. Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
Heriningsih, S., & Rusherlistyani. (2013). 2004 Tentang Pemeriksaan Pengel-
Faktor-faktor yang mempengaruhi olaan dan Tanggung Jawab Keuangan
tingkat pengungkapan laporan keu- Negara.
angan pemerintah daerah. Jurnal ________________. (2004). Undang-Undang
Ekonomi dan Bisnis, 11-19. Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
Hilmi, A.Z., & Martani, D. (2012). Analisis 2004 Tentang Pemeriksaan Pengel-
faktor-faktor yang mempengaruhi olaan dan Tanggung Jawab Keuangan
tingkat pengungkapan laporan keu- Negara.
angan pemerintah provinsi. Paper ________________. (2010). Peraturan
dipresentasikan pada acara Simposi- Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
um Nasional Akuntansi XV, Banjarma- T e n t an g S t an d ar A ku n t an si
sin. Pemerintahan.
Khasanah, N.L., & Rahardjo, S.N. (2014). Sarah, R. A. (2014). Opini Audit dan
Pengaruh karakteristik, kompleksitas, Pengungkapan Atas Laporan Keu-
dan temuan audit terhadap tingkat angan Pemerintah Kabupaten Serta

262
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263

Kaitannya Dengan Korupsi di Indone- Auditing, 1-94.


sia. Jurnal Etikonomi, 13(1): 1-20. Suparno, & Nanda, R. (2016). Pengaruh ke-
Setyaningrum, D., & Syafitri, F. (2012). Ana- mandirian keuangan daerah, diferen-
l i si s pe n g aru h kar akter i st i k siasi fungsional, dan spesialisasi
pemerintah daerah terhadap tingkat fu n g si on al terh adap t in g kat
pengungkapan laporan keuangan. pengungkapan wajib laporan keu-
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indo- angan pemerintah daerah. Jurnal
nesia, 154-170. Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 105-
Setyowati, L. (2016). Determinan yang 118.
m e m pen g aru h i pen gu n g kapan Suryantini, N.S., Darmayanti, N.A., & Can-
laporan keuangan pemerintah dae- draninggrat, I.R. (2017). Analisis
rah. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 45 kinerja keuangan kabupaten/kota di
-62. Provinsi Bali. Prosiding Seminar Na-
Suhardjanto, D., & Yulianingtyas, R.R. sional AIMI, 7-9.
(2011). Pengaruh karakteristik Wiguna, M. (2016). Analisis faktor-faktor
pemerintah daerah terhadap kepatu- yang mempengaruhi pengungkapan
han pengungkapan wajib dalam wajib laporan keuangan pemerintah
laporan keuangan pemerintah daerah daerah (Skripsi). Universitas Sebelas
(Studi empiris pada kabupaten/kota Maret, Program Sarjana, Surakarta.
di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan

263

Anda mungkin juga menyukai