Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
ABSTRACT
This study aims to provide evidence of the effect of local government characteristics
which consist of population, Human Development Index, audit opinion, and
independence ratio on the mandatory disclosure of financial statements of local
governments. The sample was local governments in Indonesia in 2017 that meets the
criteria. The results of the analysis of 458 local governments in Indonesia showed the
average of local governments financial statements disclosure is 60.42%. Furthermore,
the results also show that the population and Human Development Index variables
affect positively on the disclosure of local government financial statements.
Meanwhile, the disclosure of local government financial statements is not affected by
audit opinion and independence ratio.
Keywords: disclosure of local government financial statements, population, human
development index, audit opinion, independence ratio
yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). informasi yang disajikan dalam laporan
Laporan keuangan tersebut setidaknya keuangan pemda kabupaten/ kota di se-
mencakup Neraca, Laporan Realisasi Ang- luruh Indonesia. Maka dari itu, penelitian
garan (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), dan ini dilakukan untuk memberikan bukti em-
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). piris tentang konsistensi persentase
Selain itu, pelaporan keuangan pemda juga pengungkapan dalam laporan keuangan
diatur di dalam Pernyataan Standar pemda dibandingkan penelitian sebe-
Akuntansi Pemerintahan (PSAP) nomor 01. lumnya serta untuk membuktikan kon-
Standar tersebut menyatakan laporan keu- sistensi pengaruh variabel independen
angan pemda dibuat dalam rangka untuk (dalam hal ini populasi, IPM, opini audit,
menyampaikan informasi yang berguna dan rasio kemandirian) terhadap praktik
bagi stakeholder dalam mengambil sebuah pengungkapan dalam laporan keuangan
keputusan. Selain itu, pelaporan keuangan pemda. Bagian berikutnya pada artikel ini
pemda juga bertujuan untuk menunjukkan mendiskusikan tentang teori dan pengem-
akuntabilitas kepada para pengguna. Para bangan hipotesis penelitian. Metode
pengguna tersebut meliputi komunitas, penelitian, anlisis dan pembahasan hasil
lembaga legislatif, pengawas, pemerintah dijelaskan pada bagian selanjutnya. Pada
pusat, kreditor, investor, serta para pihak bagian akhir artikel menjelaskan simpulan,
yang terlibat dalam pemberian donasi. keterbatasan penelitian dan saran.
Riset tentang determinan pengungka-
pan informasi dalam laporan keuangan TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEM-
pemda telah dilakukan berulang kali. Se- BANGAN HIPOTESIS
bagai contoh, riset Setyaningrum dan Teori Stewardship
Syafitri (2012) membuktikan praktik Menurut Khasanah dan Rahardjo (2014),
pengungkapan dalam laporan keuangan teori stewardship menggambarkan situasi
pemda tidak dipengaruhi variabel rasio ke- dan kondisi yang menunjukkan bahwa ma-
mandirian keuangan daerah. Penelitian Su- najemen puncak (top management) tidak
parno dan Nanda (2016) menemukan rerata termotivasi pada tujuan individu, tetapi
tingkat pengungkapan yang bersifat wajib pada tujuan untuk kepentingan organisasi.
pada pemerintah kabupaten atau kota di Pemda yang telah diberi kepercayaan oleh
provinsi Aceh adalah 48,65%, sedangkan masyarakat memiliki kesadaran untuk
faktor yang memengaruhinya adalah varia- memberikan informasi kepada masyarakat
bel rasio kemandirian keuangan daerah. dan bertanggung jawab melalui pengungka-
Naopal, Rahayu & Yudowati (2017) pan yang memadai dalam pelaporan keu-
menemukan bahwa opini yang diberikan angan pemda. Hal tersebut bertujuan un-
oleh auditor terbukti memiliki pengaruh tuk menjaga kepercayaan masyarakat dan
yang signifikan pada pengungkapan menunjukkan bahwa pemda berkinerja
laporan keuangan pemda di Jawa Barat, baik serta taat dan patuh pada peraturan
namun riset tersebut belum memberikan yang berlaku.
bukti adanya pengaruh variabel populasi
terhadap pengungkapan. Lebih lanjut, riset Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Setyowati (2016) menemukan faktor lain Di Indonesia, SAP diatur dalam Peraturan
yang berpengaruh secara positif pada ting- Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2010. Ber-
kat pengungkapan, yaitu Indeks Pem- dasarkan pada PP tersebut, SAP dituangkan
bangunan Manusia (IPM). Berdasarkan pada dalam sebuah standar yang disebut Pern-
hasil-hasil penelitian terdahulu yang masih yataan Standar Akuntansi Pemerintah
beragam dan perkembangan kondisi demo- (PSAP). SAP dilengkapi dengan pengantar
grafi dan tata kelola pada pemda di Indone- SAP dan merujuk pada Rerangka Konseptu-
sia, maka peneliti tertarik untuk al Akuntansi Pemerintahan. PP Nomor 71
menganalisis dan menguji ulang pengaruh tahun 2010 terdiri dari SAP Berbasis Akru-
karakteristik pemda yang terdiri dari popu- al, SAP Berbasis Kas menuju Akrual, serta
lasi dan IPM, opini audit, serta rasio ke- Proses Penyusunan SAP Berbasis Akrual
mandirian pemda terhadap pengungkapan sebagai tiga lampiran utama. Menurut PP
254
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263
255
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)
256
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263
Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Pengukuran
257
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)
velopment Programme (UNDP), IPM meru- dan Yuyetta, 2015). Pengukuran rasio ke-
pakan indeks yang dipergunakan untuk mandirian pada riset ini adalah dengan
mengukur tingkat pencapaian pem- membandingkan Pendapatan Asli Daerah
bangunan manusia berdasarkan pada be- (PAD) dengan besaran atau jumlah dana
berapa komponen dasar atau komponen transfer serta penerimaan pembiayaan
pokok kualitas hidup. Komponen - (Setyaningrum dan Safitri, 2012).
komponen tersebut meliputi umur panjang
dan sehat, berpengetahuan luas, dan mem- Metode Analisis Data
iliki kehidupan yang layak. Dalam Alat analisis data atau software yang dipa-
penelitian ini, IPM diukur menggunakan kai dalam riset ini adalah program SPSS.
data dari Badan Pusat Statistik dengan ru- Statistik deskriptif dan analisis regresi ber-
mus yang dapat dilihat pada tabel 1. IPM ganda dipergunakan untuk menganalisis
diklasifikasikan menjadi empat kategori, serta menguji hipotesis secara statistik.
yaitu kategori rendah (IPM < 60), kategori Sebagai prasyarat dalam analisis regresi,
sedang (60 ≤ IPM ≤ 70), kategori tinggi (70 perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.
≤ IPM ≤ 90), dan kategori sangat tinggi (IPM Pengujian asumsi tersebut terdiri dari uji
≥ 80) (Liqoana, 2016). asumsi normalitas, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Adapun persamaan
Opini Audit regresi yang dirumuskan pada penelitian
Dalam konteks audit laporan keuangan, ini adalah sebagai berikut ini:
Opini adalah pernyataan profesional audi-
tor atau pemeriksa laporan keuangan ten- DISC = α + β1POP + β2HDI + β3OP + β4RK + e
tang kewajaran asersi atau informasi keu- Keterangan:
angan yang disajikan dalam laporan keu- DISC : Tingkat pengungkapan laporan keu-
angan. Sesuai dengan regulasi yang berla- angan pemda
ku, auditor BPK dapat memberikan 4 POP : Populasi
(empat) jenis opini, yaitu: 1) opini wajar HDI : Indeks Pembangunan Manusia
tanpa pengecualian (WTP), 2) opini wajar OP : Opini audit
dengan pengecualian (WDP), 3) opini tidak RK : Rasio kemandirian,
wajar, dan 4) tidak memberikan opini α : Konstan,
(disclaimer). Pada riset ini, setiap opini au- β1 - β5 : Koefisien regresi, dan
dit akan diberi nilai dari 4 (opini WTP) E : Kesalahan.
hingga 1 (disclaimer).
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Rasio Kemandirian Sampel
Rasio kemandirian merepresentasikan ke- Penelitian ini memakai data sekunder yang
mampuan pemda untuk mendanai kegiatan diambil dari LHP (Laporan Hasil Pemerik-
atau aktivitas, pembangunan, dan pem- saan) BPK untuk laporan keuangan pemda
berian layanan pemerintah dengan penda- pada tahun 2017. Sampel yang memenuhi
patan dari daerah itu sendiri dibandingkan kriteria purposive sampling adalah 458
dengan pendapatan dari sumber yang lain, laporan keuangan sebagaimana tersaji pa-
seperti transfer dari pusat dan pendanaan da Tabel 2.
yang bersumber dari pinjaman (Girsang Rata-rata populasi kabupaten/ kota
Tabel 2.
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Total
Pemda di Indonesia 542
Pemda provinsi di Indonesia (34)
Pemda kabupaten/kota yang tidak menyediakan data penelitian lengkap untuk
(50)
semua variabel penelitian
Total sampel 458
258
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263
di Indonesia adalah 467.287 dengan popu- dengan pengungkapan tertinggi 72% dan
lasi terbesar 4.760.380 dari Kabupaten terendah adalah 48%. Ini berarti bahwa
Gianyar dan paling sedikit adalah 6.393 pemerintah kabupaten/ kota di Indonesia
dari Kabupaten Tambraw. IPM tertinggi be- belum sepenuhnya mengungkapkan
rasal dari Kabupaten Bali dengan skor laporan keuangan.
86,24 dan terendah dari Kabupaten Jayawi-
jaya dengan skor 55,99. IPM rata-rata untuk Uji Asumsi Klasik
kabupaten/ kota di Indonesia adalah 68,91. Tabel 4 menunjukkan hasil uji Kolmolo-
Dalam opini audit, ada empat jenis opini, gorov Smirnov One-Sample dengan nilai
yaitu opini WTP dengan skor 4, opini WDP 0,715 dan nilai signifikansi 0,686. Maka
dengan skor 3, opini tidak wajar dengan berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat
skor 2, dan disclaimer dengan skor 1. Da- ditarik simpulan bahwa residual berdistri-
lam penelitian ini, 351 kabupaten/ kota busi normal. Variabel independen
menerima opini WTP, 91 kabupaten/ kota dikatakan tidak berkorelasi dengan varia-
menerima opini WDP, dan 16 lainnya bel independen yang lain apabila nilai Tol-
menerima tidak memberikan opini erance > 0,1 dan Variance Inflation Factor
(disclaimer). (VIF) < 10. Berdasarkan hasil analisis pada
Rasio kemandirian menggambarkan Tabel 5, nilai Tolerance untuk semua varia-
ketergantungan daerah pada pembiayaan bel adalah > 0,1 dan nilai VIF memiliki
kegiatan mereka sendiri dan tingkat keterli- nilai < 10 artinya pada model penelitian
batan masyarakat dalam pembangunan tidak terdapat multikolinieritas antar varia-
daerah. Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bel bebas atau independen.
bahwa rata-rata rasio kemandirian adalah Hasil uji heteroskedastisitas di-
15,58% dengan rasio kemandirian tertinggi tunjukkan pada tabel 6. Uji ini bertujuan
dari Kabupaten Badung dengan persentase untuk mendeteksi apakah terdapat perbe-
227% dan terendah adalah Kabupaten Tabel 4.
Deiyai dengan persentase 0,2%. Tingkat Hasil Uji Normalitas
pengungkapan memiliki rata-rata 60,42% Unstand. Res
Tabel 3. N 458
Statistik Deskriptif
Kolmogorov-Smirnov Z .715
Variabel Min. Max. Mean
Asymp. Sig. (2-tailed) .686
Populasi 6,393 4,760,380 467,287
IPM 55.99 86.24 68.91 Tabel 5.
Opini audit 1 4 3.69 Hasil Uji Multikolinearitas
Rasio Collinearity Stat.
0.002 2.27 0.1558 Model Toler-
kemandirian
VIF
Pengungkapan ance
laporan Populasi .707 1.414
keuangan 0.48 0.72 0.6042 IPM .645 1.550
pemerintah Opini Audit .882 1.133
daerah Rasio Kemandirian .528 1.894
Tabel 6.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstand. Coeff. Stand. Coeff.
Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,008 ,020 ,410 ,682
Populasi -2,030E-009 ,000 -,039 -,707 ,480
IPM ,000 ,000 ,092 1,584 ,114
Opini Audit -,001 ,002 -,015 -,291 ,771
Rasio Kemandirian -,011 ,011 -,069 -1,069 ,286
259
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)
daan varian residu antar pengamatan da- dipengaruhi oleh populasi, IPM, opini audit,
lam suatu model. Uji heteroskedastisitas dan rasio kemandirian secara bersamaan.
yang digunakan adalah Uji Glejser. Kriteria
yang digunakan yaitu, jika koefisien param- Uji Parsial (Uji t)
eter beta > 0,05, maka heteroskedastisitas Berdasarkan tabel 9, variabel populasi
tidak terjadi. Nilai signifikansi yang memiliki koefisien regresi 1,219E-008 dan t
menunjukkan angka > 0,05, artinya tidak hitung sebesar 2,581. Nilai signifikansi
terindikasi adanya permasalahan het- variabel populasi adalah 0,01 (< 0,05), se-
eroskedastisitas pada model penelitian. hingga dapat ditarik simpulan bahwa popu-
lasi berpengaruh positif dan signifikan pa-
Analisis Regresi Berganda da pengungkapan laporan keuangan pem-
Uji Koefisien Determinasi da. Lebih lanjut, variabel IPM memiliki
Berdasarkan Tabel 7, nilai Adjusted R koefisien regresi 0,001 dengan nilai t hi-
Square adalah 0,34 atau 34%. Artinya varia- tung 2,653 dan nilai signifikansi < 0,05,
si variabel dependen (dalah hal ini adalah yaitu 0,008 sehingga IPM berpengaruh posi-
pengungkapan laporan keuangan pemda) tif terhadap pengungkapan laporan keu-
yang mampu dijelaskan oleh variabel inde- angan pemda. Lain halnya pada variabel
penden adalah 34%, sedangkan 66% lainnya opini audit, nilai koefisien regresi adalah
merupakan faktor lain yang belum di- 0,006 dengan nilai t hitung sebesar 1,580
masukkan kedalam model penelitian. Vari- dan nilai signifikansi > 0,05, yaitu 0,115.
abel independen tersebut adalah populasi, Hal ini dapat dimaknai bahwa pengungka-
opini audit, IPM, dan rasio kemandirian. pan laporan keuangan pemda tidak di-
pengaruhi opini audit. Pada variabel rasio
Uji Simultan (Uji F) kemandirian, nilai koefisien regresi adalah
Berdasarkan tabel 8, tingkat signifikansi -0,033 dengan nilai t hitung sebesar -1,889
pada Uji F adalah sebesar 0,001 dengan dan nilai signifikansi > dari 0,05 yaitu
nilai F 5,061. Tingkat signifikansi yang 0,059. Hal ini berarti pengungkapan
menunjukkan kurang dari 0,05, artinya laporan keuangan pemda tidak dipengaruhi
pengungkapan laporan keuangan pemda secara signifikan oleh rasio kemandirian.
Tabel 7.
Pengaruh Populasi terhadap Pengungka-
Hasil Uji Koefisien Determinasi
pan Laporan Keuangan Pemda
Mod-
R R Square Adj. R Square Hasil uji hipotesis pada variabel populasi
el
menunjukkan adanya pengaruh positif dan
1 .207a .043 0.34
Tabel 8.
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .046 4 .011 5.061 .001b
Residual 1.026 453 .002
Total 1.072 457
Tabel 9.
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Stand. Co-
Unstand. Coeff.
Model eff. t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .488 .033 14.596 .000
Populasi 1.219E-008 .000 .141 2.581 .010
IPM .001 .001 .152 2.653 .008
Opini audit .006 .004 .077 1.580 .115
Rasio kemandirian -.033 .017 -.120 -1.893 .059
260
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263
261
Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Opini Daerah, dan Rasio Kemandirian terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Utami dan Sulardi)
262
JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS Vol. 19, No. 2, Februari 2019: 253-263
263