Anda di halaman 1dari 59

USULAN PENELITIAN

PENGARUH BADAN PENGAWAS, KUALITAS SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI, PENGALAMAN KERJA, TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI, TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PADA
LPD DI KOTA DENPASAR

Usulan penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
skripsi S1 Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :

NAMA : NI LUH CAHYA MUNIASIH

NIM : 1802622010318

KELAS : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran kinerja perusahaan

kepada pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Pelaporan

keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi perusahaan dan sistem

pelaporan eksternal, yang mengukur dan secara rutin mengungkapkan hasil

auditan, data kuantitatif terkait dengan posisi keuangan dan performa

perusahaan (Astranyani 2017). Laporan keuangan akan mecerminkan

bagaimana keadaan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan pada perusahaan sangat dibutuhkan oleh pihak

internal dan pihak eksternal untuk pengambilan keputusan. Menurut IAI

(2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah investor,

kariawan, pemberi pinjaman, dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah, dan masyarakat umum yang memiliki kepentingan. Dengan

demikian, laporan keuangan harus dapat menyajikan informasi mengenai

sumber daya ekonomi, prestasi perusahaan selama satu periode tersebut, dan

menyediakan informasi-informasi yang dapat membantu bagi pihak-pihak

yang membutuhkan laporan keuangan agar dapat mengambil keputusan.

Menurut PSAK No. 1 (2015) laporan keuangan merupakan bagian dari

proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan laba rugi,

neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajiakan dalam

1
2

berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kasatau laporan arus dana), dan

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skejul dan

informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.

Dalam Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8,

Financial Accounting Standard Board (FASB) telah menjelaskan mengenai

kerangka konseptual untuk laporan keuangan. SFAC No. 8 mencangkup

tujuan dan karateristik kuantitatif pelaporan keuangan, yang sebelumnya

dinyatakan dalam SFAC No. 1 dan SFAC No. 2. Tujuan laporan keuangan

tidak terbatas hanya pada isi dari laporan keuangan tetapi juga pada media

pelaporan lainnya.

Faktor pertama yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah

peran badan pengawas. menurut Suartana (2009), Badan Pengawas Internal

secara aktif berperan dalam mengawasi kebijakan operasional dan praktik

akuntansi sehingga pelaporan keuangan dan menjadi penghubung antara

pengelola dengan auditor eksternal bila diperlukan. Peranan Badan Pengawas

Internal sebagai pengawas internal sangat strategis, disamping sebagai auditor

internal juga sebagai patner yang bersinergi untuk memajukan LPD.

Peran badan pengawas intern dalam mengawasi oprasioanal LPD bisa

dilakukan oleh siapa saja di desa pakraman yang bersangkutan tanpa

mengenal jenjang dan jenis pendidikan. Semakin besar aset LPD maka ruang

lingkup pengawasan menjadi semakin luas dan kompleks, dengan sendirinya

memerlukan pengetahuan dan kompetensi yang semakin khusus.


3

Astrayani (2017) dan Andhika (2017) membuktikan bahwa peran

badan pengawas berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati

(2019) yang membuktikan bahwa peran badan pengawas tidak berpengaruh

terhadap kualitas pelaporan keuangan.

Faktor kedua yang menentukan kualitas laporan keuangan adalah

kualitas sistem informasi akuntansi . kualitas sistem informasi akuntansi

merupakan standar atau ukuran menggambarkan susunan berbagai dokumen,

alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai laporan keuangan yang

didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi

keuangan. Sistem informasi akuntansi tersebut berguna bagi organisasi

sebagai dasar pengambilan keputusan dalam merencanaka, mengelola dan

mengendalikan organisasi. Sebuah sistem informasi akuntansi yang

berkualitas adalah fleksibel, efisisen, mudah diakses dan tepat waktu

(Widjajanto, 2001:4). Wibawa (2017) dan Dewi (2015) membuktikan bahwa

peran kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan.

Faktor ketiga yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah

pengalaman kerja. Dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas maka

diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal tersebut maka

dipengahuri oleh masa kerja atau pengalan kerja, karena dengan masa kerja

yang lebuh lama, kariawan tentunya telah berpengalaman dalam menghadapi

dan menyelesaikan masalah-masalah dalam perusahaan khususnya dalam

penyususnan laporan keuangan. Setiap orang memiliki pengalaman yang luas


4

akan lebih mudah berinteraksi dalam melaksanakan pekerjaan baik di

organisasi, perusahaan, maupun juga dipemerintahan serta orang yang

berpengalaman mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengerjakan

tugas-tugas perusahaan lebih baik dibandingkan dengan orang yang belum

berpengalaman, dengan demikian pengalaman kerja yang dimiliki staf bagian

keuangan atau akuntansi akan mempermudah dalam melakukan pekerjaan

karena dengan pengalaman kerja profesional tersebut maka staf bagian

keuangan atau akuntansi lebih mengerti dan cekatan dalam penyusunan

laporan keuangan. Pengalaman kerja profesional dalam bidang akuntansi akan

lebih memberikan kemudahan dan ketelitian dalam proses penyusunan laporan

keuangan. Yanti (2018) dan Hanafi (2016) membuktikan bahwa pengaruh

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Selain dari faktor badan pengawas, kualitas sistem informasi

akuntansi, dan pengalaman kerja, faktor keempat yang mempengaruhi kualitas

laporan keuangan adalah tingkat pemahaman akuntansi. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

pasal 1 menyebutkan bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran,

pengklasifikasi, pengikthtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

penginterpretasian atas hasil serta penyajian laporan. Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) adalah Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Hasil penelitan dari Krisnawati (2019) dan Dharmayanti (2018)

membuktikan bahwa peran pemahaman akuntansi berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
5

yang dilakukan oleh Yanti (2018) yang membuktikan bahwa pemahaman

akuntansi tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan.

Statement of Financial Accounting Concept No. 8, Financial

Accounting Standar Board (FASB) menjelaskan kerangka kerja konseptual

untuk laporan keuangan yang mencangkup tujuan dan karakteristik kuantitatif

pelaporan keuangan. Manfaat penting laporan keuangan tersebut

mengharuskan manajer akuntansi harus ekstra hati-hati dalam membuat

pelaporan keuangan. Pelaoran keuangan yang baik adalah pelaporan keuangan

yang memenuhi tujuan dari pelaporan tersebut. Pengungkapan pelaporan

keuangan merupakan mekanisme yang paling efisien dan efektifitas untuk

mendorong dalam pengelolaan perusahaan. Pemimpin akan termotifasi untuk

mengelola perusahaan lebih baik jika informasi dalam pelaporan keuangan

memiliki kualitas yang lebih baik (Amalia, 2014). Pelaporan keuangan yang

berkualitas dapat membantu investor, kreditur, dan orang lain yang tertarik

pada perusahaan.

Keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang merupakan

lembaga keuangan milik komunitas adat diatur secara mandiri oleh Peraturan

Derah artinya tidak diatur oleh pemerintah seperti otoritas jasa keuangan

lainnya (Astrayani, 2017). Kinerja keuangan LPD dikatakan baik pada saat

penilaian seluruh aspek keuangan maupun manajemen yang dilakukan

berpredikat “sehat”. LPD dikatakan sehat apabila dapat menunjukan

kemampuan untuk memanfaatkan aktiva yang dimiliki dengan produktif dan

juga mampu mengatur kelangsungan usaha yang dijalankan dengan efektif,

sehingga mendorong terjaminnya kontinuitas dari usaha Lembaga Perkreditan


6

Desa (LPD) tersebut. Setiap LPD tentunya menyajikan pelaporan keuangan

yang dapat memberikan informasi yang dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan pengguna.

Kualitas laporan keuangan LPD merupakan hal penting sebagai salah

satu indikator mengenai penilaian kinerja. Kemampuan LPD dalam

menjalankan kegiatan usahanya tercermin dari kualitas laporan keuangannya.

Untuk menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik dan berkualitas

maka diperlukannya audit internal dari badan pengawas untuk mengecek

laporan keuangan setiap bulannya, selaiin itu dengan sistem informasi

akuntansi yang berkualitas maka dapat menunjang kualitas laporan keuangan

tersebut, dan kualitas sumber daya manusia dalam hal pengalaman kerja yang

mumpuni serta handal pada bidangnya maka akan tercipta laporan keuangan

yang berkualitas dan baik, serta diperlukan seorang accounting atau pembuat

laporan keuangan yang handal dan sudah memahami dengan baik mengenai

akuntansi. Beberapa faktor diatas akan menunjang kualitas laporan keuangan

yang baik dan bermutu bagi LPD. Jika kualitas laporan keuangan sudah baik

maka dapat menjalankan usaha LPD tersebut secara terus-menerus.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Badan

Pengawas, Kualitas Sistem Informasi Akuntansi, Pengalaman Kerja, Tingkat

Pemahaman Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada LPD di

Kota Denpasar. Peneliti memilih meneliti di Kota Denpasar, karena Denpasar

merupakan Ibu Kota Provinsi Bali, seain itu Kota Denpasar merupakan pusat

kota, pendidikan, perekonomian, dan pariwisata. Dengan letak geografis yang


7

sangat trategis dan penghubung antar Kabupaten. LPD di Kota Denpasar telah

menggunakan sistem informasi akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan sehingga memberikan kemudahan bagi pemakai dalam mengakses

informasi keuangan.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah

1) Apakah badan pengawas berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

pada LPD Kota Denpasar?

2) Apakah kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas

laporan keungan di LPD Kota Denpasar?

3) Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas laporan keungan

di LPD Kota Denpasar?

4) Apakah pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kualitas laporan

keungan di LPD Kota Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh badan pengawas

terhadap kualitas laporan keuangan pada LPD Kota Denpasar.


8

2) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh kualitas sistem

informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada LPD Kota

Denpasar.

3) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh pengalaman kerja

terhadap kualitas laporan keuangan pada LPD Kota Denpasar.

4) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh pemahaman

akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada LPD Kota Denpasar

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan

mahasiswa di dalam mengaplikasikan teori yang di dapat selama

perkuliahan dan dapat menerapkan serta memilah dengan kondidi yang

ada sebenarnya di lapangan, khususnya mengenai pengaruh badan

pengawas, kualitas sistem informasi akuntansi, pengalaman kerja, serta

tingkat pemahaman akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan pada

LPD di Kota Denpasar, serta sebagai pedoman untk penelitian selanjutnya

mengenai lingkup masalah yang sama.

2) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk

selanjutnya agar lebih etis serta profesional terutama dalam kualitas

laporan keuangan, serta dapat memberikan masukan kepada pihak


9

perusahaan sehingga dapat lebih meningkatkan lagi dalam pembuatan

laporan keuangan yang berkualitas.

3) Bagi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Penelitian ini dapat melengkapi kebutuhan perpustakaan yang nantinya

akan dapat dijadikan sebagai refrensi serta pedoman bagi mahasiswa

dalam melakukan penelitian lebih lanjut terhadap masalah yang

berhubungan dengan pengaruh badan pengawas, kualitas sistem informasi

akuntansi, pengalaman kerja, serta tingkat pemahaman akuntansi dalam

kualitas laporan keuangan pada LPD.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kelembagaan (Instutional Theory)

Teori kelembagaan atau instutional theory dapat didefinisikan sebagai

teori yang menjelaskan tentang bagaimana suatu perusahaan berkembang

dan bertahan ketika berada dalam lingkunga yangng kompetitif yang penuh

dengan para pesaing, serta mempelajari bagaimana cara perusahaan

memasukan stakeholder. Teori kelembagaan muncul disebabkan oleh karena

adanya ketidakpuasan dan rasa tidak percaya terhadap teori neoklasik. Inti

pokok aliran ekonomi kelembagaan adalah imu ekinomi dengan satu

kesatuan ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi, politik, antropologi,

sejarah dan hukum (Hasbun dan Santoso, 2008)

Terdapat dua teori yang berkaitan dengan kelembagaan ini yaitu

kelembagaan lama (old instutional theory) dan teori kelembagaan baru (new

instutional theory). Dalam teori kelembagaan lama menurut seorang ahli

yang bernama louis mempercayai bahwa masyarakat mengidentifikasi suatu

organisasi berdasarkan norma dan nilai yang dianut organisasi tersebut,

sedangkan teori kelembagaan baru menurut seorang ahli yang bernama Brun

dalama digunakan untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu dapat

terjadi dan berlangsung dalam waktu yang lama dalam suatu organisasi

(Astrayani, 2017).

10
2.1.2 Teori Perilaku Kepemimpinan

Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan

bahwa perilaku khusus pemimpin dari bukan pemimpin Putra (2013).

Perilaku Kepemimpinan :

1) Otokratis staf yang hanya melakukan seperti dperintahkan.

2) Demokratis dimana Staff memiliki beberapa mengatakan atas yang

terjadi di tempat kerja mereka.

3) Produksi berorientasi dengan memungkinkan hanya mendapat pekerjaan

yang dilakukan dengan baik sikap.

4) Kariawan berorientasi mengambil kepentinggan pribadi dalam staff

mereka dan secara aktif mencari untuk memelihara comerarderie kuat.

5) Memulai struktur dimana manager menentukan dan ketat struktur

pekerjaan staff

Teori erilaku kepemimpinan dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai

pedoman dalam penilaian perilaku pemimpin dalam memipin kariwan.

Perilaku pemimpin yang baik memberikan kontribusi yang positif bagi

kariawan dalam memahami tugas yang dibeikan serta memahami siklus

akuntansi yang ada dalam perusahaan. Hal ini menunjukan kualitas sistem

informasi akuntansi dalam perusahaan serta kualitas pengalaman kerja yang

memberikan pengaruh bagi kualitas laporan keuangan.

2.1.3 Badan Pengawas

Menurut suartana (2009) peran badan pengawas internal secara aktif

mengawasi kebijakan, opersional, praktik akuntansi dan pelaporan keuangan

dan menjadi penghubung antara pengelola dengan auditor eksternal bila

11
diperlukan. Peranan badan pengawas internal sebagai pengawas internal

sangat strategis, disamping sebagai auditor internal juga sebagai patner yang

bersinergi untuk memajukan LPD. Peran badan pengawas internal sebagai

pengawas internal sangat strategis, disamping sebagai auditor internal juga

sebagai patner yang bersinergi untuk memajukan LPD. Peran badan

pengawas intern dalam mengawasi oprasional LPD bisa dilakukan oleh

siapa saja di desa pekraman bersangkutan tanpa mengenal jenjang dan jenis

pendidikan.

Sesuai dengan pasal 1 ayat (11) Perda No.3 tahun 2007, yang

dimaksud dengan pengawas internal adalah badan pengawas yang dibentuk

oleh desa dan bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan LPD.

Divisi audit pada LPD adalah Badan Pengawas Internal yang sering disebut

Badan pengawas Desa yang secara kelembagaan harus memahami seluruh

elemen pengendalian yang terdiri dari evaluasi pengelolaan risiko, evaluasi

pengendalian, dan evaluasi proses goverance yaitu:

1) Evaluasi penelolaan risiko

12
13

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara

mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan

kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem

pengendalian intern.

2) Evaluasi Pengendalian

Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara

pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,

efisien dan efektifitas pengendalian tersebut, mendorong penigkatan

pengendalian internal secara berkesinambungan.

3) Evaluasi prosek governance

Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang

sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan.

Dan selain itu audit intern harus mengevaluasi rancangan, implementasi

dan efektivitas dari kegiatan, program, dan sasaran organisasi yang

berhubungan dengan etika.

Menurut keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Bali Nomor

491 Tahun 1998 mengenai pembentukan dan kedudukan Badan Pengawas

adalah sebagai berikut, di tiap-tiap LPD dibentuk badan pengawas LPD:

1) Badan Pengawas terdiri seorang ketua dan sebanyak-banyaknya 2 (dua)

orang anggota.

2) Bendesa adat sebagai ketua badan pengawas

3) Ketua dan anggota badan pengawas tidak dibenarkan merangkap sebagai

badan pengurus LPD

Tugas dari badan Pengawas adalah :


14

1) Mensosialisasikan keberadaan LPD

2) Memotivasi dan meningkatkan kinerja LPD

3) Mengawasi proses penyaluran kredit dan penanganan kredit macet atau

bermasalah

4) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara periodik atau

terjadwal serta identitas sesuai dengan program kerja Badan Pengawas.

Ada 4 (empat) tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh seorang

pengawas LPD, yaitu:

1) Fungsi Perencanan

Dalam fungsi perencanaan pengawasan harus terlibat dalam menetapkan

rencana operasi yang terintegrasi, baik jangka pendek mauupun jangka

panjang, serta menganalisi dan mengkomunikasikan kepada semua pihak

yang terlibat dalam manajemen LPD. Salah satunya yang disebut dengan

program kerja.

2) Fungsi Pengendalian

Dalam fungsi pengendalian pengawas harus mengembangkan dan

menetapkan norma-norma sebagai ukuran pelaksanaan dan menjadikan

pedoman kepada manajemen dalam mnjamin adanya penyesuaian hasil

pelaksanaan dengan rencana yang ditetapkan, yang selanjutnya perlu

diadakan analisi perbandingan antara pedoman dengan realisasi secara

menyeluruh.

3) Fungsi Pelaporan

Dalam fungsi pelaporan, pengawas perlu menyusun, menganalisis dan

menginterpretasikan hasil-hasil yang dicapai oleh manajemen untuk


15

selanjutnya dilaporkan dalam rapat rutin yang dilakukan secara periodik

dan terprogram. Pengawas dan manajemen dapat mengevaluasi kegiatan-

kegiatan dan secara bersamaan pula dapat memikirkan jalan keluar yang

harus dilakukan apabila ditemukan kendala operasional dilapangan.

4) Fungsi Akuntansi

Dalam fungsi akuntansi, pengawas ikut melaksanakan, menetapkan dan

memelihara sistem akuntansi pada semua jenjang dan usaha LPD agar

terjamin kewajaran semua transaksi keuangan sesuai dengan syarat

pengendalian intern yang baik. Fungsi ini menyakinkan pengawas bahwa

semua transaksi yang terjadi di LPD telah dicatat tepat waktu, telah

diotorisasi oeh orang yang berwenang dan dilaksanakan oleh orang yang

tepat.

2.1.4 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2003), sistem informasi akuntansi

adalah berbagai sumber daya seperti peralatan dan manusia yang diatur guna

mengubah data hingga menjadi informasi. Menurut Krismiaji (2010) sistem

informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memperoses data dan

transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk

merencanakan, mengendalikan, dan mengoprasikan bisnis. Menurut Antari

(2016), sistem informasi akuntansi adalah suatu bagian organisasi yang

mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan

komunikasikan informasi keuangan untuk pengambilan kputusan kepada

pihak luar perusahaan (pemerintah, otoritas pajak, dan calon pemegang

saham) dan pihak dalam perusahaan dalam hal ini para pemegang saham.
16

Kualitas sistem informasi akuntansi adalah integrasi semua unsur dan

sub unsur yang terkait dalam membentuk sistem informasi akuntansi untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas (Susanto, 2013:14). Kualitas

sistem informasi akuntansi trdiri dari komponen sistem informasi akuntasi

yaitu hardware, software, brainware, telecomunication network dan data

base yang berkualitas serta quality of work dan statification of users. Sistem

informasi akuntansi berkualitas apabila bersifat feksibel, efisien, mudah

diakses dan tepat waktu (Sacer et al, 2006:62). Dimensi dari kualitas sistem

informasi akuntansi ada 3 (tiga) yaitu terdiri dari efisiensi, accessibility

(kemudahan akses), dan integration (integrasi) (Syaifullah, 2010).

2.1.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi sumberdaya manusia dapat ditingkatkan melalui pelatihan

dan pemberian kompensasi yang adil termasuk berbagai fasilitas

kesejahteraan kariawan. Kompetensi sumberdaya manusia menyangkut dua

aspek yaitu aspek fisik (kualitas fisik) dan aspek nonfisik (kualitas non fisik

yang menyangkut kemempuan bekerja, berfikir dan keterampilan.

Kompetensi sumberdaya manusia tidak hanya ditentukan oleh aspek

keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya akan tetapi juga ditentukan oleh

pendidikan dan kadar pengetahuan, pengalaman atau kematangannya dan

sikapnya serta nilai-nilai yang dimiliki. Kompetensi sumberdaya manusia

dapat diukur dari keerhasilan peningkatan kemampuan teoritis, peningkatan

kemampuan teknik, peningkatan kemampuan konseptual, peningkatan moral

dan peningkatan keterampilan teknik (Lng, 2012).

2.1.6 Pengalaman Kerja


17

Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembelajaran dan

pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku, baik pendidikan formal

maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa

seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu

pembelajaran juga mencangkup perubahan yang relatif tepat dari prilaku

yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Maulia, 2004).

Pengalaman kerja turut memberikan kontribusi yang cukup besarterhadap

kemampuan seseorang dalam menangani pekerjaannya, khususnya untuk

pekerjaan yang rumit dan membutuhkan keahlian khusus (Meuthia, 2008).

Seseorang yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya akan memberikan hasil yang baik dari pada mereka yang tidak

memiliki pengetahuan yang cukup dalam menjalankan tugasnya. Kenyataan

menunjukan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka, semakin banyak

pengalaman yang dimiliki pekerja tersebut. Sebaliknya, semakin singkat

masa kerja berarti semakin sedikit pengalaman yang diperolehnya.

Purnamasari (2005) memberikan kesimpulan bahwa seseorang yang

memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam

beberapa hal diantaranya:

1) Mendeteksi kesalahan

2) Memahami kesalahan

3) Mencari penyebab munculnya kesalahan

Keunggulan tersebut bermanfaat bagi pengembangan keahlian.

Berbagai macam pengalaman yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi

pelaksana suatu tugas. Seseorang yang berpengalaman cenderung memiliki


18

cara berfikir yang lebih terperinci dan lengkap dibandingkan dengan

seseorang yang belum berpengalaman.

2.1.7 Konsep Akuntansi

Akuntansi secara umum, dapat diartikan sebgagai sistem informasi

yang menyediakan laporan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi

perusahaan. Selainitu, akuntansi menurut bebeapa ahli yaitu American

Institute of Certified Pulik Accountans menyatakan bahwa akuntansi adalah

seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadiaan

yang bersifat keuangan dengan bentuk satuan uang dan penginterpretasian

hasil proses tersebut.

Akuntansi menurut Kieso (2007:4) yang diterjemahkan oleh Handikad

Wasilah menyatakan akuntansi adalah suatu sistem informasi akuntansi yang

mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu informasi yang

diberikan kepada perusahaan melalui laporan keuangan dengan tujuan

memberikan bayangan atau gambaran yang jelas mengenai kondisi suatu

perusahaan.

2.1.8 Tingkat Pemahaman Akuntansi

Menurut Peraturan Pemerintahan Nomer 24 Tahun 2005 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahaan pasal 1 menyebutkan bahwa akuntansi

adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasikan, pengikthisaran

transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya serta

penyajian laporan. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-

prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintahan Standar Akuntansi Pemerintahaan tersebut


19

dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan pertanggung jawaban

pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), APBN berupa

laporan keangan yang setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi anggaran,

neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut kamus

umuam Bahasa Indonesia (Poerwarmita, 2006) mempunyai pengertian

pandai mengerti benar tentang akuntansi. Seseorang dikatakan paham

tergadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi

itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman

pada prinsip dan standar penyusunan keuangan yang ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomer 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

2.1.9 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi suatu

perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan perusahaan dalam

keadaan baikatau sebaliknya. Informasi dalam laporan keuangan ini dapat

membantu pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan

Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:1)

yaitu laporan keuangan meliputi bagian proses laporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan kas/ laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan merupakan bagian intergral

dari laporan keuangan.


20

Menurut fahmi (2012:21), pengertian laporan keuangan adalah suatu

informasi yang menggambarkan kondisi laporan keuangan suatu perusahaan

dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perubahan tersebut. Menurut Kasmir (2016:7) pengertian laporan

keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan

pada saaat ini atau dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan pengertian

diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pada umumnya meliputi

Neraca, Laporan Laba/ Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus

Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan tersebut

merupakan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan,

perkembangan perusahaan, dan hasil usaha suatu perusahaan pada jangka

waktu tertentu.

2.1.10 Kualitas Laporan Keuangan

Menurut Hanafi, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2001:63),

Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan

pada tanggal tetentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomi (asset),

kewajiban ekonomi(hutang), modal saham, dan hubungan antar item

tersebut.

Menurut Djarwanto dalam Nuldilah (2016) terdapat tiga bentuk

laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh perusahaan secara umum

yaitu:

1) Neraca

Neraca bisa digunakan sebagai gambaran potret kondisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keauangan perusahaan),


21

yang meliputi asset sumberdaya perusahaan dan klaim atas asset tersebut

meliputi asset sumber daya perusahaan dan klaim atas asset tersebut

meliputi utang dan saham pribadi. Asset perusahaan menunjukan

keputusan penggunaan dana atau keputusan pendanaan dimasa lalu.

Dengan demikian, neraca adalah menampilkan keseimbangan antara

keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.

2) Laporan Laba Rugi

Menurut Harap, dalam buku Analisis Kritis Atas laporan Keuangan

(2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima

oleh perusahaan selama satu periode tertentu. Hasil dikurangi biaya-

biaya merupakan laba atau rugi. Kalau lebih besar dari biaya berarti laba,

sebaliknya kalau lebih kecil dari biaya berarti rugi. Bebrapa neraca yang

merupakan snapshoot mana laporan hanya mencangkup tiga operasional

perusahaan.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai aliran kas yang masuk

maupun keluar pada suatu periode waktu. Menurut Harap (2004:257),

yaitu : “Aruskas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi

yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kassuatu perusahaan

pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada

kegiatan oprasional, pembiayaan, dan infestasi”. Laporan arus kas

menyajikan informasi mengenai aliran kas yang masuk maupun keluar

bersih pada suatu periode waktu yang merupakan hasil dari ketiga

kegiatan pokok perusahaan yaitu operasional, investigasi dan pendanaan.


22

Laporan keuangan harus memiliki kualitas yang baik sehingga dapat

menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi para pemakai laporan

keuangan. Kualitas laporan keuangan adalah karakteristik kuantitatif yang

dimiliki oleh laporan keuangan. Ada empat karakteristik yang merupakan

syarat laporan keuangan dapat dikatakan berkualitas yaitu:

1) Relevan

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila yang disajikan dapat

mempengaruhi keptusan pengguna dengan membantu mereka

mengefaluasi masalalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan

serta menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi di masa lalu.

Informasi yang relevan yaitu:

a) Memiliki manfaat umpan balik, yaitu informasi yang memungkinkan

pengguna untuk mengkoreksi ekspetasi mereka masalalu

b) Memiliki manfaat prediktif, yaitu informasi dapat membantu

pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan

hasil data masa lalu dan kejadian masa kini.

c) Tepat waktu, yaitu informasi yang disajikan selengkap mungkin,

mencangkup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

2) Andal

Laporan keuangan dapat dikatakan andal jika informasi dalam laporan

keuangan bebas dari pengertian menyesatkan dan kesalahan material,

mnyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverivikasikan.

Informasi yang andal memenuhi karakteristik:


23

a) Penyajian jujur, yaitu informasi yang transaksi dan peristiwa laiinya

yang memang disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan

untuk disajikan.

b) Dapat diverivikasi, yaitu informasi yang dalam laporan keuangan

dapat diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari satukali oleh

pihak yang berbeda, hasil tetap menunjukan kesimpulan yang tidak

jauh beda.

3) Dapat Dibandingkan

Laporran keuangan dapat dibandingkan artinya informasi yang disajikan

dapat dibandingkan dengan laporan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya

a) Perbandingan dapat dilakukan bila entitas menerapkan kebijakan

akuntansi yang sama dalam 1 tahun.

b) Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang

dibandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama (antara

entitas)

4) Dapat Dipahami

Laporan keuangan dikatakan dapat dipahami jika informasi yang

disajikan dapat dimengerti oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk

serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

Manajemen dapat menyampaikan informasi sesuai dengan peraturan

atau kebiasaan keuangan antara lain memberikan informsi yang bermanfaat

bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya serta membemberikan

informasi tentang perusahaan selama satu periode seperti pembelannjaan


24

kas, pinjamanan, pembayaran kembali pinjaman, transaksi modal, serta

faktor lain yang mempengaruhi likuiditas perusahaan.

2.1.11 Lembaga Perkreditan Desa

Berdasarkan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Profinsi Bali menetapkan Raperda tentang Lembaga Perkreditan Desa

Menjadi Perda Berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi Bali No. 12 Tahun

2017 disana disebutkan sebagai Lembaga perekonomian milik desa

pakraman, LPD dikelola dan diarahkan untuk kontribusi bagi pembangunan

desa pakraman dan dijelaskan pula bahwa Lembaga Perkreeditan Desa

(LPD) di Bali berkembang sejak tahun 1985 yang dalam kegiatannya

banyak menunjang pembangunan Desa atas dasar pertimbangan bahwa :

1) Desa Pekraman merupakan lembaga tradisional yang lebih mengakar

dan dihormati oleh masyarakat pedesaan terutama karena pekraman

(anggota desa pekraman)

2) Desa Pekraman mempunyai aturan-aturan yang telah disepakati dan

dipatuhi baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

3) Desa pekraman merupakan suatu lembaga tradisional yang sifatnya

didasarkan atas keadaan desa.

Keputusan peralihan Undang-Undang Perbankkan No. 7 Pasal 58

Tahun 19992 menyatakan bahwa : Bank Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,

Lumbung Putih Negara (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Bank

Kredit Desa (BKD), Bank Kredit Kecamatan (BKK), Krdit Usaha Rakyat

Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan, Bank Karya Produk Desa


25

(BKPD) setelah memenuhi persyaratan serta tatacara yang diterapkan dalam

peraturan pemerintahan.

Pengelolaan LPD dilakukan oleh pengurus yang bertanggung jawab

kepada krama desa dan di dalam melaksanakan dan mengelola LPD

pengurus dapat mengangkat kariawan dalam membantu kegiatan operasional

lembaga. Pasal 7 peraturan Provinsi Tingkat I Bali No.3 Tahun 2017

menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh

LPD adalah sebagai berikut:

1) Menerima atau menghimpun dana karma desa dalam bentuk tabungan

dan deposito.

2) Memberi pinjaman kepada krama desa untuk kegiatan-kegiatan yang

produktif pada sektor pertanian, industri, atau kerajinan kecil,

perdagangan dan usaha-usaha lain

3) Menyiapkan kelebihan likuiditasnya pada Bank Pembangunan Daerah

dengan imbalan bunga bersaing dengan pelayanan yang memadai.

4) Menerima pinjaman dari lembaga kuangan yang maksimal 100%

(seratus persen) dari jumlah modal, termasuk cadanan dan laba ditahan,

kecuali batasan lain dalam jumlah pinjaman atau dukung/bantuan modal.

5) Menyiapkan kelebihan likuiditasnya pada Bank yang ditujukan dengan

imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai.

Kegiatan usaha Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah menerima

dan menyalurkan dana pada masyarakat desa adat serta kegiatan jasa

keuangan yang sejenis. Dapat disimpulkan bahwa LPD merupakan bentuk

usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang identik dengan jasa bank
26

yaitu sebagai lembaga perantara keuangan masyarakat. LPD sebagai

lembaga keuangan dalam kegiatan oprasional dilakukan pembinaan dan

pengawasan. Pengawasan LPD dilakuakukan oleh badan pengawas yang

diangkat dan diberhentikan oleh krama desa melalui paruman dan ditetapkan

oleh Bupati atau Walikota.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian sebelumnya yang digunakan oleh peneliti

sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Krisnawati (2019) yaitu meneliti mengenai variabel inependennya adalah

etika kepemimpinan, profesionalisme, funsi badan pengawas, dan tingkat

pemahaman akuntansi, sedangkan varible dependennya adalah kualitas

laporan keuangan. Teknik analisis dari penelitian ini adalah teknik analisis

regresi linear berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa etika

kepemimpinan dan tingkat pemahaman akuntansi berpengaruh positif

terhdap kualitas laporan keuangan. Sedangkan profesionalisme dn fungsi

badan pengawas tidak berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan.

2) Yanti (2018) meneliti variable idependen yaitu etika kepemimpinan,

kualitas informasi akuntansi, fungsi badan pengawas, tingkat pemahaman

akuntansi dan sumberdaya manusia, sedangkan variable dependennya

adalah kualitas pelaporan keuangan. Teknik analisis dari penelitian ini

adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa etika kepemimpinan, kualitas sistem informasi


27

akuntansi, dan kompetensi sumberdaya manusia berpengaruh positif

terhadap kualitas peleporan keuangan. Sedangkan fungsi badan pengawas

dan tingkat pemahaman akuntansi berpengaruh negatif terhadap kualitas

pelaporan keuangan.

3) Dharmayanthi (2018) yaitu meneliti tentang pengaruh etika kepemimpinan

dan tingkat pemahaman akuntansi terhadap kualitas pelaporan keuangan.

Teknik analisis dari penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear

berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa etika

kepemimpinan dan tingkat pemahaman akuntansi berpengaruh positif

terhadap pelaporan keuangan.

4) Astrayani (2017) melakukan penelitian tentang pengaruh etika

kepemimpinan, fungsi badan pengawas dan tingakt pemahaman akuntansi

terhadap kualits pelaporan keuangan. Sample hasil penelitian ini

menyatakan bahwa fungsi baan pengawas dan tingkat pemahaman

akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan,

sedangkan etika kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kualitas

pelaporan keuangan pada LPD.

5) Andika (2017) variable independen etika kepemimpinan, fungsi badan

pengawas, dan tingkat pemahaman akuntansi. Variable dependennya

adalah kualitas pelaporan keuangan. Teknik analisis dari penelitan ini

menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pemahaman akuntansi, etika kepemimpinan dan fungsi

badan pengawas berengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan.


28

6) Wibawa (2017) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD Kabupaten

Buleleng Variabel bebas (idependen) adalah kopetensi sumber daya

manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern,

pemanfaatan sistem akuntansi daerah, penerapan standar akuntansi

pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi sedagkan variable

terikat (dependen) yaitu kualitas laporan keuangan. Teknik analisis data

yag digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan teknik

pengambilan sample yaitu purposive samping. Hasil penelitian

menunjukan bahwa kompetensi sumber daya manusia, pemahaman

akuntansi, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan

teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

laporan keuangan.

7) Azizah (2017) mengemukakan pengaruh variable bebas (independen) yaitu

kualitas audit, laporan manajerial, dan komite audit terhadap variable

terikat (dependen) yaitu kualitas pelaporan keuangan. Teknik analitis data

yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis

menunjukan bahwa kualitas audit dan laporan manajerial berpengaruh

positif signifikan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Hal ini terlihat

dari adanya koordinasi dan kerja sama antara auditor internal dan eksternal

menunjukan adanya kualitas audit yang baik sehingga menghasilkan

laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keunagan yang dihasilka ini

dapat berupa laporan manajerial yaitu laporan manajemen yang terdiri dari
29

pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam menanggulangi resiko yang

dihadapi oleh organisasi/ perusahaan, keluarga dan masyarakat.

8) Hanafi (2016) yaitu meneliti tentang faktor-faktor yang memengaruhi

laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa

pemahaman standar akuntansi, peran internal audit dan kopentensi

sumberdaya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan sedangkan pemanfaatan sistem informasi akuntansi berpengaruh

negatif terhadap kualitas laporan keuangan.

9) Nudilah (2016) etika kepemimpinan, fungsi badan pengawas dan tingkat

pemahaman akuntansi. Teknik analisis dari penelitian ini menggunakan

teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian pemahaman

akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan,

sedangkan etika kepemimpinan dan fungsi badan pengawas tidak

berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan keuangan.

10) Muzahid (2015) variable indepenen yang diteliti adalah tingkat

pendidikan, kualitas pelatihan, pengalaman kerja sedangkan variable

dependen yang digunakan adalah kualitas laporan keuangan. Teknik

analisis yang digunakan adalah teknik analisis jalur. Hasil penelitian

tingkat mendididkan kualitas pelatihan dan lama bekerja berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan.

11) Priyatna (2015 ) menggunakan variable bebas yaitu pemahaman akuntansi,

tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, sedangkan variable dependen

yang digunakan adalah kualitas laporan keuangan. Teknik analisis dari

penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda.hasil analisis


30

menunjukan bahwa pemahaman akuntansi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan sedangkan tingkat pendidikan dan pengalaman

kerja tidak berpengaruh berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

12) Dewi (2015) menggunakan variable bebas yaitu pemahaman akuntansi,

pemanfatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, pengalaman

kerjadan audit internal, sedangkan variable dependen yang digunakan

adalah kualitas laporan keuangan. Teknik analisis dari penelitian ini adalah

teknik analisis regresi linear berganda.hasil analisis menunjukan bahwa

pemahaman akuntansi, pemanfatan sistem informasi akuntansi keuangan

daerah, pengalaman kerjadan audit internal berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan.


BAB III

KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berfikir

Setiap LPD tentunya menyajikan pelaporan keuangan yang dapat

memberikan informasi keuanganyang dibutuhkan pengguna. Dari pelaporan

keuangan suatu perusahaan, maka kondisi financial dan ekonomi perusahaan

dapat diketahui. Dalam penyajiannya badan pengawas, kualitas sistem

informasi akuntansi, pengalaman kerja, dan tingkat pemahaman akuntansi pun

sangat mempengaruhi dalam pelaporan keuangan, sehingga laporan keuangan

tersebut memiliki kualitas yang baik dan mudah dimengerti bagi pengguna,

investor, ataupun kreditor dan pengguna lainnya.

Untuk mendapatkan hasil pelaporan keuangan yang baik harus ada

beberapa faktor yang mendukung seperti badan pengawas dalam menyusun

laporan keuangan sangat diperlukan untuk meciptakan laporan keuangan yang

berkualitas. Peran badan pengawas secara aktif mengawasikebijakan

oprasional, praktik akuntansi dan pelaporan keuangan dan menjadi

penghubung pengelola dengan auditor eksternal bila diperlukan. Peranan

badan pengawas internal sebagai pengawas internal sangat strategis,

disamping sebagai auditor internal juga sebagai patner yang bersinergi untuk

memajukan LPD. Peran badan pengawas intern dalam mengawasi operasional

LPD bisa dilakukan oleh siapa saja di desa pekraman bersangkutan tanpa

mengenal jenjang dan jenis pendidikan. Kualits sistem informasi akuntansi

yang memadai juga termasuk kedalam hal yang penting mengenai penyusunan

31
32

laporan keuangan. Selain itu tingkat pengalaman kerja artinya tentang ukuran

lama waktu atau masa kerja yang ditempuh seseorang, suatu pembelajaran

juga mencangkup pengalaman dan praktek sehingga hal tersebut dapat

mempengaruhi kualitaslaporan keuangan. Tingkat pemahaman akuntansi

artinya sebaai sistem informasi akuntansi yang menyediakan laporan

mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan seseorang yang mengerti

dan pandai dalam melakukan proses akuntansi sampai menjadi laporan

keuangan sangatlah baik bagi akuntan baik pembuat pembaca, dan pemakai

memahami mengenai laporan keuangan dengan pemahaman akuntansi yang

kurang baik maka hal tersebut akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan

tersebut. Adaun kerangka berfikir dapat dilihat dalam gambar 3.1 dan gambar

3.2.

Gambar 3.1

Kerangka Berfikir

Pengaruh Badan Pengawas, Kualitas Sistem Informasi Akuntansi,

Pengalaman Kerja, dan Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada LPD Di Kota

Denpasar

Badan Pengawas (X1)

Kualitas Sistem Informasi Akuntansi


(X2) Kualitas Laporan
Keuangan (Y)
Pengalaman Kerja (X3)

Tingkat Pemahaman Akuntansi (X4)


33

Gambar 3.2

Kerangka Model

Pengaruh Badan Pengawas, Kualitas Sistem Informasi Akuntansi,

Pengalaman Kerja, dan Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada LPD Di Kota

FENOMENA: Kualitas laporan keuangan Denpasar


yang masih belum memenuhi beberapa
standar yang ada sehingga mengakibatkan beberapa kesalahan dalam penyajian
laporan keuangan.

Pokok Masalah
Menguji Pengaruh Badan Pengawas, Kualitas
Sistem Informasi Akuntansi, Pengalaman
Kerja, Pemahaman akuntansi Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan pada LPD

Hipotesis Kajian Penelitian


H1: Fungsi badan pengawas Sebelumnya:
Kerangka Teoritis: berpengaruh positif terhadap Krisnawati (2019)
TEORI kualitas laporan keuangan pada Yanti (2018)
KELEMBAGAAN LPD. Dharmayanti (2018)
H2: Kualitas sistem informasi Astrayani (2017)
akuntansi berpengaruh positif Andika (2017)
terhadap kualitas laporan keuangan Wibawa (2017)
pada LPD. Azizah (207)
H3 : Kualitas pengalaman kerja Hanafi (2016)
berpengaruh positif terhadap Nudilah (2016)
kualitas laporan keuangan pada Muzahid (2015)
LPD Priyatna (2015)
H4 : Kualitas tingkat pemahaman Dewi (2015)
akuntansi berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan
pada LPD

Teknik Analisis Data :


Regresi Linear Berganda

Pembahasan

Kesimpulan, Keterbatasan, dan


Saran
34

3.2 Hipotesis

3.2.1 Pengaruh Badan Pengawas terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pengaruh badan pengawas internal adalah secara efektif mengawasi

kebijakan operasional, praktik akuntansi, pelaporan keuangan, dan menjadi

penghubung antara pengelola dengan auditor eksternal. Stuktur

pengendalian intern dalam penerapan tidak hanya untuk menjamin semua

ketentuan telah dijalankan sesuai aturan yang berlaku, namun juga berfungsi

sebagai pengawas, baik dalam penghimpunan kelebihan dana yang ada pada

masyarakat, dan juga dalam melakukan kredit serta mengatur penyebaran

resiko sehingga kredit tidak hanya terpusat pada salah satu debitur tertentu.

Hal ini bertujuan agar kolektivitas kredit tidak hanya terpusat pada salah

satu debitur tertentu. Hal ini bertujuan agar kolktivitas kredit berjalan

dengan baik dan lancar. Badan pengawas LPD merupakan pihak yang

membantu memastikan bahwa laporan keuangan dibuat secara efektif tanpa

terdapat kecurangan sehingga dapat diperoleh laporan keuangan yang

berkualitas dan akurat.

Astrayani (2017) dan Andhika (2017) membuktikan bahwa peran

badan pengawas berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati

(2019) yang membuktikan bahwa peran badan pengawas tidak berpengaruh

terhadap kualitas pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis kedua yang berkembang dalam penelitian ini adalah:

H1: Fungsi badan pengawas berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pada LPD di Kota Denpasar.


35

3.2.2 Kualitas sistem Informasi Akuntansi

Kualitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran standar

yang digunakan untuk mengukur sistem informasi akuntansi dari

instansi/perusahaan dengan menitik beratkan pada penyampaian informasi

yang berkaitan dengan keuangan menggunakan teknologi komputer.

Kualitas sistem informasi akuntansi menentukan tinggi rendahnya tingkat

pelaporan keuangan instansi/perusahaan. Adapun indikator dari kualitas

sistem informasi akuntansi adalah:

1) Perusahaan telah menggunakan sistem informasi akuntansi

2) Perusahaan memanfaatkan teknologi komputer dalam penyampaian

informasi keuangan

3) Sistem informasi akuntansi yang digunakan bersifat fleksible sehingga

mudah dipahami oleh penggunaan informasi

4) Informasi yang diterima bersifat efisien sehingga memberikan

kemudahan bagi pengguna laporan keuangan

5) Informasi keuangan mudah diakses dengan menggunakan bantuan

teknologi komputer

6) Informasi keuangan yang disampaikan tepat waktu

Wibawa (2017) dan Dewi (2015) membuktikan bahwa peran kualitas

sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang berkembang dalam

penelitian ini adalah:

H2 : Kualitas sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan pada LPD di Kota Denpasar.


36

3.2.3 Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan

Pengalaman kerja menandakan seseorang telah pernah bekerja dan

lamanya bekerja dalam bidang pekerjaan yang dilakukan atau dalam jabatan

pekerjaan yang pernah didudukinya. Pengalaman pegawai/ kariawan

tersebut terutama kemampuan dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsi

serta tanggung jawab yang terdapat didalam stuktur organisasi dan standar

oprasional prosedur yang ada. Selanjutnya tugas pokok dan fungsi

organisasi yang ada dijabarkan dalam kerja sama kelembagaan kemampuan

melaksanakan tugas kelembagaan itu sendiri. Pengalaman kerja atau

senioritas seorang kariawan seringkali menjadi dasar yang digunaan untuk

proosi jabatan yang menyatu pada lamanya masa kerja seseorang.

Pengalaman kerja ini biasanya sangat diutamakan dan akan menjadi

prioritas utama sebagai pertimbangan proosi karena kariawan akan lebih

memahami dan menguasai suatu ketrampilan dalam bidang yang

ditekuninya. Semakin lam pengalaman kerja seorang karyawan maka akan

semakin dianggap berpengalaman, sehingga diharapkan kualitas kerjanya

semakin baik, serta dapat berlomba dalam mengikuti jenjang promosi

jabatan.

Yanti (2018) dan Hanafi (2016) membuktikan bahwa pengaruh

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang berkembang dalam

penelitian ini adalah:

H3 : Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pada LPD di Kota Denpasar.


37

3.2.4 Pengaruh Tingkat Pemahaman Akuntansi terhadap Kualitas Laporan

Keuangan

Pemahaman akuntansi adalah salah stu kunci dalam penyediaan dan

pemanfaatan laporan keuangan. Pendidikan akuntansi diajukan untuk

mendidik mahasiswa pendidikan akuntansi diajukan untuk mendidik

mahasiswa perguruan tinggi memiliki pengetahua dibidang akuntansi.

Dalam membuat laporan keuangan seseorang akuntansi harus memahami

isi dalam laporan tersebut, sehingga dapat mengambil keputusan yang

akan diambil. Jika seseorang akuntansi tidak memiliki pengetahuan dalam

akuntansi maka akan sulit untuk mengerti dan mengambil keputusan

dalam laporan keuangan. Dengan adanya pemahaman akuntansi, maka

pengambilan keputusan peaporan keuangan pun akan dapat dilakukan

dengan baik. Sesuai dengan tingkatan pemahaman kompenen laporan

keuangan dan prinsip akuntansi serta tingkat pemahaman terhadap

pengakuan unsur-unsur dalam laporan keuangan.

Hasil penelitan dari Krisnawati (2019) dan Dharmayanti (2018)

membuktikan bahwa peran pemahaman akuntansi berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Yanti (2018) yang membuktikan bahwa pemahaman

akuntansi tidak berpengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang berkembang dalam

penelitian ini adalah:

H4 : Pemahaman akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan pada LPD di Kota Denpasar.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang

berada di Kota Denpasar terdapat 35 LPD di 4 Kecamatan yaitu Kecamatan

Denpasar Utara, Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan

Dan Kecamatan Denpasar Barat.

4.2 Obyek Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:41) obyek penelitian adalah “sasaran ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variable) tertentu”. Obyek

penelitian ini adalah badan pengawas, kualitas sistem informasi, pengalaman

kerja dan tingkat pemahaman akuntansi terhadap kualitas pelaporan keuangan

pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar.

4.3 Identifikasi Variabel

(Sugiyono, 2017:39) Variabel yang digunakan ada beberapa yaitu:

1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel independen penelitian ini adalah Badan Pengawas

38
39

(BP), Kualitas Sistem Informasi Akuntansi (KSIA), Pengalaman Kerja

(PK) dan Tingkat Pemahaman Akuntansi (TPA).

2) Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas

Laporan Keuangan (Y).

4.4 Definisi Operasional Variabel

4.4.1 Badan Pengawas (X1)

Fungsi badan pengawas internal untuk mengaudit laporan keuangan

karena manfaat penting laporan keuangan tersebut mengharuskan pengawas

internal ekstra hati-hati dalam proses pengecekan laporan keuangan yang

disajikan untuk mengetahui apakah variabel ini mempengaruhi

kualitaskualitas laporan keuangan. Laporan keuangan yang baik adalah

laporan keuangan yang memenuhi tujuan dari laporan tersebut. Adapun

indikator dari badan pengawas antara lain:

1) Auditor internal bertanggung jawab langsung kepada pemimpin

2) Jabatan pengawas internal saat ini telah memadai untuk melakukan

fungsi audit internal.

3) Semua individu yang bergabung dalam tim pengawas internal berlatar

belakang pendidik akuntansi.

4) Pengawas internal telah mempunyai pengalaman dibidangnya.

5) Pengawas internal memiliki kewenangan untuk memeriksa seluruh

bagian akuntansi yang terdapat dalam perusahaan.


40

6) Pengawas internal melaporkan hasil audit dan member rekomendasi

kepada pemimpinan mengenai kelemahan yang ditemukan.

7) Saran dan rekomendasi yang diberikan kepada objek diperiksa

seluruhnya dan dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Variable ini diukur dengan menggunakan hasil dari jawaban kuisioner.

Kuisioner diambil dari penelitian Yanti (2018) dengan menggunakan 5 point

skala likert, pilihan yang tersedia yaitu : Sangat Setuju (SS) memiliki skor

5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3. Tidak

Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor

1.

4.4.2 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi (X2)

Kualitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran standar

yang digunakan untuk mengukur sistem informasi akuntansi dari

instansi/perusahaan dengan menitik beratkan pada penyampaian informasi

yang berkaitan dengan keuangan menggunakan teknologi komputer.

Kualitas sistem informasi akuntansi menentukan teknologi komputer.

Kualitas sistem informasi menentukan tinggi rendahnya tingkat pelaporan

keuangan instansi/perusahaan. Adapun indikator dari kualitas sistem

informasi akuntansi adalah:

1) Perusahaan telah menggunakan sistem informasi akuntansi.

2) Perusahaan memanfaatkan teknologi komputer dalam penyampaian

informasi keuangan.

3) Sistem informasi akuntansi yang digunakan bersifat fleksibel sehingga

mudah dipahami oleh pengguna informasi.


41

4) Informasi yang diterima bersifat efisien sehingga memberikan

kemudahan bagi pengguna laporan keuangan

5) Informasi keuangan mudah diakses dengan menggunakan bantuan

teknologi komputer.

6) Informasi keuangan yang disampaikan tepat waktu.

Variable ini diukur dengan menggunakan hasil dari jawaban kuisioner.

Kuisioner diambil dari penelitian Yanti (2018) dengan menggunakan 5 point

skala likert, pilihan yang tersedia yaitu : Sangat Setuju (SS) memiliki skor

5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3. Tidak

Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor

1.

4.4.3 Pengalaman Kerja (X3)

Pengalaman kerja menandakan seseorang telah pernah bekerja dan

lamanya bekerja dalam bidang pekerjaan yang dilakukan atau dalam jabatan

pekerjaan yang pernah didudukinya. Pengalaman pegawai/ kariawan

tersebut terutama kemampuan dalam menjabarkan tugas pokok dan fungsi

serta tanggung jawab yang terdapat didalam stuktur organisasi dan standar

oprasional prosedur yang ada. Selanjutnya tugas pokok dan fungsi

organisasi yang ada dijabarkan dalam kerja sama kelembagaan kemampuan

melaksanakan tugas kelembagaan itu sendiri. Pengalaman kerja atau

senioritas seorang kariawan seringkali menjadi dasar yang digunaan untuk

proosi jabatan yang menyatu pada lamanya masa kerja seseorang.

Pengalaman kerja adalah keseluruhan perjalanan yang dipetik oleh

seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami, menunjukan bahwa


42

semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengalaman yang

diperolehnya. Indikator dari pengalaman kerja antara lain:

1) Masa kerja pegawai yang cukuplama sehingga lebih berpengalaman

2) Kinerja pegawai yang sudah mumpuni atau ahli pada bidangnya

3) Tingkat pengetahuan pegawai serta manfaat dan keterampilan pegawai.

Variable ini diukur dengan menggunakan hasil dari jawaban kuisioner.

Kuisioner diambil dari penelitian Wardani (2014) dengan menggunakan 5

point skala likert, pilihan yang tersedia yaitu : Sangat Setuju (SS) memiliki

skor 5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3.

Tidak Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan Sangat Tidak Setuju (STS)

memiliki skor 1.

4.4.4 Tingkat Pemahaman Akuntansi (X4)

variabel pemahaman akuntansi sangatlah diperlukan untuk menyusun

laporan itu sendiri atau belum diterapkannya secara optimal. Dengan adanya

kecerdasan atau pengetahuan tentang akuntansi yang bagus dan handal

maka kualitas laporan keuangan akan terhindar dari adanya kesalahan-

kesalahan informasi yang dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang

pemahaman akuntansi. Indikator dari tingkat pemahaman akuntansi antara

lain:

1) Aktiva merupakan harta yang dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan

2) Aktiva lancar adalah harta yang dapat direalisasikan menjadi uang kas

atau dipakai atau dijual

3) Hutang adalah semua kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang

belum terpenuhi
43

4) Hutang merupakan suber dana modal perusahaan yang berasal dari

kreditur

5) Modal jangka panjang yang ditarik untuk waktu yang tidak tentu/

terbatas waktunya.

Variable ini diukur dengan menggunakan hasil dari jawaban kuisioner.

Kuisioner diambil dari penelitian Yanti (2018) dengan menggunakan 5 point

skala likert, pilihan yang tersedia yaitu : Sangat Setuju (SS) memiliki skor

5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3. Tidak

Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor

1.

4.4.5 Kualitas Laporan Keuangan (Y)

Laporan keuangan adalah hasil dari semua transaksi yang terjadi

dalam satu perusahaan dimana transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa-

peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkas dalam

satuan uang (Saraswati, 2012). Indikator dari kualitas pelaporan keuangan

ialah:

1) LPD membuat laporan keuangan tiap periode.

2) Setiap kariawan mengetahui tujuan pembuatan laporan keuangan bagi

perusahaan.

3) Pembuatan laporan keuangan disusun sesuai dengan standar umum yang

ada di indonesia.

4) Pembuatan laporan keuangan di LPD disusun dengan standar akuntansi

keuangan.
44

5) Laporan keuangan yang dibuat dapat sederhana dimengerti oleh

pemakainya.

6) Tiap informasi dalam laporan keuangan disampaikan dalam laporan

keuangan.

7) Laporan keuangan dibuat dengan program system informasi akuntansi.

Variable ini diukur dengan menggunakan hasil dari jawaban kuisioner.

Kuisioner diambil dari penelitian Yanti (2018) dengan menggunakan 5 point

skala likert, pilihan yang tersedia yaitu : Sangat Setuju (SS) memiliki skor

5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang Setuju (KS) memiliki skor 3. Tidak

Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor

1.

4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Jenis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data primer

dimana data diperoleh tidak lewat perantara melainkan langsung dari

sumbernya. Dengan kata lain, responden akan menjadi sumber langsung dari

penelitian. Sumber data dalam penelitian berasal dari akunting yang berada

di Kota Denpasar dan Memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun, yang

telah mengisi kuisioner penelitian. Menurut sugiyono (2014:13) jenis data

yang dipergunakan dalam penelitian, ditinjau berdasarkan sifat data adalah

sebagai berikut:
45

1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka yang dapat

diukur dalam satuan hitung. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah

berupa skor jawaban yang diberikan responden mengenai badan

pengawas, kualias sistem informasi akuntansi, pengalaman kerja, dan

tingkat pemahaman akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan.

2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat dan

gambaran data kuantitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah

mengenai deskripsi responden secara umum dan struktur organisasi LPD

serta tugas dan wewenang masing-masing bagian.

4.5.2 Sumber Data

Menurut sugiyono (2014) sumberdata dalam penelitian ini yaitu:

1) Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya, tidak melalui media perantara

dengan terjun langsung ke lapangan. Data primer dalam penelitian ini

adalah jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden atas pertanyaan-

pertanyaan dalam kuisioner yang berhubungan dengan penelitian ini.

2) Data Sekunder yaitu sumbr yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misal melali orang lain atau dengan dokumen.

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data tentang jumlah, nama,

alamat, sejarah singkat dan struktur organisasi LPD di Kota Denpasar.

4.6 Metode Penentuan Sampel

4.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan


46

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2014:389). Populasi di dalam penelitian ini adalah semua

akunting yang bekerja di LPD yang ada di Kota Denpasar terdapat 35 LPD.

4.6.2 Sample Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:389), sample merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sample

pada penelitian ini adalah sampling jenuh (sensus). Sampling jenuh adalah

teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas dengan

menggunakan teknik sampling jenuh dari jumlah populasi sebanyak 35

orang akunting, maka yang diambil sebagai sample adalah sebanyak 35

orang akunting.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuisioner dan studi pustaka.

1) Kuesioner

Menurut sugiyono (2014:199), kuisioner adalah teknik pengumpulan

data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawa. Kuesioner diberikan kepada para

responden yaitu akunting atau kariawan yang bekerja sebagai

pembuatlaporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan untuk memperoleh

informasi dari sampel penelitian sehubungan dengan hal-hal yang mereka

ketahui dan sesuai dengan keadaan responden.


47

Kuisioner yang dibuat akan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

akan berisi informasi-informasi umum berkaitan dengan keadaan

responden yang meliputi biodata responden. Dan bagian kedua akan berisi

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan topik penelitian yaitu badan

pengawas, kualitas sistem informasi akuntansi, pengalaman kerja, tingkat

pemahaman akuntansi dan kualitas laporan keuangan. Responden dalam

menjaeab kuisioner akan menggunakan skala likert, karena yang akan

diukur dalam penelitian ini adalah sikap, pendapat, dan presepsi seseorang

mengenai keadaan sosial. Kuisioner dalam penelitian ini diambil dari

penelitian Yanti (2018) untuk variabel badan pengawas, kualitas sistem

informasi akuntansi, tingkat pemahaman akuntansi dan kualitas laporan

keuangan, serta penelitian dari Wardani (2014) untuk variabel pengalaman

kerja dengan menggunakan 5 point skala likert, pilihan yang tersedia yaitu

: Sangat Setuju (SS) memiliki skor 5. Setuju (S) memiliki skor 4. Kurang

Setuju (KS) memiliki skor 3. Tidak Setuju (TS) memiliki skor 2. Dan

Sangat Tidak Setuju (STS) memiliki skor 1.

2) Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumppulan data dengan

menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik tertulis maupun

elektronik. Studi pustaka penelitian ini adalah melakukan kajian yang

berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, dimana peneliti

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari perpustakaan yang

berhubungan untuk memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan

untuk dikumpulkan, dibaca dikaji, dicatat, dan dimanfaatkan. Menurut


48

Nazir (1988:11) studi keputustakaan adalah teknik pengumpulan data

dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, catatan-

catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang

dipecahkan.

4.8 Teknik Analisis Data

4.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:207) statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan informasi

tentang karakteristik variable penelitian antara lain, nilai rata-rata (mean)

standar deviasi, maksimum dan minimum.

4.8.2 Uji Instumen

Mengingat adanya pengumpulan data menggunakan kuisioner, maka

kesungguhan responden menjawab merupakan suatuhal yang penting.untuk

tujuan tersebut, didalam penelitian diadakan pengujian instrumen melalui:

1) Uji Validitas

Menurut Ghozali (2016:53), uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau tidak suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika

pertanyaan atau pernyataan pada kuisioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut jika inggin mengukur

apakah pernyataan dalam pertanyaan kuisioner yang sudah dibuat betul-

betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dasar pengambilan


49

keputusan valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan dalam kuisioner

adalah apabila total nilai dari pearson corelation untuk masing-masing

butir pertanyaan menunjukan nilai diatas 0,30 maka data dinyartakan

valid (Ghozali, 2016:53).

2) Uji Reabilitas

Uji reabilitas merupakan alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsiten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016:47). Dalam pengujian ini

peneliti mengukur reliablenya suatu variabel dengan cara melihat

Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari

0,70. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan

nilai Cronbach Alpa> 0,70 (Ghozali, 2016:48).

4.8.3 Uji Asumsi Klasik

Data yang digunakan adalah data primer, maka untuk menentukan

ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang

mendasari model regresi. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi uji normalitas, uji multikonillnieritas, dan uju

heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016:154) uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual

memiliki kontribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau


50

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S), data dinyatakan normal apabila

koefisien Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikansi 0.05.

2) Uji Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable bebas.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolineritas maka dapat dilihat

dari nilai Varias Inflaction Factor (VIF). Bila angka VIF ada yang

melebihi 10 berarti terjadi multikinieritas (Ghozali, 2016:103).

3) Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada

model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda berarti gejala Heteroskedastisitas dalam model

regresi tersebut. Model regresi yang baik tidak terjadi adanya

heteroskedastisitas . dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas

menggunakan uji Glejzer. Uji Glejzer dilakukan dengan membuat model

regresi yang melibatkan nilai absolute risidual dengan variable

independen (Ghozali, 2016:134). Kriteria yang digunakan adalah jika

probabilitas > 0,05 maka tidak terjadi Heteoskedastisitas.

4.8.4 Analisis Regresi Linear berganda


51

Pengujian hipotesis dilakuakn dengan menggunakan analisis linear

berganda dan diuji dengan tingkat signifikan 0,05. Analisis linear berganda

digunakan untuk mengukur pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap

variabel terikat. Untuk memudahkan pelaksanaan perhitungan, akan

digunakan program SPSS. Adapun persamaan Model Regresi linear

berganda yang dipergunakan adalah:

Y =∝+ β 1 BP+ β 2 KSI + β3 PK + β 4 TPA + e … … … … … … … … (1)

Keterangan:

Y = Kualitas Pelaporan Keuangan

∝ = Konstanta

BP = Badan Pengawas

KSIA = Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

PK = Pengalaman Kerja

TPA = Tingkat Pemahaman Akuntansi

β1β2β3β4 = Koefisien regresi variabel BP, KSI, PK, dan TPA

e = Variable pengganggu

4.8.5 Menilai Goodnes of Fit Model

Untuk membuktikan ketepatan fungsi regresi sample dalam

menafsirkan nilai aktal dengan cara mengukur dari nilai koefisien

determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Untuk membuktikan

hipotesis yang dilakukan dengan uji sebagai berikut:

1) Koefisien Determinasi (R2)


52

Nilai koefisien determinasi adjusted (R) digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Menurut sugiyono (2014) pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi yaitu 0,00-0,199= sangat

rendah, 0,20-0,399= rendah, 0,40-0,599= sedang, 0,60-0,799= kuat,

0,80-1,000= sangat kuat.penelitian ini menggunakan bantuan program

komputer SPSS untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi

adjusted (R) Ghozali (2016:95).

2) Uji F

Uji ini pada dasarnya menunjukan pengaruh signifikan variabel

independen yang dimasukan dalam model ini secara simultan atau secara

keseluruhan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:99). Adapun

kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah jika probabilitas

<0,05 maka variabel independen secara simultan atau secara keseluruhan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

3) Uji t

Pengujian hipotesis dilakuakn dengan uji t. Menurut Ghozali

(2016:97), uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan variabel

independen secara parsial atau secara individual terhadap variabel

dependen. Adapun kriteria pengambilan keputusan:

a) Jika sig t<0,05 maka H1; diterima

Jika sig t<0,05 maka H1; ditolak


53

DAFTAR PUSTAKA

Amalia. 2014. Pengaruh Auditor Internal Terhadap Kualitas pelaporan Keuangan

Pada BPR di Jateng. Skripsi. FE Universitas Diponogoro, Semarang.

Andika, 2016. Pengaeuh Etika Kepemimpinan, Fungsi Badan Pengawas dan

Tingkat Pemahaman akuntansi Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan

Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Mengwi

Kabupaten Badung. Skripsi. Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Antari, Yuli kadek. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi Pada PT BPR Dewangga Baliartha. Skripsi.

Universitas maha Saraswati Denpasar

Bondar, George H & Wiliam S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.

Edisi 6. Yogyakarta : Andi

Dewi, Dewa Ayu Putu Alit Candra. 2015. Pengaruh Pemahaman Akuntansi,

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Derah, Pengalaman

Kerja, Sistem informasi Akuntansi Keuangan Daerah, Pengalaman Kerja

Dan Peran Internal Audit TerhadapKualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Di Kabupaten Jembrana.

Djarwanto Ps. 2001. Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan

Kedelapan. Yogyakarta : BPFE

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Universitas Diponogoro


54

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nudilah, 2016. Pengaruh Etika Kepemimpinan, Fungsi badan Pengawas dan

Tingkat Pemahaman akuntansi Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan

Pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas

Mahasaraswati Denpasar.

Priyani, Ama Julia . 2020. Pengaruh Etika Kepemimpinan, Fungsi badan

Pengawas Pengalaman Kerja, dan Tingkat Pemahaman akuntansi

Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pada Lembaga Perkreditan Desa

di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D). Bandung.: Alfabeta.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntans. Jakarta: Erlangga.

Wibawa, Komang Agus Sadu. 2017. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah Pada SKPD Kabupaten

Buleleng. E-Jurnal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha,

Singaraja. Volume 2, Nomer 8.

Yanti, Ni Wayan Sunita. 2018. Pengaruh Etika Kepemimpinan, Kualitas Sistem

Informasi Akuntansi, Fungsi Badan Pengawas dan Tingkat Pemahaman

akuntansi Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Pada Lembaga

Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Mahasaraswati

Denpasar.
PENGARUH BADAN PENGAWAS, KUALITAS SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI , PENGALAMAN KERJA, DAN TINGKAT PEMAHAMAN

AKUNTANSI PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KOTA

DENPASAR

Nama LPD :

Nama Responden :

Jabatan :

Jenis Kelamin :

Umur :

Tingkat Pendidikan :

Lama Bekerja :

Petunjuk pengisian kuisioner :

Beri tanda check list () pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai
diantara pilihan berikut:

1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. KS : Kurang Setuju
4. TS : Tidak Setuju
5. STS : Sangat Tidak Setuju
1. BADAN PENGAWAS

No. Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS


Auditor internal bertanggung jawab
1.
langsung kepada pemimpin          
2. Jabatan pengawas internal saat ini telah
memadai untuk melakukan fungsi audit          
Semua individu yang bergabung dalam
3. tim pengawas internal berlatar bekang
pendidikan akuntansi          
Pengawas internal telah mempunyai
4.
pengalaman dibidangnya          
Pengawas internal memiliki
kewenangan untuk memeriksa seluruh
5.
bagian akuntansi yang terdapat dalam
perusahaan          
Pengawas internal melaporkan hasi
audit dan memberikan rekomendasi
6.
kepada pimpinan mengenai kelemahan
yang ditemukan          
Saran dan rekomendasi yang diberikan
7. kepada objek diperiksa seluruhnya dan
dilaksanakan dengan sebaik mungkin          

2. KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

No. Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS


Perusahaan telah menggunakan sistem
1.
informasi akuntansi          
Perusahaan memanfaatkan teknologi
2. komputer daklam penyampaian
informasi keuangan          
Sistem informasi akuntansi yang
digunakan bersifat fleksibel sehingga
3.
mudah dipahami oleh pengguna
informasi          
Informasi yang diterima bersifat efisien
4. sehingga memberikan kemudahan bagi
pengguna laporan keuangan          
Informasi keuangan mudah diakses
5.
dengan menggunakan komputer          
6. informasi keuangan yang disampaikan
tepat waktu          

3. PENGALAMAN KERJA

No. Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS


1. Saya telah bekerja lebih dari 2 tahun          
Pengalaman kerja lebih dari 2 tahun
2. sangat membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan          
Jangka waktu bekerja berbanding lurus
3.
dengan hasil pekerjaan          
Saya sangat menguasai bidang
4.
pekerjaan saya          
Saya memiliki pengalaman kerja diatas
5. 2 tahun sehingga laporan keuangan saya
berkualitas          
Seseorang pegawai bagian keuangan
yang memiliki pengalaman kerja lebih
6.
dari 2 tahun akan mempengaruhi
perilaku dalam pengambilan keputusan          
Sebelum bekerja di kantor ini saya
7. sudah terbiasa membuat laporan
keuangan          
seorang pegawai bagian keuangan yang
berpengalaman akan memiliki prilaku
yang relatif lebih baik dalam
8.
profesionalnya dibandingkan pegawai
bagian keuangan yang tidak
berpengalaman          
Semakin lama bekerja dibagian
keuangan semakin mudah
9.
meminimalisir kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan          
Semakin banyak pengalaman kerja
seseorang pegawai bagian keuangan
10.
maka dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih baik          

4. TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

No. Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS


1. Aktiva yang merupakan harta yang
dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan          
Aktiva lancar adalah harta yang dapat
2. direalisasikan menjadi uangkas atau
dipakai atau dijual          
Hutang adalah semua kewajiban
3. keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang belum terpenuhi          
Hutang merupakan sumber dana atau
4. modal perusahaan yang berasal dari
kreditur          
Modal jangka panjang yang ditarik
5. untuk waktu yang tidak tentu/ terbatas
waktunya          
Modal adalah nilai, daya beli atau
6. kekuasaan memakai atau menggunakan
yang terkandung dalam barang modal          

5. KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

No. Daftar Pertanyaan SS S KS TS STS


1. LPD membuat laporan keuangan tiap
periode          
Setiap kariawan mengetahui tujuan
2. pembuatan laporan keuangan bagi
perusahaan          
Pembuatan laporan keuangan disusun
3. sesuai dengan standar umum yang ada
di indonesia          
pembuatan laporan keuangan di LPD
4. disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan          
Laporan keuangan yang dibuat dapat
5. dengan sederhana dimengerti oleh
pemakainya          
6. Tiap Informasi dalam laporan keuangan
disampaikan dalam laporan keuangan          
7. Laporan keuangan dibuat dengan
program sistem informasi akuntansi          

Anda mungkin juga menyukai