Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN

PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP INTEGRITAS


LAPORAN KEUANGAN
Abstrak
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga sebagai media
komunikasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti manager,
investor,kreditur dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, oleh karena itu
informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan harus memiliki tingkat integritas yang tinggi. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh komite audit, komisaris independent, kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran perusahaan, leverage dan ukuran kantor akuntan publik terhadap integritas laporan
keuangan. Data penelitan ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan smapel dalam
penelitian ini menggunakan Teknik purposive sample dengan memasukkan sampel perusahaan BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2019. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80
sampel dari 20 perusahaan selama 4 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan komite audit, komisaris independent, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage tidak berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan.
Kata Kunci : Corporate Governance, Komite Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Integritas Laporan Keuangan.

A. PENDAHULUAN
Laporan Keuangan merupakan laporan yang berisi tentang informasi pencatatan
keuangan dan transaksi yang terjadi dalam bisnis suatu perusahaan, baik transaksi penjualan
maupun pembelian pada suatu periode akuntansi. Informasi dalam laporan keuangan ditujukan
untuk perusahaan dan para pemegang saham yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Informasi dalam laporan keuangan harus tercatat secara tepat dan sesuai dengan fakta
yang ada untuk mencapai integritas laporan keuangan. Tetapi, tidak semua perusahaan dapat
mencapai integritas laporan keuangan yang baik, karena masih terdapat beberapa perusahaan
yang melakukan manipulasi laporan keuangan. Manipulasi laporan keuangan ini menyebabkan
kerugian bagi para pengguna laporan keuangan.
Mayangsari (2003) menyatakan bahwa Integritas laporan keuangan dijadikan ukuran
sejauh mana laporan keuangan yang dilaporkan menunjukan informasi yang jujur dan benar.
Untuk mengukur integritas laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia mengidentifikasikan
karakteristik kualitatif yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan sebagai
proses pengambilan suatu keputusan. Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik
kualitatif informasi akuntansi yaitu Relevance, Objectivity dan Reliability. Informasi akuntansi
dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan
menguatkan atau mengubah pandangan pengguna laporan keuangan. Informasi akuntansi
dikatakan reliable apabila dapat dipercaya, disajikan dengan tepat, bebas dari kesalahan dan bias.
Sehingga dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan untuk bergantung pada informasi
yang disajikan. Dan informasi akuntansi dikatakan objective apabila informasi akuntansi bebas
dari pengaruh hal-hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi akuntansi.
Integritas laporan keuangan didapatkan apabila laporan keuangan memberikan informasi yang
memiliki tiga karakteristik tersebut.
Salah satu dugaan terbaru kasus manipulasi laporan keuangan yang terjadi di Indonesia
merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan timah yang
dimuat didalam kompas.com yaitu PT Timah Tbk (TINS) yang diaudit oleh
PricewaterhouseCoopers (PwC). Di dalam laporan keuangan PT timah yang telah diaudit oleh
auditor PwC pada Desember 2018 menunjukan laba bersih sebesar Rp531,35 Miliar kini nilainya
di revisi menjadi Rp132,29 Miliar, Revisi itu menyebabkan laba bersih TINS tahun 2018 turun
73,67 persen jika dibandingkan perolehan tahun 2017 yang sebesar Rp502,43 Miliar. Kasus ini
menunjukan bahwa laporan keuangan yang dibuat tidak memenuhi karakteristik kualitatif
informasi akuntansi yaitu reliable karena tidak dapat dipercaya, tidak disajikan dengan tepat, dan
tidak bebas dari kesalahan dan bias.
Faktor pertama yang dapat memengaruhi integritas laporan keuangan adalah corporate
governance, Forum Corporate Governance In Indonesian (FGCG, 2003) menyatakan bahwa
Corporate Governance yaitu sekumpulan peraturan yang mengendalikan hubungan antara
investor, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal maupun eksternal
yang berhubungan dengan hak-hak serta tanggung jawab mereka atau dapat juga disebut sebagai
system yang mengatur. Tujuan dari Corporate Governance adalah untuk mewujudkan nilai
positif bagi stakeholders.
Good Corporate Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
pihak. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama pentingnya hak pemegang saham
untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan dan kepemilikan Monks dalam Kaihatu (2006)
Salah satu faktor yang berpengaruh atau tidak berpengaruh dalam penyusunan laporan
keuangan adalah Komisaris Independen. komisaris independen yang beranggotakan orang dari
dalam maupun luar perusahaan yang berfungsi untuk melindungi pemegang saham minoritas
(Jama’an, 2008:9). Tujuan dibentuknya dewan independen adalah untuk menyeimbangkan dalam
pengambilan keputusan manajemen agar tidak dipengaruhi oelh orang-orang yang memiliki
kepentingan khusus. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ayem and Yuliana (2019)
menyatakan bahwa Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Santia and Afriyenti (2019)
menyatakan bahwa Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap Integritas Laporan
Keuangan.
Faktor selanjutnya yang berpengaruh atau tidak berpengaruh dalam laporan keuangan
adalah Komite Audit. Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
demi membantu dewan komisaris yang berwenang menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit
yang dilakukan satuan pengawas internal maupun auditor eksternal (Susiana dan Herawaty,
2007). Dibentuknya komite audit bertujuan untuk memelihara independensi auditor internal dan
mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaanya. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Santia and Afriyenti (2019) menyatakan bahwa Komite
Audit berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Mudasetia and Solikhah (2017) menyatakan bahwa Komite Audit tidak
berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Bagian dari corporate governance selanjutnya yaitu Kepemilikan institusional
menunjukkan pengaruh keberadaan pemegang saham institusional terhadap kinerja manajemen,
terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Kepemilikan institusional juga menunjukkan
persentase hak suara institusi (Beiner et al, 2003). Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Andry (2017) dan Daniel and Savero (2017) menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Hasanuddin (2018) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional
terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Faktor kedua yang dapat memengaruhi integritas laporan keuangan yaitu Ukuran
Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun berikutya, Brigham dan Houston (2001). Perusahaan
dengan ukuran besar diasumsikan dengan jumlah aktiva dan tingkat pendapatan yang besar
sehingga menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya
variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Francis (1986),
menyebutkan perusahaan berskala kecil dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar
cenderung kurang menguntungkan. Faktor-faktor pendukung yang dimiliki perusahaan kecil
untuk memproduksi barang berjumlah terbatas. Namun pada kenyataannya, perusahaan
berukuran kecil lebih mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Endi, (2017) dan Atik (2015) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Mais & Nuari (2017) dan Monica & Dhia Wenny (2016) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Faktor terakhir yang dapat memengaruhi integritas laporan keuangan yaitu leverage.
Rasio Leverage dipergunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan
berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan
kewajibannya. Perusahaan yang memiliki hutang yang relatif tinggi akan menerapkan akuntansi
konservatif agar laba yang disajikan relatif rendah. Atik (2015) menyatakan bahwa untuk
menghilangkan ketidakpercayaan para pemegang obligasi terhadap terwujudnya hak-hak mereka
sebagai kreditur, perusahaan perlu menyajikan informasi yang memiliki integritas tinggi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gayatri, Ida Ayu, and Suputra I Dewa Gede (2013) menunjukan
leverage berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jannah, Raudhatul, and
Musfiari (2016) dalam penelitiannya mengkaji seberapa jauh leverage menginduksi volatility
harga saham.
Ketidakpastian yang terlihat dari hasil penelitian para peniliti terdahulu menjadi alasan
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap Integritas Laporan Keuangan dengan variabel
Corporate Governance (Komite audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional), ukuran perusahaan, dan leverage dan menggunakan objek penelitian
pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI dengan tahun pengamatan yaitu 2017-2022.

B. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Komisaris Independen (X1)

Komite Audit (X2)

Integritas Laporan Keuangan (Y)


Kepemilikan Institusional (X3)

Ukuran Perusahaan (X4)

Leverage (X5)

2.4.1 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan Keuangan


Keberadaan pemegang saham institusional didukung oleh hadirnya komisaris independen yang
beranggotakan orang dari dalam maupun luar perusahaan yang berfungsi untuk melindungi
pemegang saham minoritas (Jama’an, 2008:9). Tujuan dibentuknya dewan independen adalah
untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan manajemen agar tidak dipengaruhi oelh
orang-orang yang memiliki kepentingan khusus.
Menurut Tia (2011) keberadaan komisaris independent pada suatu perusahaan dapat
mempengaruhi integritas laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan
memiliki komisaris independent maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen
cenderung lebih berintegritas, karena terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak-hak
diluar perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2020) mengatakan bahwa komisaris independent
berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan. Hal ini berpengaruh terhadap besar
kecilnya jumlah keberadaan dewan komisaris independent yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
untuk dapat mengawasi pihak manajemen secara efektif dalam melakukan penyusunan laporan
keuangan yang berintegritas.
Oleh karena itu posisi komisaris independent dapat berfungsi sebagai pengawas untuk
mewujudkan perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai good corporate governance dan
meminimalisir resiko terciptanya laporan keuangan yang tidak berintegritas. Berdasarkan uraian
diatas, maka dalam penelitian ini menghasilkan hipotesis, yaitu :
H1 : Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap Integritas Laporan Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai