Abstrak: Penelitian ini bertujuan ingin menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan pertambangan di Indone-
sia. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 39 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2018
sampai 2020 yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian dianalisis
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen dan finan-
cial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan sedangkan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Kata kunci: Komisaris Independen, Kualitas Audit, Financial Distress, Integritas Laporan Keuangan
Abstract: This research aims to analyze and obtain empirical evidence of the influence of independent commission-
ers, audit quality and financial distress on the integrity of financial statements in mining companies in Indonesia.
The study sampled 39 mining companies registered with the IDX from 2018 to 2020 which were determined using
purposive sampling methods. The research data was analyzed using multiple linear regression analysis. The results
showed that independent commissioners and financial distress had a significant negative effect on the integrity of
financial statements while audit quality had no significant effect on the integrity of financial statements.
Keywords: Independent Commissioner, Audit Quality, Financial Distress, Financial Statement Integrity
bahwa representasi informasi yang setia harus biasanya berkualitas tinggi dan terjamin
menyediakan semua informasi yang berguna untuk kebenarannya. Kualitas audit yang baik juga dapat
mengambil keputusan secara lengkap, agar tidak memungkinkan auditor untuk menemukan kesalahan
menyesatkan penggunanya. Selain itu, informasi yang dalam laporan keuangan sehingga menjamin integritas
mempunyai representasi setia juga harus mengandung laporan keuangan dari hasil audit. Kualitas audit yang
esensi netralitas (Haq et al., 2017). baik akan meningkatkan integritas laporan keuangan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kualitas audit
Kasus manipulasi data keuangan yang yang diberikan oleh auditor, maka akan semakin tinggi
seringkali terjadi membuktikan bahwa laporan pula integritas laporan keuangan perusahaan tersebut.
keuangan memberikan integritas rendah bagi para
penggunanya, sehingga tidak mencerminkan kondisi Menurut Susiana dan Herawaty (2007)
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Pada tahun masyarakat sangat membutuhkan independensi
2015 terjadi kasus di perusahaan pertambangan PT auditor dalam menyampaikan opininya yang berkaitan
Timah Tbk yang diduga melakukan pemalsuan dengan penyajian laporan keuangan. Opini auditor
laporan keuangan. Ketua Ikatan Pekerja Timah (IKT) tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
menyatakan laporan keuangan fiktif tersebut disusun pengambilan keputusan investasi. Dalam
untuk menutupi kondisi keuangan perusahaan yang melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan
tidak sehat selama tiga tahun terakhir sehingga kepercayaan dari para pengguna jasanya dengan
menimbulkan kerugian sebesar 59 miliar rupiah. Mulai memberikan kualitas audit yang terbaik. Karena
semester I-2015, laporan keuangan PT Timah dengan kualitas audit yang baik, auditor akan memiliki
dimanipulasi sehingga mengakibatkan utang banyak klien yang mempercayai dan menggunakan
meningkat 100% menjadi Rp 2,3 triliun. jasanya. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik
(KAP) perlu dinilai sebagai pihak yang kompeten,
Pada tahun 2012, PT Bumi Resources Tbk independen dan berpengaruh oleh para pengguna
(BUMI) melakukan manipulasi akuntansi dan mark laporan keuangan dalam menentukan seberapa
down laporan keuangan untuk pengembangan berharga jasa yang diberikan auditornya. KAP dituntut
BUMI. PT Perusahaan Gas Negara Tbk juga harus memiliki profesionalisme yang tinggi sebagai
dituding menyelewengkan dana. Pernyataan tersebut penyedia jasa dalam menilai kualitas audit.
diperkuat dengan laporan Indonesia Energy Watch
yang menduga dana pembangunan Floating Hasil penelitian Puspita & Utama (2016),
Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung Sauqi et al. (2017) menyatakan bahwa kualitas audit
pada 2011 disalahgunakan. Berdasarkan fenomena berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
yang terjadi pada PT Timah Tbk, PT Bumi Resources keuangan, namun berbeda dengan hasil penelitian
Tbk (BUMI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk Susiana & Herawaty (2017), Serly & Helmayunita
telah menimbulkan ketidakpercayaan pengguna (2018) yang tidak menemukan adanya pengaruh yang
laporan keuangan dan mempertanyakan integritas signifikan antara kualitas audit terhadap integritas
laporan keuangan yang disampaikan. laporan keuangan.
Informasi yang tercantum pada laporan Untuk memperoleh informasi akuntansi yang
keuangan harus mempunyai integritas yang tinggi lebih andal dan berintegritas tinggi, maka corporate
agar dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan governance yang terstruktur dan terorganisasi
untuk pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. dengan baik perlu diterapkan melalui konsep Good
Pengguna laporan keuangan memiliki kepercayaan Corporate Governance sebagai bentuk pengawasan
yang tinggi terhadap laporan keuangan yang telah untuk mencegah pihak manajemen melakukan
diaudit oleh auditor, karena mereka selalu berasumsi tindakan fraud (Istiantoro et al, 2017). Komisaris
bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen berperan penting dalam mengawasi
corporate governance agar tersusun laporan maka semakin besar pula dorongan manajer untuk
keuangan yang berintegritas. Komisaris independen meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi. Hasil
adalah anggota dewan komisaris dari eksternal penelitian Haq et al. (2017), Saad & Abdillah (2019)
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan untuk menyatakan bahwa financial distress berpengaruh
diangkat sebagai komisaris independen. Komisaris signifikan terhadap integritas laporan keuangan,
independen dapat menjadi penyeimbang dalam proses namun berbeda dengan hasil penelitian Indrasari et
pengambilan keputusan, terutama untuk melindungi al. (2016), Nurbaiti et al. (2021) yang tidak
pemegang saham minoritas dan pemangku menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara
kepentingan lainnya. Efektivitas komisaris financial distress terhadap integritas laporan
independen terlihat dari fungsi pengawasan yang keuangan.
dijalankannya dan tingginya integritas laporan
keuangan yang dihasilkan. 1.2 Rumusan Masalah
dengan baik. Pengawasan manajer tersebut akan Pemegang saham cenderung berusaha untuk
menimbulkan biaya agensi. Pada saat minat para memaksimalkan saham mereka sehingga menekan
manajer sudah tidak selaras dengan para pemilik dan manajer agar bertindak demi kepentingan mereka.
mengambil keputusan yang akan mengurangi Pada saat yang sama, pemilik utang berusaha untuk
kekayaan pemegang saham disinilah timbul biaya melindungi dana yang mereka investasikan di
agensi (Panda & Leepsa, 2017). perusahaan melalui perjanjian dan kebijakan regulasi
yang ketat (Mahadwartha, 2003).
Teori keagenan dapat dilihat sebagai versi
dari teori permainan (Mursalim, 2003), yang Integritas laporan keuangan berkaitan
menciptakan model kontrak antara dua orang atau dengan teori keagenan. Teori keagenan menunjukkan
lebih (pihak), di mana satu pihak disebut agen dan bahwa jika pemilik dipisahkan dari manajer sebagai
pihak lain disebut prinsipal. Prinsipal mendelegasikan agen ketika menjalankan perusahaan, masalah
tanggung jawab pengambilan keputusan kepada agen, keagenan akan muncul karena masing-masing pihak
atau dengan kata lain prinsipal mempercayakan agen akan berusaha untuk memaksimalkan fungsi
untuk melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan utilitasnya. Dengan mengimplementasikan corporate
kontrak kerja yang disepakati. Kekuasaan dan governance maka masalah agensi akan bisa
tanggung jawab agen dan prinsipal harus diatur dalam dikurangi dan integritas laporan keuangan bisa
kontrak kerja agar kedua belah pihak mencapai ditingkatkan sehingga laporan keuangan tidak hanya
kesepakatan. menguntungkan bagi pihak perusahaan, namun juga
bagi pengguna eksternal dalam pengambilan
Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak keputusan (Saksakotama & Cahyonowati, 2014).
kerja antara pemilik modal dengan pengelola
perusahaan. Pemilik atau penanam modal disebut 2.2 Integritas Laporan Keuangan
sebagai prinsipal, sedangkan pengelola disebut sebagai
agen. Agen dan prinsipal berharap untuk Laporan keuangan sudah menjadi bagian
menggunakan informasi yang mereka miliki sehingga yang terpenting untuk membangun kelangsungan
dapat memaksimalkan utilitas mereka masing-masing. perusahaan. Manajemen perusahaan perlu
Akan tetapi, informasi lebih banyak diketahui oleh menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas
agen daripada prinsipal sehingga mengakibatkan mengingat pentingnya fungsi laporan keuangan.
terjadinya asimetri informasi. Manajer sebagai pihak Integritas berarti netralitas dan kejujuran, dikatakan
yang memiliki lebih banyak informasi akan cenderung bahwa orang yang memiliki integritas tinggi akan
mengambil tindakan sesuai dengan keinginan dan memperlakukan fakta apa adanya dan menyajikannya
kepentingan mereka untuk memaksimalkan apa adanya (IAI, 2017). Menurut Savero (2017)
utilitasnya. Karena investor sebagai pemilik modal integritas adalah refleksi dari kejujuran yang menjadi
hanya mengetahui sedikit informasi, maka mereka landasan utama perilaku sehingga harus dimiliki agar
sulit mengendalikan secara efektif semua tindakan dapat menjamin pengambilan keputusan yang bebas
yang diambil oleh manajer. dari konflik kepentingan dan mengutamakan
kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
Menurut Jensen & Meckling (1976) konflik
keagenan disebabkan oleh pemisahan kepemilikan Untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar
dan kontrol dalam perusahaan. Pemegang saham pengguna laporan keuangan, informasi yang disajikan
eksternal akan mengawasi manajemen untuk pada laporan keuangan haruslah andal. Informasi
mencegah perilaku yang mengarah pada kepentingan dikatakan andal apabila tidak menyesatkan, tidak
pribadi. Pemilik hutang, pemegang saham, dan terdapat kesalahan material, dan dapat diandalkan
manajer merupakan pihak-pihak yang berbeda dalam pemakainya sebagai informasi yang jujur dan tersaji
minat dan perspektif tentang nilai perusahaan. secara wajar. Di samping itu, informasi dalam laporan
keuangan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan minimal 30% dari total komisaris atau
untuk menghasilkan keputusan ekonomi oleh para setidaknya 1 (satu) orang akan meningkatkan
penggunanya apabila informasi yang tersaji di efektivitas komisaris independen (Sauqi et al., 2017).
dalamnya telah memenuhi karakteristik kualitatif
informasi akuntansi (Savero, 2017). Komisaris independen sebagai anggota
dewan komisaris melakukan pengawasan dan
Integritas laporan keuangan dapat diartikan penilaian kinerja perusahaan secara komprehensif.
sebagai laporan keuangan yang menyajikan kondisi Komisaris independen juga diharapkan mampu
perusahaan dengan sesungguhnya, tanpa ada yang menghubungkan asimetri informasi yang timbul di
disembunyikan atau ditutup-tutupi. Seorang auditor antara para pemangku kepentingan dan manajemen
memiliki peluang besar untuk dituntut apabila perusahaan. Komisaris independen diukur dengan
melakukan audit pada laporan keuangan yang tidak cara membandingkan jumlah komisaris independen
berintegritas. Sebuah laporan keuangan yang tidak dengan jumlah total dewan komisaris yang ada di
berintegritas bisa saja berupa laporan keuangan yang perusahaan (Machdar & Nurdiniah, 2018).
overstate sehingga sangat merugikan bagi para
penggunanya. Laporan keuangan yang berintegritas 2.4 Financial Distress
harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum (PABU) dan memenuhi kualitas yang reliabel. Kondisi yang terjadi sebelum perusahaan
Reliabel di sini berarti bahwa informasi yang tersaji mengalami kebangkrutan atau kondisi keuangan
pada laporan keuangan mempunyai kualitas yang bisa perusahaan yang tidak baik, tidak sehat atau krisis
diandalkan oleh para penggunanya (Savero, 2017). disebut sebagai financial distress. Perusahaan yang
mempunyai gejala-gejala awal terjadinya penurunan
Menurut International Accounting pada kondisi laporan keuangan merupakan
Standard Board (IASB) kualitas fundamental yang perusahaan yang mengalami financial distress.
harus dipunyai oleh informasi yang tersaji pada
laporan keuangan sehingga bermanfaat untuk Financial distress bermula ketika
pengambilan keputusan ekonomi, yaitu relevance dan perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal
faithful representation. Di samping itu, kualitas pembayaran atau ketika proyeksi arus kasnya
lainnya yang turut dikembangkan dalam kerangka menunjukkan kondisi perusahaan akan segera tidak
konseptual tersebut untuk meningkatkan kegunaan mampu memenuhi kewajibannya (Indrasari et al.,
informasi keuangan meliputi comparability, 2016).
timeliness, variability dan understandibility (Kieso
et al., 2016). Hal ini dikenal sebagai insolvensi yang wajar,
kemungkinan hanya sementara dan bisa diperbaiki.
2.3 Komisaris Independen Insolvensi yang wajar tersebut hanya menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami kekurangan likuiditas.
Komisaris independen adalah anggota dewan Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode
komisaris yang tidak mempunyai hubungan dengan perbaikan untuk mengatasi kegagalan yang
dewan direksi, anggota dewan komisaris lain dan dialaminya, bergantung pada seberapa besar tingkat
pemegang saham pengendali, serta tidak ada kesulitan keuangan. Apabila tingkat kesulitannya
hubungan bisnis atau hubungan lain yang dapat cukup berat, maka likuiditas mungkin menjadi
mempengaruhi perilaku atau kemampuannya untuk alternatif tunggal yang layak. Namun, rehabilitasi bisa
bertindak secara independen atau menjadi mandiri pula menjadi salah satu alternatif sehingga
untuk kepentingan perusahaan. Dengan memberikan keuntungan bagi pemegang saham,
ditetapkannya jumlah komisaris independen dalam kreditur dan masyarakat.
2.7 Hipotesis Penelitian Sumber data diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan pertambangan yang menjadi
Hipotesis yang akan dianalisis pada penelitian sampel penelitian.
ini sebagai berikut:
3.3 Definisi Operasional Variabel
H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
integritas laporan keuangan yang diukur
H2: Kualitas audit berpengaruh terhadap integritas menggunakan konservatisme metode Givoly & Hayn
laporan keuangan. (2007) sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan data sekunder Penelitian ini mempunyai tiga variabel
yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. bebas sebagai berikut:
1. Komisaris independen diukur dengan rasio distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
jumlah komisaris independen terhadap jumlah penelitian ini menggunakan metode Jarque-Bera.
dewan komisaris perusahaan sebagai berikut: Hasil perhitungan nilai skewness dan kurtosis dapat
dilihat pada Tabel 1.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua Menurut Santoso (2015) uji autokorelasi
variabel independen mempunyai nilai VIF masih di bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
variabel independen dalam model regresi telah bebas kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-
dari gejala multikolinieritas. 1). Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan
metode Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat
4.4 Uji Autokorelasi dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi
• Koefisien regresi -0,002 menyatakan bahwa • Koefisien regresi sebesar -0,003 menyatakan
setiap penambahan 1 satuan komisaris bahwa setiap penambahan 1 satuan financial
independen akan menurunkan integritas laporan distress akan menurunkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,002. keuangan sebesar 0,003.
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
adjusted R square sebesar 0,363 berarti bahwa kualitas audit mempunyai thitung sebesar 0,968 dan
36,3% variasi dari variabel integritas laporan keuangan sig. 0,335. Karena nilai thitung 0,968 < ttabel 1,986 dan
dapat dijelaskan oleh variabel komisaris independen, nilai sig 0,335 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas audit dan financial distress, sedangkan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
sisanya sebesar 63,7% dijelaskan oleh variabel- integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa
variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model kualitas audit tidak menentukan penyusunan laporan
regresi. keuangan yang berintegritas.
4.7 Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
financial distress mempunyai thitung sebesar -5,276
Hasil pengujian hipotesis penelitian secara dan sig. 0,000. Karena nilai thitung |-5,276| > ttabel 1,986
parsial dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
x terlihat bahwa variabel komisaris independen bahwa financial distress berpengaruh negatif
mempunyai t hitung sebesar -3,567 dan sig. 0,001. signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal
Karena nilai thitung |-3,567| > ttabel 1,986 dan nilai sig ini berarti bahwa semakin tinggi financial distress
0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada
komisaris independen berpengaruh negatif signifikan integritas laporan keuangan.
terhadap integritas laporan keuangan.
4.8 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Hal ini berarti semakin banyak jumlah
komisaris independen maka akan mengakibatkan Hasil pengujian hipotesis secara simultan
terjadinya penurunan pada integritas laporan dapat dilihat pada Tabel 6.
keuangan.
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa Fhitung Nurbaiti et al. (2021) yang tidak menemukan adanya
bernilai 19,029 yang lebih besar dari Ftabel 2,704 dan pengaruh yang signifikan antara komisaris
nilai sig. 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat independen terhadap integritas laporan keuangan.
disimpulkan bahwa variabel komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress secara serempak 4.9.2 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan Integritas Laporan Keuangan
keuangan.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
4.9 Pembahasan menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
4.9.1 Pengaruh Komisaris Independen Dalam praktiknya, semua Kantor Akuntan Publik
Terhadap Integritas Laporan (KAP), baik berukuran besar maupun kecil
Keuangan menggunakan standar yang sama dalam mengaudit
laporan keuangan sesuai Standar Profesional Akuntan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial Publik (SPAP). Tinggi atau rendahnya integritas
menunjukkan bahwa komisaris independen laporan keuangan bergantung pada kinerja manajer
berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas dan KAP. Apabila manajer memberikan laporan
laporan keuangan. Keberadaan komisaris independen keuangan yang tidak berintegritas kepada KAP Big
dinilai kurang efektif untuk mengawasi dan menjamin Four, maka tidak ada jaminan integritas laporan
penyusunan laporan keuangan yang berintegritas di keuangannya menjadi langsung tinggi setelah
perusahaan. Dengan jumlah komisaris independen dilakukan audit. Sedangkan jika KAP menugaskan
yang banyak justru akan menimbulkan konflik dan auditor yang kurang berpengalaman untuk
perbedaan opini di antara mereka sehingga menurunkan biaya litigasi dikarenakan mengaudit
berdampak pada menurunnya integritas laporan laporan keuangan sudah menjadi hal wajar yang
keuangan. Hasil penelitian ini mendukung temuan harus dilakukan, maka akan mengakibatkan tidak
penelitian yang dilakukan oleh Saksakotama & tercapainya integritas laporan keuangan yang
Cahyonowati (2014), Indrasari et al. (2016), Savero diinginkan (Qoyyimah et al., 2015).
(2017) yang menyatakan bahwa komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap integritas Hasil penelitian ini mendukung temuan
laporan keuangan, namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita & Utama
penelitian Istiantoro et al. (2017), Sauqi et al. (2017), (2016), Sauqi et al. (2017) yang menyatakan bahwa
kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap 2. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan terhadap integritas laporan keuangan.
dengan hasil penelitian Susiana & Herawaty (2017),
Serly & Helmayunita (2018) yang tidak menemukan 3. Financial distress berpengaruh negatif
adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
audit terhadap integritas laporan keuangan.
5.2 Saran
4.9.3 Pengaruh Financial Distress Terhadap
Integritas Laporan Keuangan 1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambah sampel selain perusahaan sektor
Hasil pengujian hipotesis secara parsial pertambangan, namun bisa diperluas ke
menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh perusahaan-perusahaan di sektor yang berbeda.
negatif signifikan terhadap integritas laporan Selain itu, periode observasi juga disarankan
keuangan. Konflik keagenan menyebabkan terjadinya untuk mengambil periode yang lebih lama,
perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan seperti 10 tahun atau 15 tahun.
manajer sehingga menimbulkan financial distress.
Manajer akan selalu berusaha menurunkan tingkat 2. Variabel penelitian yang dianalisis disarankan
konservatisme akuntansi ketika perusahaan sedang untuk diperluas lagi, selain komisaris
dalam kondisi kesulitan keuangan (financial distress) independen, kualitas audit dan financial
yang tinggi karena kondisi tersebut menandakan distress yang dapat berpengaruh terhadap
manajer memiliki kinerja yang buruk dan jabatannya integritas laporan keuangan.
menjadi terancam. Ancaman pergantian manajemen
akan mendorong manajer untuk menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi sehingga integritas laporan DAFTAR PUSTAKA
keuangan menjadi rendah (Haq et al., 2017).
[1] Givoly, D., & Hayn, C. 2000, The Changing
Hasil penelitian ini mendukung temuan Time-Series Properties of Earnings, Cash
penelitian yang dilakukan oleh Haq et al. (2017), Saad Flows and Accruals: Has Financial
& Abdillah (2019) yang menyatakan bahwa finan- Reporting Become More Conservative?,
cial distress berpengaruh signifikan terhadap Journal of Accounting and Economics
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan 29(3), 287-320.
dengan hasil penelitian Indrasari et al. (2016), Nurbaiti
et al. (2021) yang tidak menemukan adanya pengaruh [2] Haq, F. R. G., Suzan, L., & Muslih, M. 2017,
yang signifikan antara financial distress terhadap Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
integritas laporan keuangan. Financial Distress Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, Assets, 7(1), 41-55.
[5] Istiantoro, I., Paminto, A., & Ramadhani, H. Keuangan, Jurnal Ilmiah MEA, 5(1), 758-
2017, Pengaruh Struktur Corporate 771.
Governance Terhadap Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan pada Perusahaan [13] Panda, B., & Leepsa, N. M. 2017, Agency
LQ45 yang Terdaftar di BEI, Akuntabel, Theory: Review of Theory and Evidence on
14(2), 157-179. Problems and Perspectives, Indian Journal
of Corporate Corporate Governance, 10(1),
[6] Jensen, C., & Meckling, H. 1976, Theory of 74-95.
The Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure, Journal of [14] Parinduri, A. Z., Pratiwi, R. K., &
Financial Economics, 3(4), 305-360. Purwaningtyas, O. I. 2018, Analysis of
Corporate Governance, Leverage and
[7] Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. Company Size on The Integrity of Financial
D. 2016, Intermediete Accounting, Wiley Statements, Indonesian Management and
Publishing. Accounting Research, 17(1), 18-35.
[8] Kimeli, E. K. 2016, Determinants of Audit [15] Puspita, M. A. P. W., & Utama, I M. K. 2016,
Fees Pricing: Evidence from Nairobi Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Securities Exchange (NSE), International Kualitas Audit Terhadap Integritas
Journal of Research in Business Studies Laporan Keuangan, E-Jurnal Akuntansi
and Management, 3(1), 23-35. Universitas Udayana, 16(3), 1829-1856.
[9] Machdar, N. M., & Nurdiniah, D. 2018, The [16] Qoyyimah, S. D., Kholmi, M., & Harventy, G.
Influence of Reputation of Public 2015, Pengaruh Struktur Corporate
Accounting Firms on The Integrity of Governance, Audit Tenure dan Ukuran
Financial Statements with Corporate Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap
Governance as The Moderating Variable, Integritas Laporan Keuangan, Jurnal
Binus Business Review, 9(3), 177-186. Reviu Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 781-
790.
[10] Mahadwartha, P. A. 2003, Predictability
Power of Dividend Policy and Leverage [17] Saad, B., & Abdillah, A. F. 2019, Analisis
Policy to Managerial Ownership: An Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Agency Theory Perspective, Jurnal Audit Tenure, dan Financial Distress
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 18(3), 288- Terhadap Integritas Laporan Keuangan,
297. Jurnal Manajemen Oikonomia, 15(1), 70-
85.
[11] Mursalim. 2006, Persepsi Dimensi Income
Smoothing Terhadap Motivasi Investor [18] Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. 2014,
Dalam Berinvestasi di Bursa Efek Jakarta: Determinan Integritas Laporan Keuangan
Studi pada Investor di Jawa Tengah dan Perusahaan Manufaktur di Indonesia,
D.I.Yogyakarta, Jurnal Maksi, 6(2), 161- Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1-
174. 13.
[12] Nurbaiti, A., Lestari, T. U., & Thayeb, N. A. [19] Santoso, Singgih. 2015, Menguasai Statistik
2021, Pengaruh Corporate Governance, Parametrik: Konsep dan Aplikasi Dengan
Financial Distress, dan Ukuran SPSS, Elex Media Komputindo.
Perusahaan Terhadap Integritas Laporan