e-2579-9401, p-2579-9312
Abstract. This study aims to determine the influence of herding behavior and JCI volatility on market returns at
Indonesia Stock Exchange during 2014-2018 period. This research applies quantitative research methods. The
sample in this study was taken using a saturated sampling technique. The data in this study uses secondary data
collected from various sources, such as the Indonesia Stock Exchange, Yahoo! Finance, Bloomberg and Reuters.
This study uses multiple linear regression analysis to process data and test hypotheses. The results of this study
found that herding behavior had a positive and significant effect on market returns, while the JCI volatility had a
positive and significant effect on market returns. Further researchers are advised to add several other variables
that can affect market returns, such as inflation rates, interest rates, and others.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perilaku herding dan volatilitas IHSG
terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018. Penelitian ini menerapkan metode
penelitian kuantitatif. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Data dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Bursa Efek
Indonesia, Yahoo! Finance, Bloomberg dan Reuters. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk mengolah data dan menguji hipotesis. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perilaku
herding berpengaruh positif dan signifikan terhadap return pasar, sedangkan volatilitas IHSG berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return pasar. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan beberapa
variabel lain yang bisa mempengaruhi return pasar, seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan lain-lain.
Cronicle of Article : Received (16-08-2019); Revised (20-10-2019, 23-12-2019); Accepted (24-12-2019) and
Published (20-01-2020).
©2019 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati
Profile and corresponding author: Trisnadi Wijaya1 adalah dosen Program Studi Akuntansi di STIE
Multi Data Palembang dan Faradila Meirisa2 adalah dosen Program Studi Manajemen di STIE Multi
Data Palembang. Jl. Rajawali No. 14, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113. Corresponding Author :
trisnadi@stie-mdp.ac.id1 dan faradilameirisa@stie-mdp.ac.id2
How to cite this article : Wijaya, T., & Meirisa, F. (2019). Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas
IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, 3(2), 91–
104.
Page 91
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan data yang bersumber dari 59,13%, berusia 21-30 tahun sebanyak
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), 39,72%, memiliki pekerjaan sebagai Pegawai
jumlah investor di Indonesia mengalami Swasta sebanyak 58,27% dan berpendidikan
pertumbuhan yang signifikan pada tahun Sarjana sebanyak 51,42%. Peningkatan
2014 hingga tahun 2018, yakni sebesar jumlah investor tersebut bisa menjadi indikasi
343,76% dari 364.465 SID (Single Investor bahwa telah terjadi peningkatan pada literasi
Identification) menjadi 1.617.367 SID. Dari dan inklusi keuangan di masyarakat. Akan
data demografi investor di Indonesia saat ini tetapi, peningkatan literasi dan inklusi
menunjukkan bahwa dominasi pria sebanyak keuangan apabila tidak dibarengi dengan
Page 92
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
peningkatan pada kemampuan analisis online pada beberapa forum diskusi online
fundamental dan analisis teknikal akan investor saham di Indonesia menunjukkan
memicu para investor untuk berperilaku bahwa sebanyak 27,4% investor memiliki
herding di pasar. kemampuan yang baik pada analisis
Perilaku herding secara sederhana fundamental (Gambar 2) dan sebanyak 23,3%
dapat diartikan sebagai perilaku yang meniru investor memiliki kemampuan yang baik
keputusan atau tindakan yang diambil oleh pada analisis teknikal (Gambar 3). Hal ini
investor lain atau sekelompok investor. bisa saja menjadi tendensi para investor akan
Menurut Syamni, (2009) investor dapat berperilaku herding. Investor dengan
dikategorikan menjadi dua tipe berdasarkan kemampuan analisis fundamental dan
kemampuannya dalam mencerna informasi, teknikal yang kurang/cukup biasanya akan
yaitu uninformed investor dan informed meminta rekomendasi kepada investor yang
investor. Informed investor bisa bereaksi telah senior atau berpengalaman lebih lama
terhadap informasi yang tersedia di pasar karena dianggap sudah berkemampuan
serta mengetahui kapan saat yang tepat untuk analisis teknikal dan fundamental yang
membeli atau menjual sekuritas pada bagus. Untuk memperoleh rekomendasi
berbagai kondisi. Sebaliknya, uninformed tersebut, mereka kadangkala harus rela
investor memiliki kemampuan atau kesadaran mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak
yang kurang baik untuk menampung dan sedikit. Dengan bertindak herding, investor
memanfaatkan informasi yang tersedia di akan menghemat waktu dan sumber dayanya
pasar. Oleh karena itu, uninformed investor dalam melakukan analisis informasi karena
cenderung meniru atau menjiplak keputusan keputusan investasi bisa diperoleh secara
investasi yang diambil oleh investor lain. cepat dan valid serta bisa mengurangi
Dari hasil survei awal yang penulis perasaan bersalah ketika keputusan investasi
lakukan dengan melakukan polling secara yang diambilnya keliru (Natapura, 2009).
Page 93
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Perilaku herding investor yang terjadi modal berada dalam kondisi crash, maka
di pasar modal seringkali dihubungkan investor memiliki kecenderungan untuk
dengan rasionalitas investor dalam berperilaku herding. Namun, investor justru
mengambil keputusan investasi. Investor bertindak independen pada saat pasar modal
yang rasional selalu berusaha untuk dalam kondisi bullish. Penelitian yang
memaksimalkan kemakmurannya dari hasil dilakukan oleh (Ghufran, Awan, Khakwani,
investasi. Oleh karena itu, mereka akan terus & Qureshi, 2016) dan (Baker, Bradley, &
mencari banyak informasi sebelum Wurgler, 2011) menyimpulkan bahwa
mengambil keputusan investasi agar volatilitas memiliki pengaruh yang positif
keputusannya tepat sehingga tidak atau searah dan signifikan terhadap return.
menimbulkan risiko kerugian akibat investasi Dengan adanya fenomena yang ditemukan
yang keliru. Namun, investor yang tidak oleh penulis serta referensi hasil penelitian
rasional cenderung bertindak berdasarkan terdahulu, maka penulis tertarik untuk
emosi, subjektivitas, dan berbagai faktor meneliti tentang topik ini.
psikologis lainnya.
Menurut (Untari, 2017) beberapa KAJIAN LITERATUR
penyebab investor berperilaku tidak rasional, Keuangan Perilaku (Behavioral Finance)
antara lain: a) Faktor Psikologis, seperti takut Bias yang diakibatkan oleh perilaku
menyesal, terlalu percaya diri, pesimisme, (behavioral) akan mempengaruhi
dan optimisme. Investor yang memiliki pengambilan keputusan investasi. Dua faktor
ketakutan akan penyesalan biasanya ragu- utama yang dapat mempengaruhi besarnya
ragu dalam bertindak dan tidak rasional dampak perilaku terhadap tingkat
ketika berinvestasi. Investor yang terlalu pengembalian investasi portofolio, yaitu
percaya diri (overconfidence) akan pengolahan informasi yang buruk dan
menyebabkan terjadinya peningkatan pada pengambilan keputusan yang tidak
kedalaman pasar dan volume perdagangan berdasarkan analisis informasi. (Bodie, Kane,
yang diharapkan, serta menurunkan utilitas & Marcus, 2014) mengategorikan beberapa
harapan. Investor yang pesimisme dan jenis bias dalam pengambilan keputusan yang
optimisme mempunyai anggapan bahwa mengabaikan analisis informasi sebagai
mereka lebih mungkin menderita kerugian berikut:
daripada memperoleh keuntungan bila a. Framing. Investor mungkin menggunakan
dibandingkan dengan investor lain. Apabila perspektif yang berbeda dalam merespon
timbul keyakinan, sikap optimis investor harapan imbal hasil yang sama besar.
akan mendorong terjadinya peningkatan Seorang investor mungkin berperspektif
perdagangan, sebaliknya sikap pesimis akan adanya potensi keuntungan
investor akan mendorong terjadinya sementara investor yang lain mungkin
penurunan perdagangan. b) Prisioner berperspektif akan adanya potensi
Dilemma (Dilema Tahanan), terjadi ketika kerugian. Keputusan investor yang
investor ingin mengambil keputusan investasi memiliki karakter menghindari risiko (risk
yang bertentangan dengan arus pasar di mana averter) juga akan berbeda dengan
investor tidak ingin disebut sebagai keputusan investor yang suka mengambil
pecundang (loser) apabila keputusan yang risiko (risk seeker).
diambilnya ternyata keliru. c) Perilaku b. Mental Accounting. Investor secara tidak
Animal Spirits, terjadi karena investor gagal sadar akan memberikan porsi dan
dalam mengharapkan pendapatan masa depan segmentasi atas kapital yang sama.
secara rasional sehingga menimbulkan c. Regret Avoidance. Investor cenderung
disfungsional pasar keuangan dan ekonomi. merasa lebih menderita atas kerugian
Hasil penelitian (Gunawan, Wijayanto, investasi yang disadarinya sejak awal akan
Achsani, & Rahman, 2011) dan (Komalasari, berpotensi besar untuk rugi. Misalnya, jika
2016) menemukan bahwa pada saat pasar investor mengalami kerugian di saham
Page 94
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
blue chip, maka hal tersebut hanya akan (imitasi) aksi investor lain. (Bikhchandani &
dirasakannya sebagai nasib buruk dan Sharma, 2001) membedakan herding menjadi
bukan karena kebodohannya dalam dua jenis, yaitu intentional herding (herding
memilih investasi yang salah. yang disengaja) dan unintentional herding
d. Prospect Theory. Seiring dengan (herding yang tidak disengaja).
meningkatnya keuntungan, investor akan (Bikhchandani & Sharma, 2001)
cenderung menuntut tingkat imbal hasil menguraikan tiga faktor utama yang
yang semakin tinggi dengan risiko yang menyebabkan terjadinya herding di kalangan
semakin tinggi pula. Namun atas alasan investor bursa saham sebagai berikut:
perilaku, investor yang telah mengalami a. Adanya informasi yang tidak sempurna
kerugian banyak akan cenderung berjudi dan cascade sehingga mengakibatkan
atas imbal hasil dan risiko yang besar terjadinya bias dalam pengambilan
dengan harapan akan membalikkan keputusan. Ketika investor dihadapkan
kerugiannya. pada situasi di mana tidak tersedianya
informasi yang memadai atau timbulnya
Perilaku Herding keraguan pada informasi yang dimilikinya,
Fenomena yang terjadi pada pasar maka keputusan investasi yang akan
modal di mana investor melakukan aksi diambilnya cenderung mengacu pada
pembelian atau penjualan atas satu atau keputusan investasi mayoritas investor
beberapa saham secara berkelompok disebut dibandingkan dengan sinyal yang
sebagai herding. Perilaku investor yang tidak dimilikinya atau dikenal dengan istilah
rasional karena keputusan investasi yang cascade seperti pada Gambar 4.
diambilnya tidak berdasarkan pemikiran Berdasarkan Gambar 4 tersebut terlihat
dalam bidang ekonomi serta investasi jelas bahwa keputusan A untuk
dikategorikan sebagai herding menurut teori berinvestasi mempengaruhi probabilitas
keuangan klasik. Para investor herding ini keputusan C untuk berinvestasi sebesar
akan melakukan tindakan yang sama dengan 75% dan tidak berinvestasi sebesar 25%.
investor lain jika berada dalam kondisi yang Dengan demikian, keputusan A dan B
sama atau mengikuti konsensus pasar terdahulu menjadi cascade yang
sehingga berdampak terhadap perolehan mempengaruhi probabilitas keputusan C
return yang tidak sesuai dengan ekspektasi sebesar 50%. Cascade dapat disimpulkan
dan penanggungan risiko yang tidak bisa terjadi jika dan hanya jika para
semestinya diambil. pendahulunya memiliki keputusan untuk
Perilaku herding akan terjadi ketika berinvestasi lebih besar daripada
sekelompok investor melakukan perdagangan keputusan untuk tidak berinvestasi (reject)
di sisi yang sama (buy atau sell) pada satu para pendahulunya yang lain.
atau beberapa sekuritas dalam kurun waktu
yang sama atau ketika investor meniru
Page 95
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Page 96
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
Page 97
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Page 98
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
Page 99
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 2. Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.360 .998 3.365 .001
Perilaku Herding .364 .095 .442 3.818 .000
Volatilitas IHSG .334 .099 .389 3.359 .001
a. Dependent Variable: Return Pasar
Sumber: Data yang diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 2 bisa dirumuskan Volatilitas IHSG sebesar 1%, maka Return
persamaan regresi linier berganda sebagai Pasar juga akan meningkat sebesar 0,334%.
berikut:
Y = 3,360 + 0,364X1 + 0,334X2 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Di mana: Pengujian hipotesis parsial (uji t)
Y = Return Pasar bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
X1 = Perilaku Herding variabel independen secara statistika
X2 = Volatilitas IHSG dinyatakan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen
Dari persamaan regresi di atas dapat (Sanusi, 2013). Hasil pengujian hipotesis
dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar secara parsial pada Tabel 2 menunjukkan
3,360 dapat berarti bahwa apabila Perilaku bahwa variabel X1 (Perilaku Herding)
Herding (X1) dan Volatilitas IHSG (X2) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ada, maka Return Pasar akan menjadi bernilai variabel Y (Return Pasar) yang bisa dilihat
3,360. Nilai koefisien regresi dari variabel nilai thitung 3,818 lebih besar daripada nilai
Perilaku Herding (X1) sebesar 0,364 dapat ttabel 2,002 dan nilai Sig. 0,000 lebih kecil
berarti bahwa ketika terjadi peningkatan pada daripada 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin
Perilaku Herding sebesar 1%, maka Return banyak investor yang berperilaku herding
Pasar juga akan meningkat sebesar 0,364%. dengan membeli saham, maka return pasar
Nilai koefisien regresi dari variabel akan semakin meningkat pula. Peningkatan
Volatilitas IHSG (X2) sebesar 0,334 dapat return pasar ini dipicu oleh terjadinya
berarti bahwa ketika terjadi peningkatan pada peningkatan pada IHSG yang disebabkan
Page 100
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
oleh tingginya volume bid saham. Menurut mampu membentuk harga secara cepat
(Tandelilin, 2017) peningkatan pada volume sehingga berdampak pada terjadinya
bid dari semua saham yang diperdagangkan kenaikan di return pasar. Volatilitas IHSG
di pasar modal akan mengakibatkan yang tinggi juga mengindikasikan tingginya
terjadinya kenaikan IHSG. IHSG yang naik risiko berinvestasi di pasar modal. Menurut
tersebut akan berdampak pada kenaikan (Hartono, 2017) semakin besar risiko
return yang nantinya diperoleh oleh semua berinvestasi pada suatu aset, maka akan
pelaku pasar atau dikenal sebagai return semakin besar pula return yang akan
pasar. diperoleh.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
pada Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
X2 (Volatilitas IHSG) berpengaruh positif Pengujian hipotesis simultan (uji F)
dan signifikan terhadap variabel Y (Return bertujuan untuk mengetahui apakah semua
Pasar) yang bisa dilihat nilai thitung 3,359 lebih variabel independen secara serempak
besar daripada nilai ttabel 2,002 dan nilai Sig. dinyatakan mempunyai pengaruh yang
0,001 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini signifikan menurut statistika terhadap
berarti bahwa semakin tinggi volatilitas variabel dependen (Sanusi, 2013). Hasil
IHSG, maka semakin besar pula return pasar. pengujian hipotesis secara simultan bisa
Menurut (Tandelilin, 2017) volatilitas IHSG dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :
yang tinggi berarti bahwa pasar modal
Tabel 3. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 205.053 2 102.526 38.380 .000b
Residual 152.266 57 2.671
Total 357.319 59
a. Dependent Variable: Return Pasar
b. Predictors: (Constant), Volatilitas IHSG, Perilaku Herding
Sumber: Data yang diolah, 2019
Page 101
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
penelitian ini karena dipengaruhi oleh asimetri informasi yang terjadi di antara para
berbagai faktor lainnya yang tidak ikut investor.
dimasukkan ke dalam persamaan regresi.
Pengaruh Volatilitas IHSG terhadap
Pembahasan Return Pasar
Pengaruh Perilaku Herding terhadap Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Return Pasar pada volatilitas IHSG menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis volatilitas IHSG berpengaruh positif dan
pada perilaku herding menunjukkan bahwa signifikan terhadap return pasar. Dengan
perilaku herding berpengaruh positif dan demikian, volatilitas IHSG yang semakin
signifikan terhadap return pasar. Hal ini tinggi berakibat pula kepada semakin
berarti bahwa semakin banyak investor yang besarnya ketidakpastian return pasar.
berperilaku herding dengan membeli saham Volatilitas IHSG yang tinggi tersebut akan
tertentu dalam waktu yang bersamaan, maka memberikan peluang bagi para investor untuk
akan semakin tinggi pula volume bertransaksi demi memperoleh return dari
perdagangan saham di BEI sehingga IHSG perbedaan (margin) harga jual dan harga beli
akan menjadi naik dan return pasar juga ikut sekuritas di BEI. Menurut (Tandelilin, 2017)
meningkat. Menurut (Mulyawan, 2015) risiko volatilitas atau fluktuasi IHSG yang tinggi
yang harus dihadapi oleh para investor ketika mengindikasikan bahwa pasar modal mampu
berinvestasi di pasar modal pada prinsipnya membentuk harga secara cepat sehingga
berkaitan dengan kemungkinan harga berdampak kepada fluktuasi return yang akan
mengalami fluktuasi (price volatility). diperoleh oleh semua investor di dalam pasar
Fluktuasi harga saham sangat dipengaruhi modal atau dikenal sebagai return pasar.
oleh besarnya kekuatan permintaan dan Akan tetapi, volatilitas IHSG yang tinggi
penawaran terhadap saham berdasarkan hasil tersebut akan memberikan risiko yang besar
keputusan investasi yang dibuat oleh para pula karena semua harga saham bergerak
investor (Hartono, 2017). Menurut (Graham, naik dan turun dengan cepat. Return dan
2013) dalam mengambil keputusan investasi, risiko berinvestasi di pasar modal tergolong
para investor memiliki kecenderungan untuk tinggi karena harga sekuritas bisa dengan
bersikap tidak rasional yang diindikasikan mudah berubah yang dipengaruhi oleh faktor
dari perilaku herding investor di mana internal dan eksternal perusahaan (Samsul,
mereka mengikuti keputusan investasi dari 2015). Menurut (Hartono, 2017) semakin
kebanyakan investor untuk membeli atau besar return investasi pada suatu aset, maka
menjual saham secara serempak pada waktu semakin besar pula investor harus
yang sama. Perilaku herding para investor menanggung risikonya. Hasil penelitian ini
tersebut kemudian akan berdampak terhadap mendukung temuan penelitian yang
naik turunnya return pasar yang diukur dari dilakukan oleh (Ghufran et al., 2016) dan
pergerakan IHSG sebagai akibat terjadinya (Baker et al., 2011) yang menyatakan bahwa
fluktuasi di volume saham yang menjadi volatilitas memiliki pengaruh yang positif
indikator permintaan dan penawaran dan signifikan terhadap return.
(Tandelilin, 2017). (Gunawan et al., 2011)
dan (Komalasari, 2016) menemukan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
ketika harga berubah pada level rendah atau Simpulan
pasar modal dalam kondisi crash, maka Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
investor akan cenderung berperilaku herding. ditemukan bahwa perilaku herding
Namun, investor akan bertindak independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pada saat harga melonjak tinggi atau pasar return pasar. Hal ini berarti semakin banyak
modal dalam kondisi bullish. Perilaku investor yang berperilaku herding akan
herding tersebut bisa dipicu oleh kondisi mengakibatkan return pasar menjadi
meningkat. Temuan lainnya dari hasil
Page 102
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312
penelitian ini adalah volatilitas IHSG return pasar, seperti tingkat inflasi, suku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap bunga dan lain-lain.
return pasar. Hal ini berarti meningkatnya
volatilitas IHSG akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan pada return pasar. DAFTAR PUSTAKA
Baker, M., Bradley, B., & Wurgler, J. (2011).
Saran Benchmarks as Limits to Arbitrage:
Beberapa saran yang penulis bisa Understanding the Low-Volatility
sampaikan berdasarkan hasil penelitian Anomaly. Financial Analysts Journal,
kepada pihak-pihak terkait, antara lain: 67(1), 40–54.
1. BEI disarankan untuk terus mengawasi Bikhchandani, S., & Sharma, S. (2001). Herd
dan mengendalikan perilaku herding Behavior in Financial Markets. IMF
investor yang tidak sehat karena akan Staff Papers, 47(3), 279–310.
berdampak terhadap fluktuasi IHSG. Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014).
Pengawasan dan pengendalian tersebut Manajemen Portofolio dan Investasi:
bisa dilakukan dengan membatasi Investments (9th ed.). Jakarta: Salemba
pergerakan harga saham dalam satu hari Empat.
perdagangan sehingga peningkatan dan Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
penurunan harga saham tidak terlalu Multivariate dengan Program IBM
ekstrim. SPSS 23. Semarang: BP Universitas
2. Perusahaan sekuritas disarankan untuk Diponegoro.
terus memberikan informasi tentang Ghufran, B., Awan, H. M., Khakwani, A. K.,
saham-saham yang layak untuk dibeli & Qureshi, M. A. (2016). What Causes
melalui website atau media sosial agar Stock Market Volatility in Pakistan?
para investor mengambil keputusan Evidence from the Field. Economics
investasi yang serupa/sama sehingga Research International, 2016, 1–9.
meningkatkan peluang terjadinya Graham, B. (2013). The Intelligent Investor
perilaku herding yang diharapkan. (Revisi). Jakarta: Serambi Ilmu.
3. Pemerintah disarankan untuk terus Gunawan, Wijayanto, H., Achsani, N. A., &
mengeluarkan berbagai kebijakan dan Rahman, L. O. A. (2011). Pendeteksian
peraturan yang bisa menstimulus Perilaku Herding pada Pasar Saham
terjadinya fluktuasi IHSG sehingga Indonesia dan Asia Pasifik (Detection of
meningkatkan volatilitas, seperti Herding Behavior on Indonesia and Asia
peraturan tentang Penanaman Modal Pacific Stock Market). Forum Statistika
Asing (PMA) dan lain-lain. Dan Komputasi, 16(2), 16–23.
Gutierrez, R. C., & Kelley, E. K. (2009).
Beberapa keterbatasan yang dimiliki Institutional Herding and Future Stock
oleh penelitian ini, antara lain: Returns. SSRN Electronic Journal.
1. Periode penelitian yang ditentukan pada Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan
penelitian ini relatif pendek, yaitu selama Analisis Investasi (11th ed.).
lima tahun dari 2014 hingga 2018. Yogyakarta: BPFE.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada Komalasari, P. T. (2016). Information
pengaruh perilaku herding dan volatilitas Asymmetry and Herding Behavior.
IHSG terhadap return pasar sehingga Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
beberapa variabel lain yang bisa Indonesia, 13(1), 70–85.
berdampak pada return pasar tidak Lakonishok, J., Shleifer, A., & Vishny, R. W.
diikutsertakan dalam analisis, seperti (1992). The Impact of Institutional
tingkat inflasi, suku bunga, dan lain-lain Trading on Stock Prices. Journal of
sehingga dianjurkan bagi para peneliti Financial Economics, 32(1), 23–43.
berikutnya agar menambahkan beberapa Mulyawan, S. (2015). Manajemen Risiko.
variabel lain yang bisa mempengaruhi Bandung: Pustaka Setia.
Page 103
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia
Page 104