Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104

e-2579-9401, p-2579-9312

Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol 3, (2), 2019, 91-104

JURNAL INSPIRASI BISNIS & MANAJEMEN


Published every June and December e-ISSN: 2579-9401, p-ISSN: 2579-9312
Available online at http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap


Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Trisnadi Wijaya1, Faradila Meirisa2


Program Studi Akuntansi1, Program Studi Manajemen2
STIE Multi Data Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia

Abstract. This study aims to determine the influence of herding behavior and JCI volatility on market returns at
Indonesia Stock Exchange during 2014-2018 period. This research applies quantitative research methods. The
sample in this study was taken using a saturated sampling technique. The data in this study uses secondary data
collected from various sources, such as the Indonesia Stock Exchange, Yahoo! Finance, Bloomberg and Reuters.
This study uses multiple linear regression analysis to process data and test hypotheses. The results of this study
found that herding behavior had a positive and significant effect on market returns, while the JCI volatility had a
positive and significant effect on market returns. Further researchers are advised to add several other variables
that can affect market returns, such as inflation rates, interest rates, and others.

Keywords: Herding Behavior, JCI Volatility, Market Return.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perilaku herding dan volatilitas IHSG
terhadap return pasar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018. Penelitian ini menerapkan metode
penelitian kuantitatif. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Data dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Bursa Efek
Indonesia, Yahoo! Finance, Bloomberg dan Reuters. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda untuk mengolah data dan menguji hipotesis. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa perilaku
herding berpengaruh positif dan signifikan terhadap return pasar, sedangkan volatilitas IHSG berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return pasar. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan beberapa
variabel lain yang bisa mempengaruhi return pasar, seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan lain-lain.

Kata kunci: Perilaku Herding, Volatilitas IHSG, Return Pasar.

Cronicle of Article : Received (16-08-2019); Revised (20-10-2019, 23-12-2019); Accepted (24-12-2019) and
Published (20-01-2020).

©2019 Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Lembaga Penelitian Universitas Swadaya Gunung Jati

Profile and corresponding author: Trisnadi Wijaya1 adalah dosen Program Studi Akuntansi di STIE
Multi Data Palembang dan Faradila Meirisa2 adalah dosen Program Studi Manajemen di STIE Multi
Data Palembang. Jl. Rajawali No. 14, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30113. Corresponding Author :
trisnadi@stie-mdp.ac.id1 dan faradilameirisa@stie-mdp.ac.id2

How to cite this article : Wijaya, T., & Meirisa, F. (2019). Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas
IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, 3(2), 91–
104.

Retrevied form: http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/jibm

Page 91
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

PENDAHULUAN memberikan gambaran atau informasi secara


Keberadaan pasar modal mampu global kepada investor mengenai seberapa
mendukung perekonomian di suatu negara besar tingkat pengembalian yang diperoleh
melalui peranannya yang strategis. Dana dari investasi dalam bentuk saham. Ketika
investasi masyarakat bisa disalurkan melalui kinerja IHSG memburuk dalam artian
pasar modal dan dunia usaha bisa mengalami penurunan, maka return pasar
memperoleh pembiayaan yang berasal dari juga akan menurun atau berubah menjadi
pasar modal. Pasar modal menjadi perantara negatif. Pada tahun 2014 hingga 2015 kinerja
di mana para investor yang memiliki IHSG menurun sebesar -12,13% sehingga
kelebihan dana bisa memberikannya kepada return pasar juga ikut mengalami penurunan
perusahaan (emiten) yang membutuhkan sebesar -12,13%. Semakin sensitif IHSG
dana tersebut sehingga dalam hal ini fungsi mengalami perubahan, maka tingkat
ekonomi dijalankan oleh pasar modal. Bagi volatilitas IHSG akan semakin tinggi.
investor berinvestasi di pasar modal akan Return pasar yang mudah berfluktuasi
memperoleh return sedangkan bagi emiten menjadi salah satu faktor yang memberikan
dana yang diperoleh dari pasar modal akan peluang terjadinya perilaku herding. Dengan
dimanfaatkan untuk kepentingan investasi di adanya informasi baru yang masuk ke pasar
perusahaannya. modal, maka IHSG akan mengalami fluktuasi
Berlandaskan data yang bersumber sehingga investor kemudian mengadakan
dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang penilaian kembali pada instrumen-instrumen
kinerja IHSG (Indeks Harga Saham yang akan ditransaksikan di bursa efek.
Gabungan) selama 10 tahun terakhir dari Dengan tingginya volatilitas IHSG, investor
2009 hingga 2018 (Gambar 1) menunjukkan harus mampu mengambil keputusan investasi
adanya peningkatan kinerja sebesar 144,42%. secara cepat dan tepat dengan terlebih dahulu
Peningkatan kinerja IHSG tersebut juga melakukan analisis pada setiap informasi
memberikan indikasi bahwa return pasar juga yang bisa dikumpulkan dari pasar modal.
mengalami peningkatan. Return pasar

Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2019


Gambar 1. Grafik Perkembangan IHSG Periode 2009-2018

Berdasarkan data yang bersumber dari 59,13%, berusia 21-30 tahun sebanyak
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), 39,72%, memiliki pekerjaan sebagai Pegawai
jumlah investor di Indonesia mengalami Swasta sebanyak 58,27% dan berpendidikan
pertumbuhan yang signifikan pada tahun Sarjana sebanyak 51,42%. Peningkatan
2014 hingga tahun 2018, yakni sebesar jumlah investor tersebut bisa menjadi indikasi
343,76% dari 364.465 SID (Single Investor bahwa telah terjadi peningkatan pada literasi
Identification) menjadi 1.617.367 SID. Dari dan inklusi keuangan di masyarakat. Akan
data demografi investor di Indonesia saat ini tetapi, peningkatan literasi dan inklusi
menunjukkan bahwa dominasi pria sebanyak keuangan apabila tidak dibarengi dengan

Page 92
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

peningkatan pada kemampuan analisis online pada beberapa forum diskusi online
fundamental dan analisis teknikal akan investor saham di Indonesia menunjukkan
memicu para investor untuk berperilaku bahwa sebanyak 27,4% investor memiliki
herding di pasar. kemampuan yang baik pada analisis
Perilaku herding secara sederhana fundamental (Gambar 2) dan sebanyak 23,3%
dapat diartikan sebagai perilaku yang meniru investor memiliki kemampuan yang baik
keputusan atau tindakan yang diambil oleh pada analisis teknikal (Gambar 3). Hal ini
investor lain atau sekelompok investor. bisa saja menjadi tendensi para investor akan
Menurut Syamni, (2009) investor dapat berperilaku herding. Investor dengan
dikategorikan menjadi dua tipe berdasarkan kemampuan analisis fundamental dan
kemampuannya dalam mencerna informasi, teknikal yang kurang/cukup biasanya akan
yaitu uninformed investor dan informed meminta rekomendasi kepada investor yang
investor. Informed investor bisa bereaksi telah senior atau berpengalaman lebih lama
terhadap informasi yang tersedia di pasar karena dianggap sudah berkemampuan
serta mengetahui kapan saat yang tepat untuk analisis teknikal dan fundamental yang
membeli atau menjual sekuritas pada bagus. Untuk memperoleh rekomendasi
berbagai kondisi. Sebaliknya, uninformed tersebut, mereka kadangkala harus rela
investor memiliki kemampuan atau kesadaran mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak
yang kurang baik untuk menampung dan sedikit. Dengan bertindak herding, investor
memanfaatkan informasi yang tersedia di akan menghemat waktu dan sumber dayanya
pasar. Oleh karena itu, uninformed investor dalam melakukan analisis informasi karena
cenderung meniru atau menjiplak keputusan keputusan investasi bisa diperoleh secara
investasi yang diambil oleh investor lain. cepat dan valid serta bisa mengurangi
Dari hasil survei awal yang penulis perasaan bersalah ketika keputusan investasi
lakukan dengan melakukan polling secara yang diambilnya keliru (Natapura, 2009).

Sumber: Penulis, 2019


Gambar 2. Grafik Kemampuan Analisis Fundamental Investor

Sumber: Penulis, 2019


Gambar 3. Grafik Kemampuan Analisis Teknikal Investor

Page 93
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Perilaku herding investor yang terjadi modal berada dalam kondisi crash, maka
di pasar modal seringkali dihubungkan investor memiliki kecenderungan untuk
dengan rasionalitas investor dalam berperilaku herding. Namun, investor justru
mengambil keputusan investasi. Investor bertindak independen pada saat pasar modal
yang rasional selalu berusaha untuk dalam kondisi bullish. Penelitian yang
memaksimalkan kemakmurannya dari hasil dilakukan oleh (Ghufran, Awan, Khakwani,
investasi. Oleh karena itu, mereka akan terus & Qureshi, 2016) dan (Baker, Bradley, &
mencari banyak informasi sebelum Wurgler, 2011) menyimpulkan bahwa
mengambil keputusan investasi agar volatilitas memiliki pengaruh yang positif
keputusannya tepat sehingga tidak atau searah dan signifikan terhadap return.
menimbulkan risiko kerugian akibat investasi Dengan adanya fenomena yang ditemukan
yang keliru. Namun, investor yang tidak oleh penulis serta referensi hasil penelitian
rasional cenderung bertindak berdasarkan terdahulu, maka penulis tertarik untuk
emosi, subjektivitas, dan berbagai faktor meneliti tentang topik ini.
psikologis lainnya.
Menurut (Untari, 2017) beberapa KAJIAN LITERATUR
penyebab investor berperilaku tidak rasional, Keuangan Perilaku (Behavioral Finance)
antara lain: a) Faktor Psikologis, seperti takut Bias yang diakibatkan oleh perilaku
menyesal, terlalu percaya diri, pesimisme, (behavioral) akan mempengaruhi
dan optimisme. Investor yang memiliki pengambilan keputusan investasi. Dua faktor
ketakutan akan penyesalan biasanya ragu- utama yang dapat mempengaruhi besarnya
ragu dalam bertindak dan tidak rasional dampak perilaku terhadap tingkat
ketika berinvestasi. Investor yang terlalu pengembalian investasi portofolio, yaitu
percaya diri (overconfidence) akan pengolahan informasi yang buruk dan
menyebabkan terjadinya peningkatan pada pengambilan keputusan yang tidak
kedalaman pasar dan volume perdagangan berdasarkan analisis informasi. (Bodie, Kane,
yang diharapkan, serta menurunkan utilitas & Marcus, 2014) mengategorikan beberapa
harapan. Investor yang pesimisme dan jenis bias dalam pengambilan keputusan yang
optimisme mempunyai anggapan bahwa mengabaikan analisis informasi sebagai
mereka lebih mungkin menderita kerugian berikut:
daripada memperoleh keuntungan bila a. Framing. Investor mungkin menggunakan
dibandingkan dengan investor lain. Apabila perspektif yang berbeda dalam merespon
timbul keyakinan, sikap optimis investor harapan imbal hasil yang sama besar.
akan mendorong terjadinya peningkatan Seorang investor mungkin berperspektif
perdagangan, sebaliknya sikap pesimis akan adanya potensi keuntungan
investor akan mendorong terjadinya sementara investor yang lain mungkin
penurunan perdagangan. b) Prisioner berperspektif akan adanya potensi
Dilemma (Dilema Tahanan), terjadi ketika kerugian. Keputusan investor yang
investor ingin mengambil keputusan investasi memiliki karakter menghindari risiko (risk
yang bertentangan dengan arus pasar di mana averter) juga akan berbeda dengan
investor tidak ingin disebut sebagai keputusan investor yang suka mengambil
pecundang (loser) apabila keputusan yang risiko (risk seeker).
diambilnya ternyata keliru. c) Perilaku b. Mental Accounting. Investor secara tidak
Animal Spirits, terjadi karena investor gagal sadar akan memberikan porsi dan
dalam mengharapkan pendapatan masa depan segmentasi atas kapital yang sama.
secara rasional sehingga menimbulkan c. Regret Avoidance. Investor cenderung
disfungsional pasar keuangan dan ekonomi. merasa lebih menderita atas kerugian
Hasil penelitian (Gunawan, Wijayanto, investasi yang disadarinya sejak awal akan
Achsani, & Rahman, 2011) dan (Komalasari, berpotensi besar untuk rugi. Misalnya, jika
2016) menemukan bahwa pada saat pasar investor mengalami kerugian di saham

Page 94
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

blue chip, maka hal tersebut hanya akan (imitasi) aksi investor lain. (Bikhchandani &
dirasakannya sebagai nasib buruk dan Sharma, 2001) membedakan herding menjadi
bukan karena kebodohannya dalam dua jenis, yaitu intentional herding (herding
memilih investasi yang salah. yang disengaja) dan unintentional herding
d. Prospect Theory. Seiring dengan (herding yang tidak disengaja).
meningkatnya keuntungan, investor akan (Bikhchandani & Sharma, 2001)
cenderung menuntut tingkat imbal hasil menguraikan tiga faktor utama yang
yang semakin tinggi dengan risiko yang menyebabkan terjadinya herding di kalangan
semakin tinggi pula. Namun atas alasan investor bursa saham sebagai berikut:
perilaku, investor yang telah mengalami a. Adanya informasi yang tidak sempurna
kerugian banyak akan cenderung berjudi dan cascade sehingga mengakibatkan
atas imbal hasil dan risiko yang besar terjadinya bias dalam pengambilan
dengan harapan akan membalikkan keputusan. Ketika investor dihadapkan
kerugiannya. pada situasi di mana tidak tersedianya
informasi yang memadai atau timbulnya
Perilaku Herding keraguan pada informasi yang dimilikinya,
Fenomena yang terjadi pada pasar maka keputusan investasi yang akan
modal di mana investor melakukan aksi diambilnya cenderung mengacu pada
pembelian atau penjualan atas satu atau keputusan investasi mayoritas investor
beberapa saham secara berkelompok disebut dibandingkan dengan sinyal yang
sebagai herding. Perilaku investor yang tidak dimilikinya atau dikenal dengan istilah
rasional karena keputusan investasi yang cascade seperti pada Gambar 4.
diambilnya tidak berdasarkan pemikiran Berdasarkan Gambar 4 tersebut terlihat
dalam bidang ekonomi serta investasi jelas bahwa keputusan A untuk
dikategorikan sebagai herding menurut teori berinvestasi mempengaruhi probabilitas
keuangan klasik. Para investor herding ini keputusan C untuk berinvestasi sebesar
akan melakukan tindakan yang sama dengan 75% dan tidak berinvestasi sebesar 25%.
investor lain jika berada dalam kondisi yang Dengan demikian, keputusan A dan B
sama atau mengikuti konsensus pasar terdahulu menjadi cascade yang
sehingga berdampak terhadap perolehan mempengaruhi probabilitas keputusan C
return yang tidak sesuai dengan ekspektasi sebesar 50%. Cascade dapat disimpulkan
dan penanggungan risiko yang tidak bisa terjadi jika dan hanya jika para
semestinya diambil. pendahulunya memiliki keputusan untuk
Perilaku herding akan terjadi ketika berinvestasi lebih besar daripada
sekelompok investor melakukan perdagangan keputusan untuk tidak berinvestasi (reject)
di sisi yang sama (buy atau sell) pada satu para pendahulunya yang lain.
atau beberapa sekuritas dalam kurun waktu
yang sama atau ketika investor meniru

Page 95
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Sumber: (Bikhchandani & Sharma, 2001)


Gambar 4. Diagram Cascade

b. Manajer investasi berkepentingan untuk manajer investasi dengan perbandingan


tetap menjaga reputasinya. Setiap manajer kinerja benchmark tertentu, maka manajer
investasi mempunyai tingkat kemampuan investasi akan berupaya menunjukkan
yang bervariasi. Semakin tinggi kinerja portofolio mereka di atas kinerja
kemampuan manajer investasi, maka benchmark dan bahkan portofolionya
semakin tinggi pula kemampuan dalam disusun sedekat mungkin dengan
membedakan sinyal informasi yang jelas benchmark. Akibatnya, kemampuan dan
dari noise sehingga keputusan investasi ketekunan manajer investasi menjadi tidak
yang mereka ambil bisa berpedoman pada terukur dan risiko dalam portofolio tidak
sinyal tersebut. Sebaliknya, manajer menyebar secara sempurna/tidak
investasi yang berkemampuan rendah homogen.
hanya memperoleh sinyal informasi noise Perilaku herding bisa dihitung
sehingga mereka akan mengambil menggunakan rumus yang dimodifikasi oleh
keputusan investasi berdasarkan sinyal (Gutierrez & Kelley, 2009) dari persamaan
noise yang dimilikinya atau menyamakan (Lakonishok, Shleifer, & Vishny, 1992)
keputusan investasinya dengan manajer sebagai berikut:
lain. Mereka tidak akan berani mengambil B i 
HERDt 
risiko dengan melawan arus atau B i   S i 
bertentangan dengan manajer investasi
lainnya. Dengan demikian, reputasi Di mana:
mereka menjadi terlindungi meskipun HERDt = Intensitas herding
salah dalam mengambil keputusan karena B(i) = Jumlah net buy saham
manajer investasi lain juga membaca S(i) = Jumlah net sell saham
sinyal yang sama. Sebaliknya, manajer
investasi yang mengambil keputusan Volatilitas Indeks Harga Saham
sebelumnya juga masih terlindungi dengan Gabungan (IHSG)
alasan bahwa keputusan yang diambilnya Volatilitas pasar menunjukkan
juga disetujui oleh manajer lain. sensitivitas pergerakan indeks pasar yang
c. Keputusan manajer investasi juga ikut dimiliki oleh pasar modal di suatu negara.
terpengaruh oleh skema kompensasi yang Menurut (Tandelilin, 2017) indeks pasar yang
diberikan oleh perusahaan. Karena kinerja dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)
portofolio menjadi indikator kesuksesan dikenal sebagai Indeks Harga Saham

Page 96
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

Gabungan (IHSG). Tingkat volatilitas pasar Vol IHSG = Volatilitas IHSG


di berbagai negara berbeda-beda karena σ IHSGt = Deviasi standar IHSG
dipengaruhi oleh faktor mikro dan faktor
makro dari masing-masing negara. Bursa Return Pasar
Efek Indonesia memiliki volatilitas pasar Imbal hasil (return) selalu menjadi
yang cenderung stabil dan kadangkala berada salah satu faktor yang memotivasi para
di luar batas rata-rata ketika IHSG sedang investor ketika berinvestasi di pasar keuangan
dalam trend meningkat (bullish). Namun, dan sekaligus menjadi reward atas investasi
ketika IHSG sedang berada dalam trend berisiko yang dengan berani diambil oleh
menurun (bearish), maka pasar akan investor. Investor yang rasional selalu
meresponnya dengan panic selling sehingga berusaha memaksimalkan return dengan
volatilitas pasar menjadi relatif tinggi. mempertimbangkan besarnya risiko yang
Volatilitas pasar yang semakin tinggi harus ditanggungnya sehubungan dengan
akan meningkatkan risiko pasar sehingga investasi tersebut. (Tandelilin, 2017)
berdampak pula terhadap perilaku investor. membagi dua komponen utama dari return
Sebagian investor akan mengurungkan investasi, antara lain:
niatnya untuk berinvestasi pada saat risiko a. Yield adalah sejumlah nominal uang
ketidakpastian return pasar menjadi tinggi. tertentu yang diterima secara periodik
Akan tetapi, investor yang bertipe risk seeker sebagai pendapatan atau aliran kas dari
akan menyukai volatilitas pasar yang tinggi suatu investasi.
karena kondisi yang menantang demi b. Capital gain (loss) adalah besarnya
memperoleh return yang optimal. keuntungan (kerugian) yang diterima
(Schwert & Smith, 1992) membagi sebagai akibat dari kenaikan (penurunan)
volatilitas dalam pasar keuangan menjadi harga sekuritas.
lima jenis, antara lain: Dengan demikian, total return yang
a. Future volatility. Volatilitas ini bisa diperoleh oleh investor dari suatu investasi
memperlihatkan bagaimana harga dapat dihitung dengan menjumlahkan yield
menyebar di masa depan pada suatu dan capital gain (loss) yang diperoleh dari
underlying contract. investasi tersebut. Berbeda halnya dengan
b. Historical volatility. Volatilitas di masa return pada aset tunggal, return pasar
depan yang dibuat menggunakan data merupakan return yang diperoleh oleh semua
historis berdasarkan teori model pricing. investor yang berinvestasi pada suatu pasar
c. Forecast volatility. Volatilitas ini bisa keuangan atau return dari portofolio pasar.
memprediksi arah pergerakan harga suatu Return pasar bisa dihitung
kontrak di masa depan pada periode menggunakan rumus (Hartono, 2017) sebagai
tertentu. berikut:
d. Implied Volatility. Nilai teoritis yang sama IHSGt  IHSGt 1
dengan harga pasar bisa dihasilkan oleh Rm,t 
IHSGt 1
volatilitas ini setelah dimasukkan ke
Di mana:
dalam model teoritis pricing.
IHSGt = IHSG pada periode t
e. Seasonal volatility. Volatilitas ini terjadi
IHSGt-1 = IHSG pada periode t-1
secara musiman.
Volatilitas IHSG bisa dihitung
menggunakan metode historical volatility
Kerangka Pemikiran
dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 5 di bawah memperlihatkan
Vol IHSG   IHSGt kerangka pemikiran dari penelitian ini.
Di mana:

Page 97
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Sumber: Penulis, 2019


Gambar 5. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian Sumber Data


Hipotesis yang akan diuji pada Data dari penelitian ini berwujud data
penelitian ini, antara lain: sekunder. Peneliti menggunakan metode
H1: Perilaku herding berpengaruh signifikan dokumentasi untuk mengumpulkan data yang
secara parsial terhadap return pasar. berasal dari berbagai sumber, seperti Bursa
H2: Volatilitas IHSG berpengaruh signifikan Efek Indonesia, Yahoo! Finance, Bloomberg
secara parsial terhadap return pasar. dan Reuters.

METODE PENELITIAN Operasionalisasi Variabel


Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan satu
Penelitian ini menerapkan metode variabel dependen (Y), yaitu return pasar
penelitian kuantitatif. Adapun yang serta dua variabel independen, yaitu perilaku
melatarbelakangi peneliti memilih metode herding (X1) dan volatilitas IHSG (X2).
penelitian kuantitatif karena sudah sesuai Return pasar bisa dihitung menggunakan
dengan tujuan penelitian yang ingin rumus (Hartono, 2017) sebagai berikut:
mengetahui pengaruh perilaku herding dan IHSGt  IHSGt 1
volatilitas IHSG terhadap return pasar di Rm,t 
IHSGt 1
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
Di mana:
tergolong jenis penelitian kausal karena ingin
IHSGt = IHSG pada periode t
mencari bagaimana dampak dari perilaku
IHSGt-1 = IHSG pada periode t-1
herding yang dilakukan oleh para investor
Perilaku herding bisa dihitung
dan volatilitas IHSG terhadap return pasar.
menggunakan rumus yang dimodifikasi oleh
(Gutierrez & Kelley, 2009) dari persamaan
Teknik Pengambilan Sampel (Lakonishok et al., 1992) sebagai berikut:
Sampel pada penelitian ini ditentukan
B i 
dengan menggunakan salah satu metode dari HERDt 
nonprobability sampling, yaitu sampling B i   S i 
jenuh. Sampling jenuh atau sensus adalah Di mana:
teknik menentukan sampel di mana semua HERDt = Intensitas herding
anggota populasi dijadikan sebagai sampel B(i) = Jumlah net buy saham
(Sugiyono, 2010). Periode penelitian ini S(i) = Jumlah net sell saham
diambil dari tahun 2014 sampai dengan tahun
2018 dengan jumlah sampel sebanyak 60. Volatilitas IHSG bisa dihitung
menggunakan metode historical volatility
dengan rumus sebagai berikut:

Page 98
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

Vol IHSG   IHSGt Operasionalisasi variabel yang


Di mana: digunakan pada penelitian ini secara ringkas
Vol IHSG = Volatilitas IHSG dapat dilihat pada Tabel 1.
σ IHSGt = Deviasi standar IHSG

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel


Variabel Indikator Skala
IHSGt  IHSGt 1
Return Pasar (Y) Rm,t  Rasio
IHSGt 1
B i 
Perilaku Herding (X1) HERDt  Rasio
B i   S i 
Volatilitas IHSG (X2) Vol IHSG   IHSGt Rasio
Sumber: (Hartono, 2017); (Gutierrez & Kelley, 2009)

Teknik Analisis Data sudah normal atau tidak. Hasil pengujian


Teknik analisis data yang digunakan normalitas residual dengan Kolmogorov-
pada penelitian ini adalah analisis regresi Smirnov test menunjukkan bahwa nilai
linier berganda yang dirumuskan dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,178 lebih besar dari
persamaan sebagai berikut: 0,05 sehingga residual dinyatakan sudah
Y = α + β1X1 + β2X2 + ε berbentuk distribusi normal.
Di mana:
Y = Return pasar Uji Multikolinieritas
X1 = Perilaku herding Menurut (Ghozali, 2016) pengujian
X2 = Volatilitas IHSG multikolinieritas dimaksudkan agar korelasi
α = Konstanta yang tinggi antar variabel independen di
β 1 dan β 2 = Koefisien regresi dalam model persamaan regresi bisa
ε = Error dideteksi. Hasil pengujian multikolinieritas
menunjukkan bahwa semua variabel
Pengujian hipotesis pada penelitian ini independen mempunyai nilai Tolerance 0,559
dilakukan secara parsial dan secara simultan. lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF 1,790
Pengujian hipotesis secara parsial kurang dari 10 sehingga gejala
menggunakan uji t dimaksudkan agar multikolinieritas tidak terdeteksi pada model
signifikansi pengaruh secara statistika dari persamaan regresi.
masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen bisa diketahui (Sanusi, Uji Otokorelasi
2013), sedangkan pengujian hipotesis secara (Ghozali, 2016) menyebutkan bahwa
simultan menggunakan uji F dimaksudkan pengujian otokorelasi bertujuan untuk
agar signifikansi pengaruh dari semua mengetahui apakah residual antar observasi
variabel independen secara serempak berkorelasi satu sama lain dari satu periode
terhadap variabel dependen bisa terbukti ke periode lainnya. Hasil pengujian
menurut statistika (Sanusi, 2013). otokorelasi dengan Durbin-Watson test
menunjukkan bahwa nilai D-W 2,119 lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN besar dari dU 1,484 dan lebih kecil dari 4-dU
Hasil Penelitian 2,516 sehingga model persamaan regresi
Uji Normalitas dinyatakan sudah bebas dari gejala
Menurut (Ghozali, 2016) pengujian otokorelasi.
normalitas bertujuan untuk mengetahui
bentuk distribusi data dari residual apakah

Page 99
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Uji Heteroskedastisitas Uji Linieritas


Pengujian heteroskedastisitas Pengujian linieritas berguna untuk
dimaksudkan agar ketidaksamaan varian dari mengetahui bentuk hubungan yang terjadi
residual antar observasi dalam suatu model antara setiap variabel independen terhadap
regresi bisa dideteksi (Ghozali, 2016). Hasil variabel dependen (Ghozali, 2016). Hasil
pengujian heteroskedastisitas dengan Glejser pengujian linieritas dengan Test for Linearity
test menunjukkan bahwa nilai Sig. variabel menunjukkan bahwa nilai Sig. Liniearity
X1 0,835 dan nilai Sig. variabel X2 0,174 variabel X1 0,000 dan nilai Sig. Linearity
lebih besar dari 0,05 sehingga model variabel X2 0,000 kurang dari 0,05 sehingga
persamaan regresi dinyatakan sudah bentuk hubungan yang terjadi antara setiap
homogen atau tidak ada gejala variabel independen terhadap variabel
heteroskedastisitas. dependen adalah linier.

Analisis Regresi Linier Berganda


Besaran nilai koefisien regresi linier
berganda bisa dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.360 .998 3.365 .001
Perilaku Herding .364 .095 .442 3.818 .000
Volatilitas IHSG .334 .099 .389 3.359 .001
a. Dependent Variable: Return Pasar
Sumber: Data yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 2 bisa dirumuskan Volatilitas IHSG sebesar 1%, maka Return
persamaan regresi linier berganda sebagai Pasar juga akan meningkat sebesar 0,334%.
berikut:
Y = 3,360 + 0,364X1 + 0,334X2 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Di mana: Pengujian hipotesis parsial (uji t)
Y = Return Pasar bertujuan untuk mengetahui apakah setiap
X1 = Perilaku Herding variabel independen secara statistika
X2 = Volatilitas IHSG dinyatakan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen
Dari persamaan regresi di atas dapat (Sanusi, 2013). Hasil pengujian hipotesis
dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar secara parsial pada Tabel 2 menunjukkan
3,360 dapat berarti bahwa apabila Perilaku bahwa variabel X1 (Perilaku Herding)
Herding (X1) dan Volatilitas IHSG (X2) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ada, maka Return Pasar akan menjadi bernilai variabel Y (Return Pasar) yang bisa dilihat
3,360. Nilai koefisien regresi dari variabel nilai thitung 3,818 lebih besar daripada nilai
Perilaku Herding (X1) sebesar 0,364 dapat ttabel 2,002 dan nilai Sig. 0,000 lebih kecil
berarti bahwa ketika terjadi peningkatan pada daripada 0,05. Hal ini berarti bahwa semakin
Perilaku Herding sebesar 1%, maka Return banyak investor yang berperilaku herding
Pasar juga akan meningkat sebesar 0,364%. dengan membeli saham, maka return pasar
Nilai koefisien regresi dari variabel akan semakin meningkat pula. Peningkatan
Volatilitas IHSG (X2) sebesar 0,334 dapat return pasar ini dipicu oleh terjadinya
berarti bahwa ketika terjadi peningkatan pada peningkatan pada IHSG yang disebabkan

Page 100
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

oleh tingginya volume bid saham. Menurut mampu membentuk harga secara cepat
(Tandelilin, 2017) peningkatan pada volume sehingga berdampak pada terjadinya
bid dari semua saham yang diperdagangkan kenaikan di return pasar. Volatilitas IHSG
di pasar modal akan mengakibatkan yang tinggi juga mengindikasikan tingginya
terjadinya kenaikan IHSG. IHSG yang naik risiko berinvestasi di pasar modal. Menurut
tersebut akan berdampak pada kenaikan (Hartono, 2017) semakin besar risiko
return yang nantinya diperoleh oleh semua berinvestasi pada suatu aset, maka akan
pelaku pasar atau dikenal sebagai return semakin besar pula return yang akan
pasar. diperoleh.
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
pada Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
X2 (Volatilitas IHSG) berpengaruh positif Pengujian hipotesis simultan (uji F)
dan signifikan terhadap variabel Y (Return bertujuan untuk mengetahui apakah semua
Pasar) yang bisa dilihat nilai thitung 3,359 lebih variabel independen secara serempak
besar daripada nilai ttabel 2,002 dan nilai Sig. dinyatakan mempunyai pengaruh yang
0,001 lebih kecil daripada 0,05. Hal ini signifikan menurut statistika terhadap
berarti bahwa semakin tinggi volatilitas variabel dependen (Sanusi, 2013). Hasil
IHSG, maka semakin besar pula return pasar. pengujian hipotesis secara simultan bisa
Menurut (Tandelilin, 2017) volatilitas IHSG dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :
yang tinggi berarti bahwa pasar modal

Tabel 3. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 205.053 2 102.526 38.380 .000b
Residual 152.266 57 2.671
Total 357.319 59
a. Dependent Variable: Return Pasar
b. Predictors: (Constant), Volatilitas IHSG, Perilaku Herding
Sumber: Data yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa Koefisien Determinasi


nilai Fhitung 38,380 lebih besar daripada nilai Koefisien determinasi digunakan
Ftabel 3,159 dan nilai Sig. 0,000 lebih kecil untuk menjelaskan besarnya proporsi variasi
daripada 0,05 sehingga model persamaan yang terjadi dalam variabel dependen apabila
regresi dinyatakan sudah fit atau semua terjadi perubahan pada variabel independen
variabel independen berpengaruh signifikan secara serempak (Sanusi, 2013). Hasil
secara serempak terhadap variabel dependen. perhitungan koefisien determinasi bisa dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 4. Model Summary


Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .758 .574 .559 1.6344193
a. Predictors: (Constant), Volatilitas IHSG, Perilaku Herding
Sumber: Data yang diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa mampu menjelaskan besarnya variasi


besarnya nilai koefisien determinasi adalah perubahan pada variabel dependen Return
57,4% (0,574 × 100%) sehingga variabel Pasar (Y) sebesar 57,4% sedangkan sisanya
independen yang dalam hal ini Perilaku 42,6% (100%-57,4%) tidak mampu
Herding (X1) dan Volatilitas IHSG (X2) dijelaskan oleh model persamaan regresi pada

Page 101
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

penelitian ini karena dipengaruhi oleh asimetri informasi yang terjadi di antara para
berbagai faktor lainnya yang tidak ikut investor.
dimasukkan ke dalam persamaan regresi.
Pengaruh Volatilitas IHSG terhadap
Pembahasan Return Pasar
Pengaruh Perilaku Herding terhadap Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Return Pasar pada volatilitas IHSG menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis volatilitas IHSG berpengaruh positif dan
pada perilaku herding menunjukkan bahwa signifikan terhadap return pasar. Dengan
perilaku herding berpengaruh positif dan demikian, volatilitas IHSG yang semakin
signifikan terhadap return pasar. Hal ini tinggi berakibat pula kepada semakin
berarti bahwa semakin banyak investor yang besarnya ketidakpastian return pasar.
berperilaku herding dengan membeli saham Volatilitas IHSG yang tinggi tersebut akan
tertentu dalam waktu yang bersamaan, maka memberikan peluang bagi para investor untuk
akan semakin tinggi pula volume bertransaksi demi memperoleh return dari
perdagangan saham di BEI sehingga IHSG perbedaan (margin) harga jual dan harga beli
akan menjadi naik dan return pasar juga ikut sekuritas di BEI. Menurut (Tandelilin, 2017)
meningkat. Menurut (Mulyawan, 2015) risiko volatilitas atau fluktuasi IHSG yang tinggi
yang harus dihadapi oleh para investor ketika mengindikasikan bahwa pasar modal mampu
berinvestasi di pasar modal pada prinsipnya membentuk harga secara cepat sehingga
berkaitan dengan kemungkinan harga berdampak kepada fluktuasi return yang akan
mengalami fluktuasi (price volatility). diperoleh oleh semua investor di dalam pasar
Fluktuasi harga saham sangat dipengaruhi modal atau dikenal sebagai return pasar.
oleh besarnya kekuatan permintaan dan Akan tetapi, volatilitas IHSG yang tinggi
penawaran terhadap saham berdasarkan hasil tersebut akan memberikan risiko yang besar
keputusan investasi yang dibuat oleh para pula karena semua harga saham bergerak
investor (Hartono, 2017). Menurut (Graham, naik dan turun dengan cepat. Return dan
2013) dalam mengambil keputusan investasi, risiko berinvestasi di pasar modal tergolong
para investor memiliki kecenderungan untuk tinggi karena harga sekuritas bisa dengan
bersikap tidak rasional yang diindikasikan mudah berubah yang dipengaruhi oleh faktor
dari perilaku herding investor di mana internal dan eksternal perusahaan (Samsul,
mereka mengikuti keputusan investasi dari 2015). Menurut (Hartono, 2017) semakin
kebanyakan investor untuk membeli atau besar return investasi pada suatu aset, maka
menjual saham secara serempak pada waktu semakin besar pula investor harus
yang sama. Perilaku herding para investor menanggung risikonya. Hasil penelitian ini
tersebut kemudian akan berdampak terhadap mendukung temuan penelitian yang
naik turunnya return pasar yang diukur dari dilakukan oleh (Ghufran et al., 2016) dan
pergerakan IHSG sebagai akibat terjadinya (Baker et al., 2011) yang menyatakan bahwa
fluktuasi di volume saham yang menjadi volatilitas memiliki pengaruh yang positif
indikator permintaan dan penawaran dan signifikan terhadap return.
(Tandelilin, 2017). (Gunawan et al., 2011)
dan (Komalasari, 2016) menemukan bahwa SIMPULAN DAN SARAN
ketika harga berubah pada level rendah atau Simpulan
pasar modal dalam kondisi crash, maka Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
investor akan cenderung berperilaku herding. ditemukan bahwa perilaku herding
Namun, investor akan bertindak independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pada saat harga melonjak tinggi atau pasar return pasar. Hal ini berarti semakin banyak
modal dalam kondisi bullish. Perilaku investor yang berperilaku herding akan
herding tersebut bisa dipicu oleh kondisi mengakibatkan return pasar menjadi
meningkat. Temuan lainnya dari hasil

Page 102
Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen, Vol 3, (2), 2019, 91-104
e-2579-9401, p-2579-9312

penelitian ini adalah volatilitas IHSG return pasar, seperti tingkat inflasi, suku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap bunga dan lain-lain.
return pasar. Hal ini berarti meningkatnya
volatilitas IHSG akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan pada return pasar. DAFTAR PUSTAKA
Baker, M., Bradley, B., & Wurgler, J. (2011).
Saran Benchmarks as Limits to Arbitrage:
Beberapa saran yang penulis bisa Understanding the Low-Volatility
sampaikan berdasarkan hasil penelitian Anomaly. Financial Analysts Journal,
kepada pihak-pihak terkait, antara lain: 67(1), 40–54.
1. BEI disarankan untuk terus mengawasi Bikhchandani, S., & Sharma, S. (2001). Herd
dan mengendalikan perilaku herding Behavior in Financial Markets. IMF
investor yang tidak sehat karena akan Staff Papers, 47(3), 279–310.
berdampak terhadap fluktuasi IHSG. Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014).
Pengawasan dan pengendalian tersebut Manajemen Portofolio dan Investasi:
bisa dilakukan dengan membatasi Investments (9th ed.). Jakarta: Salemba
pergerakan harga saham dalam satu hari Empat.
perdagangan sehingga peningkatan dan Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
penurunan harga saham tidak terlalu Multivariate dengan Program IBM
ekstrim. SPSS 23. Semarang: BP Universitas
2. Perusahaan sekuritas disarankan untuk Diponegoro.
terus memberikan informasi tentang Ghufran, B., Awan, H. M., Khakwani, A. K.,
saham-saham yang layak untuk dibeli & Qureshi, M. A. (2016). What Causes
melalui website atau media sosial agar Stock Market Volatility in Pakistan?
para investor mengambil keputusan Evidence from the Field. Economics
investasi yang serupa/sama sehingga Research International, 2016, 1–9.
meningkatkan peluang terjadinya Graham, B. (2013). The Intelligent Investor
perilaku herding yang diharapkan. (Revisi). Jakarta: Serambi Ilmu.
3. Pemerintah disarankan untuk terus Gunawan, Wijayanto, H., Achsani, N. A., &
mengeluarkan berbagai kebijakan dan Rahman, L. O. A. (2011). Pendeteksian
peraturan yang bisa menstimulus Perilaku Herding pada Pasar Saham
terjadinya fluktuasi IHSG sehingga Indonesia dan Asia Pasifik (Detection of
meningkatkan volatilitas, seperti Herding Behavior on Indonesia and Asia
peraturan tentang Penanaman Modal Pacific Stock Market). Forum Statistika
Asing (PMA) dan lain-lain. Dan Komputasi, 16(2), 16–23.
Gutierrez, R. C., & Kelley, E. K. (2009).
Beberapa keterbatasan yang dimiliki Institutional Herding and Future Stock
oleh penelitian ini, antara lain: Returns. SSRN Electronic Journal.
1. Periode penelitian yang ditentukan pada Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan
penelitian ini relatif pendek, yaitu selama Analisis Investasi (11th ed.).
lima tahun dari 2014 hingga 2018. Yogyakarta: BPFE.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada Komalasari, P. T. (2016). Information
pengaruh perilaku herding dan volatilitas Asymmetry and Herding Behavior.
IHSG terhadap return pasar sehingga Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
beberapa variabel lain yang bisa Indonesia, 13(1), 70–85.
berdampak pada return pasar tidak Lakonishok, J., Shleifer, A., & Vishny, R. W.
diikutsertakan dalam analisis, seperti (1992). The Impact of Institutional
tingkat inflasi, suku bunga, dan lain-lain Trading on Stock Prices. Journal of
sehingga dianjurkan bagi para peneliti Financial Economics, 32(1), 23–43.
berikutnya agar menambahkan beberapa Mulyawan, S. (2015). Manajemen Risiko.
variabel lain yang bisa mempengaruhi Bandung: Pustaka Setia.
Page 103
Trisnadi Wijaya & Faradila Meirisa
Pengaruh Perilaku Herding dan Volatilitas IHSG terhadap Return Pasar di Bursa Efek Indonesia

Natapura, C. (2009). Analisis Perilaku Bandung: Alfabeta.


Investor Institusional dengan Syamni, G. (2009). Hubungan Perilaku
Pendekatan Analytical Hierarchy Perdagangan Investor dengan Volume
Process (AHP). Bisnis & Birokrasi, Perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu Administrasi Dan Jurnal Manajemen Teori Dan Terapan,
Organisasi, 16(3), 180–187. 2(1).
Samsul, M. (2015). Pasar Modal & Tandelilin, E. (2017). Portofolio dan
Manajemen Portofolio (2nd ed.). Investasi: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Erlangga. Yogyakarta: Kanisius.
Sanusi, A. (2013). Metodologi Penelitian Untari, M. D. A. (2017). Pengaruh Perilaku
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Follower pada Volatilitas Saham. Jurnal
Schwert, G. W., & Smith, C. W. (1992). Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 12(1), 44–
Empirical Research in Capital Markets 53.
(Mcgraw-Hill Series in Advanced Topics finance.yahoo.com (n.d.).
in Finance and Accounting). New York: www.bloomberg.com (n.d.).
McGraw-Hill. www.idx.co.id (n.d.).
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian www.ksei.co.id (n.d.).
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. www.reuters.com (n.d.).

Page 104

Anda mungkin juga menyukai