Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP, BIAYA

OPERASIONAL, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN


TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK (STUDI EMPIRIS
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2016-2018)

Lidya Christianti, Trisnadi Wijaya


Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang
Email : lidyachristianti12@mhs.mdp.ac.id; trisnadi@stie-mdp.ac.id

Abstrak

Penerimaan pajak di Indonesia mendatangkan hasil yang cukup besar bagi pelaksanaan
pembangunan. Di sisi lain, bagi perusahaan pajak merupakan beban sehingga perusahaan
cenderung agresif terhadap pajak dengan melakukan penghematan pajak melalui perencanaan
pajak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intensitas aset tetap, biaya operasional,
dan intensitas aset tetap terhadap agresivitas pajak. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2016-2018. Teknik penentuan sampel yang digunakan
adalah metode Purposive Sampling dan jumlah 65 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak, biaya
operasional tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak, dan intensitas aset tetap tidak
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Kata Kunci : agresivitas pajak, intensitas aset tetap, biaya operasional, intensitas persediaan.

Abstract

Tax revenues in Indonesia bring considerable results for the implementation of


development. On the other hand, tax companies are a burden so companies tend to be aggressive
towards taxes by making tax savings through tax planning. This study aims to analyze the effect of
the intensity of fixed assets, operational costs, and the intensity of fixed assets on tax aggressiveness.
This research was conducted at manufacturing companies listed on the Stock Exchange for the
period of 2016-2018. The sampling technique used is the Purposive Sampling method and the
number of 65 companies. Based on the results of the study, it is known that the intensity of fixed
assets has a negative effect on tax aggressiveness, operational costs have no effect on tax
aggressiveness, and the intensity of fixed assets has no effect on tax aggressiveness.

Kewords : tax aggressiveness, asset intensity, fixed operational, inventory intensity

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
2

Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk


yang sangat besar dan merupakan negara kepulauan dengan letak geografis yang
cukup strategis, sehingga banyak perusahaan dari dalam maupun luar negeri yang
berdiri di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan Indonesia untuk menambah
penerimaan dalam sektor pajak, (Gemilang,2017). Pada tahun 2016 Direktorat
Jenderal Pajak Kementrian Keuangan (DJP Kemenkeu) menyatakan sebesar 2.000
perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia tidak membayar Pajak
Penghasilan (PPh). Praktik penghindaran pajak ini dilakukan dengan modus transfer
pricing atau mengalihkan keuntungan atau laba kena pajak dari Indonesia ke negara
lain. Sebesar 2.000 perusahaan yang terlibat dalam penghindaran pajak di karenakan
perusahaan sering mengalami kerugian. Ada tiga faktor utama yaitu. yang pertama,
perusahaan tersebut termasuk perusahaan afiliasi yang pusat perusahaannya berada
diluar negeri sehingga sangat sering terjadi proses transfer pricing. Kedua, ribuan
perusahaan multinasional itu banyak mengalami kerugian sehingga banyak
perusahaan yang mendapatkan fasilitas insentif pajak, seperti tax holiday dan tax
allowance saat melakukan pengunjungan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM). Pada waktu pengunjungan, perusahaan ini sering menaikkan harga
pembelian barang modalnya sehingga pada insentif pajak habis, sudah terakumulasi
pembelian barang modal yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tingginya biaya
penyusutan. Ketiga, perusahaan ini sering berganti nama. Dengan Tujuan untuk bisa
mengurangi biaya pajak dan kemudian perusahaan tidak mengalami kerugian lagi.
DJP Kemenkeu telah berkoordinasi dengan BKPM dan pihak-pihak yang terlibat
untuk melakukan pencegahan terhadap praktik transfer pricing maupun
penghindaran pajak. (Sumber:liputan6.com).
Fenomena yang terjadi di Toyota Motor Manufacturing di Indonesia telah
lama diketahui pihak Direktorat Jenderal Pajak. Toyota Motor Manufacturing
menjauhi penyetoran pajaknya dengan transfer pricing. Transfer pricing yaitu
kebijakan dari perusahaan yang sangat sederhana, perusahaan memindahkan beban
keuntungannya dari berbagai negara, sehingga dapat menetapkan tarif pajak yang
lebih ekonomis (tax haven). Pengalihan beban pajak PT Toyota Motor
Manufacturing dilakukan dengan memanipulasi biaya penjualan diluar tanggung
jawab perusahaan tersebut kepada pihak perusahaan afiliasi yang berada di
Singapura. (Kompasiana, 2017).
Penelitian Adismartha dan Noviari, (2015) mengungkapkan bahwa Leverage
tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak, Intensitas persediaan
berpengaruh positif pada tingkat agresivitas wajib pajak, intensitas aset tetap tidak
berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak. Sedangkan penelitian Handayani
dan Hariyanti, (2016) mengungkapkan bahwa komisaris indenpenden tidak
berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, komite audit berpengaruh
positf signifikan terhadap agresivitas pajak, kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, kepemilikan institusional berpengaruh
negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, intensitas persediaan tidak berpengaruh
negatif signifikan terhadap agresivitas pajak intensitas aset tetap tidak berpengaruh
negatif signifikan terhadap agresivitas pajak dan resiko perusahaan tidak
berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak.
Berdasarkan fenomena dan ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya
maka peneliti termotivasi dan tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul
“Pengaruh Intensitas Aset Tetap, Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan
terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2016-2018”.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian diatas
adalah sebagai berikut :
1. Apakah intensitas aset tetap berpengaruh terhadap agresivitas pajak?
2. Apakah biaya operasional berpengaruh terhadap agresivitas pajak ?
3. Apakah intensitas persediaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penulis
merumuskan tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh intensitas aset tetap terhadap agresivitas pajak.
2. Untuk mengetahui pengaruh biaya operasional terhadap agresivitas pajak.
3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan


Wahyuningtyas (2010) dalam teori keagenan (agency theory)
menggambarkan suatu hubungan kontraktual yang melibatkan beberapa orang yang
bertindak sebagai principal yang berperan sebagai pemilik perusahaan dan beberapa
orang yang bertindak sebagai agent yang bertugas untuk menjalankan aktivitas
perusahaan. Jansen dan Meckling (1976) mengartikan bahwa teori keagenan
merupakan suatu hubungan kontrak yang terjadi antara principal yang menggunakan
agent untuk melaksanakan jasa sesuai kepentingan nya.

2.2 Intensitas Aset Tetap


Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakukan pajak, seperti
tanah dan bangunan. Aset tetap adalah subjek dari depresiasi atau yang lebih dikenal
dengan kata penyusutan. Semua aset tetap mengalami penyusutan dan biaya
penyusutan dapat mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan. Istilah
penyusutan ini telah didefinisikan untuk keperluan akuntansi sebagai penurunan nilai
penggunaan aktiva tetap yang disebutkan karena pemakaian dari waktu (Budi,
2009,h.2).

2.3 Biaya Operasional


Biaya operasional merupakan suatu faktor yang penting dalam kelangsungan
hidup bagi perusahaan dan maupun investor yang digunakan untuk modal dari
perusahaan. Biaya operasional adalah biaya-biaya yang digunakan untuk
memperoleh barang, menghasilkan barang, melakukan pemasaran dan melakukan
penjualan serta biaya – biaya untuk operasional perusahaan lain.

2.4 Intensitas Persediaan


Menurut Sulisyanto, (2008, h.187) persediaan merupakan barang-barang
fisik yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam operasi normal
perusahaan (persediaan barang dagangan) untuk diproses lebih lanjut sebelum dijual
dalam operasi normal perusahaan (persediaan bahan baku).

2.5 Pajak
4

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan
digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang
membayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung, Karena
pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.

2.6 Agresivitas Pajak


Hlaing (2012) mendefinisikan agresivitas pajak adalah sebuah kegiatan
perencanaan pajak semua perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat
pajak yang efektif. Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban
biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

2.7 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
kerangka pemikiran dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Intensitas Aset Tetap (X1)

Biaya Operasional (X2) Agresivitas Pajak (Y)

Intensitas Persediaan (X3) e

Sumber : Penulis, 2019


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.8 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis dari
penelitian ini adalah:
H1: Terdapat pengaruh intensitas aset tetap terhadap agresivitas pajak
H2: Terdapat pengaruh biaya operasional terhadap agresivitas pajak
H3 : Terdapat pengaruh intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak

3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016, h.13) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
5

3.2 Teknik Pengambilan Sampel


Menurut Sugiyono (2016, h.80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018.
Menurut Sugiyono (2016, h.81) menyebutkan sampel adalah bagian jumlah
dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
purposive sampling. Menurut Santosa dan Wendari (2007, h.98) purposive sampling
method adalah teknik pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau
pertimbangan pribadi semata.

3.3 Jenis Data


Jenis data penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut Sugiyono
(2016) data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung, misalnya melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi pustaka dan metode dokumentasi. Metode studi pustaka adalah metode
pengumpulan data dengan melakukan telaah pustaka, mengkaji berbagai sumber
seperti buku, jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
Sedangkan metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat,
menggunakan dan mempelajari data-data sekunder yang diperoleh dari website BEI
dan dokumen ICMD yaitu laporan tahunan dan laporan keuangan yang terpilih
sebagai sampel penelitian.

3.5 Teknik Analisa Data


3.5.1 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan intensitas aset tetap,
biaya operasional, dan intensitas persediaan untuk setiap variabel independen
dalam metode penelitian (Suranggane, 2007).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik


3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas


Untuk menguji asumsi heteroskedastisitas, maka digunakan alat uji
Glejser.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi


Menurut Ghozali (2013, h.166) uji autokolerasi bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
6

penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1


(sebelumnya).

3.5.2.5 Uji Linieritas


Menurut Prayitno (2010, h.73) Uji linieritas bertujuan untuk
mengetahui hubungan yang linier atau tidak secara signifikan variabel
penelitian.

3.6 Uji Analisis Regresi Linier Berganda


Uji analisis regresi linier berganda dilakukan dengan program SPSS untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun
persamaan regresi linier berganda adalah :
Y = a + 𝒃𝟏 x1 + 𝒃𝟐 x2 +𝒃𝟑 x3 + e
Keterangan :
Y : Agresivitas Pajak
X1 : Intensitas Aset Tetap
X2 : Biaya Operasional
X3 : Intensitas Persediaan
a : Konstanta
b1,b2,b3 : Koefisien Regresi
e : Error

3.7 Uji Hipotesis


Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dan uji F. Uji t
digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan
maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel
independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah
0,05.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah BEI
Pasar modal sudah ada sebelum Indonesia sudah merdeka pada waktu
zaman kolonial yakni sejak tahun 1912 tepatnya di kota Batavia. Pada waktu
itu, pasar modal didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda gunanya untuk
kepentingan aktivitas pemerintah kolonial selama masa pemerintahan atau yang
lebih dikenal dengan sebutan nama VOC (Vereenidge Oostindische
Compagnie).
Walaupun pasar modal telah ada sejak 1912, pertumbuhan dan perkembangannya
tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan, bahkan hampir mengalami
kebangkrutan. Hal itu disebabkan oleh beberapa peristiwa penting yang
mempengaruhinya seperti terjadinya perang dunia ke I dan perang dunia ke II,
perpindahan kekuasaan dan berbagai kondisi penting lainnya yang menyebabkan
operasi BEI pada akhirnya tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.
7

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
Intensitas 160 5,9199 73,0695 39,9217 16,7843
aset tetap
Biaya 160 9,2432 29,8991 21,0763 5,6754
operasional
Intensitas 160 113,51 884,2723 430,3435 192,1444
Persediaan 48
Agresivitas 160 0,0057 0,6161 0,2407 0,1342
Pajak
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata


variabel Intensitas Aset Tetap (X1) adalah sebesar 39,9217 dengan nilai standar
deviasi sebesar 16,7843. Nilai rata-rata dari variabel Biaya Operasional (X2)
adalah sebesar 21,0763 dengan nilai standar deviasi sebesar 5,6754. Nilai rata-
rata dari variabel Intensitas Persediaan adalah sebesar 430,3435 dengan nilai
deviasi standar sebesar 192,1444. Nilai rata-rata dari variabel Agresivitas Pajak
(Y) adalah sebesar 0,2407 dengan nilai deviasi standar sebesar 0,1324.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik


4.2.2.1 Uji Normalitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandard
ized
Residual
N 160
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. .13066269
Deviation
Most Extreme Absolute .053
Differences Positive .053
Negative -.040
Test Statistic .053
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel diatas dinyatakan
bahwa residual berdistribusi normal dikarenakan nilai Asym. Sig lebih besar
dari 0,05 yaitu 0,200.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas


Tabel 4.3
8

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model t Sig.
Std. Toleranc
B Beta VIF
Error e
1 (Constant) .285 .060 4.753 .000
Intensitas aset -.002 .001 -.203 -2.482 .014 .907 1.103
tetap
Biaya .001 .002 .056 .682 .496 .912 1.096
operasional
Intensitas -0.000016 .000 -.024 -.293 .770 .936 1.069
persediaan
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai Tolerance


pada variabel Intensitas Aset Tetap (X1) sebesar 0,907, dan Nilai VIF pada
variabel Intensitas Aset Tetap (X1) sebesar 1,103 sehingga tidak terjadi
multikolinieritas, nilai Tolerance pada variabel Biaya Operasionnal (X2)
sebesar 0,912, dan nilai VIF pada variabel Biaya Operasional (X2) sebesar
1,096 sehingga tidak terjadi multikolinieritas, dan nilai Tolerance pada
variabel Intensitas Persediaan (X3) sebesar 0,936, dan nilai VIF pada variabel
Intensitas Persediaan (X3) sebesar 1,069. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas dikarenakan nilai tolerance yang di peroleh
masing-masing variabel lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari nilai 10.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.4
Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized
d
Model Coefficients t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .117 .036 3.267 .001
Intensitas aset .000 .000 -.028 -.339 .735
tetap
Biaya operasional 0.000074 .001 .005 .065 .949
Intensitas -0.000020 .000 -.050 -.600 .550
persediaan
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan bahwa Intensitas Aset Tetap,
Biaya Operasional dan Intensitas Persediaan memiliki nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel
independen tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi


9

Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
Model Summaryb
Model R R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square Square the Estimate Watson
a
1 .231 .053 .035 .131913074 1.495
Sumber : Data Sekunder yang diolah , 2019

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa angka D-W


sebesar 1,495. angka D-W terletak di antara – 2 sampai + 2, jadi dapat
disimpulkan tidak terjadi autokorelasi (Santoso,2015, h.194).

4.2.2.5 Uji Linieritas


Tabel 4.6
Hasil Uji linieritas (LM-Test)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .025a .001 -.019 .13187282
a. Predictors: (Constant), x3sqr, x1sqr, x2sqr
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diperoleh nilai 𝑅 2 = 0,001, n = 160, dan


nilai X 2 hitung adalah n x 𝑅 2= 160 x 0,001 = 0,16. sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel yang diuji pada penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang linier dikarenakan nilai X 2 hitung 0,16 < X 2 tabel yaitu
187,239.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .285 .060 4.753 .000
Intensitas aset -.002 .001 -.203 -2.482 .014
tetap
Biaya .001 .002 .056 .682 .496
operasional
Intensitas -0.000016 .000 -.024 -.293 .770
persediaan
Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas maka persamaan regresi untuk variabel
Agresivitas pajak (Y) dalam penelitian ini adalah Y = 0,285 - 0,002(X1) +
0,001(X2) – 0,000016 (X3)

Keterangan :
Y : Agresivitas Pajak
X1 : Intensitas Aset Tetap
10

X2 : Biaya Operasional
X3 : Intensitas Persediaan

Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai konstanta sebesar 0,285


berarti apabila Intensitas Aset Tetap (X1), Biaya Operasional (X2), dan
Intensitas Persediaan memiliki nilai 0, maka Agresivitas Pajak (Y)
diprediksikan sebesar 0,285.
Nilai koefisien regresi (X1) sebesar -0,002, menunjukkan bahwa jika
Intensitas Aset Tetap (X1) terjadi penurunan, maka hasil ini dapat
meningkatkan Agresivitas Pajak (Y) sebesar -0,002.
Nilai koefisien regresi (X2) sebesar 0,001, menunjukkan bahwa jika
Biaya Operasional (X2) mengalami peningkatan, maka hasil ini dapat
meningkatkan Agresivitas Pajak (Y) sebesar 0,001.
Nilai koefisien regresi (X3) sebesar -0,000016, menunjukan bahwa jika
Intensitas Persediaan (X3) terjadi penurunan, maka hasil ini dapat
meningkatkan Agresivitas Pajak (Y) sebesar -0,000016.

4.2.4 Uji Hipotesis


4.2.4.1 Uji t (Secara Parsial)
Tabel 4.8
Hasil Uji t (Parsial)
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) .285 .060 4.753 .000
Intensitas -.002 .001 -.203 -2.482 .014
aset tetap
Biaya .001 .002 .056 .682 .496
operasional
Intensitas -0.000016 .000 -.024 -.293 .770
persediaan
Sumber : Data Sekunder yang diolah , 2019

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hipotesis alternatif


pada variabel Intensitas Aset Tetap terhadap agresivitas pajak, Ha diterima,
dikarenakan nilai signifikansinya adalah 0,014 < 0,050 dan nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel yaitu -2,482 < -1,65462. Untuk variabel biaya
operasional terhadap agresivitas pajak Ha ditolak, dikarenakan nilai
signifikansinya adalah 0,496 > 0,050 dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel
yaitu 0,682 < 1,65462. Dan untuk variabel intensitas persediaan terhadap
agresivitas pajak Ha ditolak, dikarenakan nilai signifikansinya adalah 0,770
> 0,050 dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel -0,293 < - 1,65462.

4.2.4.2 Uji F
Tabel 4.9
Hasil Uji F
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression .153 3 .051 2.925 .036b
Residual 2.715 156 .017
11

Total 2.867 159


Sumber : Data sekunder yang diolah , 2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa dapat disimpulkan F hitung yaitu
2,925 lebih besar dari F tabel yaitu 2,66 dengan nilai sig 0,036 < 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa model persamaan yang dihasilkan dapat dikatakan
layak dan dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat.
.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Intensitas Aset Tetap,
Biaya Operasional, dan Intensitas Persediaan terhadap Agresivitas Pajak pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-
2018. Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian variabel Intensitas Aset Tetap berpengaruh negatif. Intensitas
aset tetap mempunyai pengaruh negatif karena beban pajak yang dihasilkan lebih
besar. Hasil penelitian yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Handayani dan Hariyanti (2018) menyatakan bahwa Intensitas Aset Tetap
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Agresivitas Pajak.
2. Hasil penelitian variabel Biaya Operasional menunjukkan tidak adanya pengaruh
dari variabel biaya operasional terhadap agresivitas pajak, karena. Biaya
operasional memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan, karena selain
berperan sebagai modal untuk suatu perusahaan, biaya juga banyak dipakai dalam
beberapa perusahaan untuk menghasilkan profit.
3. Hasil penelitian variabel Intensitas Persediaan menunjukkan tidak adanya
pengaruh dari variabel intensitas aset tetap terhadap agresivitas pajak. Karena
Intensitas persediaan sering digunakan dalam suatu perusahaan, karena
persediaan sangat selalu dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian
yang didukung oleh Savitri dan Rachmawati (2017) menyatakan tidak adanya
pengaruh dari variabel intensitas persediaan terhadap agresivitas pajak, oleh
karena itu ditolak.

5.2 Saran
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan diharapkan dapat lebih mengurangi tindakan agresivitas
pajak, sehingga tidak terkena dampak buruk bagi negara Indonesia secara umum,
yaitu berkurangnya pendapatan negara dari sektor pajak.

2. Bagi Peneliti selanjutnya


Diharapkan dapat menambah jumlah variabel dan periode penelitian,
sehingga dapat menjadi suatu objek pengamatan dalam sebuah penelitian.
3. Bagi Investor
Diharapkan agar lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya
karena perusahaan yang agresif terhadap pajak kemungkinan juga agresif
pada pelaporan keuangannya.
12

DAFTAR PUSTAKA

Adisamartha, Ida Bagus Putu Fajar dan Noviari. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Intensitas Persediaan, dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas Wajib
Pajak Badan. Jurnal : E-Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana Bali, Vol.13.3
Desember, 973-1000.

Agustinus, Michael. 2019. Manipulasi Laporan Keuangan Dirut PT. Hanson Berujung
Denda Rp. 5 M. Diakses Tanggal 30 Januari 2020. Dari www.msn.com.

Amelia, Vicky. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Intensitas


Aset Tetap, Intensitas Persediaan dan Komisaris Independen Terhadap Effective
Tax Rate (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah : Jakarta.

Ariyanti, Fiki. (2016). 2000 Perusahaan Asing Gelapkan Pajak Selama 10 Tahun. Diakses
Tanggal 10 Agustus 2019 , dari www.liputan6.com.

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Balakrishnan, K.,J. Blouin, and W, Guay.(2011). “Does Tax Aggressiveness Reduce


Financial Reporting Transparency’. Diakses tanggal 20 Agustus 2019 dari
www.google.co.id.

Blocher, E, J, et, al. (2007). Management :Manajemen Biaya Penekanan Strategis, Jakarta
: Selemba Empat.

Budi, Rahardjo. (2009). Dasar- dasar Analisis Fundamental Saham Laporan Keuangan
Perusahaan. Penerbit Gajah Mada University Press.

Chiao YC, Hsieh YC, Lin W. (2012). “Determinants Of Effect Tax Rates For Firm Listed
On China’s Stock Markets : Panel Models With Two-Sided Cencors”. The
Business & Management Review, Vol.3 Number 1.

Cyssco, Dhanny R. (2018). Pengertian atau Definisi Biaya Operasional (Operating


Expenses).Diakses tanggal 5 Mei 2019, dari www.wibowopajak.com.

Darmadi, Iqbal Nul Hakim. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Pajak Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Simposium Nasional Akutansi 17
Mataram, Lombok.

Dharma, I Made Surya dan Ardiana, Putu Agus. (2016). Pengaruh Leverage, Intensitas
Aset Tetap, Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. E-
Jurnal Akutansi.

Frank, M. M., Lynch, L. J., dan Rego, S. O. (2009). “Tax Reporting Aggressiveness and
Its Relation To Aggressive Financial Reporting’. Journal of Accounting Review.
Vol.84, No.2 hal 467-496.
13

Gemilang, Dewi Nawang. (2017). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


dan Capital Perusahaan (StudiEmpiris Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar di BEI Pada Tahun 2013-2015. Skripsi. Jurusan Akuntansi Syariah:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Ghozali, Imam. (2013).Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi


Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Haharap, Sofyan Safri. (2004). Analisis Kritisatas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta: 2008.

Handayani, Mei Dwi dan Hariyanti. (2017). Pengaruh Corporate Governance, Intensitas
Aset Tetap, Intensitas Persediaan dan Corporate Risk Terhadap Agresivitas Pajak
Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan,
Vol.8, No.2: ISSN 2086-3748.

Hlaing, Khin Phyo. (2012). Organizational Architecture Of Multinationals and Tax


Aggresiveness. University Of Waterloo.
.
Ikatan Akuntan Indonesia. (1995). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jansen dan Meckling, (1976). The Theory Of The Firm: Manajerial Behaviour, Agency
Cost, and Ownership Structure, Journal Of Financial and Economics, 3:305-360.

Jimmy, dan Pratiwi Raisa. (2015). Pengaruh Profitabilitas, dan Biaya Operasional
Terhadap Agresivitas Pajak Penghasilan Badan (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017). Jurnal
Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang.

Jopie, Jusuf. (2006). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Kunjana, Gora. (2017). Garuda Metalindo Akuisisi Sister Company Rp. 279 M. Diakses
tanggal 30 Januari 2020. Dari https://investor.id.

Martini, F., dan al, e. (2012). Fundamentals Of Anatomy and Physiology ( 7 ed.). Pearson
Benjamin Cumings. P. 600.

Maftuchan, Ah. 2019. Gelombang Penghindaran Pajak Dalam Pusaran Batu Bara. Diakses
Tanggal 30 Januari 2020. Dari www.katadata.co.id.

Matz, U Hammer, (1999). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jilid I.


Erlangga : Jakarta.

Nilasari, Aprilia. (2018). Pengaruh Intensitas Persediaan, Intensitas Aset Tetap, Likuiditas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Wajib Pajak
Badan Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017. Skripsi Thesis: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
14

Noor Et Al. (2010). Corporate Tax Planning: A Study On Corporate Effective Taxe Rates
Of Malaysia Listed Companie. International Journal Of Trade, Economics and
Finance.

Nugraha, N.B. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan,


Profitabilitas, Leverage, dan Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Diponegoro.

Oktavia, Rizal, dan Ariani. (2017). Analisis Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Mayora Indah Tbk di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Jurnal: STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang, Indonesia.

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 -2018,
Diakses tanggal 10 Agustus 2019.www.idx.co.id

Prayitno, Duwi. (2010). Paham Analisa Data Statistik Dengan SPSS. Media kom,
Yogyakarta.

Purwanti, Shinta Meilina dan Sugiyarti. (2017). Pengaruh Intensitas Aset Tetap,
Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan, ISSN : 2338-1507.

Putri, Citra Lestari dan Maya Febrianty Lautania, (2016). Pengaruh Capital Intensity
Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Strucutre, dan Profitability Terhadap
Effective Tax Rate (ETR), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, Vol. 1,
No.1, 101-119.

Putri, Rachma Kartika. (2015). Pengaruh Manajemen Keluarga Terhadap Penghindaran


Pajak. Jurnal Akuntansi, ISSN:2502-6380.

Rangkuti, F.(2007). Manajemen Persediaan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Richardson, Grant dan Lanis, Roman. (2007). “ Determinant Of The Variability In


Corporate Effective Taxe Rates and Tax Reform: Evidance From Australia”.
Journal Of Accounting and Public Policy. 26. Hal 689-704.

Saham Ok. Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018, Diakses
Tanggal 10 Agustus 2019.https://www.sahamok.com

Salamah, Asri Anggun, Pamungkas Maria Gorelti, dan Yogi Kumara. (2016). Pengaruh
Profitabilitas, Biaya Operasional Terhadap Pajak Penghasilan Badan (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2014), Jurnal Perpajakan, Vol.9, No.1.

Santosa, Arga Fajar, Linda Kusumaning Wedari, (2007. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI
Volume 11, No.2, Desember 2007 : 141-158.
15

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Sari dan Martani. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance,


dan Tindakan Pajak Agresif.

Savitri, Dhian Andanarini Minar dan Rahmawati. (2017). Pengaruh Leverage, Intensitas
Persediaan, Intensitas Aset Tetap, dan Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak.
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol.8 No.2 : ISSN 2086-3748.

Sudarsono dan Edilius, (2001). Manajemen Koperasi Indonesia, Rineka Cipta : Jakarta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung : Alfabeta.
.
Sulistyanto, H. Sri. (2008). “Manajemen Laba, Teori, dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo.

Suranggane. (2007). Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba. E-Journal, Universitas Diponegoro.Vol.4, No. 01, Hal
77-74.

Suyanto, K.D dan Suparmono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, dan
Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan dan
Perbankan.Vol 16, No.2, Hal 167-177.

Taniko, Hernando. (2017). Pengertian Umum, Jenis-Jenis, Manfaat dan Fungsi Pajak Di
Indonesia. Diakses tanggal 5 Mei 2019, dari www.aturduit.com.

tt. 2016. Pengertian Pajak, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya. Diakses tanggal 5 Mei 2019, dari
www.cermati.com.

tt. 2017. Dugaan Transfer Pricing Toyota. Diakses tanggal 10 Agustus 2019, dari www.
Kompasiana.com.

tt. 2018. Tax Evasion Dalam Pajak Perusahaan Properti. Diakses Tanggal 30 Januari 2020.
Dari www.klikpajak.id

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum


dan Tata Cara Perpajakan.

Wahyuningtyas, Fitria. (2010). Penggunaan Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress (Studi Kasus Pada Perusahaan Bukan Bank Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2008). Skripsi. Program
Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.

Waluyo. (2014). Akuntansi Pajak. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.


16

Yani, Pamor Dani. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Intensitas Persediaan, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Pajak Wajib Pajak Badan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
2016. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung
pinang, Kepulauan Riau.

Anda mungkin juga menyukai