Trisnadi Wijaya
STIE MDP
trisnadi@stie-mdp.ac.id
Abstract: This study aims to test the validity of the theory of Purchasing Power Parity and the International Fisher
Effect in explaining changes in the exchange rate of Hong Kong dollar (HKD) and the Indonesian rupiah (IDR).
This study uses secondary data sourced from the Central Bank and the Central Bureau of Statistics in the two
countries as well as Oanda. The data that is needed in the form of the Consumer Price Index (CPI) to calculate
monthly inflation, interest rates on 12-month deposits, and rate HKD / GBP monthly with the observation period
from January 2008 to December 2012. The results showed that the theory of PPP and IFE was not able to explain
the change in the exchange rate of Hong Kong dollar and the Indonesian rupiah.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji keberlakuan teori Purchasing Power Parity dan International Fisher
Effect dalam menjelaskan perubahan nilai tukar dolar Hong Kong (HKD) dan rupiah Indonesia (IDR). Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Bank Sentral dan Badan Pusat Statistik di kedua negara serta
OANDA. Data-data yang dibutuhkan berupa Consumer Price Index (CPI) bulanan untuk menghitung inflasi, tingkat
suku bunga deposito 12 bulanan, dan nilai tukar HKD/IDR bulanan dengan periode pengamatan dari Januari 2008
sampai dengan Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori PPP dan IFE tidak mampu menjelaskan
perubahan nilai tukar dolar Hong Kong dan rupiah Indonesia.
pergantian kebijakan sistem kurs sejak zaman Orde Selain inflasi, tingkat suku bunga suatu
Lama sampai dengan sekarang. Sejak tahun 1964 negara juga ikut mempengaruhi nilai tukar mata uang
sampai dengan bulan Maret 1978, pemerintah RI negara tersebut. Perubahan tingkat suku bunga akan
menerapkan sistem kurs tetap (fixed exchange rate mempengaruhi jumlah investasi di suatu negara, baik
system) disertai dengan berbagai deregulasi dan yang berasal dari investor domestik maupun dari
devaluasi kurs Rupiah (IDR) terhadap Dollar AS investor asing. Perubahan tingkat suku bunga ini akan
(USD), serta memberlakukan sistem kurs berpengaruh terhadap perubahan jumlah permintaan
mengambang terkendali (floating exchange rate dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila
system) untuk menunjang kegiatan ekonomi tertentu. dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal
masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini
Pada bulan April 1978, pemerintah RI menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata
menerapkan sistem kurs mengambang terkendali uang negara tersebut terhadap mata uang asing di
(managed floating exchange rate system) sehingga pasar valuta asing.
mengakibatkan cadangan devisa yang diperoleh dari
hasil ekspor dapat diperdagangkan dengan bebas dan Pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar
menunjukkan fleksibilitas kurs Rupiah (IDR) mata uang dapat dijelaskan dengan teori Purchasing
terhadap Dollar AS (USD). Sejak tanggal 14 Agustus Power Parity (PPP) sedangkan pengaruh tingkat suku
1997 sampai dengan sekarang, pemerintah RI bunga terhadap nilai tukar mata uang dapat dijelaskan
menerapkan sistem kurs mengambang bebas (free dengan teori International Fisher Effect (IFE). Teori
floating exchange rate system). PPP memiliki dua bentuk, yaitu bentuk absolut dan
bentuk relatif (Madura, 2011:299). Bentuk absolut
Nilai tukar mata uang pada negara yang PPP didasarkan pada law of one price (LOP) dimana
menganut sistem kurs mengambang bebas akan terus dengan meniadakan biaya transaksi dan hambatan
berfluktuasi setiap detiknya. Fluktuasi nilai tukar perdagangan, maka barang yang sama akan memiliki
mata uang dipengaruhi oleh berbagai faktor harga yang sama pula di negara yang berbeda ketika
seperti tingkat inflasi, suku bunga, tingkat dinilai dalam currency atau mata uang yang sama.
pendapatan, pengendalian pemerintah, dan ekspektasi Sedangkan bentuk relatif PPP, kurs valuta asing akan
nilai tukar masa depan (Madura, 2011:128). berubah untuk mempertahankan daya belinya. Nilai
Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tukar akan selalu berubah sesuai dengan perubahan
tersebut akan menyebabkan kurva permintaan dan tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara
penawaran mata uang membentuk ekuilibrium (Hady, 2001:61). Teori IFE menggunakan tingkat
baru. suku bunga sebagai pengganti perbedaan inflasi. Mata
uang asing dengan suku bunga yang relatif tinggi akan
Tingkat inflasi suatu negara akan terdepresiasi karena suku bunga nominal yang tinggi
mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut. mencerminkan taksiran inflasi. Suku bunga nominal
Tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara akan juga turut membentuk risiko gagal bayar (default)
menyebabkan harga barang-barang produksi lokal atas investasi (Madura, 2011:312).
menjadi lebih mahal daripada harga barang-barang
impor. Akibatnya, masyarakat lebih menyukai untuk Sehubungan dengan perdagangan
mengkonsumsi barang-barang impor yang lebih internasional, Indonesia telah menjadi salah satu
murah daripada barang-barang produksi lokal. partner dagang terbesar Hong Kong yang berada di
Sementara itu, tingkat inflasi yang tinggi juga akan urutan ke-22 dengan transaksi perdagangan mencapai
meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. lebih dari USD 5,3 miliar pada 2012. Komoditas
Peningkatan jumlah uang yang beredar ini dapat utama impor Hong Kong dari Indonesia adalah batu
menimbulkan ketidakseimbangan dalam pasar uang bara sebesar 36,1%, disusul alat-alat & elemen
sehingga menurunkan nilai tukarnya terhadap mata telekomunikasi sebesar 7,6%, serta makanan olahan
uang asing. sebesar 7,2%. Sementara komoditas utama yang
diekspor Hong Kong ke Indonesia berupa peralatan imigrasi, dan peraturan jalan yang tetap berjalan
& elemen telekomunikasi sebesar 25,8%, produk di jalur kiri (sumber: Wikipedia).Transaksi
sulam & rajutan 7,6%, elemen komputer & aksesoris perdagangan yang dilakukan secara bilateral oleh
sebesar 5,1%, mesin-mesin perkantoran 4,8%, negara Indonesia dan Hong Kong membutuhkan
serta kain katun & tenun sebesar 4,3% pertukaran mata uang (foreign exchange) untuk
(sumber: suaramerdeka.com). Hong Kong sebagai memperlancar transaksi pembayaran sehingga
salah satu satu dari dua Special Administrative akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan
Region (SAR) negara Republik Rakyat Cina dolar Hong Kong. Fluktuasi nilai tukar HKD/IDR
(RRC) menikmati otonomi dari pemerintah RRC selama lima tahun dari 2008 sampai dengan 2012
seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1: Sambungan
Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa pemerintah, dan prediksi kurs masa depan. Sedangkan
selama lima tahun mata uang dolar Hong Kong Putong (2013:369-371) dan Hady (2001:46)
mengalami apresiasi dan depresiasi terhadap mata menyebutkan ada tujuh faktor yang mempengaruhi
uang rupiah Indonesia. Fluktuasi mata uang dolar kurs valuta asing, yaitu permintaan-penawaran valuta
Hong Kong terhadap rupiah Indonesia dapat asing, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat
disebabkan oleh perubahan tingkat inflasi dan suku pendapatan dan produksi, posisi neraca pembayaran
bunga di kedua negara. Kajian literatur menguraikan (Balance of Payment), pengawasan pemerintah, dan
beberapa perbedaan variabel yang dapat ekspektasi/isu /spekulasi. Dengan demikian,
mempengaruhi kurs suatu mata uang sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji keberlakuan
terlihat adanya theory gap. Menurut Madura teori Purchasing Power Parity dan International
(2011:128) lima faktor yang dapat mempengaruhi Fisher Effect dalam menjelaskan perubahan nilai
kurs spot suatu mata uang antara lain tingkat inflasi, tukar dolar Hong Kong (HKD) dan rupiah Indonesia
suku bunga, tingkat pendapatan, pengendalian (IDR).
2.5 Purchasing Power Parity (PPP) uangnya terdepresiasi. Suku bunga nominal yang
tinggi mencerminkan taksiran inflasi dan juga akan
Teori Purchasing Power Parity (PPP) membentuk risiko gagal bayar atas investasi.
merupakan teori yang menyatakan bahwa nilai tukar
antara dua mata uang akan berada dalam 2.7 Hipotesis
keseimbangan ketika daya beli mereka adalah sama
di masing-masing kedua negara tersebut. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini
sebagai berikut:
Purchasing Power Parity memiliki dua
bentuk yang populer, yaitu: H1: Teori Purchasing Power Parity (PPP) berlaku
terhadap mata uang dolar Hong Kong.
a. Bentuk Absolut H2: Teori International Fisher Effect (IFE)
berlaku terhadap mata uang dolar Hong Kong.
Bentuk absolut PPP menggunakan asumsi
bahwa tanpa mempertimbangkan adanya hambatan
internasional, pelanggan akan mengubah permintaan 3. METODE PENELITIAN
mereka ke tempat dimana harga lebih rendah. Bentuk
ini menyatakan bahwa harga dari sejumlah produk Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang sama pada dua negara yang berbeda akan sama yang bersumber dari Bank Sentral dan Badan Pusat
jika diukur pada mata uang yang sama (Madura, Statistik di kedua negara serta OANDA. Data-data
2011:299). yang dibutuhkan berupa Consumer Price Index (CPI)
bulanan untuk menghitung inflasi, tingkat suku bunga
b. Bentuk Relatif deposito 12 bulanan, dan nilai tukar HKD/IDR
bulanan dengan periode pengamatan dari Januari
Bentuk relatif PPP timbul karena 2008 sampai dengan Desember 2012 seperti terlihat
pertimbangan adanya kemungkinan pasar yang tidak pada Tabel 2.
sempurna yang diakibatkan oleh biaya transportasi,
bea masuk, dan kuota. Oleh karena adanya Inflasi bulanan dapat dihitung dengan
ketidaksempurnaan pasar, harga sejumlah produk menggunakan rumus berikut:
pada negara yang berbeda tidak selalu sama jika
(CPI t − CPI t −1 )
diukur dalam mata uang yang sama. Namun, tingkat I= × 100%
perubahan harga produk akan sama jika diukur dalam CPI t −1
mata uang yang sama, selama biaya transportasi dan Sedangkan perubahan nilai tukar spot
batasan perdagangan lainnya tidak berubah (Madura, bulanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
2011:300). berikut.
S t - S t -1
2.6 International Fisher Effect (IFE) ef = × 100%
S t −1
Dengan menggunakan tingkat suku bunga
Tabel 2: Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Deposito
sebagai pengganti perbedaan inflasi, teori
di Indonesia dan Hong Kong
International Fisher Effect (IFE) menjelaskan bahwa
Periode Januari 2008-Desember 2012
jika investor dari seluruh negara menginginkan
pengembalian yang sama, maka perbedaan tingkat Indonesia Hong Kong
suku bunga antar negara merupakan konsekuensi dari Periode Inflasi Suku Bunga Inflasi Suku Bunga
adanya perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan (%) (%/thn) (%) (%/thn)
(Madura, 2011:311).Negara dengan tingkat suku Januari 2008 1,77 8,11 -0,73 1,96
bunga yang relatif tinggi akan menyebabkan mata Februari 2008 0,65 7,88 1,57 1,18
Tabel 3: Nilai Koefisien Regresi Nilai t (t hitung) atas setiap koefisien regresi
pada Pengujian PPP (a0 dan a1) dapat dihitung sebagai berikut:
a0 − 0 0,107 − 0 0,107
t= = = = 0,265
S.E. dari a 0 0,403 0,403
a1 − 1 0,050 − 1 0,95
t= = =− = −4,185
S.E. dari a1 0,227 0,227
Dengan demikian, ef akan menjadi variabel Tabel t digunakan untuk menentukan nilai t
(t-value). Jika uji t menemukan bahwa koefisien
⎡ (1 + i h ) ⎤
dependen ( Ŷ ) dan ⎢ (1 + i ) − 1⎥ menjadi variabel berbeda secara signifikan dengan nilai hipotesis, maka
⎣ f ⎦ IFE ditolak.
independen (X) dalam model persamaan umum
regresi linier sederhana Ŷ = a + bX + e sehingga a0 Dengan demikian, ada dua hipotesis yang
adalah konstanta, a1 adalah koefisien kemiringan akan diuji, yaitu:
(slope), dan μ adalah simbol kesalahan (error term). H1 : a0 = 0
H2 : a1 = 1
Tabel 4: Nilai Koefisien Regresi
pada Pengujian IFE Nilai t (t hitung) atas setiap koefisien regresi
(a0 dan a1) dapat dihitung sebagai berikut:
a0 − 0 3,351 − 0 3,351
t= = = = 2,094
S.E. dari a 0 1,600 1,600
a1 − 1 − 0,534 − 1 1,534
t= = =− = −6,016
S.E. dari a1 0,255 0,255
DAFTAR PUSTAKA