Anda di halaman 1dari 11

Forum Bisnis Dan Kewirausahaan

Jurnal Ilmiah STIE MDP

Analisis Pengujian Purchasing Power Parity Dan


International Fisher Effect Dalam Jangka Pendek
Terhadap Nilai Tukar Dolar Hong Kong Dan Rupiah Indonesia

Trisnadi Wijaya

STIE MDP
trisnadi@stie-mdp.ac.id

Abstract: This study aims to test the validity of the theory of Purchasing Power Parity and the International Fisher
Effect in explaining changes in the exchange rate of Hong Kong dollar (HKD) and the Indonesian rupiah (IDR).
This study uses secondary data sourced from the Central Bank and the Central Bureau of Statistics in the two
countries as well as Oanda. The data that is needed in the form of the Consumer Price Index (CPI) to calculate
monthly inflation, interest rates on 12-month deposits, and rate HKD / GBP monthly with the observation period
from January 2008 to December 2012. The results showed that the theory of PPP and IFE was not able to explain
the change in the exchange rate of Hong Kong dollar and the Indonesian rupiah.

Keywords: inflation, interest rate, exchange rate

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji keberlakuan teori Purchasing Power Parity dan International Fisher
Effect dalam menjelaskan perubahan nilai tukar dolar Hong Kong (HKD) dan rupiah Indonesia (IDR). Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Bank Sentral dan Badan Pusat Statistik di kedua negara serta
OANDA. Data-data yang dibutuhkan berupa Consumer Price Index (CPI) bulanan untuk menghitung inflasi, tingkat
suku bunga deposito 12 bulanan, dan nilai tukar HKD/IDR bulanan dengan periode pengamatan dari Januari 2008
sampai dengan Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori PPP dan IFE tidak mampu menjelaskan
perubahan nilai tukar dolar Hong Kong dan rupiah Indonesia.

Kata kunci: inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar

1. PENDAHULUAN mata uang memiliki nilai tukar yang berbeda-beda.


Stabilitas kurs mata uang juga dipengaruhi oleh sistem
Perdagangan internasional dibutuhkan untuk kurs yang diterapkan oleh suatu negara.
mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi suatu
negara. Melalui perdagangan internasional, suatu Apabila suatu negara menerapkan sistem
negara dapat memperoleh barang dan jasa yang kurs tetap (fixed exchange rate system), maka negara
dibutuhkannya dari negara lain. Perbedaan utama tersebut harus secara aktif mengintervensi pasar untuk
antara perdagangan domestik dan perdagangan menjaga kurs mata uangnya tetap berada pada tingkat
internasional terletak pada mata uang yang yang diinginkan. Namun, pada sistem kurs
digunakan. Karena perdagangan internasional mengambang (floating exchange rate system), kurs
dilakukan antar negara yang memiliki mata uang yang mata uang diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan
berbeda, maka mata uang tersebut harus permintaan dan penawaran akan valuta asing. Bank
dikonversikan terlebih dahulu ke mata uang lainnya Indonesia sebagai Bank Sentral negara Indonesia
agar dapat digunakan untuk membayar transaksi. terus berusaha menjaga kestabilan kurs rupiah
Konversi untuk setiap satuan mata uang tertentu terhadap mata uang lainnya setelah diberlakukannya
dilakukan berdasarkan nilai tukar mata uang tersebut sistem kurs mengambang bebas pada Agustus 1997.
relatif terhadap mata uang lainnya dimana setiap Negara Indonesia telah mengalami beberapa

Hal - 156 Vol. 3 No. 2 Maret 2014


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

pergantian kebijakan sistem kurs sejak zaman Orde Selain inflasi, tingkat suku bunga suatu
Lama sampai dengan sekarang. Sejak tahun 1964 negara juga ikut mempengaruhi nilai tukar mata uang
sampai dengan bulan Maret 1978, pemerintah RI negara tersebut. Perubahan tingkat suku bunga akan
menerapkan sistem kurs tetap (fixed exchange rate mempengaruhi jumlah investasi di suatu negara, baik
system) disertai dengan berbagai deregulasi dan yang berasal dari investor domestik maupun dari
devaluasi kurs Rupiah (IDR) terhadap Dollar AS investor asing. Perubahan tingkat suku bunga ini akan
(USD), serta memberlakukan sistem kurs berpengaruh terhadap perubahan jumlah permintaan
mengambang terkendali (floating exchange rate dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila
system) untuk menunjang kegiatan ekonomi tertentu. dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal
masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini
Pada bulan April 1978, pemerintah RI menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata
menerapkan sistem kurs mengambang terkendali uang negara tersebut terhadap mata uang asing di
(managed floating exchange rate system) sehingga pasar valuta asing.
mengakibatkan cadangan devisa yang diperoleh dari
hasil ekspor dapat diperdagangkan dengan bebas dan Pengaruh tingkat inflasi terhadap nilai tukar
menunjukkan fleksibilitas kurs Rupiah (IDR) mata uang dapat dijelaskan dengan teori Purchasing
terhadap Dollar AS (USD). Sejak tanggal 14 Agustus Power Parity (PPP) sedangkan pengaruh tingkat suku
1997 sampai dengan sekarang, pemerintah RI bunga terhadap nilai tukar mata uang dapat dijelaskan
menerapkan sistem kurs mengambang bebas (free dengan teori International Fisher Effect (IFE). Teori
floating exchange rate system). PPP memiliki dua bentuk, yaitu bentuk absolut dan
bentuk relatif (Madura, 2011:299). Bentuk absolut
Nilai tukar mata uang pada negara yang PPP didasarkan pada law of one price (LOP) dimana
menganut sistem kurs mengambang bebas akan terus dengan meniadakan biaya transaksi dan hambatan
berfluktuasi setiap detiknya. Fluktuasi nilai tukar perdagangan, maka barang yang sama akan memiliki
mata uang dipengaruhi oleh berbagai faktor harga yang sama pula di negara yang berbeda ketika
seperti tingkat inflasi, suku bunga, tingkat dinilai dalam currency atau mata uang yang sama.
pendapatan, pengendalian pemerintah, dan ekspektasi Sedangkan bentuk relatif PPP, kurs valuta asing akan
nilai tukar masa depan (Madura, 2011:128). berubah untuk mempertahankan daya belinya. Nilai
Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tukar akan selalu berubah sesuai dengan perubahan
tersebut akan menyebabkan kurva permintaan dan tingkat inflasi yang terjadi di dalam suatu negara
penawaran mata uang membentuk ekuilibrium (Hady, 2001:61). Teori IFE menggunakan tingkat
baru. suku bunga sebagai pengganti perbedaan inflasi. Mata
uang asing dengan suku bunga yang relatif tinggi akan
Tingkat inflasi suatu negara akan terdepresiasi karena suku bunga nominal yang tinggi
mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut. mencerminkan taksiran inflasi. Suku bunga nominal
Tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara akan juga turut membentuk risiko gagal bayar (default)
menyebabkan harga barang-barang produksi lokal atas investasi (Madura, 2011:312).
menjadi lebih mahal daripada harga barang-barang
impor. Akibatnya, masyarakat lebih menyukai untuk Sehubungan dengan perdagangan
mengkonsumsi barang-barang impor yang lebih internasional, Indonesia telah menjadi salah satu
murah daripada barang-barang produksi lokal. partner dagang terbesar Hong Kong yang berada di
Sementara itu, tingkat inflasi yang tinggi juga akan urutan ke-22 dengan transaksi perdagangan mencapai
meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. lebih dari USD 5,3 miliar pada 2012. Komoditas
Peningkatan jumlah uang yang beredar ini dapat utama impor Hong Kong dari Indonesia adalah batu
menimbulkan ketidakseimbangan dalam pasar uang bara sebesar 36,1%, disusul alat-alat & elemen
sehingga menurunkan nilai tukarnya terhadap mata telekomunikasi sebesar 7,6%, serta makanan olahan
uang asing. sebesar 7,2%. Sementara komoditas utama yang

Vol. 3 No. 2 Maret 2014 Hal - 157


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

diekspor Hong Kong ke Indonesia berupa peralatan imigrasi, dan peraturan jalan yang tetap berjalan
& elemen telekomunikasi sebesar 25,8%, produk di jalur kiri (sumber: Wikipedia).Transaksi
sulam & rajutan 7,6%, elemen komputer & aksesoris perdagangan yang dilakukan secara bilateral oleh
sebesar 5,1%, mesin-mesin perkantoran 4,8%, negara Indonesia dan Hong Kong membutuhkan
serta kain katun & tenun sebesar 4,3% pertukaran mata uang (foreign exchange) untuk
(sumber: suaramerdeka.com). Hong Kong sebagai memperlancar transaksi pembayaran sehingga
salah satu satu dari dua Special Administrative akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan
Region (SAR) negara Republik Rakyat Cina dolar Hong Kong. Fluktuasi nilai tukar HKD/IDR
(RRC) menikmati otonomi dari pemerintah RRC selama lima tahun dari 2008 sampai dengan 2012
seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1: Nilai Tukar HKD/IDR


Periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2012

Periode Nilai Tukar HKD/IDR Fluktuasi (%)


Januari 2008 1.206,11 0,52
Februari 2008 1.178,40 -2,30
Maret 2008 1.173,88 -0,38
April 2008 1.180,66 0,58
Mei 2008 1.189,40 0,74
Juni 2008 1.191,44 0,17
Juli 2008 1.174,40 -1,43
Agustus 2008 1.177,67 0,28
September 2008 1.201,54 2,03
Oktober 2008 1.268,22 5,55
November 2008 1.497,01 18,04
Desember 2008 1.470,77 -1,75
Januari 2009 1.437,93 -2,23
Februari 2009 1.520,12 5,72
Maret 2009 1.533,64 0,89
April 2009 1.441,00 -6,04
Mei 2009 1.343,49 -6,77
Juni 2009 1.315,14 -2,11
Juli 2009 1.307,62 -0,57
Agustus 2009 1.283,59 -1,84
September 2009 1.271,83 -0,92
Oktober 2009 1.222,65 -3,87
November 2009 1.219,71 -0,24
Desember 2009 1.228,58 0,73
Januari 2010 1.195,20 -2,72
Februari 2010 1.205,82 0,89
Maret 2010 1.179,04 -2,22
April 2010 1.165,34 -1,16
Mei 2010 1.181,09 1,35
Juni 2010 1.177,98 -0,26
Juli 2010 1.161,72 -1,38

Hal - 158 Vol. 3 No. 2 Maret 2014


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 1: Sambungan

Periode Nilai Tukar HKD/IDR Fluktuasi (%)


Agustus 2010 1.155,12 -0,57
September 2010 1.158,52 0,29
Oktober 2010 1.150,45 -0,70
November 2010 1.152,07 0,14
Desember 2010 1.160,73 0,75
Januari 2011 1.160,41 -0,03
Februari 2011 1.145,16 -1,31
Maret 2011 1.124,58 -1,80
April 2011 1.112,72 -1,05
Mei 2011 1.102,76 -0,90
Juni 2011 1.100,24 -0,23
Juli 2011 1.095,51 -0,43
Agustus 2011 1.093,47 -0,19
September 2011 1.117,13 2,16
Oktober 2011 1.143,68 2,38
November 2011 1.155,42 1,03
Desember 2011 1.166,06 0,92
Januari 2012 1.166,31 0,02
Februari 2012 1.161,22 -0,44
Maret 2012 1.177,26 1,38
April 2012 1.181,33 0,35
Mei 2012 1.192,36 0,93
Juni 2012 1.213,64 1,78
Juli 2012 1.217,14 0,29
Agustus 2012 1.223,31 0,51
September 2012 1.231,67 0,68
Oktober 2012 1.237,54 0,48
November 2012 1.240,92 0,27
Desember 2012 1.242,97 0,17

Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa pemerintah, dan prediksi kurs masa depan. Sedangkan
selama lima tahun mata uang dolar Hong Kong Putong (2013:369-371) dan Hady (2001:46)
mengalami apresiasi dan depresiasi terhadap mata menyebutkan ada tujuh faktor yang mempengaruhi
uang rupiah Indonesia. Fluktuasi mata uang dolar kurs valuta asing, yaitu permintaan-penawaran valuta
Hong Kong terhadap rupiah Indonesia dapat asing, tingkat inflasi, tingkat bunga, tingkat
disebabkan oleh perubahan tingkat inflasi dan suku pendapatan dan produksi, posisi neraca pembayaran
bunga di kedua negara. Kajian literatur menguraikan (Balance of Payment), pengawasan pemerintah, dan
beberapa perbedaan variabel yang dapat ekspektasi/isu /spekulasi. Dengan demikian,
mempengaruhi kurs suatu mata uang sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji keberlakuan
terlihat adanya theory gap. Menurut Madura teori Purchasing Power Parity dan International
(2011:128) lima faktor yang dapat mempengaruhi Fisher Effect dalam menjelaskan perubahan nilai
kurs spot suatu mata uang antara lain tingkat inflasi, tukar dolar Hong Kong (HKD) dan rupiah Indonesia
suku bunga, tingkat pendapatan, pengendalian (IDR).

Vol. 3 No. 2 Maret 2014 Hal - 159


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

2. LANDASAN TEORI elastisitas terhadap pembentukan kurs (elasticity


approach to exchange rate determination)
2.1 Kurs atau Nilai Tukar Mata Uang (Exchange (Salvatore, 1997:42). Kurs ekuilibrium merupakan
Rate) kurs yang akan menyeimbangkan nilai impor dan
ekspor dari suatu negara. Jika nilai impor suatu
Menurut Halwani (2005:157), Nilai tukar negara tersebut lebih besar daripada nilai ekspornya
mata uang atau kurs merupakan perbandingan nilai (mengalami defisit perdagangan), maka kurs mata
antara dua mata uang yang berbeda. Sedangkan uangnya akan mengalami depresiasi atau penurunan
Salvatore (1997:10) mendefinisikan kurs sebagai nilai tukar, dan hal itu akan berlangsung secara cepat
harga untuk suatu mata uang terhadap mata uang dalam sistem kurs mengambang yang berlaku pada
lainnya. Nilai tukar didasari dua konsep, pertama, saat ini. Peningkatan kurs (angka nominalnya) atau
konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur penurunan nilai tukar mata uang tersebut akan
perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa membuat harga dari berbagai komoditi ekspornya
jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna menjadi lebih murah bagi para importir atau pihak
memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. asing sedangkan berbagai produk barang dan jasa
Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik.
mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara Akibatnya, lambat laun ekspor negara tersebut akan
di pasaran internasional. mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus
menurun sampai pada akhirnya nilai perdagangan
Kurs merupakan salah satu harga yang internasionalnya benar-benar seimbang (impor sama
terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat dengan ekspor).
pengaruhnya yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro Oleh karena kecepatan proses penyesuaian
ekonomi lainnya (Salvatore, 1997:10). Oleh karena tersebut ditentukan oleh seberapa responsif atau
itulah, kurs juga merupakan sebuah harga aktiva elastis impor dan ekspor terhadap perubahan-
(asset price), sehingga prinsip-prinsip pengaturan perubahan harga (kurs), maka pendekatan ini lebih
harga asset-asset lainnya juga berlaku dalam populer dikenal sebagai pendekatan elastisitas
pengaturan kurs. Harga suatu aktiva yang berlaku (elasticity approach). Jika negara tersebut mendekati
saat ini langsung berkaitan dengan barang dan jasa atau telah berada dalam kondisi full employment,
yang diinginkan pihak pembeli di masa mendatang. maka diperlukan depresiasi yang lebih besar atas mata
Setiap negara memiliki sebuah mata uang yang uang negara tersebut demi menggeser sumber-sumber
menunjukkan atau menetapkan harga-harga dari daya domestik ke produksi aneka komoditi yang
setiap barang dan jasa yang ada. Kurs memainkan diekspor dan aneka barang pengganti atau substitusi
peranan sentral dalam hubungan perdagangan impor. Seandainya negara itu cukup jauh dari kondisi
internasional, karena memudahkan kita untuk full employment, maka depresiasi yang diperlukan
membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa tidak terlalu besar.
yang dihasilkan oleh berbagai negara.
Cara lain yang perlu ditempuh oleh negara
2.2 Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan tersebut untuk menyeimbangkan perdagangan
Elastisitas internasional dan memperbaiki nilai tukar mata
uangnya adalah dengan menerapkan kebijakan-
Model ini melihat bahwa nilai tukar atau kurs kebijakan domestik tertentu dalam rangka mengurangi
antara dua mata uang dari dua negara ditentukan oleh pembelanjaan (absorpsi) domestik demi menyisihkan
besar-kecilnya perdagangan barang dan jasa yang lebih banyak sumber daya domestik untuk
berlangsung di antara kedua negara tersebut sehingga menghasilkan produk-produk ekspor dan substitusi
seringkali disebut juga sebagai pendekatan impor sehingga memungkinkan berfungsinya
perdagangan (trade approach) atau pendekatan pendekatan elastisitas.

Hal - 160 Vol. 3 No. 2 Maret 2014


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

2.3 Pendekatan Moneter (Monetary Approach) analisisnya. Dengan demikian, pendekatan


keseimbangan portofolio dapat dianggap sebagai
Pendekatan moneter menyatakan bahwa salah satu versi pendekatan moneter lebih realistis
kurs tercipta dalam proses penyamaan atau dan memuaskan.
penyeimbangan stok atau total permintaan dan
penawaran mata uang nasional di masing-masing Bertolak dari suatu posisi keseimbangan
negara (Salvatore, 1997:46). Penawaran uang di portofolio, atau keseimbangan finansial, atau
suatu negara diasumsikan dapat ditetapkan atau keseimbangan perdagangan, pendekatan
diciptakan secara independen oleh otoritas moneter keseimbangan portofolio itu merumuskan kesimpulan
dari negara yang bersangkutan. Namun sebaliknya, yang menyatakan kenaikan penawaran uang di negara
permintaan uang sangat ditentukan oleh tingkat domestik akan mendorong terjadinya kemerosotan
pendapatan riil negara tersebut, atau tingkat harga- suku bunga di negara yang bersangkutan, sehingga
harga umum yang berlaku serta suku bunga. akan membuat para investor menukarkan obligasi
domestiknya menjadi mata uang domestik dan
Semakin tinggi pendapatan riil dan harga- obligasi luar negeri.
harga yang berlaku di negara tersebut, maka akan
semakin besar pula permintaan uang di negara Pembelian secara besar-besaran atas
tersebut karena setiap individu dan perusahaan obligasi luar negeri itu dengan sendirinya
memerlukan lebih banyak uang untuk membiayai menimbulkan depresiasi atas mata uang
transaksi hariannya. Di lain pihak, semakin tinggi domestik. Selanjutnya, depresiasi itu merangsang
suku bunga yang ada, maka akan semakin besar biaya peningkatan ekspor negara domestik dan sekaligus
oportunitas penyimpanan uang (tunai atau simpanan menyurutkan impornya. Pada gilirannya hal ini
yang tidak menghasilkan bunga) sehingga setiap menciptakan surplus perdagangan bagi negara
orang akan memilih asset atau sekuritas yang domestik yang segera disusul oleh apresiasi
menghasilkan bunga seperti obligasi atau deposito mata uangnya. Apresiasi ini meredam sebagian
perbankan. Itu berarti, tingkat permintaan uang depresiasi yang telah terjadi sebelumnya.
memiliki hubungan terbalik dengan besaran atau Dengan demikian, pendekatan keseimbangan
tingkat bunga. Pada tingkat pendapatan riil atau portofolio ini juga menjelaskan terjadinya
harga-harga tertentu, suku bunga ekuilibrium lonjakan kurs, namun tidak seperti pendekatan
terbentuk pada titik perpotongan antara kurva moneter, ia mampu menjelaskannya secara
permintaan dan kurva penawaran uang yang ada di eksplisit dan mengaitkan peran perdagangan
suatu negara. dalam proses penyesuaian kurs dalam jangka
panjang.
2.4 Pendekatan Keseimbangan Portofolio
(Portfolio-Balance Approach) Dikarenakan pasar-pasar finansial dapat
melakukan penyesuaian atas setiap bentuk
Pendekatan keseimbangan portofolio berbeda ketidakseimbangan secara lebih cepat ketimbang
dari pendekatan moneter dalam hal diasumsikannya pasar-pasar komoditi, maka kurs lebih sensitif
obligasi-obligasi domestik dan luar negeri sebagai dari hari ke hari dan dari minggu ke minggu terhadap
substitusi yang tidak sempurna (Salvatore, 1997:47). segala bentuk ketidakseimbangan dalam pasar
Perbedaan lainnya dari keseimbangan portofolio ini modal, ketimbang terhadap ketidakseimbangan
adalah penekanannya bahwa kurs sesungguhnya perdagangan maupun disekuilibrium dalam pasar
terbentuk dalam proses penyamaan dan komoditi. Namun, ketidakseimbangan dalam
penyeimbangan stok atau total permintaan dan total pasar komoditi tersebut jelas merupakan faktor
penawaran asset-asset finansial dalam setiap negara. penentu penting bagi kecenderungan kurs
Pendekatan ini juga memperhitungkan arti penting dalam jangka menengah maupun dalam jangka
perdagangan (sektor riil) secara eksplisit ke dalam panjang.

Vol. 3 No. 2 Maret 2014 Hal - 161


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

2.5 Purchasing Power Parity (PPP) uangnya terdepresiasi. Suku bunga nominal yang
tinggi mencerminkan taksiran inflasi dan juga akan
Teori Purchasing Power Parity (PPP) membentuk risiko gagal bayar atas investasi.
merupakan teori yang menyatakan bahwa nilai tukar
antara dua mata uang akan berada dalam 2.7 Hipotesis
keseimbangan ketika daya beli mereka adalah sama
di masing-masing kedua negara tersebut. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini
sebagai berikut:
Purchasing Power Parity memiliki dua
bentuk yang populer, yaitu: H1: Teori Purchasing Power Parity (PPP) berlaku
terhadap mata uang dolar Hong Kong.
a. Bentuk Absolut H2: Teori International Fisher Effect (IFE)
berlaku terhadap mata uang dolar Hong Kong.
Bentuk absolut PPP menggunakan asumsi
bahwa tanpa mempertimbangkan adanya hambatan
internasional, pelanggan akan mengubah permintaan 3. METODE PENELITIAN
mereka ke tempat dimana harga lebih rendah. Bentuk
ini menyatakan bahwa harga dari sejumlah produk Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang sama pada dua negara yang berbeda akan sama yang bersumber dari Bank Sentral dan Badan Pusat
jika diukur pada mata uang yang sama (Madura, Statistik di kedua negara serta OANDA. Data-data
2011:299). yang dibutuhkan berupa Consumer Price Index (CPI)
bulanan untuk menghitung inflasi, tingkat suku bunga
b. Bentuk Relatif deposito 12 bulanan, dan nilai tukar HKD/IDR
bulanan dengan periode pengamatan dari Januari
Bentuk relatif PPP timbul karena 2008 sampai dengan Desember 2012 seperti terlihat
pertimbangan adanya kemungkinan pasar yang tidak pada Tabel 2.
sempurna yang diakibatkan oleh biaya transportasi,
bea masuk, dan kuota. Oleh karena adanya Inflasi bulanan dapat dihitung dengan
ketidaksempurnaan pasar, harga sejumlah produk menggunakan rumus berikut:
pada negara yang berbeda tidak selalu sama jika
(CPI t − CPI t −1 )
diukur dalam mata uang yang sama. Namun, tingkat I= × 100%
perubahan harga produk akan sama jika diukur dalam CPI t −1
mata uang yang sama, selama biaya transportasi dan Sedangkan perubahan nilai tukar spot
batasan perdagangan lainnya tidak berubah (Madura, bulanan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
2011:300). berikut.
S t - S t -1
2.6 International Fisher Effect (IFE) ef = × 100%
S t −1
Dengan menggunakan tingkat suku bunga
Tabel 2: Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Deposito
sebagai pengganti perbedaan inflasi, teori
di Indonesia dan Hong Kong
International Fisher Effect (IFE) menjelaskan bahwa
Periode Januari 2008-Desember 2012
jika investor dari seluruh negara menginginkan
pengembalian yang sama, maka perbedaan tingkat Indonesia Hong Kong
suku bunga antar negara merupakan konsekuensi dari Periode Inflasi Suku Bunga Inflasi Suku Bunga
adanya perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan (%) (%/thn) (%) (%/thn)
(Madura, 2011:311).Negara dengan tingkat suku Januari 2008 1,77 8,11 -0,73 1,96
bunga yang relatif tinggi akan menyebabkan mata Februari 2008 0,65 7,88 1,57 1,18

Hal - 162 Vol. 3 No. 2 Maret 2014


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 2: Sambungan Tabel 2: Sambungan

Indonesia Hong Kong Indonesia Hong Kong


Periode Inflasi Suku Bunga Inflasi Suku Bunga Periode Inflasi Suku Bunga Inflasi Suku Bunga
(%) (%/thn) (%) (%/thn) (%) (%/thn) (%) (%/thn)
Maret 2008 0,95 7,79 -0,10 0,95 Mei 2012 0,07 6,51 0,09 0,16
April 2008 0,57 7,70 0,62 0,75 Juni 2012 0,62 6,42 -0,09 0,16
Mei 2008 1,41 7,71 0,31 0,78 Juli 2012 0,70 6,30 -2,08 0,16
Juni 2008 2,46 7,78 0,82 0,86 Agustus 2012 0,95 6,20 0,00 0,16
Juli 2008 1,37 8,23 0,71 0,92 September 2012 0,01 6,16 0,37 0,15
Agustus 2008 0,51 8,51 -1,51 0,94 Oktober 2012 0,16 6,12 3,04 0,15
September 2008 0,97 9,34 -1,43 0,94 November 2012 0,07 6,11 0,27 0,15
Oktober 2008 0,45 9,67 0,41 0,97 Desember 2012 0,54 6,09 0,53 0,15
November 2008 0,12 9,95 1,75 0,74
Desember 2008 -0,04 10,43 -0,30 0,65
Sumber: Bank Sentral, BPS Indonesia, Hong Kong
Januari 2009 -0,07 10,69 0,30 0,49
Februari 2009 0,21 11,08 -0,71 0,47
Maret 2009 0,22 11,31 0,31 0,47 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
April 2009 -0,31 11,35 0,00 0,45
Mei 2009 0,04 11,41 -0,20 0,36 Pengujian secara statistik terhadap PPP pada
Juni 2009 0,11 11,37 -0,10 0,31 penelitian ini menggunakan analisis regresi atas kurs
Juli 2009 0,45 11,34 0,00 0,25
Agustus 2009 0,56 11,24 -1,73 0,19
historis (historical exchange rates) dan perbedaan
September 2009 1,05 10,80 0,83 0,19 inflasi (inflation differentials). Menurut Madura
Oktober 2009 0,19 10,60 2,37 0,19 (2011:306), persentase perubahan atas mata uang
November 2009 -0,03 10,41 0,10 0,17 asing dapat diregresi dengan perbedaan inflasi yang
Desember 2009 0,33 9,55 0,40 0,15 terjadi pada periode tertentu sehingga model
Januari 2010 0,84 9,12 0,00 0,15
Februari 2010 0,30 8,82 1,00 0,15
persamaan regresinya dapat diuraikan sebagai
berikut:
Maret 2010 -0,14 8,49 -0,50 0,15 ⎡ (1 + I h ) ⎤
April 2010 0,15 8,24 0,50 0,15 ef = a 0 + a1 ⎢ − 1⎥ + μ
Mei 2010 0,29 8,14 -0,10 0,15 ⎣ (1 + I f ) ⎦
Juni 2010 0,97 7,87 0,10 0,17
Dimana:
Juli 2010 1,57 7,71 -2,28 0,17 ef : Persentase perubahan kurs spot (spot rate)
Agustus 2010 0,76 7,61 0,00 0,16 Ih : Tingkat inflasi negara asal (home country)
September 2010 0,44 7,64 0,30 0,16 If : Tingkat inflasi negara asing (foreign country)
Oktober 2010 0,06 7,52 3,03 0,16
November 2010 0,60 7,38 0,39 0,15
Desember 2010 0,92 7,88 0,49 0,15
Dengan demikian, ef akan menjadi variabel
Januari 2011 0,89 7,20 0,58 0,15 ⎡ (1 + I ) ⎤
Februari 2011 0,13 7,24 1,06 0,16 dependen ( Ŷ ) dan ⎢ h
− 1⎥ menjadi variabel
Maret 2011 -0,32 7,15 0,29 0,16 ⎣ (1 + I f ) ⎦
April 2011 -0,31 7,12 0,67 0,16 independen (X) dalam model persamaan umum
Mei 2011 0,12 7,07 0,57 0,15
regresi linier sederhana Ŷ = a + bX + e sehingga a0
Juni 2011 0,55 7,08 0,47 0,15
Juli 2011 0,67 6,93 -0,19 0,15 adalah konstanta, a1 adalah koefisien kemiringan
Agustus 2011 0,93 6,87 -2,07 0,15 (slope), dan μ adalah simbol kesalahan (error term).
September 2011 0,27 7,04 0,38 0,15
Oktober 2011 -0,12 7,03 3,06 0,15
November 2011 0,34 6,99 0,28 0,16
Pada Tabel 3 terlihat besarnya nilai konstanta
Desember 2011 0,57 7,06 0,55 0,16 (a0) adalah 0,107 dan slope (a1) adalah 0,050 sehingga
Januari 2012 0,76 6,96 0,92 0,16 model persamaan regresi dapat ditulis sebagai
Februari 2012 0,05 6,79 -0,27 0,16
Maret 2012 0,07 6,71 0,46 0,16 berikut:
April 2012 0,21 6,58 0,55 0,16 Ŷ = 0,107 + 0,050X + μ

Vol. 3 No. 2 Maret 2014 Hal - 163


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Tabel 3: Nilai Koefisien Regresi Nilai t (t hitung) atas setiap koefisien regresi
pada Pengujian PPP (a0 dan a1) dapat dihitung sebagai berikut:

a0 − 0 0,107 − 0 0,107
t= = = = 0,265
S.E. dari a 0 0,403 0,403

a1 − 1 0,050 − 1 0,95
t= = =− = −4,185
S.E. dari a1 0,227 0,227

Dengan melihat Tabel t pada tingkat


signifikansi (á = 0,05) dan derajat kebebasan (df =
60 – 2 = 58), maka diperoleh besarnya nilai t tabel
adalah 2,002 sehingga t hitung < t tabel, maka dapat
disimpulkan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini
berarti bahwa teori PPP tidak berlaku pada nilai tukar
mata uang HKD / IDR selama periode tahun 2008-
2011.
Setelah mendapatkan nilai a0 dan a1, maka
langkah berikutnya adalah melakukan pengujian Teori PPP tidak berlaku dalam memprediksi
signifikansi terhadap nilai hipotesis a0 = 0 dan perubahan nilai tukar dolar Hong Kong terhadap
a1 = 1. Nilai hipotesis ini menunjukkan bahwa untuk rupiah selama periode tertentu disebabkan oleh
perbedaan inflasi tertentu, terdapat perubahan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi nilai
persentase nilai kurs setara sebagai kompensasinya, tukar, seperti tingkat bunga, tingkat pendapatan,
secara rata-rata (Madura, 2011:307). Uji-t yang kebijakan pemerintah, dan ekspektasi nilai tukar di
layak atas setiap koefisien regresi memerlukan masa depan (Madura, 2011:128). Jika melihat
pembanding dengan nilai hipotesis dan pembagi koefisien determinasi (R2), tingkat inflasi memiliki
berupa standard error (S.E.) untuk koefisien tersebut, pengaruh yang sangat kecil terhadap nilai tukar, yaitu
sebagai berikut: sebesar 0,09% dan sisanya 99,91% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
Uji a0 = 0 persamaan.

a0 − 0 Menurut Madura (2011:320), pengujian


t=
S.E. dari a 0 secara statistik terhadap International Fisher Effect
(IFE) dapat menggunakan analisis regresi atas kurs
Kemudian tabel t digunakan untuk melihat historis (historical exchange rates) dan perbedaan
nilai t. Jika uji t memperlihatkan bahwa koefisien suku bunga nominal (nominal interest rate
berbeda jauh dengan yang diharapkan, maka differentials) sehingga model persamaan regresinya
hubungan antara perbedaan inflasi dengan nilai tukar dapat ditulis sebagai berikut:
berbeda dengan yang dinyatakan oleh teori PPP.
⎡ (1 + i h ) ⎤
ef = a 0 + a1 ⎢ − 1⎥ + μ
Dengan demikian, ada dua hipotesis yang ⎣ (1 + i f ) ⎦
akan diuji, yaitu: Dimana:
ef : Persentase perubahan kurs spot (spot rate)
H1 : a0 = 0 ih : Tingkat bunga negara asal (home country)
H2 : a1 = 1 if : Tingkat bunga negara asing (foreign country)

Hal - 164 Vol. 3 No. 2 Maret 2014


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

Dengan demikian, ef akan menjadi variabel Tabel t digunakan untuk menentukan nilai t
(t-value). Jika uji t menemukan bahwa koefisien
⎡ (1 + i h ) ⎤
dependen ( Ŷ ) dan ⎢ (1 + i ) − 1⎥ menjadi variabel berbeda secara signifikan dengan nilai hipotesis, maka
⎣ f ⎦ IFE ditolak.
independen (X) dalam model persamaan umum
regresi linier sederhana Ŷ = a + bX + e sehingga a0 Dengan demikian, ada dua hipotesis yang
adalah konstanta, a1 adalah koefisien kemiringan akan diuji, yaitu:
(slope), dan μ adalah simbol kesalahan (error term). H1 : a0 = 0
H2 : a1 = 1
Tabel 4: Nilai Koefisien Regresi
pada Pengujian IFE Nilai t (t hitung) atas setiap koefisien regresi
(a0 dan a1) dapat dihitung sebagai berikut:

a0 − 0 3,351 − 0 3,351
t= = = = 2,094
S.E. dari a 0 1,600 1,600

a1 − 1 − 0,534 − 1 1,534
t= = =− = −6,016
S.E. dari a1 0,255 0,255

Dengan melihat Tabel t pada tingkat


signifikansi (á = 0,05) dan derajat kebebasan (df =
60 – 2 = 58), maka diperoleh besarnya nilai t tabel
adalah 2,002 sehingga t hitung untuk koefisien a1< t
tabel, maka dapat disimpulkan Ho diterima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti bahwa teori IFE juga tidak
berlaku pada nilai tukar mata uang HKD / IDR.
Dari Tabel 4 di atas terlihat besarnya nilai
konstanta (a0) adalah 3,351 dan slope (a1) adalah
-0,534 sehingga model persamaan regresi dapat ditulis Teori IFE tidak berlaku dalam memprediksi
sebagai berikut: perubahan nilai tukar dolar Hong Kong terhadap
rupiah selama periode tertentu disebabkan oleh
Ŷ = 3,351 - 0,534X + μ banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi nilai
Setelah mendapatkan nilai a0 dan a1, maka tukar, seperti tingkat inflasi, tingkat pendapatan,
langkah berikutnya adalah melakukan pengujian kebijakan pemerintah, dan ekspektasi nilai tukar di
signifikansi terhadap nilai hipotesis a0 = 0 dan a1 = masa depan (Madura, 2011:128). Jika melihat
1. Nilai hipotesis ini menunjukkan bahwa setiap koefisien determinasi (R2), tingkat bunga memiliki
perubahan pada tingkat bunga akan dikompensasi pengaruh yang sangat kecil terhadap nilai tukar, yaitu
oleh perubahan nilai tukar dalam persentase yang sebesar 7,01% dan sisanya 92,99% dipengaruhi
besarnya sama secara rata-rata (Madura, 2011:320). oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
Uji-t untuk setiap koefisien regresi memerlukan model persamaan.
perbandingan nilai hipotesis untuk kemudian dibagi
dengan standard error (S.E.) untuk koefisien tersebut,
sebagai berikut: 5. SIMPULAN DAN SARAN
Uji a0 = 0
Hasil uji t pada tingkat inflasi terhadap nilai
a0 − 0 tukar menunjukkan hasil yang tidak signifikan dimana
t=
S.E. dari a 0 t hitung < t tabel (2,002) sehingga dapat disimpulkan

Vol. 3 No. 2 Maret 2014 Hal - 165


Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah STIE MDP

bahwa teori PPP tidak berlaku terhadap nilai tukar


dolar HKD/IDR atau teori PPP tidak mampu
menjelaskan perubahan nilai tukar mata uang HKD/
IDR dengan koefisien determinasi sebesar 0,09%.
Sedangkan hasil uji t pada tingkat suku bunga
terhadap nilai tukar juga menunjukkan hasil yang
tidak signifikan dimana t hitung < t tabel (2,002)
sehingga teori IFE juga tidak berlaku terhadap nilai
tukar dolar HKD/IDR atau teori IFE tidak mampu
menjelaskan perubahan nilai tukar mata uang HKD/
IDR dengan koefisien determinasi sebesar 7,01%.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hady, Hamdy. 2001, Valas untuk Manajer,


Ghalia Indonesia: Jakarta.

[2] Halwani. 2005, Ekonomi Internasional dan


Globalisasi Ekonomi, Edisi Kedua, Ghalia
Indonesia: Bogor.

[3] Madura, Jeff. 2006, Keuangan Perusahaan


Internasional, Edisi Kedelapan, Salemba Empat:
Jakarta.

[4] Putong, Iskandar. 2013, Economics: Pengantar


Mikro dan Makro, Mitra Wacana Media: Jakarta.

[5] Salvatore. 1997, Ekonomi Internasional, Edisi


Kelima, Erlangga: Jakarta.

Hal - 166 Vol. 3 No. 2 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai