Terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Erlina Rufaidah, M.Si. dan Ibu
Rahmawati S.Pd., M.Pd, .selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Internasional serta dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB 1 PENDAHULUAN1
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu hal yang menandai pergerakan meluasnya globalisasi adalah semakin
bebasnya pasar dunia, hambatan perdagangan mulai berkurang dan semakin tidak
berarti. Transaksi melewati batas negara merupakan hal yang relatif mudah dan
bukan hal yang luar biasa. Sehingga volume perdagangan internasional pun
semakin meningkat.
1.3 Tujuan
Konsep Purchasing Power Parity, atau Paritas Daya Beli, PPP diperkenalkan
oleh ekonom klasik bernama David Ricardo. Konsep ini kemudian dipopulerkan
oleh ekonom Swedia yang bernama Gustave Cassel pada tahun 1920, saat
negara-negara Eropa seperti Jerman, Soviet, dan Hongaria mengalami inflasi
tinggi.
Purchasing Power Parity (PPP) adalah teori tentang penentuan nilai tukar.
Perubahan nilai tukar antara dua mata uang ditentukan oleh perubahan relative
harga di dua Negara tersebut. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar akan
meyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk mencerminkan selisih inflasi antara
dua negara, akibat adanya daya beli konsumen untuk membeli produk domestik
akan sama dengan daya beli untuk membeli produk luar negeri. Teori ini sering
juga disebut the inflation theory of exchange rate. Asumsi utama yang mendasari
teori PPP adalah bahwa pasar komoditas merupakan pasar yang efisien, baik dari
sisi lokasi, operasional, penentuan harga dan informasi. Pasar yang efisien
menunjukkan terpenuhinya beberapa asumsi berikut:
Kesamaan indeks didasarkan pada tahun dasar dan komponen indeks harga yang
sama. PPP didasarkan pada konsep The Law of One Price (LOP), yang
menyatakan bahwa harga suatu komoditi yang dikonversi ke mata uang yang
sama, akan sama di negara yang berbeda. Tarif, biaya transportasi, hambatan non
tarif mendorong terjadinya perbedaan harga di negara yang berbeda dengan skala
perbedaan harga yang tergantung pada kemampuan barang diperdagangkan.
Terdapat dua bentuk teori Purchasing Power Parity yaitu bentuk absolut
dan bentuk relatif. Teori PPP Absolut menyatakan bahwa harga dari dua
produk homogen di negara-negara yang berbeda akan sama jika diukur
dalam valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur
memakai valuta yang sama, akan terjadi perubahan permintaan sehingga
harga yang satu akan mendekati harga yang lain (Madura,2000:208).
Pt
St = P∗¿ ¿
t
Keterangan:
Sementara itu, Pada teori paritas daya beli secara relatif atau purchasing power
parity relative (PPP relatif), kurs valuta asing akan berubah untuk dapat
mempertahankan purchasing power. Pada teori paritas daya beli secara relatif,
kurs valuta asing dinyatakan sebagai persentase perubahan tingkat harga
domestik terhadap persentase perubahan tingkat harga luar negeri, formulanya
dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan:
Menurut teori dari Irving Fisher yang dikenal sebagai Fisher effect mengatakan
bahwa tingkat bunga nominal di negara manapun akan sama dengan real rate of
return yang diinginkan oleh para investor (tingkat bunga yang akan
mengkompensasi para investor untuk penundaan konsumsi saat ini) ditambah
tingkat inflasi yang diperkirakan. Versi umum fisher Effect mengatakan bahwa
negara-negara dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi mempunyai tingkat bunga
yang lebih tinggi daripada negara-negara dengan tingkat inflasi yang lebih
rendah.
Teori Internasional Fisher Effect menjelaskan Mata uang asing akan terapresiasi
ketika suku bunga asing lebih kecil dibandingkan suku bunga negara asal
(Madura, 2006:315). Negara dengan tingka suku bunga yang relatif tinggi akan
menyebabkan mata uangnya terdepresiasi. Internasional Fisher Effect
menunjukkan hubungan antara perubahan presentase spot dan perbedaan suku
bunga pada pasar modal antar negara (Sartono, 2012:148). Teori ini berhubungan
erat dengan teori PPP karena tingkat suku bunga sering kali berkolaborasi dengan
laju inflasi jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan suku bunga yang terjadi di
beberapa negara disebabkan oleh tingkat inflasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M & Nuzula,N. 2017. Pengaruh Rasio Inflasi Dan Suku Bunga
Indonesia Relatif Terhadap Amerika Serikat Pada Nilai Tukar Rupiah
(Implementasi Purchasing Power Parity Internasional Fisher Effect). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). 47 (2). Hlm 57-64
Senen, S, dkk.2020. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Acuan Bank
Indonesia Dan Cadangan Devisa Terhadap Inflasi Di Indonesia Periode 2008:Q1
– 2018:Q4. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 20 (1). 12-22