Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayahnya sehingga makalah mata kuliah Ekonomi Internaasional
yang berjudul, “Teori Penentuan Kurs” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nanti-nantikan syafaatnya di yaumul kiamat kelak.

Terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Erlina Rufaidah, M.Si. dan Ibu
Rahmawati S.Pd., M.Pd, .selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Internasional serta dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang


mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap,
semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan dan kesalahan.
Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 2 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB 1 PENDAHULUAN1

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Purchasing Power Parity (PPP)

2.2 Fisher Effect dan internasional fisher effect

2.3 Interest Rate parity

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu hal yang menandai pergerakan meluasnya globalisasi adalah semakin
bebasnya pasar dunia, hambatan perdagangan mulai berkurang dan semakin tidak
berarti. Transaksi melewati batas negara merupakan hal yang relatif mudah dan
bukan hal yang luar biasa. Sehingga volume perdagangan internasional pun
semakin meningkat.

Transaksi perdagangan secara internasional membutuhkan pengonversian mata


uang untuk mempermudah pembayaran dari suatu kegiatan jual beli tersebut.
Dalam perdagangan internasional, di berbagai negara di dunia dapat memperoleh
barang atau jasa yang diinginkan atau dibutuhkannya. Untuk mendapatkannya
antar negara memerlukan pengonversian mata uang, karena di setiap negara nilai
mata uang yang digunakan berbeda-beda.

Pengonversian ini dilakukan untuk mempermudah transaksi jual beli antar


negara. Mata uang setiap negara tersebut di tukar dengan sistem kurs yang telah
ditetapkan oleh suatu negara. Sistem kurs tersebut memiliki fungsi untuk
mencapai stabilitas moneter. Nilai kurs yang stabil dapat memberikan dampak
positif yang bisa membuat kondusif kegiatan usaha di dunia . Apabila kondisi
sudah kondusif maka akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
Negara.

Dalam suatu negara dapat menerapkan sistem kurs yang berbeda-beda.


Penerapan sistem kurs tetap ini digunakan untuk menjaga nilai tukar mata uang
agar tetap berada dalam tingkat yang diharapkan. Namun, pada penerapannya
nilai dari kurs mengambang diserahkan sepenuhnya pada permintaan dan
penawaran di valuta asing.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan rumusan


masalah dalam makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Teori penentuan kurs Purchasing Power Parity (PPP)?
2. Bagaimanakah Teori penentuan kurs Fisher Efect dan internasional fisher
effect?
3. Bagaimanakah Teori penentuan kurs Interest Rate parity?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui teori penentuan kurs Purchasing Power Parity (PPP).
2. Mengetahui teori penentuan kurs Fisher Efect dan internasional fisher effect.
3. Mengetahui teori penentuan kurs Interest Rate parity.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Purchasing Power Parity (PPP)

Konsep Purchasing Power Parity, atau Paritas Daya Beli, PPP diperkenalkan
oleh ekonom klasik bernama David Ricardo. Konsep ini kemudian dipopulerkan
oleh ekonom Swedia yang bernama Gustave Cassel pada tahun 1920, saat
negara-negara Eropa seperti Jerman, Soviet, dan Hongaria mengalami inflasi
tinggi.

Purchasing Power Parity (PPP) adalah teori tentang penentuan nilai tukar.
Perubahan nilai tukar antara dua mata uang ditentukan oleh perubahan relative
harga di dua Negara tersebut. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar akan
meyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk mencerminkan selisih inflasi antara
dua negara, akibat adanya daya beli konsumen untuk membeli produk domestik
akan sama dengan daya beli untuk membeli produk luar negeri. Teori ini sering
juga disebut the inflation theory of exchange rate. Asumsi utama yang mendasari
teori PPP adalah bahwa pasar komoditas merupakan pasar yang efisien, baik dari
sisi lokasi, operasional, penentuan harga dan informasi. Pasar yang efisien
menunjukkan terpenuhinya beberapa asumsi berikut:

1. Semua barang yang diperdagangkan di pasar internasional tidak dikenai biaya


transportasi
2. Tidak ada hambatan perdagangan antar negara
3. Semua barang baik domestik maupun internasional bersifat homogen
4. Terdapat kesamaan indeks harga yang digunakan untuk menghitung daya beli
mata uang asing dan domestik.

Kesamaan indeks didasarkan pada tahun dasar dan komponen indeks harga yang
sama. PPP didasarkan pada konsep The Law of One Price (LOP), yang
menyatakan bahwa harga suatu komoditi yang dikonversi ke mata uang yang
sama, akan sama di negara yang berbeda. Tarif, biaya transportasi, hambatan non
tarif mendorong terjadinya perbedaan harga di negara yang berbeda dengan skala
perbedaan harga yang tergantung pada kemampuan barang diperdagangkan.

Terdapat dua bentuk teori Purchasing Power Parity yaitu bentuk absolut
dan bentuk relatif. Teori PPP Absolut menyatakan bahwa harga dari dua
produk homogen di negara-negara yang berbeda akan sama jika diukur
dalam valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur
memakai valuta yang sama, akan terjadi perubahan permintaan sehingga
harga yang satu akan mendekati harga yang lain (Madura,2000:208).

Pt
St = P∗¿ ¿
t

Keterangan:

St = kurs spot priode

Pt = harga rata-rata tertimbang domestik

P∗¿t ¿= harga rata-rata tertimbang luar negeri

Sementara itu, Pada teori paritas daya beli secara relatif atau purchasing power
parity relative (PPP relatif), kurs valuta asing akan berubah untuk dapat
mempertahankan purchasing power. Pada teori paritas daya beli secara relatif,
kurs valuta asing dinyatakan sebagai persentase perubahan tingkat harga
domestik terhadap persentase perubahan tingkat harga luar negeri, formulanya
dapat dituliskan sebagai berikut :

%Δst = %ΔPt / %ΔPt*

Keterangan:

%Δst : presentase perubahan nilai tukar (kurs)


%ΔPt : presentase perubahan tingkat harga domestik

%ΔPt* : presentase perubahan tingkat harga luar negri

2.2. Teori Fisher Effect dan Internasional Fisher Effect

Menurut teori dari Irving Fisher yang dikenal sebagai Fisher effect mengatakan
bahwa tingkat bunga nominal di negara manapun akan sama dengan real rate of
return yang diinginkan oleh para investor (tingkat bunga yang akan
mengkompensasi para investor untuk penundaan konsumsi saat ini) ditambah
tingkat inflasi yang diperkirakan. Versi umum fisher Effect mengatakan bahwa
negara-negara dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi mempunyai tingkat bunga
yang lebih tinggi daripada negara-negara dengan tingkat inflasi yang lebih
rendah.

Berlianta (2005:20) menyatakan bahwa teori Internasional Fisher Effect


menjelaskan pergerakan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain
disebabkan oleh perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara
tersebut. Menurut Madura (2006:311), Internasional Fisher Effect (IFE)
menggunakan tingkat suku bunga sebagai inflasi, untuk menjelaskan kurs
berubah sepanjang waktu, namun teori ini sangat terkait dengan teori PPP karena
suku bunga sering kali sangat terkait dengan tingkat inflasi. Investor dari seluruh
negara menginginkan pengembalian yang sama, perbedaan tingkat suku bunga
antara negara mungkin merupakan akibat dari perbedaan taksiran inflasi.
Internasional Fisher Effect menjelaskan adanya arbitrase antara pasar keuangan
dalam bentuk aliran modal internasional menunjukkan bahwa perbedaan suku
bunga antar dua negara merupakan predicator uang tidak bias (unbiased
predictor) untuk perubahan kurs spot masa depan (Sartono, 2012:148).

Teori Internasional Fisher Effect menjelaskan Mata uang asing akan terapresiasi
ketika suku bunga asing lebih kecil dibandingkan suku bunga negara asal
(Madura, 2006:315). Negara dengan tingka suku bunga yang relatif tinggi akan
menyebabkan mata uangnya terdepresiasi. Internasional Fisher Effect
menunjukkan hubungan antara perubahan presentase spot dan perbedaan suku
bunga pada pasar modal antar negara (Sartono, 2012:148). Teori ini berhubungan
erat dengan teori PPP karena tingkat suku bunga sering kali berkolaborasi dengan
laju inflasi jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan suku bunga yang terjadi di
beberapa negara disebabkan oleh tingkat inflasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Malik, Nazarudin. (2017). Ekonomi Internasional. Malang: Universitas


Muhammadiyah Malang.

Santosa,A.2008.Kemampuan Inflasi Padamodel Purchasing Power Parity Dalam


Menjelaskan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Serikat. Jurnal Bisnis
dan Ekonomi (JBE).15 (1)

Firmansyah, M & Nuzula,N. 2017. Pengaruh Rasio Inflasi Dan Suku Bunga
Indonesia Relatif Terhadap Amerika Serikat Pada Nilai Tukar Rupiah
(Implementasi Purchasing Power Parity Internasional Fisher Effect). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). 47 (2). Hlm 57-64

Kusumastuti,S. 2004.Penentuan Nilai Tukar: Pengujian Purchasing Power Parity Di


Indonesia. Kinerja., 8 (1). Hal. 43-55

Senen, S, dkk.2020. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Acuan Bank
Indonesia Dan Cadangan Devisa Terhadap Inflasi Di Indonesia Periode 2008:Q1
– 2018:Q4. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 20 (1). 12-22

Anda mungkin juga menyukai