Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mochammad Zubair A.

Kelas : 3B KEU
No. : 17
1. Sebutkan lima kondisi paritas internasional!
Jawab :
 PPP (Purchasing Power Parity)
 IRP (Interest Rate Parity)
 IFE (International Fisher Effect)
 FP (Forward Parity)
 FE (Fisher Effect)

2. Jelaskan bagaimana proses pembentukan kurs menurut PPP absolut dan PPP relative!
Jawab :
 PPP Absolut : Barang yang sama akan sama berharganya dimanapun tempatnya. Jika
harga barang tidak sama maka aka nada kesempatan arbutrase. Sehingga,
pembentukan kurs mata uang antar negara ditentukan dengan menyesuaikan
perbedaan barang yang ada.
 PPP Relatif : Penentuan kurs dengan mempertimbangkan perkiraan inflasi pada tahun
yang akan datang. PP sendiri tidak dapat digunakan untuk menentukan kurs mata
uang karena :
i. Indeks harga yang dipakai untuk mengukur PPP kemungkinan menggunakan
komposisi barang dan jasa yang berbeda antara satu negara dengan negara
lainnya.
ii. Arbitrase relative lebih mahal karena adanya biaya transaksi.
iii. Beberapa barang atau jasa tidak diperdagangkan sehingga perbedaan harga tidak
bisa diarbitrasekan. Oleh karena itu, perbedaan harga tetap bertahan dan tidak
hilang.
iv. Perubahan harga bisa menyebabkan perubahan kurs meski tidak ada perubahan
perbedaan inflasi.
v. Pemerintah dapat melakukan intervensi yang mengakibatkan ketidakseimbangan
harga kurs.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek Fisher. Bagaimana efek interpretasi efek
tersebut?
Jawab :
Efek Fisher yang dikemukakan oleh Irving Fisher memperhitungkan bahwa :
Tingkat suku bunga nominal = Tingkat suku Bungan riil + inflasi yang diharapkan
Dengan rumus :
1 + r = (1+a) (1+i) = 1+ a + I + ai
Dengan :
r = tingkat bunga nominal
a = tingkat bunga riil
i = tingkat inflasi yang diharapkan
Interpretasi dari efek Fisher ini diartikan bahwa tingkat bunga nominal sama dengaan
tingkat bunga riil ditambah inflasi yang diharapkan. Contoh : sebuah bank menawarkan
bunga 12% (nominal), apabila inflasi yang diharapkan sebesar 9% maka, tingkat bungan
riil yang diperoleh deposan adalah 3% (12%-9%).

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Interest Rate Parity, apa bedanya dengan efek Fisher
Internasional?
Jawab :
 Interest Rate Parity
Menggambarkan kondisi paritas tingkat bunga dimana keuntungan (tingkat bunga)
yang di hedge melalui kontrak forward yang sama di negara dunia. Apabila kondisi
paritas tidak terpenuhi, arbitrase tetap dapat dilakukan dengan cara investasi antar
negara ke pasar spot, dan kemudian secara perlahan memasuki kontrak forward untuk
melakukan “hedge” transaksi spot. Dalam kondisi seimbang, kesempatan arbitrase
tidak dapat dilakukan. Dengan demikian, kondisi paritas tingkat bunga mengkaitkan
perbedaan tingkat bunga, serta perbedaan anatra pasar forward dengan pasar spot
(premi atau diskonto forward).
 Efek Fisher Internasional
Gabungan antara PPP dan efek Fisher yang digeneralisasikan (hubungan antara
tingkat bunga dengan inflasi) sehingga diperoleh efek Fisher internasional yang
menunjukkan kaitan antara tingkat bunga dengan kurs mata uang, Persamaan yang
merupakan hasil gabungan keduanya dinamakan IFE sebagai berikut :
e1 −¿e 0
¿
e0
Persamaan di atas mengartikaan bahwa mata uang negara dengan tingkat bunga
rendah diharapkan akan mengalami apresiasi terhadap mata uang negara dengan
tingkat bunga tinggi. Tingkat bunga yang dimaksud adalah tingkat bunga nominal.

5. Bagaimana transaksi covered interest dan uncovered interest bisa dipakai untuk
memperoleh keuntungan arbitrase?
Jawab :
Interest rate parity (covered interest) dapat dipakai untuk memperoleh keuntungan
arbitrase karena mengaitkan perbedaan tingkat bunga, serta perbedaan antara pasar
forward dengan pasar spot (premi atau diskonto kurs forward), sehingga memungkinkan
terjadinya kesempatan arbitrase. Sedangkan efek Fisher internasional (uncovered
interest) transaksi memanfaatkan tingkat bunga tanpa memasuki kontrak forward untuk
meng”hedge” transaksi spot untuk memungkinkan terjadinya arbitrase.

6. Apa yang dimaksud dengan kurs forward sebagai prediktor terbaik tidak bias untuk kurs
spot di masa mendatang?
Jawab :
Prediktor yang tidak bias berarti kesalahan prediksi dengan menggunakan kurs forward
untuk memprediksi kurs spot dimasa mendatang mempunyaai karaakteristik random,
dalam rata-rata observasi yang menghasilkan nol (0). Meskipun begitu, bukaan berarti
kurs forward bisa dipakai untuk memprediksi kurs spot dimasa mendatang dengan tepat.

7. Bagaimana memprediksi kurs pada sistem kurs tetap. Faktor apa saja yang perlu
diperhatikan?
Jawab :
i. Memperkirakan kurs keseimbangan.
Berdasarkan faktor yang relevan yang mempengaruhi kurs mata uang, jika pasar yang
terjadi adalah pasar bebas peramal memperkirakan kurs keseimbangan. Kurs
keseimbangan tersebut dijadikan patokan dalam menentukan langkah selanjutnya.
ii. Melihat kondisi ekonomi negara yang bersangkutan
Surplus maupun defisit akan menjadi fokus pada tahap ini.
iii. Memprediksi kurs mata uang dengan standar tetap sejuah mana tekanan untuk
melakukan devaluasi.
Faktor politik di negara yang bersngkutan dimana kepentingan politik tidak konsisten
dengan kepentingan ekonomi, dan kepentingan ekonomi seringkali di kesampingkan.
iv. Memperkirakan respon yang akan dilakukan pemerintah
Tindakan yang mungkin akan dilakukan pemerintah tidak selalu devaluasi.
Pembatasan aliran modal barangkali akan dilakukan. Devaluasi biasanya dilakukan
sebagai alternative tindakan terakhir.

8. Bagaimana menggunakan pendekatan fundamental untuk meramal kurs? Bisakah anda


memberikan contoh?
Jawab :
Pendekatan fundamental memprediksi kurs mata uang dengan menggunakan variabel-
variabel yang diperkirakan mempengaruhi dalam penentuan kurs. Pendekatan ini
mengatakan jika kondisi perekonomian suatu negara (fundamental) baik, maka kurs mata
uang negara tersebut akan naik (menguat) dan sebaliknya. Termasuk pendekatan
efisiensi pasar digabungkan dengan variabel lain seperti neraca pembayaran atau kondisi
perekonomian dapat digunakan untuk memprediksi kurs mata uang. Adapun faktor-
faktor yang harus diperhatikan, antara lain :
- Faktor politik :
a. Pembatasan aliran modal
b. Spread kurs
- Fundamental makro ekonomi :
a. Neraca pembayaran
b. Cadangan valuta asing (devisa)
c. GNP atau GDP
d. Pengeluaran pemerintah
e. Inflasi
f. Pertumbuhan penawaran/suplai uang
Contoh :
Pendekatan moneter mengatakan bahwa kurs mata uang ditentukan oleh 3 variabel yaitu
(1) suplai penawaran uang relatif terhadap mata uang asing,
(2) Veocity (kecepatan berputar mata uang) mata uang relatif terhadap mata uang lainnya,
(3) relatif output nasional terhadap negara lainnya.
Dengan mendasarkan pada ketiga variabel tersebut, model prediksi menggunakan regresi
berikut ini :
ai = a + B1(m-m*) + B2(v-v*) + B3(y-y*) + u,
sehingga misalkan diperoleh data inflansi dan laju pertumbuhan saat ini : a = 0,002, B1 =
0.8, B2 = 1,0. Hasil ini dapat ditafsirkan sebagai berikut. Untuk 1 unit persentase
perubahan perbedaan inflasi, poundsterling diharapkan berubah sebesar 0,8% dengan arah
yang sama, cateris paribus. Untuk 1 unit persentase perubahan perbedaan pendapatan,
poundsterling diharapkan berubah sebesar 1% dengan arah yang sama, cateris paribus.
Untuk menyusun ramalan, diasumsikan persentase perubahan (m-m*) dan (v-v*) dalam
kuartal ini masing-masing adalah 4% dan 2%, maka ramalan untuk ai adalah:
ai = a + B1(m-m*) + B2(v-v*)
= 0,002 + 0.8 (4%) + 1(2%) = 5,4%
Jadi, berdasarkan data inflasi dan laju pertumbuhan saat ini, poundsterling akan
mengalami apresiasi sebesar 5,4% dalam kuartal mendatang.

9. Bagaimana menggunakan pendekatan teknikal untuk meramal kurs? Bisakah anda


memberikan contoh?
Jawab :
Pendekatan teknikal berusaha menemukan pola tertentu dalam pergerakan kurs. Pola
tertentu tersebut digunakan untuk meramalkan kurs di masa yang akan datang. Asumsi
implisit dalam pendekatan ini adalah polaa tersebut kan muncu lagi di masa yang akan
datang (history repeat itself). Pendekatan ini memfokuskan hanya pada pergerakan kurs
itu sendiri. Di saamping analisis harga, juga menganalisis pergerakan volume, tingkat
bunga, spread beli dan jual dan variabel lain yang relevan.
Contoh :
Cara menggunakan pendekatan teknikal untuk meramal kurs : dengan menemukan pola
tertentu dalam pergerakan kurs (memfokuskan hanya pada pergerakan kurs itu sendiri).
Pola tertentu tersebut kemudian dipakai untuk meramal kurs di masa mendatang. Contoh
peramalan tersebut adalah menggunakan teknik rata – rata bergerak jangka pendek dan
jangka panjang (short-term moving average dan long-term moving average). Rata – rata
bergerak jangka pendek memberi bobot yang lebih besar pada kurs (perubahan kurs
paling baru), sedangkan rata – rata bergerak jangka panjang memberikan bobot sedikit
pada kurs (perubahan kurs). Jika rata – rata bergerak jangka pendek berada di bawah
bergerak jangka panjang, maka kurs Rp/$ mengalami kenaikan (rupiah depresiasi),
sebaliknya jika rata – rata bergerak jangka panjan lebih besar dibandingkan jangka
pendek, maka kurs Rp/$ mengalami penurunan (rupiah apresiasi).
10. Mana yang lebih baik untuk meramal kurs spot di masa mendatang kurs forward atau
kurs spot saat ini? Jelaskan!
Jawab :
Penelitian menunjukkan bahwa keduanya menghasilkan akurasi yang sama. Pendekatan
kurs forward tidaak menghasilkan prediksi yang lebih baik dibanding pendekatan kurs
spot saat ini. (Tamir Agmon dan Yakov Amihud, “The Forward Exchange Rate and The
Prediction of The Future Spot Rate”, Journaal of Banking and Finance 5, (1981), pp.
425-37). Kedua pendekatan tersebut lebih sulit dipakai untuk memprediksi kurs lebih
dari 1 periode mendatang. Pendekatan dengan menggunakan model paritas bisa dipakai
untuk meramal kurs dengan periode yang lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai