Modul ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Perdagangan Internasional
yang diampu oleh Ibu Endang Hatma Juniwati, SE., M.Si
Disusun oleh:
Denna Maulina Rahmatillah (205144038)
Sania Nisa Aryani (205144058)
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2023
A. Pengertian Nilai Kurs
Secara umum, kurs adalah nilai atau harga mata uang sebuah negara yang
diukur dalam mata uang negara lain. Definisi yang lebih lengkap mengenai kurs
(Exchange Rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu
merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Berikut
beberapa definisi dari kurs menurut para ahli:
● Menurut ahli ekonomi Fabozzi dan Franco, pengertian kurs adalah jumlah satu
mata uang yang bisa ditukar per unit mata uang lain, atau harga satu mata
uang dalam mata uang lain.
● Sedangkan menurut Ekananda, pengertian kurs adalah harga mata uang suatu
negara relatif terhadap mata uang negara lain. Nilai mata uang punya peranan
penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs
memungkinkan kita menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke
dalam satu bahasa yang sama.
● Nilai tukar suatu mata uang atau kurs adalah nilai tukar mata uang suatu
negara terhadap negara asing lainya (Thobarry, 2009).
● Abimanyu (2004) menjelaskan nilai tukar (kurs) adalah harga mata uang suatu
negara yang dapat berubah terhadap mata uang negara lain sesuai dengan
permintaan dan penawaran dari kedua mata uang tersebut.
● Menurut Salvator, kurs atau nilai tukar, juga disebut nilai tukar antara dua
mata uang di berbagai negara. Dengan kata lain, nilai tukar dapat diartikan
sebagai harga satu unit mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang
lokal.
● Menurut Mankiw Kurs adalah tingkat harga yang disepakati oleh penduduk
kedua negara untuk berdagang satu sama lain. Nilai tukar sering juga disebut
valuta asing. Ini adalah nilai tukar antara mata uang satu negara dengan negara
lain. Mankiw (2007) membedakan dua pengertian kurs, pertama adalah kurs
nominal yang diartikan sebagai nilai relatif dari dua mata uang antar negara.
Kedua adalah kurs riil yang dianggap sebagai harga barang-barang dari kedua
negara secara relatif
B. Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Riil
Nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar nominal (nominal
exchange rate) dan nilai tukar riil (real exchange rate) (Mahyus Ekananda, 2015: 178).
● Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata
uang antara dua negara di pasar keuangan, dinyatakan dalam nilai mata uang
domestik per mata uang asing (misalnya, 1 USD= Rp. 9.800). Nilai tukar
nominal adalah, besar kecilnya nilai tukar mata uang dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran mata uang itu sendiri.
● Nilai tukar riil (real exchange rate) adalah harga relatif dari suatu barang di
antara dua negara. Nilai tukar riil menunjukan suatu nilai tukar barang di suatu
negara dengan negara lain (term of trade). Dengan kata lain nilai tukar riil
adalah daya beli mata uang kita di luar negeri.
Nilai tukar nominal menyatakan nilai tukar domestik per nilai tukar asing.
Nilai tukar nominal yang umum adalah nilai tukar bilateral di mana terdapat dua
negara, misal Rupiah per Dollar US. Sedangkan nilai tukar riil adalah nilai tukar
nominal yang telah disesuaikan dengan tingkat harga. Secara spesifik, hubungan
antara nilai tukar nominal dan nilai tukar riil dapat ditunjukkan secara matematika
dengan formula berikut ini (Batiz, International Finance and Open Ecomony
Macroeconomics, 1994, p.261):
Mengapa kurs riil rupiah lebih rendah daripada kurs nominal? Ini karena
inflasi Indonesia lebih tinggi daripada inflasi di Amerika Serikat
Konsep kurs riil menjadi dasar untuk menghitung paritas daya beli (purchasing
power parity atau PPP). PPP menekankan bahwa kurs nominal akan menyesuaikan
untuk memastikan bahwa barang identik memiliki harga yang sama di berbagai
negara. Dengan demikian, variasi kurs tidak mendistorsi perbandingan.
2. Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity Teori, PPP) untuk
Menjelaskan Proses Pembentukan Kurs
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1556 oleh Martin De
Azpilcueta Navarro. Teori PPP didasarkan pada hukum satu harga (one law
price) yang menyatakan bahwa nilai tukar mata uang pada mata uang lain
didasarkan pada tingkat harga pada kedua negara tersebut. Misalnya di
Indonesia harga 5 kg beras Rp 18.000 sedangkan di Amerika harga 5 kg beras
U$D 2, artinya 2 dolar sama dengan 18.000 rupiah. Oleh karena itu, kurs
antara Indonesia (rupiah) dengan Amerika (U$D) apabila disesuaikan dengan
daya beli adalah Rp 9.000 per satu dolar. Teori ini terdapat dua versi yaitu
versi absolut dan versi relatif.
a. Versi Absolut
Dalam versi absolut menganggap U$D 1 sama dengan Rp 9.000. Jika
pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp7000 per U$D, maka nilai
rupiah dikatakan overvaluation dan dolar dikatakan undervaluation.
Sebaliknya jika pemerintah menetapkan kurs sebesar Rp10.000 per
U$D, maka nilai rupiah dikatakan undervaluation dan dolar
overvaluation. Karena dalam versi absolut teori PPP ini dilihat kurang
realistis, maka muncul versi lain untuk menjelaskan teori PPP dengan
memperhitungkan biaya transport, tarif dan kuota barang yang disebut
sebagai versi relatif.
b. Versi relatif
Dalam versi relatif menganggap kedua barang tersebut tidaklah
realistis apabila hanya disesuaikan pada satu harga, karena pada
kenyataannya barang tersebut apabila dikirim ke negara yang berbeda
mempunyai biaya (transport, tarif dan kuota) dan biaya tersebut
berbeda-beda pada setiap negara. Versi relatif kemudian
memperhitungkan biaya tersebut selain dari pada penyesuaian dalam
hukum satu harga.
Pendekatan teori nilai tukar (kurs) ini menjelaskan perubahan yang terjadi
pada nilai tukar (kurs) didasarkan pada arus modal dan pasar modal dengan
tujuan menganalisis aliran nilai tukar (kurs) untuk jangka pendek yang bersifat
tidak terprediksi.
Pendekatan teori nilai tukar (kurs) ini menjelaskan perubahan yang terjadi
pada nilai tukar (kurs) didasarkan pada arus modal dan pasar modal dengan
tujuan menganalisis aliran nilai tukar (kurs) untuk jangka pendek yang bersifat
tidak terprediksi.
4. Pendekatan Keseimbangan Portofolio Terhadap Pembentukan Kurs
Perbedaan lain dari keseimbangan portofolio ini adalah penekanan bahwa kurs
sesungguhnya terbentuk dalam proses penyamaan dan penyeimbang stok atau
total permintaan dan total penawaran aset-aset finansial seperti saham dan
obligasi dalam setiap negara.
a. Harga mata uang asing: Semakin rendah harga mata uang asing, semakin
tinggi permintaan akan mata uang tersebut, karena menjadi lebih murah bagi
pelaku pasar untuk membeli mata uang asing dan melakukan perdagangan
internasional.
b. Faktor ekonomi dan politik: Perkembangan ekonomi, kondisi politik, dan
stabilitas suatu negara dapat memengaruhi permintaan mata uangnya. Negara
yang memiliki kondisi ekonomi yang kuat dan politik yang stabil cenderung
memiliki permintaan yang lebih tinggi terhadap mata uangnya.
c. Suku bunga: Tingkat suku bunga nasional dapat memengaruhi permintaan
mata uang. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu negara cenderung
menarik investor asing yang ingin mendapatkan keuntungan dari bunga yang
lebih tinggi.
a. Harga mata uang asing: Semakin tinggi harga mata uang asing, semakin
banyak mata uang tersebut akan ditawarkan oleh pelaku pasar, karena mereka
dapat mendapatkan lebih banyak keuntungan dengan menjual mata uangnya
pada tingkat harga yang lebih tinggi.
b. Intervensi bank sentral: Bank sentral suatu negara dapat mempengaruhi kurva
penawaran kurs dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing. Jika bank
sentral membeli mata uang asing, ini akan meningkatkan penawaran kursnya,
sedangkan jika mereka menjual mata uang asing, ini akan mengurangi
penawaran kursnya.
c. Faktor eksternal: Peristiwa global, seperti krisis keuangan internasional atau
perubahan dalam perdagangan internasional, dapat memengaruhi penawaran
mata uang asing.
Naik turunnya kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa
dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah atau bisa juga dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran valuta asing. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
nilai kurs:
Meningkatnya impor oleh negara terhadap pelbagai barang dan jasa dari luar
negeri, sehingga semakin diperlukan banyak valuta asing untuk membayar
transaksi impor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya
permintaan terhadap valuta asing di pasar valuta asing. Meningkatnya impor,
juga memungkinkan tereduksinya kemampuan ekspor nasional negara yang
bersangkutan, sehingga akan mengurangi supply terhadap valuta asing di
dalam negerinya.
Jika suatu negara memiliki tingkat suku bunga yang tinggi, maka investasi di
negara tersebut akan lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan permintaan
terhadap mata uang negara tersebut dan meningkatkan nilai kurs. Sebaliknya,
jika suatu negara memiliki tingkat suku bunga yang rendah, maka investasi di
negara tersebut akan kurang menarik dan dapat menurunkan permintaan
terhadap mata uang negara tersebut. Sehingga, nilai kurs akan turun.
3. Tingkat Inflasi
Dasar hukum ekonomi mengatakan bahwa harga yang naik akan membuat
permintaan yang menurun, dan ketika harga turun maka permintaan akan naik.
Apabila tingkat inflasi pada suatu negara tinggi, maka nilai mata uang lokal
akan rendah, pun sebaliknya. Hal tersebut akan mengakibatkan kecenderungan
untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang lokal. Menurut teori (purchasing
power parity theory / PPP theory), jika tingkat inflasi domestik lebih tinggi
dari tingkat inflasi negara asing, maka nilai mata uang domestik mengalami
depresiasi, sedangkan mata uang asing terapresiasi. (Atmadja, 2002:71)
5. Neraca Pembayaran
6. Kebijakan Pemerintah
Resiko yang diakibatkan oleh adanya perubahan nilai tukar pada mata uang
asing sendiri disebut dengan risiko nilai tukar atau risiko perubahan kurs. Jika terjadi
risiko perubahan kurs pada perusahaan yang bergerak di dunia Internasional maka
akan berdampak pada profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar perusahaan.
Dalam perdagangan internasional pertukaran barang dan jasa menyebabkan
pertukaran mata uang dengan mata uang lain dalam melakukan pembayaran saat
melakukan transaksi bisnis. Adanya perbedaan transaksi dengan mata uang dapat
menimbulkan risiko keuangan bagi perusahaan akibat adanya perubahan kurs mata
uang. Nilai mata uang yang ditunjukan dalam kurs mata uang dari waktu ke waktu
mengalami fluktuasi sehingga terjadi perubahan pada arus kas yang digunakan. Nilai
mata uang setiap negara yang selalu berfluktuasi satu sama lainnya menyebabkan
ketidakpastian bagi perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional.
Fluktuasi nilai tukar berkaitan erat dalam perdagangan internasional karena nilai suatu
komoditi ekspor dinilai dengan satu satuan mata uang asing.
Dampak depresiasi nilai tukar tidak hanya dirasakan oleh individu yang
bepergian ke luar negeri, tetapi juga berpengaruh pada nilai ekspor dan impor
dalam perdagangan internasional. Depresiasi mata uang dapat memberikan
beberapa dampak bagi negara yang mengalaminya, antara lain:
1. Kebijakan Pemerintah
i. Transaksi Forward
Beberapa alasan utama mengapa nilai kurs dolar dapat berfluktuasi dengan cepat
termasuk:
a. Permintaan dan Penawaran: Pasar valuta asing adalah pasar yang sangat
likuid, di mana mata uang diperdagangkan dalam jumlah besar setiap hari.
Perubahan dalam permintaan dan penawaran mata uang secara instan
mempengaruhi nilai tukar. Jika banyak pelaku pasar ingin membeli dolar
Amerika Serikat (USD), maka nilai dolar dapat meningkat karena permintaan
yang tinggi.
b. Berita Ekonomi dan Politik: Berita ekonomi, politik, dan peristiwa global
dapat memiliki dampak signifikan pada nilai tukar dolar dan mata uang
lainnya. Misalnya, pengumuman data ekonomi seperti angka lapangan kerja,
pertumbuhan ekonomi, atau inflasi bisa menyebabkan perubahan besar dalam
nilai tukar. Peristiwa politik, seperti pemilihan umum atau kebijakan
pemerintah yang baru, juga dapat memengaruhi nilai tukar mata uang.
c. Intervensi Bank Sentral: Bank sentral negara-negara tertentu memiliki
kebijakan untuk campur tangan di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas
mata uang mereka. Intervensi ini dapat melibatkan pembelian atau penjualan
mata uang mereka sendiri, yang secara langsung memengaruhi nilai tukar.
Bank sentral sering kali melakukan intervensi jika mereka percaya nilai tukar
mata uangnya terlalu kuat atau terlalu lemah.
d. Fluktuasi Harga Komoditas: Negara-negara yang memiliki ekonomi yang
sangat tergantung pada ekspor komoditas, seperti minyak atau logam, dapat
mengalami fluktuasi nilai tukar yang signifikan ketika harga komoditas
berubah. Ini karena perubahan harga komoditas memengaruhi pendapatan
ekspor mereka dan oleh karena itu permintaan terhadap mata uang mereka.
e. Spekulasi dan Perdagangan Berita: Banyak pelaku pasar valuta asing,
termasuk spekulan dan trader, mencoba memanfaatkan fluktuasi nilai tukar
dengan melakukan perdagangan berdasarkan ekspektasi pergerakan harga di
masa depan. Berita dan rumor tentang pergerakan mata uang tertentu dapat
memicu aksi spekulatif yang dapat memengaruhi nilai tukar.
f. Algoritma Perdagangan Otomatis: Perdagangan valuta asing semakin dikuasai
oleh algoritma perdagangan otomatis yang dapat melakukan transaksi dalam
hitungan detik berdasarkan parameter yang telah diprogramkan. Ini dapat
mempercepat perubahan nilai tukar dalam hitungan detik.
g. Liquidity Provider: Penyedia likuiditas seperti bank besar dan lembaga
keuangan dapat memberikan likuiditas di pasar valuta asing, tetapi mereka
juga dapat menarik likuiditas mereka dengan cepat jika terjadi gejolak yang
signifikan di pasar.
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/default.aspx
https://www.bi.go.id/id/statistik/informasi-kurs/transaksi-bi/default.aspx
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/10459
https://ipief.umy.ac.id/wp-content/uploads/2020/02/6.-Kebijakan-Moneter-di-Indonesia-1.pdf
https://datacenter.ortax.org/ortax/kursbi/list
https://cerdasco.com/nilai-tukar/
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126929-6721-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf
https://123dok.com/article/teori-teori-nilai-tukar-nilai-exchange-pengertian-pengertia.dzxe4o
dq
https://haloedukasi.com/nilai-tukar#Teori_dalam_Nilai_Tukar_Kurs
https://www.kompasiana.com/adelliacindra8924/5fcffca9d541df7637360e23/opini-risiko-per
ubahan-kurs
https://www.kajianpustaka.com/2017/09/jenis-sistem-faktor-penyebab-perubahan-kurs.html
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/02/02/hedging-adalah
https://journal.trunojoyo.ac.id/rechtidee/article/download/1964/1957