Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui di setiap negara memiliki mata uang yang berbed
a-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain,sehingga dalam
melakukan suatu transaksi perdagangan dengan negara lain dibutuhkan suatu
perhitungan suatu nilai tukar antara mata uang suatu negara terhadap Negara lain.
Perhitungan ini lebih dikenal dengan Kurs Valuta Asing (Foreign Exchang e
Rate), kurs ini bisa memberikan patokan berapa –berapa nilai mata uang asing
dilihat dari Rupiah kita, sehingga memudahkan terjadinya transaksi karena bisa
mengetahui berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk membeli produk
dari negara asing. Dan juga akan bisa mengetahui berapa jumlah uang yang akan
diterima dari pembayaran penjualan poduk dalam negeri ke negara asing.

Surplus dalam valuta asing merupakan salah satu faktor yang dapat
dijadikan ukuran bahwa suatu Negara stabil dalam perkembangan
perekonomiannya namun pada kenyataannya surplus dalam valuta asing sangat
sulit dicapai apalagi di Negara berkembang seperti Indonesia yang kurs mata
uangnya rendah dibandingkan dengan mata uang Negara lain. Mata uang
Indonesia (Rupiah) dan mata uang negara-negara lain dapat dibandingkan sebagi
komoditas , mata uang asing juga bisa dibeli maupun dijual diseluruh dunia. Kurs
mata uang bisa sering mengalami perubahan baik naik. (menguat) atau turun
(melemah) perubahan nilai dari kurs valuta asing dapat disebabkan oleh banyak
faktor.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Nulai Tukar atau Kurs (Valuta Asing) ?


2. Bagaimana Teori tentang Nilai Tukar Uang Konvensional ?
3. Bagaimana Teori Nilai Tukar Uang dalam Perspektif Islam?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Nulai Tukar atau Kurs (Valuta Asing).
2. Untuk Mengetahui Teori tentang Nilai Tukar Uang Konvensional.
3. Untuk Mengetahui Teori Tukar Nilai Uang dalam Perspektif Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nulai Tukar atau Kurs (Valuta Asing)


Kurs adalah besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk
memperoleh suatu unit valuta asing. Misalnnya kurs yang menunjukan bahwa
US$1.00= Rp8.400 berarti untuk memperoleh satu dolar Amerika Serikat
membutuhkan Rp8.400 Indonesia.1 Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah
mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan
atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan mempunyai
catatan kurs resmi pada Bank Sentral. Valuta Asing (valas) atau foreign exchange
(forex) merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya.
Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat disebut foreign exchange
rate (kurs valuta asing).
Valuta asing adalah merupakan mata uang yang dimiliki oleh suatu Negara
atau penduduknya, tetapi mata uang tersebut bukan dikeluarkan oleh negar itu
sendiri. Mata uang tersebut adalah mata uang domestik bagi Negara yang
mengeluarkannya dan merupakan alat tukar serta pembayaran yang sah di Negara
tersebut.2 Nilai tukar mata uang atau Exchange Rates yang sering disebut dengan
kurs pada dunia perbankan syari'ah dikenal dengan sharf adalah harga satuunit
mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata
uang domestik terhadap mata uang asing. Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, SH di
dalam bukunya yang berjudul Perbankan Syari'ah dan Kedudukannya Dalam
Tata Hukum Perbankan Indonesia, pada halaman 87-88, mengemukakan bahwa
arti harfiah dari sharfa dalah penambahan, penukaran, penghindaran, pemalingan,
atau transaksi jual beli.3

1
Romi Adetio Setiawan, Ekonomi Internasional, (Bengkulu. 2015), h.34
2
Suherdi Judokusumo, Derivative Dalam Ekonomi Moneter Internasional, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2007), hal. 2
3
Sjahdeni, Sutan Remy. Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata
HukumPerbankan Indonesia. (PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta 2007) halm. 452

3
Dalam melakukan transaksi valuta asing, nilai kurs mengalami perubahan
setiap saat. Perubahan nilai kurs valuta asing umumnya berupa :
a. Apresiasi atau depresiasi
b. Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing yang
sepenuhnya tergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran valuta
asing) baik dalam negeri maupun luar negeri.
c. Devaluasi atau revaluasi
d. Naik atau turunnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang asing
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah.

2. Teori Nilai Tukar Uang Konvensional

Definisi nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) antara lain
dikemukakan oleh Abimanyu dalam bukunya ‘Memahami kurs valuta
asing’adalah harga mata uang suatu negara relative terhadap mata uang negara
lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya
ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang
tersebut.Nilai tukar suatu mata uang dapat di tentukan oleh pemerintah
(otoritasmoneter), seperti pada Negara-negara yang memakai system fixed
exchange rates ataupun di tentukan oleh kombinasi antara kekuatan-kekuatan
pasar yang saling berinteraksi serta kebijakan pemerintah seperti pada
Negara-negarayang memakai rezim system ‘flexible exchange rates.

Karena setiap negara memiliki hubungan dalam investasi dan


perdagangan dengan negara lain, tidak ada satu pun nilai tukar yang dapat
mengukur secara memadai daya beli (purchasing power) mata uang domestic atas
mata uang asing secara umum. Oleh karena itu sejumlah konsep nilai tukar uang
yang efektif telah dikembangkan untuk mengukur rata-rata tertimbang
(weighted average) harga mata uang asing dalam mata uang domestik.4

4
Simorangkir, Iskandar dan Suseno. Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar. Pusat
Pendidikan dan Studi Kebangsentralan. (Jakarta 2004) hlm.873

4
a. Purchasing Power Parity
Paritas Daya Beli adalah suatu kondisi dimana harga dari suatu
barang yang dapat diperdagangkan dalam suatu mata uang seharusnya
sama dimana pun barang itu dibeli. Persamaan paritas daya belinya bahwa
jika Rupiah sejumlah x di Indonesia akan mempunyai daya beli yang sama
di Singapura. Ini akan sejalan dengan asumsi bahwa semua barang dapat
diperdagangkan dan terdapatnya kondisi arbitrase yang menjamin setiap
individual dapat menjual barang dengan harga yang sama dimanapun juga.
Kondisi arbitrase adalah kondisi dimana tidak terdapatnya kesempatan
untuk membeli suatu barang dengan harga rendah dan menjualnya lagi
dengan harga yang lebih tinggi.5
Dimisalkan : P = e p’
Di mana; P= tingkat harga domestic (domestic price)

p’= tingkat harga luar negeri (foreign price)

e= nilai tukar uang

b. Kebijakan Nilai Tukar Uang


Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional,
yaitu domestik dan asing. Dalam suatu negara, satu-satunya institusi resmi
yang dapat mengubah penawaran mata uangnya adalah Bank Sentral dari
negara tersebut. Setiap Bank Sentral dapat memilih antara dua rezim
kebijakan nilai tukar yang berbeda, yaitu :
 Rezim Nilai Tukar Dipagu (Fixed Exchange Rate Regime)
Yaitu bila otoritas keuangan suatu negara menetapkan suatu
nilai tukar uang tertentu untuk mata uangnya.
 Rezim Nilai Tukar Fleksibel (Flexible Exchange Rate Regime)
Yaitu bila nilai tukar mata uang suatu negara adalah
ditentukan oleh keseimbangan yang terjadi di pasar pertukaran
uangnya.
5
Adiwarman A. karim, Ekonomi Makro Islami, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2007 ), hal. 158

5
c. Rezim Nilai Tukar Dipagu (Fixed Exchange Rate Regime)
Dalam sistem kebijakan ini Bank Sentral suatu negara cukup
mengumumkan suatu nilai tukar tertentu untuk mata uangnya terhadap
mata uang asing tertentu dimana Bank Sentral bersedia membeli dan
menjual mata uang asing dengan kuantitas berapapun. Jika Bank Sentral
menetapkan nilai tukar, maka Bank Sentral harus membeli berapapun
kuantitas mata uang asing yang ditawarkan oleh para pedagang
(kehilangan kendali atas penawaran mata uang) jika hal tersebut terjadi
terus menerus dapat mengakibatkan “international reserve crisis”, yaitu
keadaan dimana sebuah Bank Sentral kehilangan kemampuannya untuk
menjaga nilai tukar tertentu untuk mata uangnya.
Pada saat Bank Sentral kehilangan kendali atas penawaran mata
uang, Bank sentral juga kehilangan kendali atas tingkat harga, sehingga
jika Bank sentral ingin mengendalikan tingkat harga domestik, maka Bank
Sentral harus membiarkan nilai tukar untuk mengambang bebas. Dalam
rezim nilai tukar dipagu ini juga bisa terjadi pasar pertukaran uang gelap
(black market in currencies), yaitu dimana warga suatu negara membuat
pasar pertukaran uangnya sendiri yang tidak resmi (tidak diakui oleh
pemerintah) karena begitu besarnya kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan, karena terjadinya kesempatan arbitrase kepada orang-orang
yang membeli satu mata uang asing dengan harga yang lebih murah dan
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Maka hukum pun menjadi
dikesampingkan, oleh karena itu Bank Sentral harus melarang
perdagangan seperti itu untuk mencegah harga jual yang lebih rendah dari
pada harga resmi dari pemerintah.
d. Rezim Nilai Tukar Fleksibel (Flexible Exchange Rate Regime) Rezim ini
adalah sistem yang dipakai oleh hampir sebagian besar negara di dunia
pada saat ini. Jika Bank sentral ingin menambah penawaran uang, Bank
Sentral dapat mencetak uang dan kemudian membeli sesuatu aset
(biasanya berbentuk obligasi pemerintah). Begitu juga sebaliknya, jika
Bank sentral ingin mengurangi penawaran uang, maka Bank Sentral dapat

6
menjual sesuatu aset (biasanya juga dalam bentuk obligasi pemerintah)
dan memusnahkan uang yang didapatnya dari penjualan tersebut. Kegiatan
Bank Sentral memperjualbelikan mata uang asing dinamakan “Intervensi”.
Melalui intervensi Bank Sentral melakukan perubahan permintaan akan
mata uang asing.6
Dalam teori Neoklasikal, tingkat harga dalam suatu negara dapat
berubah karena berubahnya penawaran uang atau faktor-faktor yang
mendahului perubahan dari output negara tersebut seperti kebijakan fiskal,
teknologi, peperangan, cuaca, dan lain sebagainya. Kenaikan penawaran
IDR akan mengakibatkan Rupiah mengalami depresiasi, sebalinya
kenaikan penawaran mata uang asing (misalnya SGD) akan
mengakibatkan Rupiah mengalami apresiasi. Jika terjadi kenaikan
penawaran uang yang signifikan, maka otomatis akan terjadi kenaikan
harga yang signifikan pula atau dikenal dengan istilah Inflasi. Kita ketahui
bahwa tingkat harga melonjak naik karena terjadi penurunan permintaan
uang, serta lonjakan dari nilai tukar (depresiasi) uang. Lonjakan ini
dinamakan exchange rate overshooting, yaitu salah satu fenomena yang
penting karena bisa membantu kita dalam menjelaskan mengapa nilai
tukar uang bergerak tajam dari hari ke hari.
e. Penawaran Uang dan Nilai Tukar Uang dalam Jangka Pendek
Keseimbangan dari nilai tukar uang ditentukan dalam pasar
pertukaran uang asing dengan tingkat suku bunga tertentu dan ekspektasi
tentang nilai tukar di masa depan. Kenaikan dalam penawaran uang akan
menurunkan tingkat suku bunga sementara penurunan penawaran uang
akan menaikkan tingkat suku bunga.
3. Teori Tukar Nilai Uang dalam Perspektif Islam.
Nilai tukar suatu mata uang di dalam islam di golongkan dalam
dua kelompok, yaitu: Natural dan Human. Dalam pembahasan nilai tukar
menurut islam akan dipakai dua skenario yaitu :

6
Ibid. hal. 161

7
1. Perubahan harga dalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar uang . Sebab-
sebab fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan sebagai berikut :
a. Natural Exchange rate fluctuation
1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan – perubahan yang
terjadi pada permintaan agregatif ( AD ). Expansi AD akan
mengakibatkan naiknya tingkat harga secara keseluruhan( P ),
seperti kita ketahui bahwa: P= e P, jika tingkat harga dalam negeri
naik, sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap, maka nilai tukar
mata uang akan mengalami depresiasi. Sebalik nya jika AD
mengalami kontraksi maka tingkat harga akan mengalami
penurunan yang akan mengakibatkan nilai tukar akan mengalami
apresiasi.7
2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi
pada penawaran agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi,
maka akan berakibat pada naiknya tingkat harga secara
keseluruhan, yang kemudian akan mengakibatkan melemahnya
(depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika AS mengalami expansi
maka akan berakibat pada turunya tingkat harga secara keseluruhan
yang akan mengakibatkan menguatnya nilai tukar.
b. Human Error Exchange Rate fluctuation
1) Corruption dan Bad Administration yang buruk akan
mengakibatkan naiknya harga akibat terjadinya Missallocation of
Resources serta Mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh
produsen untuk menutupi biaya-biaya siluman dalam proses
produksinya.
2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang
dan jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa
tersebut.
3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100%
reserve money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan

7
Ibid. hal. 168

8
tetapi jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.
2. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri Perubahan harga yang terjadi diluar
negeri bisa digolongkan karena 2 sebab yaitu :
a. Non engineered/ non manifulated changes Disebut sebagai non eminered /
non manifulated changes adalah karena perubahan yang terjadi bukan
disebabakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) oleh
pihak-pihak tertentu. Misalkan jika bank central singapura (BSS)
mengurangi jumlah uang SGD yang beredar, hal tersebut akan
mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh karena itu BI
biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD yang
dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention
maupun dengan cara unsterilized intervention.
b. Enginered / Manipulated changes Disebut sebagai enginered / manipulated
changes adalah Karena perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk
merugikan pihak lain. Misalnya para fund manager disingapura melepas
IDR yang dimilikinya sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan
nilai tukar rupiah mengalami depresiasai secara tiba-tiba atau derastis
diluar perkiraaan BI.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Valuta Asing (valas) atau foreign exchange (forex) merupakan pertukaran mata
uang suatu negara terhadap negara lainnya.

2. Teori Nilai Tukar Uang Konvensional

a. Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)


b. Kebijakan Nilai Tukar Uang
c. Rezim Nilai Tukar Dipagu (Fixed Exchange Rate Regime)
d. Rezim Nilai Tukar Fleksibel (Flexible Exchange Rate Regime)
e. Penawaran Uang dan Nilai Tukar Uang dalam Jangka Pendek
3. Teori Nilai Tukar Islam
a. Perubahan-perubahan harga dalam negeri
 Natural Exchange rate fluctuation
 Human Error Exchange Rate fluctuation
b. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
 Non engineered/ non manifulated changes
 Enginered / Manipulated changes

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan
dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf dan lupa.

10

Anda mungkin juga menyukai