Anda di halaman 1dari 11

HUDUD DAN HIKMAHNYA

Oleh:

Mulia Ihsani (20192103)

Nur Azizah (201921045)

Raisa Novi Asny (201921049)

Unit/Semester : 2/5

MataKuliah : Pembelajaran Fiqh di Madrasah

DosenPembimbing : TuRamadhan,M.Ag

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TAHUNAJARAN2021/2022
KATA PENGANTAR

‫َّحي ِْم‬ ِ ْ‫هللا الرَّح‬


ِ ‫من الر‬ ِ ‫ِبس ِْم‬

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT
karena berkat limpahan rahmat, taufik serta hidayat-Nya, Kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Qurban dan Aqiqah “ ini. Semoga kita semua
selalu berada dalam rida-Nya. Amin. Makalah ini merupakan laporan yang
dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah Pembelajaran Fiqh
di Madrasah. Salam dan shalawat kami kirimkan kepada suri tauladan kita
tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh
kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.

Kami menyadari, bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori. Semoga segala bantuan, dorongan, dan
petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai
ibadah di sisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi Penulis sendiri.

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………….............................
……………..i

Daftar
Isi…………………………………………………………..................................
………………..ii

BAB I : PENDAHULUAN

1. Latar
Belakang………………………………………………………............................
………….4

2. Rumusan
Masalah……………………………………………………….........................………4

3.
Tujuan…………………………………………………………………………..............
....................4

BAB II : PEMBAHASAN

1. Pengertian hudud....................................................................................5
2. Kedudukan hukum hudud dalam Islam.................................................5
3. Macam-macam tindakan yang golongan hudud...................................6
4. Ciri-ciri hudud..........................................................................................9
5. Hikmah pensyariatan hukum hudud....................................................10

BAB III : PENUTUP

A.
Kesimpulan……………………………………………………………….....................
.......…11

B.
Saran………………………………………………………………………....................
.........….12

Daftar
Pustaka…………………………………………………………………........................
....iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemberian hukum dalam rangka hak Allah swt, ditetapkan demi kemaslahatan
masyarakat dan terpeliharanya ketenteraman atau ketertiban umum.Oleh karena itu
hukuman itu didasarkan atas hak Allah SWT, maka tidak dapat digugurkan, baik oleh
individu maupun oleh masyarakat.
Hadirnya Islam di tengah-tengah kehidupan manusia merupakan rahmat.Rahmat
berarti anugrah karunia atau pemberian Allah yang maha pengasih dan maha
penyayang. Manusia diharapkan mampu mengambil manfaat secara maksimal dengan
kesadaran akan dirinya sendiri. Semua aturan yang ada dalam Islam, baik yang
berupa perintah, larangan, maupun anjuran adalah untuk manusia itu sendri. Manusia
hendaknya menerima ketentuan-ketentuan hukum islam dengan hati yang lapang
kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Dalam hal ini di antara aturan
Islam yang hendak di bahas meliputi zina, qazf, minuman keras, dan lain sebagainya.
Kata hudud adalah bentuk jamak dari kata had. Pada dasarnya had berarti pemisah
antara dua hal atau yang membedakan antara sesuatu dengan yang lain.
Untuk lebih meningkatkan wawasan mahasiswa dan pendalaman terhadap ilmu
agama yang lebih luas lagi timbul rasa kecintaan terhadap ilmu agama, maka kami
menganggap perlu untuk bisa lebih jauh mengenalinya termasuk materi yang akan
dibahas ini yaitu Hukum Hudud.
Penyusunan makalah ini bertujuan supaya mengenali lebih jauh tentang ilmu agama
khususnya hukum hudud, tetapi tidak hanya sekedar mengenali dan diharapkan agar
memahami serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan masalah :
1. Pengertian hudud.
2. Kedudukan hukum hudud dalam islam.
3. Macam-macam tindakan hudud.
4. Ciri-ciri hudud.
5. Hikmah pensyariatan hukum hudud.

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui ruang lingkup hukum hudud.
2. Mengetahui tindakan-tindakan yang termasuk dalam hukum hudud.
3. Mengetahui hikmahnya pelaksanaan hudud.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian hudud
Hudud adalah bentuk jamak dari kata “Had” yang artinya sesuatu yang
membatasi dua benda. Dan pada asalnya perkataan had ialah sesuatu yang
memisahkan antara dua perkara dan digunakan atas sesuatu yang membedakan
sesuatu yang lain.
Menurut syar’I, hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan
oleh syara untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang
sama. Oleh karena itu tidak termasuk ta’zir kerena ta’zir tidak ada ketentuan
hukumnya dan tidak termasuk pula qisas karena qisas adalah hak anak adam.
Kesalahan dalam jinayah hudud dianggap sebagai kesalahan terhadap hak Allah,
karena perbuatan itu menyentuh kepentingan masyarakat umum yaitu menjelaskan
ketenteraman dan keselamatan orang ramai dan hukumannya pula memberi kebaikan
kepada mereka.Kesalahan ini tidak boleh diampunkan oleh manusia pada mangsa
jinayah itu sendiri, warisnya, ataupun masyarakat umum.
Hukuman hudud wajib dikenakan pada orang yang melanggar larangan-larangan
tertentu dalam agama, misalnya zina, menuduh zina, qadzab, dan lain-lain.Mereka
yang melanggar ketetapan hukum Allah yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-
Nya adalah termasuk dalam golongan orang yang zalim. Firman Allah SWT yang
artinya :“Dan siapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah maka mereka itulah
orang-orang yang zalim”.(Q.S.Al-Baqarah (2) : 229).

2. Kedudukan hukum hudud dalam Islam

Islam diturunkan untuk dilaksanakan dalam kehidupan manusia di dunia dan


sebagai pedoman hidup yang mutlak bagi umat manusia khususnya bagi orang-orang
Islam. Ajaran-ajaran islam itu adalah bersifat universal, rasional, dan fitri serta sesuai
untuk sepanjang zaman xemua tempat dan keadaan. Tidak ada hukum Allah dan
Rasul-Nya yang sudah lapuk ditelan zaman, bahkan hukum-hukum Allah dan Rasul
itulah hukum ultra moden karena ia dicipta oleh Allah Yang Bijaksana dan
Mengetahui akan sifat hambnya zahir dan batin. Tiada alternative lain bagi umat
Islam selain dari hukum-hukum Allah. Hukum-hukum islam itu telah dijalankan
sepenuhnya oleh Rasulullah dan Khulafur-Rasyidin dan Khalifah-khalifah Islam
berikutnya sehingga zaman kejatuhan Islam. Tidak ada siapapun yang erhak menukar
gantikannya atau memansukhkannya.Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi
sampai akhir zaman. Allah telah menurunkan hukum-hukumnya dan kepada kita
sebagai hambanya diwajibkan melaksanakan hukum-hukum itu dengan penuh
ketaatan “kami dengar dan kami taat”, bukannya dengan dolak-dalik dan helah
seperti kaum Yahudi dan orang-orang munafiq.
Pelaksanaan hukum hudud dan lain-lain syariat islam dapat menyelesaikan masalah
kerusakan moral dan sahsiah yang sedang mengancam masyarakat menusia dan pasti
akan wujud masyarakat yang aman damai dan makmur dalam keridhaan Allah.
Demikian jaminan Allah dan Allah tidakakan memungkiri janji-janji-Nya.

3. Macam-macam tindakan yang golongan hudud


Ada berbagai tindakan yang termasuk golongan hudud, antara lain :
1.Zina
a. Pengertian zina
Zina secara harfiyah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam pengertian
istilah adalah hubungan kelamin diantara seorang laki-laki dengan seorang perempuan
yang satu sama lain tidak terkait hubungan perkawinan. (Abdurrahman Doi, 1991 :
31).
Para fuqaha mengartikan bahwa zina yaitu melakukan hubungan seksual dalam arti
memasukkan zakar (kelamin pria) kedalam kelamin vagina (kelamin wanita) yang
dinyatkan haram, bukan karena syubhat, dan atas dasar syahwat.Jadi perbuatan zina
itu adalah haram hukumnya dan termasuk salah satu dosa besar, karena perbuatan
tersebut termasuk perbuatan yang sangat keji, pergaulan seperti binatang. Allah SWT
berfirman dalam Q.S. Al-Isra (17) : 32.
Artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina, sungguh zina itu perbuatan yang keji,
dan jalan suatu yang buruk”.

b. Dasar penetapan adanya perbuatan zina


Ada dua cara yang dijadikan dasar untuk menetapkan bahwa menurut syara seorang
telah melakukan zina, yaitu :
1) Empat orang saksi dengan syarat : semuanya laki-laki adil, memberikan kesaksian
yang sama tentang tempat, waktu dan cara melakukannya.
2) Pengakuan dari pelaku, dengan syarat sudah baligh dan berakal. Jika orang yang
mengaku telah berbuat zina itu belum baligh atau sudah baligh tapi akalnya terganggu
atau gila, maka tidak bisa ditetapkan had zina padanya.

c. Macam-macam had bagi pezina


1) Had bagi pelaku zina muhsan (orang yang sudah baligh, berakal, dan pernah
melakukan hubungan dengan jalan yang sah) yaitu dirajam atau dilempari dengan
batu sampai mati.
2) Had bagi pelaku zina Ghairu muhsan (orang yang belum pernah menikah) yaitu
didera atau dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan satu tahun. Haddnya berupa
cambuk seratus kali sesuai dengan firman Allah “Deralah masing-masing dari
keduanya seratus kali”(Q.S.An-nur (24) : 2). Hadd diasingkan selama satu tahun,
ketentuan ini sesuai dengan hadist nabi : “Perzinaan yang dilakukan oelh laki-laki
perjaka dengan perempuan perawan hukumnya seratuskali dera dan dibuang selama
satu tahun (Hr.Muslim)”.

1. Menuduh zina (Qazf)


Menuduh sama juga dengan fitnah yang merupakan suatu pelanggaran yang terjadi
bila seorang dengan bohong menuduh seorang muslim berzina atau meragukan
silsilahnya. Ia merupakan kejahatn yang besar dalam islam dan yang melakukannya
disebut pelanggaran yang berdosa. Hukum bagi orang yang menuduh zina dan tidak
terbukti berdasarkan firman Allah dalam Q.S. An-Nur (24) : 4 “dan orang-orang
yang menuduh perempuan-perempuan yang baik berzina , dan mereka tidak dapat
mendatangkan empot orang saksi, maka mereka didera delapan puluh kali, dan
janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah
orang-orang yang fasik”.

2. Minuman yang memabukkan (Khamar)


Larangan meminum minuman yang memabukkan didasarkan pada Q.S.Al-
Ma’idah (5) : 90 Artinya “wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya
minuman keras, berjudi(berkurban untuk) berhaberhala, dan mengundil nasib dengan
anak panah adalah perbuatan keji dantermasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung”.
Firman Allah SWT di atas tidak menegaskan hukuman apa bagi peminuman
keras (khamar). Sanksi terhadap delik ini disandarkan pada hadist Nabi SAW, yakni
melalui sunnah fi’liyahnya bahwa hukuman terhadap jarimah ini adalah empat puluh
kali dera.
3.Mencuri
Mencuri adalah perbuatan mengambil harta orang lain tanpa seizin pemilik ya
(secara diam-diam), dengan maksud untuk memiliki. Menurut fuqaha yang disebut
mencuri adalah mengambil barang secara sembunyi-sembunyi ditempat penyimpanan
dengan maksud untuk memiliki, dilakukan dengan sadar atau adanya pilihan serta
memenuhi syarat-syarat tertentu.Salim Al-Uwa mengartikan mencuri sebagai
mengambil barang secara sembunyi dengan niat ingin memiliki barang tersebut.
Mencuri merupakan perbuatan yang dilarang dan diancam hukuman potong tangan
sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al-maidah (5) : 38, artinya “adapun laki-laki
maupun perempuan yang mencuri potonglah tangan kaduanya (sebagai) balasan atas
perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah dan Allah maha
perkasa maha bijaksana”.
Berdasarkan firman Allah swt diatas, orang yang mencuri dikenakan hukuman
potong tangan.Hukum potong tangan sebagai sanksi kejahatan pencurian.Tindak
pencurian dikenai sanksi potong tangan jika telah memenuhi syarat-syarat pencurian
yang wajib dikenai potong tangan.Adapun jika pencurin itu belum memenuhi syarat
pencuri tidak boleh dikenai sanksi potong tangan. Misalnya orang yang mencuri
karena kelaparan, mencuri barang-barang milik umum, belum sampai nisab (1/4
dinar), dan lain sebagainya tidak boleh dikenai had potong tangan.
4. Murtad
Murtad berarti menolak agama islam dan memeluk agama lain baik melalui
perbuatan maupun lisan. Dengan demikian perbuatan murtad mengeluarkan seseorang
dari lingkungan islam. Bila seseorang menolak prinsip-prinsip dasar kepercayaan
(iman) seperti keyakinan akan adanya Allah serta Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan-Nya sebagaimana yang terdapat dalam “kalimah al-shahadah”. Begitu juga
menolak mempercayai al-quran sebagai kitabullah atau menolak ajaran yang
dikandungnya tau mengingkari hari kebangkitan, ganjran, atau hukuman dari Allah
termasuk perbuatan murtad.Menolak ibadah-ibadah khusus seperti shalat, zakat,
puasa, dan haji juga termasuk tindakan murtad.Pelaku murtad dikenai hukuman mati,
jika tidak mau bertobat dan kembali ke pangkuan islam dalam tenggang waktu
tertentu. Hanya saja, syariah tidak membatasi tenggang waktu yang diberikan kepada
si pelaku murtad untuk kembali ke islam.

5. Bughah (memberontak)
Pemberontakan sering diartikan keluarnya seseorang dari ketaatan kepada iman
yang sah tanpa alasan. Ulama syafi’iyah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
pemberontakan adalah orang-orang muslim yang menyalahi iman dengan cara tidak
menaatinya dan melepaskan dari dirinya (menolak kewajiban dengan kekuatan,
argumentasi, dan memiliki pemimpin).
Pelaku bughah (memberontak) diperangi sampai mereka kembali ke pangkuan islam
atau ke pangkuan khilafah yang sah. Hanya saja perang melawan pelaku bughat
berbeda dengan perang melawan orang kafir.Perang melawan pelaku bughat hanyalah
perang yang Perang melawan pelaku bughat hanyalah perang yang bersifat edukatif,
bukan jihad fi sabilillah.Oleh karena itu, pelaku bughat tidak boleh diserang dengan
senjata pemusnah massal atau serbuan, nuklir, dan roket, terkecuali merek
menggunakan arsenal seperti ini.Jika mereka melarikan diri perang mereka tidak
boleh dikejar dan ditumpas sampai habis.Harta mereka tidak boleh dijadikan sebagai
gharimah.
Memerangi pemberontak hukumnya wajib demi menegakkan hukum allah
sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-hujurat (49) : 9, artinya : “jika salah
satu dari keduanya berbuat zalim terhadap golongan lain, maka perangilanh golongan
yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah”.

6. Hirabah (perampokan)
Perampokan merupakan kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
seseorang yang bersenjata yang mungkin akan menyerang musafir atau orang yang
berjalan dijalan raya atau ditempat mana pun mereka merampas harta korbannya
dengan menggunakan kekerasan bila korbannya lari mencari pertolongan. Dasar
hukum yang dikenakan pada pearampok telah dijelaskan pada Q.S.Al-Maidah (5) :
33, artinya “hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan dibumi, hanalah dibunuh atau disalib atau dipotong kaki dan
tangan mereka secara bersilang, atau diasingkan dari halamnnya. Yang demikian itu,
kehinaan mereka didunia dan di akhirat mereka mendapatkan azab yang besar”.
Firman Allah SWT pada Q.S.Al-Maidah (5) : 33 ini turun sehubungan dengan
orang-orang islam melakukan tindakan kejahatan berupa pembunuhan, kekacauan,
terror. Kekerasan, kerusakan, dan mendurhakai islam dengan keluar dari ajrannya.
Dikatakan memerangi Allah dan Rasul-Nya berarti memerangi orang-orang islam
dengan berbagai kejahatan sehingga istilah lain disebut hirabah.

4. Ciri-ciri Hudud

Hudud mempunyai sifat-sifatnya yang khusus, yaitu :


1) Kesalahan-kesalahan hudud te;ah ditetapkan syara’.
2) Hukuman-hukuman siksanya telah ditentukan jenis-jenisnya dan berat ringannya
oleh ketetapan syara’, tiada siapa yang boleh mengubah melibihi atau
menguranginya. Ia wajib dilaksanakan seperti adanya.
3) Kesalahan-kesalahan hudud boleh dimaafkan sebelum ia dibawa kedepan hakim,
tetapi tiada siapa pun yang dapat memaafkan atau mengurangkan hukuman setelah
dibawa ke depan pengadilan.
4) Semua orang yang mencukupi syarat yang dikenakan hukuman yang sama tanpa
terkecuali.
5) Taubat tidak menggugurkan siksa kecuali dalam hal kejahatan perampokan dimana
perampok digugurkan dari siksa, jika ia bertaubat sebelum dapat ditangkap, dan
orang-orang murtad yang bertaubat sebelum dibawa kemuka pengadilan.

5. Hikmah pensyariatan hukum hudud


Hudud disyariatkan untuk kemaslahatan hamba dan memiliki tujuan yang
mulia.diantaranya adalah :
1) Hukuman bagi orang yang berbuat siksaan bagi orang yang berbuat kejahatan dan
membuatnya jera. Apabila ia merasakan sakitnya hukuman ini dan akibat buruk yang
muncul darinya, maka ia akan jera untuk mengulangi dan dapat mendorongnya untuk
istiqamah serta selalu taat kepada Allah SWT .
2) Mencegah orang lainagar tidak terjerumus dalam kemaksiatan.
3) Huddud adalah penghapus dosan dan pensuci jiwa pelaku kejahatan tersebut.
4) Menciptakan suasana aman dalam masyarakat dan menjaganya.
Menolak keburukan, dosa dan penyakit pada masyarakat, karena apabila kemaksiatan
telah merata dan menyebar pada masyarakat maka Allah akan menggantinya dengan
kerusakan dan musibah serta dihapisnya kenikmatan dan ketenangan. Untuk menjaga
hal ini maka solusi terbaiknya adalah menegakkan dan menerapkan hudud.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Hudud adalah
bentuk jama’ dari kata hadd yang berarti mencegah.Disebut hudud karena hukuman
itu dapat mencegah terjadinya perbuatan yang mengakibatkan jatuhnya
hukuman.macam-macam kesalahan yang termasuk hudud antara lain : zina, menuduh
zina, meminum khamar, mencuri, murtad, bughah, dan hirabah.
Hukum-hukum tersebut adalah kekal abadi sampai akhir zaman. Allah telah
menurunkan hukum-hukumnya dan kepada kita sebagai hambanya diwajibkan
melaksanakan hukum-hukum itu dengan penuh ketaatan “kami dengar dan kami
taat”, bukannya dengan dolak-dalik dan helah seperti kaum Yahudi dan orang-orang
munafiq.
Pelaksanaan hukum hudud dan lain-lain syariat islam dapat menyelesaikan masalah
kerusakan moral dan sahsiah yang sedang mengancam masyarakat menusia dan pasti
akan wujud masyarakat yang aman damai dan makmur dalam keridhaan Allah.
Demikian jaminan Allah dan Allah tidak akan memungkiri janji-janji-Nya.

Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, adapun substansi yang terkandung
didalamnya semoga akan menjadi suatu badan acuan bagi setiap orang dalam
melaksanakan tindakannya dimuka bumi ini. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat karena pembahasan dari makalah ini sangatlah berguna bagi siapapun
terlebih bagi setiap manusia yang berada dibumi ini agar senantiasa beribadah dan taat
dalam menjalankan ajaran Allah SWT.
Apabila dalam makalah ini terdapat suatu hal baik itu perkataan, penulisan,
ataupun hal-hal lain yang menuju kearah ketidaksempurnaan mohon kiranya agar
makalah ini dapat dikoreksi, karena sebagai, manusia biasa tentunya penyusun pasti
banyak melakukan kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://hariyono1407.blogspot.com/2012/04/hukum-pencurian-dalam-islam.html,
http://almanhaj.or.id/content/3383/slash/0/fikih-hudud/

Anda mungkin juga menyukai