Anda di halaman 1dari 19

Sistem Nilai Tukar

Oleh: Sokhikhatul Mawadah, M.E.I


Definisi Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar (exchange rate system) adalah kerangka kebijakan yang
diadopsi oleh suatu negara untuk mengelola nilai tukar mata uangnya.
Nilai tukar mata uang atau sering disebut dengan nilai tukar merupakan suatu
ketetapan harga mata uang terhadap mata uang lainnya.
Nilai tukar dapat dikatakan sebagai salah satu harga yang terpenting dalam
perekonomian terbuka. Hal ini disebabkan karena nilai tukar memiliki pengaruh yang besar
terhadap neraca transaksi berjalan atau faktor-faktor makro ekonomi yang lain.
Pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai tukar mata uang

Dalam kajian ekonomi, terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam menentukan nilai
tukar mata uang.
1. Pendekatan moneter
Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang memiliki definisi sebagai harga dimana
mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan harga yang ditentukan memiliki
keterkaitan dengan hukum penawran dan permintaan uang .
2. Pendekatan pasar.
Terdapat pasar valuta asing yang memiliki peranan penting sebagai entitas dalam
menentukan nilai tukar yang ada pada setiap negara. Dalam hal ini, pasar valuta asing atau foreign
exchange market memiliki definisi sebagai pasar transaksi jual beli dimana mata uang nasional suatu
negara dibeli dan dijual sehingga nilai tukarnya dapat ditentukan berdasarkan mekanisme penawaran
dan permintaan (Ingham, 2004). Mekanisme yang ada pada sistem nilai tukar dan pasar valuta asing
pada dasarnya memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap kelancaran suatu arus perdagangan
dan investasi internasional suatu negara. Hal ini disebabkan karena nilai tukar dan pasar valuta asing
merupakan dua sektor yang memiliki ketergantungan terhadap nilai mata uang yang menjadi nilai
tukar utama, ekuilibrium nilai tukar uang yang terdapat pada pasar valuta asing menjadi sangat
penting.
Jenis Nilai Tukar

1. Selling Rate atau nilai tukar jual, merupakan nilai tukar yang ditentukan oleh Bank untuk
penjualan valuta asing tertentu dan pada saat tertentu.
2. Middle Rate atau nilai tukar tengah, merupakan nilai tukar yang mengkombinasikan antara nilai
tukar jual dengan nilai tukar beli valuta asing terhadap mata uang nasional yang ditetapkan oleh
Bank Central pada saat tertentu.
3. Buying Rate atau nilai tukar beli, merupakan nilai tukar yang ditentukan oleh suatu bank untuk
pembelian valuta asing tertentu dan pada saat tertentu.
4. Flat Rate atau nilai tukar flat, merupakan nilai tukar yang berlaku dalam transaksi jual beli bank
notes dan traveller chaque, dimana dalam nilai tukar tersebut sudah diperhitungkan promosi dan
biaya-biaya lainnya (Azis et al, 2015).
Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal

Pertama, nilai tukar antara dua mata uang mana pun harus ditetapkan secara kredibel. Ini
untuk menghilangkan ketidakpastian terkait daya belinya terhadap harga barang dan jasa
serta nilai aset riil dan finansial.

Kedua, sebuah mata uang harus dapat dikonversi dengan mudah ke mata uang lainnya.
Konvertibilitas nilai tukar memungkinkan aliran modal bergerak bebas lintas negara.

Ketiga, mata uang harus memungkinkan otoritas moneter dapat melakukan kebijakan
moneter yang sepenuhnya independen, misalnya, dalam mengejar tujuan domestik, seperti
target pertumbuhan dan inflasi.
Jenis Sistem Nilai Tukar
1. Sistem nilai tukar tetap,
dimana mata uang dibiarkan tidak bergerak (terapresiasi maupun terdepresiasi).

2. Sistem nilai tukar mengambang,


dimana mata uang mengambang atau bergerak bebas, tergantung pada fundamental
permintaan-penawaran di pasar valuta asing.
Sistem Nilai Tukar yang Pernah Digunakan Indonesia

Beberapa nilai tukar yang pernah digunakan di Indonesia, yaitu:


1. Sistem Nilai Tukar Tetap
Sistem nilai tukar tetap digunakan di Indonesia pada tahun 1970 sampai 1978.
Sementara pada perekonomian internasional nilai tukar tetap diterapkan saat
dibentuknya lembaga dana moneter internasional (IMF) dan Bank Dunia tahun 1944.
Pada saat itu, beberapa negara menyepakati untuk menggunakan dollar atau
emas sebagai cadangan devisa negara.
2. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Sistem nilai tukang mengambar terkendali membuat nilai tukar rupiah
diambang kepada beberapa mata uang negara yang bermitra dagang dengan Indonesia.
Adanya sistem ini, membuat pemerintah indonesia pada saat itu menetapkan
nilai batas atas dan batas bawah bagi nilai tukar domestik.
sistem nilai tukar mengambang terkendali digunakan Indonesia pada tahun
1978 sampai 1997.
3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas
Sistem nilai tukar mengambang bebas digunakan indonesia pada 14 Agustus
1997 hingga saat ini.
Sistem ini, membiarkan nilai tukar rupiah bebas bergerak di pasar uang yang
didasari oleh mekanisme pasar.
Pada sistem nilai tukar mengambang bebas, tidak dikenal istilah devaluasi dan
revaluasi, melainkan dikenal istilah apresiasi dan depresiasi.
Pada periode sistem nilai tukar mengambang bebas ini, kurs rupiah pernah
mengalami tekanan.
Nilai rupiah melemah sampai di angka 16.000 per dollar Amerika, hal ini
karena krisis ekonomi yang terjadi di ASEAN yang disebabkan melemahnya
nilai bath Thailand.
Cara menjaga nilai rupiah tetap menguat.
● Menukarkan Dolar dengan Rupiah. ...
● Membeli Produk Dalam Negeri. ...
● Mengurangi Pembelian Barang Impor. ...
● Menggunakan Transportasi Publik. ...
● Berwisata di Dalam Negeri.
Mengenal nilai tukar tetap

Nilai tukar tetap (fixed exchange rate) adalah sistem moneter di mana nilai tukar mata
uang domestik dipatok tetap dengan mata uang negara lain atau harga emas dan tidak berubah. Misal
kurs rupiah terhadap dollar AS adalah Rp2.000 per USD. Nilainya akan tetap Rp2.000 per USD dari
waktu ke waktu, tidak terpengaruh oleh kondisi permintaan dan penawaran di pasar kurs.
Mempertahankan nilai tukar tetap memerlukan campur tangan pemerintah.
Negara berkembang kecil biasanya menerapkan sistem nilai tukar ini. Contoh negara yang
mengadopsi sistem nilai tukar tetap adalah Denmark, Brunei, Bulgaria, Qatar, Arab Saudi,
Turkmenistan, Bahama, Bahrain, dan Barbados.
Apa perbedaan antara nilai tukar tetap dengan nilai
tukar mengambang
Sistem nilai tukar tetap adalah kebalikan dari sistem nilai tukar mengambang
(floating exchange rate), yang mana juga disebut dengan nilai tukar fleksibel (flexible
exchange rate). Keduanya adalah klasifikasi umum dari sistem nilai tukar. Dari keduanya,
Anda akan menemukan berbagai variasi sistem nilai tukar, masing-masing dengan sejumlah
kelebihan dan kekurangannya.
Di bawah sistem nilai tukar mengambang, pemerintah akan membiarkan nilai
tukar mata uang mereka bergerak, mengikuti perkembangan permintaan-penawaran di pasar
valas.
Seberapa bebas pergerakan nilai tukar, itu tergantung pada sistem nilai tukar di
masing-masing negara. Di Amerika Serikat misalnya, nilai tukar bergerak bebas tanpa
campur tangan pemerintah. Sedangkan, di Indonesia, pemerintah mengintervensi pasar valas
ketika nilai tukar bergerak ke arah yang membahayakan perekonomian domestik.
Apa saja implikasi nilai tukar tetap

Nilai tukar tetap akan mendorong stabilitas ekonomi, meski juga bisa hancur jika
kredibilitas bank sentral rendah dan cadangan devisa tidak mencukupi. Karena kurs tidak
berubah dari waktu ke waktu, memberikan kepastian yang lebih besar bagi eksportir dan
importir. Katakanlah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah sebesar Rp14.000 di 2018
dan 2019, maka ketika anda menukar Rp14.000 yang anda miliki di 2019, anda akan
mendapatkan 1 USD, sama seperti di tahun 2018.
Nilai tukar tetap juga membantu pemerintah mempertahankan inflasi yang
rendah dan merangsang perdagangan dan investasi. Harga barang impor akan relatif stabil,
mengurangi tekanan inflasi akibat pergerakan nilai tukar.
Apa saja keunggulan dan kelemahan nilai tukar tetap

Keunggulan nilai tukar tetap


1. Nilai tukar tetap mendukung stabilitas ekonomi karena nilai tukar tidak bergerak.
Inflasi impor akibat perubahan nilai tukar adalah nol karena nilai tukar tidak
terdepresiasi. Sebaliknya, ketika dibiarkan mengambang, depresiasi mata uang domestik dapat
membuat harga barang impor menjadi lebih mahal. Mahalnya harga barang impor tersebut
kemudian menaikkan harga barang-barang domestik dan mendorong naik inflasi.
2. Nilai tukar tetap menarik bagi modal asing karena tidak melibatkan risiko translasi.
Pengembalian dari investasi bisa lebih terukur, seperti halnya keputusan bisnis lainnya. Ketika
mereka berinvestasi di negara yang mengadopsi nilai tukar tetap, mereka tidak perlu memproyeksi
nilai tukar di masa mendatang untuk menyesuaikan tingkat pengembalian yang akan mereka
peroleh.
3. Nilai tukar tetap memfasilitasi perdagangan internasional.
Efek negatif dari depresiasi dan apresiasi mata uang terhadap neraca perdagangan dapat
dihindari. Karena itu, ini memberikan kepastian yang lebih besar bagi importir dan eksportir,
sehingga mendorong perdagangan internasional yang lebih besar.
Kelemahan nilai tukar tetap
Dua alasan utama beberapa negara meninggalkan sistem nilai tukar tetap.
1. Memperburuk neraca perdagangan karena nilai tukar mungkin overvalued atau undervalued.
2. Tidak semua negara memiliki cadangan devisa yang cukup untuk intervensi. Minimnya
Cadangan devisa membuat rentan terhadap serangan spekulatif, yang mana dapat
merusak sistem ini.
3. Nilai tukar tetap membutuhkan cadangan yang sangat besar untuk mempertahankan nilai mata
uang.
Serangan spekulan dapat menghancurkan sistem ini. Oleh karena itu, tidak
mengherankan, hanya negara-negara tertentu saja (terutama negara pengekspor seperti China)
yang dapat secara kredibel mengadopsi kebijakan ini. Semakin besar cadangan devisa, semakin
baik pula peluang untuk mempertahankan nilai tukar tetap.
4. Nilai tukar tetap mengurangi mobilitas modal.
Negara pengadopsi mungkin akan mengontrol arus keluar-masuk modal untuk
mendukung nilai tukar tetap. Bagi investor, kontrol mengurangi kendali mereka atas uang yang
diinvestasikan. Dan, kontrol modal pada akhirnya dapat menghambat aliran modal ke
penggunaannya yang paling efisien.
Definisi Valuta Asing
Valuta asing merupakan alat pembayaran atau mata uang asing yang dipakai
dalam melakukan transaksi ekonomi internasional dan tercatat di bank sentral.
Alat pembayaran dalam perdagangan internasional disebut sebagai valuta asing.
Valuta asing digunakan sebagai syarat dari alat pembayaran dalam perdagangan
internasional.
Hal ini karena suatu negara umumnya melakukan jual beli menginginkan
pembayaran dari barang yang diberikannya kepada negara lain dengan mata uang
negaranya.
Mata Uang yang Digunakan
Setiap negara mempunyai mata uangnya sendiri-sendiri, yang menunjukkan
harga barang dan jasa.Misalnya, Amerika Serikat memiliki mata uang dollar, Indonesia
memiliki mata uang rupiah dan lain sebagainya.
Harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain disebut sebagai
kurs atau nulai tukar.
Peranan kurs ini untuk membandingkan harga barang dan jasa yang dihasilkan negara lain.
Mata uang yang digunakan sebagai satuan hitung dalam transaksi pergadangan
internasional umumnya adalah mata uang dari negara maju dan negara ekonomi kuat.
Mata uang ini, sering mengalami kenaikan nilai dibanding dengan mata uang
lainnya atau disebut sebagai mata uang keras.
Mata uang keras tersebut, yaitu US dollar, poundsterling, deutsche mark, yen,
canadian dollar, franc, dan euro.
Selanjutnya mahsiswa wajib membaca jurnal tentang sistem nilai tukar

1. NILAI TUKAR DAN KEDAULATAN RUPIAH


Oleh Zainal Arifin H. Masri dan Syamsul Hadi

2. SISTEM NILAI TUKAR MATA UANG DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA


Oleh: Sri Sulasmiyati
THANKS!

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai