Anda di halaman 1dari 25

1.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Manajemen keuangan internasional ialah perencanaan, pengorganisasian,


dan pengendalian Keuangan Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation ya
ng lazim disebut MNC). Perusahaan multinasional ialah perusahaan yang beroperasi di
seluruh dunia. Mereka adalah perusahaan-perusahaan besar yang dimiliki oleh kaum
kapitalis global yang pusatnya di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia,
Perancis, dan Inggris. Perusahaan-perusahaan itu lazim disebut konglomerat global
atau kapitalis global. Mereka tidak mengenal negara, bangsa, tanah air, dalam
mengembangkan kapitalnya. Dewasa ini perusahaan-perusahaan tersebut menguasai
ekonomi dunia, dan menguasai ekonomi negara-negara sedang berkembang di Afrika,
Asia, dan Amerika Latin.
Tujuan mereka yang utama adalah mencari keuntungan Keuangan internasional
penting bagi:
(1) ekspansi perusahaan multinasional (MultiNational Corporation atau MNC) ke
Negara-negara sedang berkembang (NSB),
(2) ekspansi ideology globalisasi, dan
(3) perdagangan internasiolan (Ekspor-impor).
Para pemikir ekonomi liberal menyatakan bahwa ekspansi MNC ke negara
negara sedang berkembang merupakan lokomotif pembangunan di NSB, oleh sebab itu
kehadirannya sangat diharapkan. Untuk menyakinkan rakyat di negara-negara yang
sedang berkembang bahwa MNC itu penting, dipromosikan ideologi globalisme, tanpa
MNC tidak akan ada pembangunan dinegara-negara sedang berkembang karena
mereka kukurangan modal, ilmu, teknologi, dan tenaga ahli. Secara rasional, ekspansi
MNC ke NSB disebabkan karena: (1) investasi jenuh di negara-negara MNC, (2) di
NSB sumber daya alam melimpah, (3) di NSB tenaga kerja murah, (4) di NSB kapitalis-
birokrat tumbuh subur, (5) di NSB kapitalis komprador sangat loyal kepada MNC, (6)
di NSB pasar potensial bagi kapitalis global, (7) di NSB system perpajakan fleksibel,
(8) di NSB kebijakan bea-cukai (pelabuhan) fleksibel, (9) di NSB Undang-
undang Perburuhan memihak kapitalis, (10) di NSB pemerintahnya memberi jaminan
keamanan investasi, (11) di NSB memberi kebebasan transfer modal dan laba bagi
kapitalis global, (12) di NSB system perbankan fleksibel. Manajemen keuangan
internasional meliputi aktivitas: (1) aliran financial, yaitu arus masuk modal dan
pinjaman, (2) aliran riil, yaitu arus masuk barang dagangan barang (bahan baku, barang
setengah jadi,dan barang jadi, (3) aliran budaya, yaitu arus masuk ilmu pengetahuan,
teknologi, dan pola pikir dan perilaku. Hakikatnya manajemen keuangan internasional
adalah eksport capital, budaya, dan barang dagangan dari negara-negara kapitalis maju
ke negara-negara sedang berkembang.

2. NILAI TUKAR ATAU KURS


Definisi nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) adalah harga mata uang suatu
negara relatif terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang,
maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata
uang tersebut. Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata
uang lain.
Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan
sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang
bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika permintaan rupiah lebih banyak
daripada penawarannya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya.
Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar
mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh
mekanisme pasar.
Exchange rates (nilai tukar uang) atau yang lebih popular di kenal dengan sebutan kurs
mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam
harga mata uang domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang
domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang yang lainnya dan di gunakan dalam berbagai transaksi, antara
lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional ataupun aliran uang
jangka pendek antarnegara, yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum.
Nilai tukar suatu mata uang dapat di tentukan oleh pemerintah (otoritas moneter),
seperti pada Negara-negara yang memakai sistem fixed exchange rates ataupun di tentukan
oleh kombinasi antara kekuatan-kekuatan pasar yang saling berinteraksi serta kebijakan
pemerintah seperti pada negara-negara yang memakai rezim sistem flexible exchange rates.
Karena setiap negara memiliki hubungan dalam investasi dan perdagangan dengan
negara lain, tidak ada satu pun nilai tukar yang dapat mengukur secara memadai daya beli
(purchasing power) mata uang domestik atas mata uang asing secara umum. Oleh karena itu
sejumlah konsep nilai tukar uang yang efektif telah dikembangkan untuk mengukur rata-rata
tertimbang (weighted average) harga mata uang asing dalam mata uang domestik.
Nilai tukar dalam Islam dapat dikatakan menganut sistem Managed Floating, dimana
nilai tukar adalah dari kebijakan-kebijakan pemerintah (bukan merupakan cara atau kebijakan
itu sendiri) karena pemerintah tidak mencanpuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali
jika terjadi hal-hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri. Jadi bisa dikatakan bahwa
suatu nilai tukar yang stabil adalah merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang tepat.
2.1 Bentuk Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar sangat tergantung pada kebijakan moneter suatu negara. Bentuk
sistem nilai tukar dapat dibagi dalam dua bentuk (Berlianta, 2004), yaitu:
1. Fixed Exchange Rate System
Merupakan suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang
dipertahankan pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing. Dan bila tingkat nilai
tukar tersebut bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi untuk
mengembalikannya. Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia kedua yang
ditandai dengan digelarnya konferensi mengenai sistem nilai tukar yang diadakan di
Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944.
2. Floating Exchange Rate System
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu
Floating Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak
bebas. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran valuta
tersebut di pasar uang.
Fakta yang terjadi di banyak negara di dunia menganut varian dari kedua sistem
pokok nilai tukar diatas. Menurut Gilis, dalam Abimayu[3], terdapat enam sistem nilai
tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan candangan devisa yang dimiliki bank
sentral suatu negara yang dipakai oleh banyak negara di dunia antara lain:
1. Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate)
Dalam sistem ini otoritas moneter selalu mengintervensi pasar untuk
mempertahankan nilai tukar mata uang sendiri terhadap satu mata uang asing tertentu.
Intervensi tersebut memerlukan cadangan devisa yang relatif besar. Tekanan terhadap
nilai tukar valuta asing, yang biasanya bersumber dari defisit neraca perdagangan,
cenderung menghasilkan kebijakan devaluasi.
2. Sistem Nilai Mengambang Bebas (free floating exchange rate)
Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam
sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar sehingga
sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini berlaku di
Indonesia saat ini.
3. Sistem Wider Band
Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang atau berfluktuasi
diantara dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan perekonomian
mengakibatkan nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi dan terendah tersebut,
maka otoritas moneter akan melaksanakan intervensi dengan cara membeli atau
menjual rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada diantara kedua titik yang telah
ditentukan.
4. Sistem Mengambang Terkendali (Managed Float)
Dalam sistem ini, otoritas moneter tidak menentukan untuk mempertahankan
satu nilai tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu melaksanakan
intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya cadangan devisa yang menipis.
Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan melakukan intervensi agar nilai mata
uang menguat.
5. Sistem Crawling Peg
Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang domestik dengan
beberapa mata uang asing.Nilai tukar tersebut secara periodik dirubah secara
berangsur-angsur dalam persentase yang kecil.Sistem ini dipakai di Indonesia pada
periode 1988-1995.
6. Sistem Adjustable Peg
Dalam sistem ini, otoritas moneter selain berkomitmen untuk mempertahankan nilai
tukar juga berhak untuk merubah nilai tukar apabila terjadi perubahan dalam kebijakan
ekonomi.
2.2 Nilai Tukar Mata Uang
Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
· Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal. Misalnya
US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs nominal.
· Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari barang-barang
kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang
dari suatu Negara untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain.
Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang domestik
Harga barang luar negeri
Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga
di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri
relative murah, dan harga barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai
tukar riil rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga
barang domestic relative murah.

3. PASAR VALUTA ASING (VALAS)


Valuta asing atau yang biasa disebut valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal dengan
Foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran
yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat
ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Suatu barang ditukar dengan barang lain,
tentu di dalamnya terdapat perbandingan nilai tukar antar keduannya. Nilai tukar ini sebenarnya
merupakan semacam “harga” didalam pertuklaran tersebut. Demikian pula peretukaran antara
dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata
uang tersebut. Perbandingan inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate).
Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah sebuah pasar atau tempat pertemuan
di mana individu, perusahaan, dan kalangan perbankan mengadakan jual beli mata uang dari
berbagai negara atau valuta-valuta asing. Pasar valuta asing untuk setiap mata uang, katakanlah
dollar AS, tersebar di berbagai lokasi diseluruh penjuru dunia, mualli dari London, Paris,
Zurich, Frankfurt, Singapura, Hong Kong, dan Tokyo serta tentu saja New York dimana dollar
memperjualbelikan atau dipertukarkan dengan valuta-valuta asing lainnya. Pusat-pusat
moneter yang tersebar diberbagai penjuru dunia itu disatukan oleh jaringan telepon, faksmili,
video dan teknologi canggih lainnya sehingga satu sama lain saling berhubungan sehingga
membentuk sebuah pasar nonfisik tunggal yang benar-benar berskala global dan beroperasi
24jam penuh (Salvatore:1997)
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung dalam
transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai Hard Currency yaitu mata uang
yang nilainya relatif stabil dan kadang-kdang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai terhadap
mata uang lainnya. Hard currency pada umumnya berasal dari negara-negara industri maju
seperti USD,JPY,DEM,GBP,GRF,AUD, dan SFR.
Sedangkan soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat
pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami
depresiasi atau penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Soft currency berasal dari negara-
negara berkembang seperti Rupiah-Indonesia, Peso-Filipina, Bath-Thailand dan Rupee-India.
Total valas yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta yang dimiliki suatu negara disebut
sebagai cadangan devisa. Cadangan tersebut dapat diketahui dari posisi balance of payment
(BOP) atau neraca pembayaran internasional. Makin banyak devisa yang dimiliki oleh
pemerintah dan penduduk suatu negara maka berati makin besar kemampuan negara tersebut
dalam melakukan transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat nilai mata
uang negara tersebut.
2.1.1. Cadangan devisa suatu negara biasanya dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Cadangan devisa resmi atau official forex reserve, yaitu adalah cadangan devisa milik
negara yang dikelola, dikuasai, diurus dan ditatausahakan oleh bank sentral.
2. Cadangan devisa nasional atau country forex reserve, yaitu seluruh devisa yang dimiliki
oleh perorangan, badan atau lembaga terutama perbankan yang secara moneter merupakan
kekayaan nasional (termasuk milim bank umum nasional)
Pengawasan devisa (exchange control). Pengawasan devisa pemerintah dapat menepatkan kurs
suatu mata uang itu :
1. Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa tersebut. Sistem
ini disebut dengan single exchange rate sytem. Dalam hal ini exchange rate tidak mempunyai
peranan dalam alokasi devisa untuk berbagai transaksi, peminta serta negara.
2. Lebih dari satu kurs , tergantung daripada tujuan penggunannya.
Didalam mengadakan alokasi pengguna devisa, pemerintah dapat menggunakan beberapa cara
:
a. Individual allocation : setiap pemohon devisa (importir) diadakan penelitian tentang
penggunannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu diberikan izin unttuk membeli
sejumlah tertentu devisa.
b. Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah devisannya berdasarkan
devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia,
lalu dijual dengan prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor tersebut
habis.
c. Waiting list : ini merupakan pelengkap cara b di atas, setiap surat permohonan pembelian
devisa ditempatkan dalam daftar menunggu sampai devisa tersedia.
2.1.2. Tujuan suatu negara menjalankan pengawasan devisa adalah :
1. Mencengah terjadinya aliran modal ke luar negri dan menekan neraca pembayaran
internasional (NPI) yang disequibilium. Apabila suatu negara tidak menghendaki
penyeimbangan NPI yang defisit dengan politik deflasi ataupun devaluasi, maka harus
diadakan penekanan terhadap defisit tersebut dengan cara mengawasi langsung semua
transasksi internasional.
2. Melindungi industri di dalam negri. Dengan pembatsan impor maka pengawasan devisa
mempunyai tujuan untuk melindungi industri dalam negri dari persaingan industri luar negri.
3. Memperoleh pendapatan bagi pemerintah. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dengan
cara menetapkan kurs yang berbeda antara pembelian dan penjualan.
3.1 Karakteristik Pasar Valuta Asing
1. Pasar Spot (Pasar Tunai)
kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Kemudian yang dimaksud pasar spot adalah
pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta. Dimana komoditi
atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan segera. Transaksi spot terdiri dari transaksi
valas yang biasanya selesai dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas
tiga jenis transaksi:
a. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan
dalam hari yang sama
b. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari
berikutnya
c. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian.
Menurut Hamdy (2000:20) contoh transaksi spot yaitu pada tanggal 22 September
2004, seorang Ayah membutuhkan US$10.000 untuk keperluan kuliah anaknya diluar negeri.
Maka, ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa untuk mengetahui dan membuat
kesepakatan selling pada tanggal tersebut. Apabila sudah tercapai kesepakatan selling pada
tanggal tersebut adalah US$1=5.500 maka perhitungannya, jumlah rupiah yang dibutuhkan =
US$ yang dibutuhkan dikali sellinf price = US$ 10.000 x Rp.5.500= 55.000.000,- maka untuk
mendapatkan US$10.000 diperlukan 55.000.000 yang harus diserahkan tanggal 24 Desember
2004 (2 x 24 jam )
2. Pasar Forward
Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di
masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud Pasar Forward
adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Transaksi forward
merupakan transaksi valas dimana pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu
di masa datang. Kurs dimana transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat
kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara
ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari
dua minggu hingga satu tahun. Jatuh tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam
bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain
yang terlibat dalam pasar valas harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada
suatu tanggal tertentu di masa mendatang.
Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan
akan membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari
Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk
pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan
kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun
perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat
menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut kurs yang
berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang.
Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark
x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000. akan
lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs forward 90 hari
sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward
dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang dibutuhkan
perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci
kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.
3. Pasar Currency Futures
Pasar Currency Futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak
Currency Futures. Suatu kontrak Currency Futures menetapkan suatu volume standar dari suatu
valuta tertentu yang akan dipertukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di
masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin meng-hedge hutangnya akan
membeli kontrak Currency Futures untuk mengunci harga suatu valuta di masa depan Menurut
Kuncoro (2000:123) contoh transaksi futures yaitu sebuah korporasi AS, yang pada tanggal 2
Januari menyadari kebutuhan akan 450.000 mark untuk tanggal 11 Februari (40 hari
kemudian).
Jika korporasi tersebut berupaya untuk mengunci harga pembelian mark di masa depan
dengan kontrak futures, tanggal penyelesaian kontrak adalah hari Rabu ketiga bulan Maret.
Selain itu, jumlah Mark yang dibutuhkan (450.000) lebih tinggi dari jumlah standarnya
(125.000). Hal yang terbaik yang bisa dilakukan korporasi adalah membeli 3 kontrak futures-
mark (dengan total 375.000 Mark) atau 4 kontrak futures-mark (500.000). asumsikan bahwa
pada tanggal 11 Januari, harga futures-mark untuk bulan Maret adalah $0,5900. dengan
membeli kontrak futures ini pada tanggal 2 Januari, perusahaan wajib membeli Mark seharga
$0,5900 per Mark pada hari Rabu ketiga bulan Maret. Di lain pihak, siapa pun yng menjual
kontrak futures ini pada tanggal 11 Januari wajib mengirimkan (menjual)Mark dengan harga
$0.5900 per Mark pada hari Rabu ketiga bulan Maret. Karena satu unit kontrak futures-mark
bernilai $125.000 Mark, maka perusahaan harus membeli 3 atau 4 unit kontrak futures-mark.
Maka jumlah Dolar yang dibutuhkan adalah $221.500 (3 unit kontrak futures-mark x $125.000
x $0,5900) atau 295.000 (4 unit kontrak futures-mark x $125.000 x $0,5900).
4. Pasar Currency Options
Pasar Currency Options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak
currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu
currency call Options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga
tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau exercise price) dalam suatu periode waktu
tertentu. currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus
dibayarkan di masa depan. currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta
asing dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options
digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
Menurut Madura (2000:131) contoh dari transaksi currency call options yaitu ada
kemungkinan perusahaan sebuah perusahaan akan membutuhkan valuta asing di masa depan,
tetapi perusahaan tidak begitu yakin. Sebagai contoh, anggaplah sebuah perusahaan AS terlibat
dalam tender sebuah poyek di Jerman. Jika proyek tersebut jatuh kepada perusahaan tersebut
maka perusahaan akan membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan baku dan jasa
di Jerman, namun perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima atau tidak sampai tiga
bulan ke depan. Asumsikan bahwa exercise price bagi Mark adalah $0,50 dan premium call
option-nya adalah $ 0,02 per unit. Perusahaan akan membayar $1250 per opsi (62.500 x $0.02)
atau $12.500 untuk 10 kontrak. Dengan adanya opsi tersebut, jumlah maksimum pengeluaran
US Dolar untuk membeli Mark adalah $312.500 (62.500 x $0,5).

4. DIRECT FOREIGN INVESTMENT (DFI)


DFI terjadi ketika sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam
jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini, perusahaan yang ada
di negara asal (home country) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (host country) baik sebagian atau seluruhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
pembentukan anak perusahaan di luar negeri, akuisisi perusahaan asing, menyediakan
modal untuk membangun perusahaan baru, atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya DFI terkait dengan investasi aset-aset rill, seperti tanah, bangunan atau bahkan
pabrik-pabrik yang ada di negara-negara asing.
DFI dapat menghasilkan pengembalian tinggi bila dikelola tepat. Namun, DFI
membutuhkan investasi besar yang dapat menyebabkan banyak modal dalam risiko. Oleh
karena itu, perusahaan multinasional cenderung untuk menganalisis potensi manfaat dan
biaya dengan cermat sebelum menerapkan semua jenis DFI. Manajer keuangan harus
memahami potensi pengembalian dan risiko yang terkait dengan DFI sehingga mereka
dapat melakukan investasi keputusan yang memaksimalkan nilai MNC
4.1 Motif untuk DFI
Dalam banyak kasus, perusahaan multinasional terlibat dalam DFI karena
mereka tertarik untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya, atau keduanya.
Terdapat beberapa motif strategic yang mendorong perusahaan melakukan investasi ke
luar negeri, yaitu :
1. Motif Terkait Pendapatan
1) Meraih sumber permintaan baru
Sesuai dengan siklus hidup produk internasional, ketika permintaan suatu
produk di negara asalnya telah mencapai titik jenuh, maka perusahaan dapat
mempertimbangkan untuk memasuki pasar asing yang memiliki potensi
permintaan.
2) Memasuki pasar yang menguntungkan
Jika perusahaan lain di industri yang sama telah membuktikan kondisi yang
menguntungkan di pasar lain, maka perusahaan juga dapat memutuskan untuk
memasuki pasar tersebut. Masalah umum dengan strategi ini adalah penjual
yang didirikan sebelumnya di pasar baru dapat mencegah pesaing baru
mengambil bisnis mereka dengan menurunkan harga mereka tepat ketika
pesaing baru mencoba masuk ke ini pasar.
3) Memanfaatkan keunggulan monopolistic
Keunggulan monopolistic ini dapat terjadi ketika perusahaan memiliki
sumber daya atau keterampilan yang dimiliki oleh perusahaan lain. Misalnya
ketika suatu perusahaan memiliki teknologi yang maju dan telah menguasi pasar
lokal dengan sukses, maka perusahaan dapat mencoba untuk
mengeksploitasinya secara internasional juga. Bahkan, perusahaan mungkin
memiliki keunggulan yang lebih di pasar yang memiliki perkembangan
teknologi kurang maju.
4) Bereaksi terhadap pembatasan perdagangan
Dalam beberapa kasus, perusahaan multinasional menggunakan DFI
sebagai defensive dari strategi yang agresif. Secara khusus, perusahaan
multinasional dapat mengejar DFI untuk menghindari hambatan perdagangan.
Misalnya saja produsen mobil di Jepang yang mendirikan pabrik di Amerika
Serikat untuk menghindari hambatan perdagangan seperti dibatasinya penjualan
atau larangan impor.
5) Diversifikasi secara internasional
Dengan melakukan diversifikasi penjualan secara internasional, suatu
perusahaan dapat menghasilkan keuntungan arus kas lebih tidak stabil. Dengan
demikian, kemungkinan defisiensi likuiditas lebih kecil kemungkinannya.
Selain itu, perusahaan dapat menikmati biaya modal yang lebih rendah sebagai
pemegang saham dan kreditor mempersepsikan risiko MNC lebih rendah
sebagai akibat dari arus kas yang lebih stabil. Potensi manfaat bagi perusahaan
multinasional yang melakukan diversifikasi internasional diperiksa lebih teliti
nanti dalam bab ini.
2. Motif Terkait Biaya
1) Manfaat secara penuh dari skala ekonomi
Perusahaan yang berusaha menjual produk utamanya produk di pasar baru
dapat meningkatkan pendapatan dan kekayaan pemegang saham karena skala
ekonomi (biaya rata-rata per unit yang lebih rendah sebagai hasil dari
peningkatan produksi).
2) Menggunakan faktor produksi asing
Membangun anak perusahaan di pasar yang memiliki biaya tenaga kerja
atau tanah lebih rendah. Jual produk di tempat lain.
3) Menggunakan bahan baku asing
Sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya transportasi atau biaya impor
bahan baku dari negara tertentu, mengolah produk dalam negara tempat bahan
baku berada, terutama ketika produk tersebut dijual kembali ke konsumen di
negara tersebut.
4) Menggunakan teknologi asing
Perusahaan dapat membangun pabrik di luar negeri atau mengakuisisi
pabrik di luar negeri untuk mempelajari teknologi negara-negara asing tersebut.
Teknologi ini kemudian digunakan untuk meningkatkan proses produksi mereka
sendiri dan meningkatkan efisiensi produksi di semua pabrik anak perusahaan di
seluruh dunia.
5) Bereaksi terhadap pergerakan nilai tukar
Membangun anak perusahaan di pasar baru di mana mata uang lokal lemah
tetapi diperkirakan akan menguat seiring waktu.

4.2 Membandingkan Manfaat DFI di Antar Negara


Metode optimal untuk sebuah perusahaan untuk menembus pasar luar negeri
sebagian tergantung pada karakteristik pasar. Misalnya, jika konsumen terbiasa
membeli produk dari perusahaan lokal, maka pengaturan lisensi atau joint venture
mungkin lebih tepat. Sebelum berinvestasi di negara asing, manfaat potensial harus
ditimbang terhadap biaya dan risiko yang terkait dengan negara tertentu. Secara khusus,
MNC akan meninjau pertumbuhan ekonomi negara asing dan indikator makroekonomi
lainnya, serta struktur politik dan masalah kebijakan. Kondisi berubah seiring waktu,
beberapa negara mungkin menjadi target yang lebih menarik untuk DFI, sementara
negara lain menjadi kurang menarik.

4.3 Manfaat Diversifikasi Internasional


Proyek internasional dapat mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan
sebagai hasil dari manfaat diversifikasi internasional. Kunci diversifikasi internasional
adalah memilih proyek-proyek asing yang tingkat kinerjanya tidak berkorelasi tinggi
dari waktu ke waktu. Dengan cara ini, beragam proyek internasional seharusnya tidak
mengalami kinerja yang buruk secara bersamaan.
Manfaat Diversifikasi untuk Merriweather yaitu perusahaan AS yang berencana
untuk berinvestasi dalam proyek baru baik di AS atau Inggris.
Dalam hal pengembalian, tidak ada proyek baru yang memiliki keuntungan.
Berkenaan dengan risiko, proyek baru ini diharapkan menunjukkan variabilitas yang
sedikit lebih rendah dalam pengembalian jika terletak di Inggris. Namun,
memperkirakan risiko proyek individu tanpa mempertimbangkan perusahaan secara
keseluruhan akan menjadi kesalahan.
Anggaplah bahwa proyek tersebut akan menjadi 30% dari total dana
Merriweather yang diinvestasikan dalam dirinya sendiri, dan asumsikan bahwa
investasi berjalan perusahaan yaitu 70%. Jika projek baru berlokasi di AS, tingkat
pengembalian setelah pajak (rp) bagi perusahaan secara keseluruhan adalah :

Korelasi antara tingkat pengembalian dari projek baru dengan tingkat


pengembalian dari bisnis-bisnis berjalan juga harus diperhitungkan. Jika proyek baru
berada di AS, varians portofolio untuk perusahaan secara keseluruhan perusahaan :
 wA2 σ 2A  wB2 σ 2B  2wA wB σ Aσ B CORR AB
 .70 2.10 2  .30 2.09 2  2.70.30.10.09.80
 .008653
Jika proyek baru berada di Inggris, varians portofolio untuk perusahaan secara
keseluruhan:

 wA2 σ 2A  wB2 σ 2B  2wA wB σ Aσ B CORR AB


 .70 2.10 2  .30 2.112  2.70.30.10.11.02
 .0060814
Dengan demikian, Merrimack akan menghasilkan pengembalian yang lebih
stabil jika proyek baru tersebut berlokasi di Inggris. Variabilitas berkurang ketika
mencari di negara asing karena korelasi pengembalian proyek yang diharapkan dengan
pengembalian yang diharapkan dari bisnis yang berlaku.
4.4 Analisis Diversifikasi Proyek Internasional
Seperti investor lainnya, perusahaan multinasional dengan proyek yang
diposisikan di seluruh dunia berkepentingan dengan risiko dan karakteristik
pengembalian proyek. Portofolio semua proyek mencerminkan MNC secara agregat.
Analisis Risiko Pengembalian Proyek Internasional

Ketika proyek digabungkan dengan tepat, portofolio proyek mungkin dapat


mencapai tradeoff risiko-pengembalian yang ditunjukkan oleh salah satu poin di
perbatasan portofolio proyek yang efisien.
Portofolio proyek di sepanjang perbatasan efisien menunjukkan risiko
minimum untuk pengembalian yang diharapkan. Dari portofolio proyek yang efisien
ini, MNC dapat memilih salah satu yang sesuai dengan kesediaannya untuk menerima
risiko.
Lokasi sebenarnya dari perbatasan portofolio proyek yang efisien tergantung
pada bisnis di mana perusahaan terlibat. Beberapa perusahaan multinasional memiliki
batas-batas kemungkinan portofolio proyek yang lebih diinginkan daripada batas-batas
perusahaan multinasional lainnya.

Perusahaan multinasional dapat mencapai karakteristik pengembalian risiko


yang lebih diinginkan dari portofolio proyek mereka jika mereka cukup beragam di
antara produk dan pasar geografis.

5. MULTINATIONAL CAPITAL BUDGETING


Perspektif Anak Perusahaan versus Perusahaan Induk
Haruskah penganggaran modal untuk proyek multinasional dilakukan dari sudut pandang
anak perusahaan yang akan mengelola proyek atau orang tua yang kemungkinan besar akan
mendanai sebagian besar proyek? Beberapa akan mengatakan perspektif anak perusahaan
harus digunakan karena akan bertanggung jawab untuk mengelola proyek. Selain itu, karena
anak perusahaan adalah bagian dari MNC, apa yang baik untuk anak perusahaan akan tampak
baik untuk MNC. Namun, alasan ini belum tentu benar. Orang bisa berpendapat bahwa jika
orang tua membiayai proyek, maka ia harus mengevaluasi hasil dari sudut pandangnya.
Kelayakan analisis penganggaran modal dapat bervariasi dengan perspektif tersebut karena
arus kas bersih setelah pajak ke anak perusahaan dapat berbeda secara substansial dari induk.
Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, beberapa di antaranya dibahas
sebagai berikut.

5.1 Diferensiasi Pajak


Jika pendapatan yang disebabkan oleh suatu proyek suatu hari nanti akan
dikirimkan kepada induknya, MNC perlu mempertimbangkan bagaimana
pemerintah induk mengenakan pajak atas penghasilan ini. Jika pemerintah induk
mengenakan tarif pajak tinggi pada dana yang dikirimkan, proyek mungkin layak
dari sudut pandang anak perusahaan, tetapi tidak dari sudut pandang induk
perusahaan. Dalam skenario seperti itu, perusahaan induk tidak boleh
mempertimbangkan untuk mengimplementasikan proyek, meskipun tampaknya
layak dari perspektif anak perusahaan.
5.1.1 Remitansi Terbatas
Pertimbangkan proyek potensial untuk diterapkan di negara di mana
pembatasan pemerintah mensyaratkan bahwa persentase pendapatan anak
perusahaan tetap di negara itu. Karena perusahaan induk mungkin tidak pernah
memiliki akses ke dana ini, proyek ini tidak menarik bagi induk perusahaan,
meskipun mungkin menarik bagi anak perusahaan. Salah satu solusi yang mungkin
adalah membiarkan anak perusahaan memperoleh sebagian pembiayaan untuk
proyek di negara tuan rumah. Dalam hal ini, porsi dana yang tidak diizinkan untuk
dikirimkan kepada perusahaan induk dapat digunakan untuk menutupi biaya
pendanaan seiring waktu.
5.1.2 Pengiriman Uang Berlebih
Pertimbangkan perusahaan induk yang membebankan biaya administrasi
anak perusahaan yang sangat tinggi karena manajemen terpusat di kantor pusat.
Bagi anak perusahaan, biaya merupakan beban. Bagi perusahaan induk, biaya
tersebut merupakan pendapatan yang secara substansial dapat melebihi biaya
aktual pengelolaan anak perusahaan. Dalam hal ini, penghasilan proyek mungkin
tampak rendah dari perspektif anak perusahaan dan tinggi dari perspektif
perusahaan induk. Kelayakan proyek lagi tergantung pada perspektif. Dalam
kebanyakan kasus, mengabaikan perspektif induk perusahaan akan mengubah nilai
sebenarnya dari proyek asing.
5.1.3 Pergerakan Nilai Tukar
Ketika penghasilan dikirimkan ke orang tua, mereka biasanya dikonversi dari
mata uang lokal anak perusahaan ke mata uang orang tua. Jumlah yang diterima
oleh perusahaan induk karena itu dipengaruhi oleh nilai tukar yang ada. Jika proyek
anak perusahaan dinilai dari perspektif anak perusahaan, arus kas yang
diperkirakan untuk anak perusahaan tidak harus dikonversi ke mata uang induk.
5.1.4 Ringkasan Faktor-faktor
Bukti 14.1 menggambarkan proses dari saat pendapatan dihasilkan oleh anak
perusahaan sampai perusahaan induk menerima dana yang dikirimkan. Pameran
menunjukkan bagaimana arus kas anak perusahaan dapat dikurangi pada saat
mereka mencapai perusahaan induk. Pendapatan anak perusahaan dikurangi pada
awalnya oleh pajak perusahaan yang dibayarkan kepada pemerintah tuan rumah.
Kemudian, sebagian pendapatan disimpan oleh anak perusahaan (baik
dengan pilihan anak perusahaan atau sesuai dengan peraturan pemerintah
setempat), dengan sisa target ditargetkan sebagai dana yang akan disetorkan. Dana-
dana yang disetorkan dapat dikenakan pajak pemotongan oleh pemerintah tuan
rumah. Dana yang tersisa dikonversi ke mata uang perusahaan induk (pada nilai
tukar yang berlaku) dan dikirimkan ke perusahaan induk. Mengingat berbagai
faktor yang ditampilkan di sini yang dapat mengurangi pendapatan anak
perusahaan, arus kas yang sebenarnya disetorkan oleh anak perusahaan hanya
mewakili sebagian kecil dari pendapatan yang dihasilkannya.
Kelayakan proyek dari perspektif perusahaan induk tidak tergantung pada
arus kas anak perusahaan tetapi pada arus kas yang akhirnya diterima induk
perusahaan. Perspektif perusahaan induk tepat untuk mencoba menentukan apakah
suatu proyek akan meningkatkan nilai perusahaan. Mengingat bahwa pemegang
saham perusahaan induk adalah pemiliknya, ia harus membuat keputusan yang
memuaskan para pemegang sahamnya. Setiap proyek, baik asing maupun
domestik, pada akhirnya harus menghasilkan arus kas yang cukup untuk
perusahaan induk untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham. Setiap
perubahan dalam pengeluaran perusahaan induk juga harus dimasukkan dalam
analisis. Induk dapat mengeluarkan biaya tambahan untuk memantau manajemen
anak perusahaan asing yang baru atau mengkonsolidasikan laporan keuangan anak
perusahaan. Setiap proyek yang dapat menciptakan nilai bersih sekarang positif
untuk perusahaan induk harus meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Satu pengecualian untuk aturan menggunakan perspektif perusahaan induk
terjadi ketika anak perusahaan asing tidak sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan
induk dan proyek asing sebagian dibiayai dengan laba ditahan induk perusahaan
dan anak perusahaan. Dalam hal ini, anak perusahaan asing memiliki sekelompok
pemegang saham yang harus dipenuhi. Setiap pengaturan yang dibuat antara
perusahaan induk dan anak perusahaan harus dapat diterima oleh kedua entitas
hanya jika pengaturan meningkatkan nilai keduanya. Tujuannya adalah untuk
membuat keputusan demi kepentingan kedua kelompok pemegang saham dan
bukan untuk mentransfer kekayaan dari satu entitas ke entitas lain.
Meskipun kadang-kadang pengecualian ini terjadi, sebagian besar anak
perusahaan asing MNC dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan induk. Contoh-
contoh dalam teks ini secara implisit mengasumsikan bahwa anak perusahaan
sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan induk (kecuali disebutkan sebaliknya) dan
oleh karena itu saat ini fokus pada perspektif perusahaan induk.
5.2 Input untuk Penganggaran Modal Multinasional
Terlepas dari proyek jangka panjang yang harus dipertimbangkan, MNC biasanya akan
membutuhkan perkiraan karakteristik ekonomi dan keuangan yang terkait dengan proyek.
Masing-masing karakteristik ini dijelaskan secara singkat di sini:
Investasi awal.
Investasi awal induk perusahaan dalam suatu proyek dapat menjadi sumber
dana utama untuk mendukung proyek tertentu. Dana yang awalnya diinvestasikan
dalam suatu proyek dapat mencakup tidak hanya apa pun yang diperlukan untuk
memulai proyek tetapi juga dana tambahan, seperti modal kerja, untuk mendukung
proyek dari waktu ke waktu. Dana semacam itu diperlukan untuk mendanai
persediaan, upah, dan pengeluaran lain sampai proyek mulai menghasilkan
pendapatan. Karena arus kas tidak selalu mencukupi untuk menutupi arus kas
keluar yang akan datang, modal kerja diperlukan sepanjang masa proyek.
Harga dan permintaan konsumen.

Harga di mana produk dapat dijual dapat diperkirakan menggunakan produk


kompetitif di pasar sebagai perbandingan. Analisis penganggaran modal jangka
panjang membutuhkan proyeksi tidak hanya untuk periode mendatang tetapi juga
umur proyek yang diharapkan. Harga di masa depan kemungkinan besar akan
responsif terhadap tingkat inflasi di masa depan di negara tuan rumah (di mana
proyek akan berlangsung), tetapi tingkat inflasi di masa depan tidak diketahui.
Dengan demikian, tingkat inflasi di masa mendatang harus diprediksi untuk
mengembangkan proyeksi harga produk dari waktu ke waktu.
Ketika memproyeksikan jadwal arus kas, perkiraan akurat permintaan
konsumen untuk suatu produk cukup berharga, tetapi permintaan di masa depan
seringkali sulit untuk diperkirakan. Misalnya, jika proyek tersebut adalah pabrik di
Jerman yang memproduksi mobil, MNC harus memperkirakan persentase pasar
mobil di Jerman yang dapat ditarik dari produsen mobil yang ada. Setelah
persentase pangsa pasar diperkirakan, permintaan yang diproyeksikan dapat
dihitung. Perkiraan permintaan kadang-kadang dapat dibantu oleh data historis
tentang pangsa pasar MNC lain di industri yang ditarik ketika mereka memasuki
pasar ini, tetapi data historis tidak selalu merupakan indikator yang akurat di masa
depan. Selain itu, banyak proyek mencerminkan upaya pertama, sehingga tidak ada
pendahulu yang ditinjau sebagai indikator masa depan.
Biaya.

Seperti perkiraan harga, prakiraan biaya variabel dapat dikembangkan dari


menilai biaya komparatif komponen yang berlaku (seperti biaya tenaga kerja per
jam dan biaya bahan). Biaya seperti itu biasanya harus bergerak seiring dengan
tingkat inflasi masa depan dari negara tuan rumah. Bahkan jika biaya variabel per
unit dapat diprediksi secara akurat, biaya variabel total yang diproyeksikan (biaya
variabel per unit kali jumlah yang diproduksi) mungkin salah jika permintaan
diperkirakan secara tidak akurat.
Secara berkala, biaya tetap mungkin lebih mudah diprediksi daripada biaya
variabel karena biasanya tidak sensitif terhadap perubahan permintaan. Namun, hal
ini sensitif terhadap perubahan tingkat inflasi negara tuan rumah sejak perkiraan
dibuat sampai saat biaya tetap dikeluarkan.

Undang-undang perpajakan.
Undang-undang pajak tentang pendapatan yang dihasilkan oleh anak
perusahaan asing atau dikirimkan ke induk MNC bervariasi di antara negara-
negara. Dalam beberapa keadaan, MNC menerima pengurangan pajak atau kredit
untuk pembayaran pajak oleh anak perusahaan ke negara tuan rumah (lihat bab
lampiran untuk rincian lebih lanjut). Pajak pemotongan juga harus
dipertimbangkan jika dikenakan pada dana yang dikirimkan oleh pemerintah tuan
rumah. Karena arus kas setelah pajak diperlukan untuk analisis penganggaran
modal yang memadai, efek pajak internasional harus ditentukan pada setiap proyek
asing yang diusulkan.
Dana yang dikirim.

Dalam beberapa kasus, pemerintah tuan rumah akan mencegah anak


perusahaan dari mengirimkan pendapatannya kepada perusahaan induk.
Pembatasan ini dapat mencerminkan upaya untuk mendorong pengeluaran lokal
tambahan atau untuk menghindari penjualan mata uang lokal yang berlebihan
dengan imbalan beberapa mata uang lainnya. Karena pembatasan transfer dana
mencegah uang kembali ke perusahaan induk, proyeksi arus kas bersih dari
perspektif orang tua akan terpengaruh. Jika orang tua mengetahui pembatasan ini,
ia dapat memasukkannya saat memproyeksikan arus kas bersih. Namun, kadang-
kadang, pemerintah tuan rumah menyesuaikan batasannya dari waktu ke waktu;
dalam hal ini, MNC hanya dapat meramalkan pembatasan di masa depan dan
memasukkan perkiraan ini ke dalam analisis.
Nilai tukar.
Setiap proyek internasional akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar
selama masa proyek, tetapi pergerakan ini seringkali sangat sulit untuk
diperkirakan. Ada beberapa metode lindung nilai terhadap mereka, meskipun
sebagian besar teknik lindung nilai digunakan untuk menutupi posisi jangka
pendek. Meskipun dimungkinkan untuk melakukan lindung nilai dalam periode
yang lebih lama (dengan kontrak berjangka panjang atau pengaturan pertukaran
mata uang), MNC tidak memiliki cara untuk mengetahui jumlah dana yang harus
dilindung nilai. Ini karena hanya menebak-nebak biaya dan pendapatan di masa
depan karena proyek. Dengan demikian, MNC dapat memutuskan untuk tidak
melakukan lindung nilai atas arus kas bersih mata uang asing yang diproyeksikan.
Nilai penyelamatan (likuidasi).
Nilai sisa setelah pajak dari sebagian besar proyek sulit untuk diperkirakan.
Ini akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk keberhasilan proyek dan sikap
pemerintah tuan rumah terhadap proyek tersebut. Sebagai kemungkinan ekstrem,
pemerintah tuan rumah dapat mengambil alih proyek tanpa memberi kompensasi
yang memadai kepada MNC.
Beberapa proyek memiliki masa hidup tidak terbatas yang sulit untuk dinilai,
sementara proyek lain telah menentukan masa hidup tertentu, pada akhirnya akan
dilikuidasi. Ini membuat analisis penganggaran modal lebih mudah untuk
diterapkan. Harus diakui bahwa MNC tidak selalu memiliki kendali penuh atas
keputusan seumur hidup. Dalam beberapa kasus, peristiwa politik dapat memaksa
perusahaan untuk melikuidasi proyek lebih awal dari yang direncanakan. Peluang
terjadinya peristiwa seperti itu bervariasi di antara negara-negara.
Tingkat pengembalian yang dibutuhkan.
Setelah arus kas relevan dari proyek yang diusulkan diperkirakan, mereka
dapat didiskontokan pada tingkat pengembalian yang disyaratkan proyek, yang
mungkin berbeda dari biaya modal MNC karena risiko proyek tertentu.
MNC dapat memperkirakan biaya modalnya untuk memutuskan
pengembalian apa yang diperlukan untuk menyetujui proyek yang diusulkan. Cara
MNC menentukan biaya modalnya dibahas dalam Bab 17.
Pertimbangan tambahan akan dibahas setelah contoh penganggaran modal multinasional
yang disederhanakan disediakan. Di dunia nyata, angka ajaib tidak diberikan kepada
perusahaan multinasional untuk dimasukkan ke dalam komputer mereka. Tantangannya
berkisar pada perkiraan yang akurat tentang variabel-variabel yang relevan dengan evaluasi
proyek. Jika sampah (ramalan yang tidak akurat) dimasukkan ke komputer, hasil analisis oleh
komputer juga akan menjadi sampah. Akibatnya, sebuah MNC dapat mengambil proyek secara
tidak sengaja. Karena kesalahan semacam itu mungkin bernilai jutaan dolar, perusahaan
multinasional perlu menilai tingkat ketidakpastian untuk setiap input yang digunakan dalam
evaluasi proyek.

6. BIAYA MODAL DAN STRUKTUR MODAL


Biaya Modal untuk MNC
Biaya modal untuk perusahaan multinasional mungkin berbeda dari yang untuk perusahaan
domestik karena karakteristik berikut yang membedakan perusahaan multinasional dari
perusahaan domestik:

Ukuran perusahaan. MNC yang sering meminjam jumlah besar dapat menerima perlakuan
istimewa dari kreditor, sehingga mengurangi biaya modalnya. Selain itu, masalah relatif besar
dari saham atau obligasi memungkinkan untuk mengurangi biaya fluktuasi (sebagai
persentase dari jumlah pembiayaan). Namun, perlu diketahui bahwa keuntungan ini
disebabkan oleh ukuran MNC dan bukan karena bisnis yang diinternasionalkan. Perusahaan
domestik dapat menerima perlakuan yang sama jika cukup besar. Namun demikian,
pertumbuhan perusahaan lebih terbatas jika tidak mau beroperasi secara internasional. Karena
MNC mungkin lebih mudah mencapai pertumbuhan, mereka mungkin lebih mampu daripada
perusahaan domestik murni untuk mencapai ukuran yang diperlukan untuk menerima
perlakuan istimewa dari kreditor.

Akses ke pasar modal internasional. MNC biasanya dapat memperoleh dana melalui pasar
modal internasional. Karena biaya dana dapat bervariasi di antara pasar, akses MNC ke pasar
modal internasional dapat memungkinkannya untuk memperoleh dana dengan biaya lebih
rendah daripada yang dibayarkan oleh perusahaan domestik. Tambahan, anak perusahaan
mungkin dapat memperoleh dana secara lokal dengan biaya lebih rendah daripada yang
tersedia bagi orang tua jika tingkat bunga yang berlaku di negara tuan rumah relatif rendah.
Exhibit 17.1 Searching for the Appropriate Capital Structure
Cost of Capital

Biaya Modal di Seluruh Negara


Pemahaman tentang mengapa biaya modal dapat bervariasi di antara negara-negara
relevan untuk tiga alasan. Pertama, ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan multinasional
yang berbasis di beberapa negara mungkin memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan
negara lain. Sama seperti teknologi dan sumber daya berbeda di setiap negara, demikian pula
biaya modal. Perusahaan multinasional yang berbasis di beberapa negara akan memiliki proyek
yang layak (nilai bersih bersih) yang lebih besar karena biaya modal mereka lebih rendah;
dengan demikian, perusahaan multinasional ini dapat lebih mudah meningkatkan pangsa pasar
dunia mereka.

Perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara dengan modal biaya tinggi


akan dipaksa untuk menolak proyek yang mungkin layak untuk perusahaan multinasional yang
beroperasi di negara-negara dengan biaya modal yang rendah. Kedua, perusahaan
multinasional dapat menyesuaikan operasi internasional mereka dan sumber dana untuk
memanfaatkan perbedaan dalam biaya modal di antara negara-negara.
Ketiga, perbedaan dalam biaya masing-masing komponen modal (utang dan ekuitas)
dapat membantu menjelaskan mengapa perusahaan multinasional yang berbasis di beberapa
negara cenderung menggunakan struktur modal yang lebih intensif daripada negara
multinasional yang berbasis di tempat lain. Perbedaan negara dalam biaya hutang dibahas
selanjutnya, diikuti oleh perbedaan negara dalam biaya ekuitas.

Perbedaan Negara dalam Biaya Ekuitas


Biaya ekuitas perusahaan mewakili biaya peluang: apa yang bisa diperoleh pemegang
saham atas investasi dengan risiko yang sama jika dana ekuitas dibagikan kepada mereka.
Pengembalian ekuitas ini dapat diukur sebagai tingkat suku bunga bebas risiko yang bisa
diperoleh oleh pemegang saham, ditambah premi untuk mencerminkan risiko perusahaan.
Karena suku bunga bebas risiko bervariasi di setiap negara, demikian pula biaya ekuitas.

Biaya ekuitas juga didasarkan pada peluang investasi di negara yang menjadi perhatian.
Di negara dengan banyak peluang investasi, potensi pengembalian mungkin relatif tinggi,
menghasilkan biaya dana peluang yang tinggi dan, oleh karena itu, biaya ekuitas yang tinggi.
Menurut McCauley dan Zimmer, biaya ekuitas perusahaan di negara tertentu dapat
diperkirakan dengan pertama-tama menerapkan kelipatan harga-pendapatan pada aliran
pendapatan tertentu.

Penggandaan harga-laba terkait dengan biaya modal karena itu merefleksikan harga
saham perusahaan secara proporsional dengan kinerja perusahaan (yang diukur dengan
pendapatan). Kelipatan laba-harga tinggi menyiratkan bahwa perusahaan menerima harga
tinggi ketika menjual saham baru untuk tingkat pendapatan tertentu, yang berarti bahwa biaya
pendanaan ekuitas rendah. Penggandaan harga-penghasilan harus disesuaikan untuk efek
inflasi negara, pertumbuhan pendapatan, dan faktor-faktor lain.
Exhibit 17.3 Costs of Debt across Countries
Costs of Debt across Countries (%)

Source: Federal Reserve.

Dampak Euro. Adopsi euro telah memfasilitasi integrasi pasar saham Eropa karena investor
dari masing-masing negara lebih bersedia untuk berinvestasi di negara lain di mana euro
digunakan sebagai mata uang. Karena permintaan untuk saham oleh investor telah meningkat,
volume perdagangan telah meningkat, membuat pasar saham Eropa lebih likuid. Investor di
satu negara zona euro tidak perlu lagi khawatir tentang risiko nilai tukar ketika mereka membeli
saham perusahaan yang berbasis di negara zona euro lain. Selain itu, euro memungkinkan
penilaian perusahaan menjadi lebih transparan karena perusahaan di seluruh zona euro dapat
lebih mudah dibandingkan karena nilainya semua dalam mata uang yang sama. Mengingat
keinginan meningkat investor Eropa untuk berinvestasi dalam saham, perusahaan
multinasional yang berbasis di Eropa dapat memperoleh pendanaan ekuitas dengan biaya lebih
rendah.

Keputusan Struktur Modal MNC


Keputusan struktur modal MNC melibatkan pilihan utang terhadap pendanaan ekuitas
dalam semua anak perusahaannya. Dengan demikian, struktur modal keseluruhannya pada
dasarnya adalah gabungan dari semua struktur modal anak perusahaannya. MNC mengakui
tradeoff antara menggunakan hutang dan menggunakan ekuitas untuk membiayai operasi
mereka. Keuntungan menggunakan utang sebagai lawan ekuitas bervariasi dengan
karakteristik perusahaan yang spesifik untuk masing-masing MNC dan spesifik untuk negara-
negara di mana MNC telah mendirikan anak perusahaan. Beberapa karakteristik perusahaan
yang lebih relevan yang spesifik untuk MNC yang dapat mempengaruhi struktur modalnya
diidentifikasi pertama kali, diikuti oleh karakteristik negara.
Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Karakteristik yang unik untuk setiap MNC dapat memengaruhi struktur modalnya.
Beberapa karakteristik spesifik perusahaan yang lebih umum yang mempengaruhi struktur
modal MNC diidentifikasi di sini.

Stabilitas Arus Kas MNC. Perusahaan multinasional dengan arus kas yang lebih stabil dapat
menangani lebih banyak hutang karena terdapat aliran arus kas yang konstan untuk menutupi
pembayaran bunga jangka panjang. Sebaliknya, perusahaan multinasional dengan arus kas
yang tidak menentu mungkin lebih suka lebih sedikit hutang karena mereka tidak dijamin
menghasilkan cukup uang tunai di setiap periode untuk melakukan pembayaran bunga yang
lebih besar pada hutang. MNC yang terdiversifikasi di beberapa negara mungkin memiliki arus
kas yang lebih stabil karena kondisi di negara mana pun seharusnya tidak memiliki dampak
besar pada arus kas mereka. Akibatnya, perusahaan multinasional ini mungkin dapat
menangani struktur modal yang lebih padat-utang.

Risiko Kredit MNC. MNC yang memiliki risiko kredit lebih rendah (risiko gagal bayar atas
pinjaman yang diberikan oleh kreditor) memiliki lebih banyak akses ke kredit. Faktor apa pun
yang memengaruhi risiko kredit dapat memengaruhi pilihan MNC untuk menggunakan utang
versus ekuitas. Misalnya, jika manajemen MNC dianggap kuat dan kompeten, risiko kredit
MNC mungkin rendah, memungkinkan akses yang lebih mudah ke utang. Perusahaan
multinasional dengan aset yang berfungsi sebagai jaminan yang dapat diterima (seperti
bangunan, truk, dan mesin yang dapat disesuaikan) lebih mampu untuk mendapatkan pinjaman
dan mungkin lebih suka menekankan pembiayaan utang. Sebaliknya, perusahaan multinasional
dengan aset yang tidak dapat dipasarkan memiliki jaminan yang kurang dapat diterima dan
mungkin perlu menggunakan proporsi pendanaan ekuitas yang lebih tinggi.

Akses MNC ke Penghasilan yang Ditahan. MNC yang sangat menguntungkan mungkin
dapat membiayai sebagian besar investasinya dengan laba ditahan dan karenanya
menggunakan struktur modal yang intensif ekuitas. Sebaliknya, perusahaan multinasional yang
memiliki tingkat laba ditahan yang kecil mungkin mengandalkan pembiayaan utang. MNC
yang berorientasi pada pertumbuhan kurang mampu untuk membiayai ekspansi mereka dengan
laba ditahan dan cenderung bergantung pada pembiayaan utang. Perusahaan multinasional
dengan pertumbuhan yang lebih sedikit membutuhkan lebih sedikit pembiayaan baru dan
mungkin mengandalkan laba ditahan (ekuitas) daripada hutang.

Jaminan MNC tentang Hutang. Jika orang tua mendukung hutang anak perusahaannya,
kapasitas pinjaman anak perusahaan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, anak perusahaan
mungkin membutuhkan lebih sedikit pendanaan ekuitas. Akan tetapi, pada saat yang sama,
kapasitas penahanan orang tua mungkin berkurang, karena kreditor akan kurang bersedia
memberikan dana kepada orang tua jika dana itu mungkin diperlukan untuk menyelamatkan
anak perusahaan.

Masalah Agensi MNC. Jika anak perusahaan di negara asing tidak mudah dipantau oleh
investor dari negara induk, biaya agensi lebih tinggi. Untuk memaksimalkan harga saham
perusahaan, orang tua dapat mendorong anak perusahaan untuk menerbitkan saham daripada
utang di pasar lokal sehingga manajernya di sana akan diawasi. Dalam hal ini, anak perusahaan
asing disebut sebagai "dimiliki sebagian" daripada "dimiliki sepenuhnya" oleh induk MNC.
Strategi ini dapat memengaruhi struktur modal MNC. Mungkin layak ketika orang tua MNC
dapat meningkatkan citra dan keberadaan anak perusahaan di negara tuan rumah atau dapat
memotivasi para manajer anak perusahaan dengan mengizinkan mereka memiliki sebagian
kepemilikan.

Satu kekhawatiran tentang anak perusahaan asing yang dimiliki sebagian adalah potensi
konflik kepentingan, terutama ketika manajernya adalah pemegang saham minoritas. Manajer
ini dapat membuat keputusan yang dapat menguntungkan anak perusahaan dengan
mengorbankan MNC secara keseluruhan. Misalnya, mereka dapat menggunakan dana untuk
proyek yang layak dari perspektif mereka tetapi tidak dari perspektif orang tua.

Pengaruh Karakteristik Negara


Selain karakteristik unik untuk masing-masing MNC, karakteristik unik untuk masing-
masing negara tuan rumah dapat memengaruhi pilihan utang MNC terhadap pendanaan ekuitas
dan oleh karena itu memengaruhi struktur modal MNC. Karakteristik negara tertentu yang
dapat memengaruhi pilihan ekuitas MNC versus pembiayaan utang dijelaskan di sini.
Batasan Stok di Negara Tuan Rumah. Di beberapa negara, pemerintah mengizinkan investor
untuk berinvestasi hanya pada saham lokal. Bahkan ketika investor diizinkan untuk
berinvestasi di negara lain, mereka mungkin tidak memiliki informasi lengkap tentang saham
perusahaan di luar negara asal mereka. Ini merupakan hambatan implisit untuk investasi lintas
batas. Selain itu, efek nilai tukar yang berpotensi merugikan dan efek pajak dapat membuat
investor enggan berinvestasi di luar negara asalnya. Imbalan seperti itu untuk investasi di
seluruh dunia dapat menyebabkan beberapa investor memiliki lebih sedikit peluang investasi
saham daripada yang lain. Akibatnya, sebuah perusahaan multinasional yang beroperasi di
negara-negara di mana investor memiliki lebih sedikit peluang investasi mungkin dapat
meningkatkan ekuitas di negara-negara tersebut dengan biaya yang relatif rendah. Ini bisa
menarik MNC untuk menggunakan lebih banyak ekuitas dengan menerbitkan saham di negara-
negara ini untuk membiayai operasinya.

Suku Bunga di Negara Tuan Rumah. Karena hambatan yang diberlakukan pemerintah atas
arus modal bersama dengan potensi nilai tukar yang merugikan, pajak, dan dampak risiko
negara, dana pinjaman tidak selalu mengalir ke tempat yang paling membutuhkannya. Dengan
demikian, harga dana pinjaman (suku bunga) dapat bervariasi di berbagai negara. MNC
mungkin dapat memperoleh dana pinjaman (utang) dengan biaya yang relatif rendah di negara-
negara tertentu, sementara biaya utang di negara lain mungkin sangat tinggi. Konsekuensinya,
preferensi MNC untuk hutang mungkin tergantung pada biaya hutang di negara-negara di mana
MNC beroperasi. Jika pasar agak tersegmentasi dan biaya dana di negara anak perusahaan
tampak berlebihan, orang tua dapat menggunakan ekuitasnya sendiri untuk mendukung proyek
yang dilaksanakan oleh anak perusahaan.

Kekuatan Mata Uang Negara Tuan Rumah. Jika MNC prihatin tentang kelemahan potensial
mata uang di negara-negara tuan rumah anak perusahaannya, MNC mungkin berusaha untuk
mendanai sebagian besar operasi luar negerinya dengan meminjam mata uang itu alih-alih
mengandalkan dana induk. Dengan cara ini, anak perusahaan akan mengirimkan jumlah yang
lebih kecil dalam pendapatan karena mereka akan melakukan pembayaran bunga atas hutang
lokal. Strategi ini mengurangi paparan MNC terhadap risiko nilai tukar.

Jika orang tua percaya bahwa mata uang lokal anak perusahaan akan menghargai
terhadap mata uang orang tua, mungkin anak perusahaan mempertahankan dan
menginvestasikan kembali lebih banyak dari pendapatannya. Induk juga dapat memberikan
infus tunai segera untuk pertumbuhan keuangan anak perusahaan. Akibatnya, akan ada transfer
dana internal dari induk ke anak perusahaan, mungkin menghasilkan lebih banyak pembiayaan
eksternal oleh induk dan lebih sedikit pembiayaan utang oleh anak perusahaan.

Risiko Negara di Negara Tuan Rumah. Bentuk risiko negara yang relatif ringan adalah
kemungkinan bahwa pemerintah tuan rumah sementara waktu akan memblokir dana untuk
diserahkan kembali oleh anak perusahaan kepada orang tua. Anak perusahaan yang dicegah
dari mengirimkan pendapatan selama periode mungkin lebih suka menggunakan pembiayaan
utang lokal. Strategi ini mengurangi jumlah dana yang diblokir karena anak perusahaan dapat
menggunakan beberapa dana untuk membayar bunga utang lokal.

Jika anak perusahaan MNC terpapar risiko bahwa pemerintah tuan rumah dapat
menyita asetnya, anak perusahaan tersebut dapat menggunakan banyak pembiayaan utang di
negara tuan rumah itu. Kemudian kreditor lokal yang meminjamkan dana akan memiliki minat
yang tulus untuk memastikan bahwa anak perusahaan diperlakukan secara adil oleh pemerintah
tuan rumah. Selain itu, jika operasi MNC di negara asing diakhiri oleh pemerintah tuan rumah,
itu tidak akan rugi banyak jika operasinya dibiayai oleh kreditor lokal. Dalam keadaan ini,
kreditor lokal harus bernegosiasi dengan pemerintah tuan rumah untuk mendapatkan semua
atau sebagian dari dana yang mereka pinjamkan setelah pemerintah tuan rumah mencairkan
aset yang disita dari MNC.

Cara yang kurang mungkin untuk mengurangi paparan pada tingkat risiko negara yang
tinggi adalah agar anak perusahaan menerbitkan saham di negara tuan rumah. Pemegang saham
minoritas mendapatkan keuntungan langsung dari anak perusahaan yang menguntungkan. Oleh
karena itu, mereka dapat menekan pemerintah mereka untuk menahan diri dari mengenakan
pajak yang berlebihan, kendala lingkungan, atau ketentuan lainnya yang akan mengurangi laba
dari anak perusahaan. Memiliki investor lokal memiliki kepentingan minoritas pada anak
perusahaan juga dapat menawarkan perlindungan terhadap ancaman tindakan merugikan oleh
pemerintah tuan rumah. Keuntungan lain dari anak perusahaan yang dimiliki sebagian adalah
dapat membuka peluang tambahan di negara tuan rumah. Nama anak perusahaan akan menjadi
lebih dikenal ketika sahamnya diakuisisi oleh pemegang saham minoritas di negara itu.

Hukum Pajak di Negara Tuan Rumah. Anak perusahaan asing dari MNC dapat dikenakan
pajak pemotongan saat mereka mengirimkan pendapatan. Dengan menggunakan pendanaan
utang lokal alih-alih mengandalkan pembiayaan orang tua, mereka harus melakukan
pembayaran bunga atas utang lokal dan dengan demikian mungkin dapat mengurangi jumlah
yang akan disetorkan secara berkala. Dengan demikian, mereka dapat mengurangi pajak
pemotongan dengan menggunakan lebih banyak pendanaan utang lokal. Anak perusahaan
asing juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan hutang lokal jika pemerintah tuan
rumah mengenakan tarif pajak perusahaan yang tinggi pada pendapatan asing; dengan cara ini,
anak perusahaan dapat mengambil manfaat dari keuntungan pajak dari menggunakan hutang
di mana pajak tinggi (kecuali pajak yang lebih tinggi dibayarkan akan sepenuhnya diimbangi
dengan kredit pajak yang diterima oleh orang tua).
DAFTAR PUSTAKA

Madura, Jeff. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Jilid 2, Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Hady, Hamdy. (2001). Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Nopirin. (1991). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE
Krugman, Paul R dan Maurice Obstfeld. (1992). Ekonomi Internasional:Teori dan Kebijakan,
Jakarta, PT Rajagrafindo Persada
Rahardja, Prathama dan Manurung Mandala. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
dan Makroekonomi). Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro (IIIT Indonesia,
Jakarta:2002)
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islami, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2015)
Yoopi Abimanyu, Memahami Kurs Valuta Asing (FE-UI, Jakarta:2004)
https://sabeumrenno.wordpress.com/2014/10/18/rezim-nilai-tukar/ (28-05-2017)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/04/07/154652926/bi.aliran.modal.masuk.ke.ind
onesia.capai.rp.79.1.triliun

http://mahasiswa.me/2016/12/07/indonesia-mengalami-capital-outflow-us23-juta-karena-
dampak-demokrasi-yg-dimenangkan-trump/

Anda mungkin juga menyukai