1. Bab I:
- Jangan lupa bahwa masalah manajemen terletak pada variabel. Pada latar belakang
harus diuraikan masalah yang terjadi pada variabel terikat. Dapat menggunakan survei
awal melalui kuesioner untuk variabel yang bersangkutan atau melalui data yang
dapat mewakili masalah yang terjadi pada variabel terikat tersebut. Misalnya, data
turnover untuk mewakili masalah turnover intention, atau data tingkat absensi untuk
mewakili masalah tentang disiplin karyawan (asalkan mengacu pada penulis/peneliti
sebelumnya).
- Jika masalah manajemen ditunjukkan melalui angka/data yang diperoleh berdasarkan
rumus, pastikan bahwa rumus yang digunakan sudah benar.
- Sedapat mungkin, masalah yang dihadapi pada perusahaan/lokasi penelitian disusun
dalam bentuk tabel, agar mudah disimak oleh pembaca/dosen.
- Harus mengandung uraian tentang hubungan antara variabel penelitian yang mengacu
pada hasil-hasil studi empiris sebagai dasar perumusan masalah penelitian.
- Perumusan masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian, harus sejalan (lihat contoh)
- Pada tujuan penelitian dituliskan “untuk menjelaskan” atau “untuk menganalisis” ,
bukan “untuk mengetahui”.
- Pada perumusan masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian, tidak perlu mencantumkan
lokasi penelitian.
- Pada latar belakang harus ada hubungan antar variabel (paling tidak mengacu pada
satu hasil studi empiris). Misalnya, variabel X1 berpengaruh terhadap Y, atau variabel
M memediasi pengaruh X1 terhadap Y (tergantung dari model penelitian mhs).
Perhatikan bahwa semua hubungan antar variabel harus ada di latar belakang
masalah, agar sesuai dengan masalah yang saudara rumuskan nantinya.
2. Bab II:
- Teori yang digunakan (nama teori, bukan konsep variabel). Kemukakan siapa yang
mengembangkan, tahun berapa dikembangkan, dan penjelasan tentang teori
tersebut.
- Umumnya, teori yang digunakan sesuai dengan model penelitian mhs. Misalnya,
pada studi tentang pengaruh kepuasan kerja tehadap turnover intention, digunakan
Traditional Turnover Theory. Teori ini menyatakan bahwa jika seseorang tidak puas
terhadap pekerjaannya, maka ia akan keluar dari organisasi tempatnya bekerja.
Selain itu, dapat juga digunakan teori yang terkait dengan variabel terikat. Jika tidak
ada, barulah teori yang diacu dikaitkan dengan variabel bebas.
- Upayakan agar referensi yang digunakan “up to date” atau terbitan 5-7 tahun terakhir
(bukan terbitan lama) kecuali menyangkut teori/definisi konseptual yang sulit dicari
referensi terbarunya.
- Perhatikan persyaratan referensi: 15 artikel dari jurnal international dan 10 artikel
dari jurnal nasional.
- Perhatikan tata cara penulisan acuan. Misalnya, harus mencantumkan nomer
halaman jika mengacu pada buku teks.
- Hubungan antar variabel (sebelum perumusan hipotesis), harus dijelaskan
maknanya, bukan hanya menyebutkan bahwa pengaruh variabel X1 terhadap Y
adalah (+) atau (-).
- Pada Kerangka Konseptual, hanya digambarkan kerangkanya saja, belum tercantum
huruf “H1, H2, …” dan tidak berisi tanda hubungan (+) atau (-)
- Jika ingin mencantumkan “Model penelitian”, harus mencantumkan H1, H2, … dan
berisi (+) atau (-).
3. Bab III:
- Uraian tentang definisi operasional variabel, harus to-the point (hanya menjelaskan
definisi operasional saja) dan jelaskan cara pengukurannya (lihat contoh)
- Populasi harus jelas dengan mencantumkan jumlahnya, jika tersedia. Metode
penentuan sampel yang digunakan, harus jelas, sehingga jumlah sampel menjadi
jelas. Akan sangat baik jika jumlah populasi dan sampel yang digunakan dalam
penelitian disusun dalam bentuk tabel, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
- Perhatikan tata cara penulisan daftar acuan (lihat contoh).
4. Kuesioner
- Kuesioner sebaiknya jangan diisi nama variabel, sehingga tidak menyebabkan bias
pada saat responden mengisinya (lihat contoh).
- Butir-butir pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner harus sesuai dengan definisi
operasional dan indikator variabel.
- Kuesioner harus diacu dari artikel ilmiah (materi terpublikasi), bukan dari skripsi atau
sejenisnya yang belum terpublikasi.
5. Ketentuan Umum:
- Format penulisan UP harus sesuai dengan “Buku Pedoman Penulisan dan Pengujian
Skripsi FEB Unud” edisi terbaru.
- Sebaiknya tidak menggunakan istilah “item”, melainkan “bitir pertanyaan” atau
“butir pernyataan”.
- Hindari pemenggalan tabel. Jika tabel terpaksa harus dipenggal karena keterbatasan
ruang, maka pada bagian atas tabel sambungan harus diisi “lanjutan Tabel…”).
- Perhatikan dan ikuti secara seksama tata cara penulisan daftar pustaka (lihat
contoh).
- Perhatikan persyaratan referensi: 15 artikel dari jurnal international dan 10 artikel
dari jurnal nasional.
- Acuan yang dicantumkan pada Daftar Rujukan hanyalah yang diacu pada BAB I, BAB
II, dan BAB III. Sebaliknya, semua acuan pada BAB I, Bab II, dan Bab III harus
dicantumkan pada daftar Rujukan.
- Perhatikan konsistensi penulisan referensi pada Daftar Rujukan.
- Lakukan editing secara seksama sebelum proposal diserahkan kepada dosen, agar
tidak terdapat kesalahan eja/format.
- Pastikan bahwa proposal mendapat persetujuan (acc) dari dosen pengampu MK
Seminar sebelum diajukan kepada koprodi untuk dimohonkan dosen pembimbing.
- Selain hal-hal tersebut di atas, ikuti buku pedoman dan saran serta rekomendasi
dari Dosen pembimbing.
SEMOGA BERMANFAAT
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk
melakukan beberapa pengujian sebagai berikut.
1. Pengaruh kepemimpinan pada kinerja karyawan.
2. Pengaruh linkungan kerja pada kinerja karyawan.
3. Pengaruh kompensasi pada kinerja karyawan.
Atau
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menguji/menjelaskan pengaruh kepemimpinan pada kinerja karyawan.
2. Menguji/menjelaskan pengaruh linkungan kerja pada kinerja karyawan.
3. Menguji/menjelaskan pengaruh kompensasi pada kinerja karyawan.
Hipotesis penelitian
Sesuai dengan kajian pustaka maka diturunkan hipotesis sebagai berikut.
H1: Kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja karyawan.
H2: Lingkungan kerja pisik berpengaruh positif pada kinerja karyawan.
H3: Kompensasi berpengaruh positif pada kinerja karyawan.
Contoh Penulisan Definisi Operasional
Otonomi kerja
Otonomi kerja didefinisi sebagai tingkat kebebasan/diskresi yang dimiliki dalam melaksanakan
pekerjaan. Variabel ini diukur dengan 4 butir pernyataan yang dikembangkan oleh Beehr, 1976 (dalam
Ahuja et al., 2007). Contoh pernyataan adalah ‘saya memiliki kewenangan untuk memprakarsai proyek-
proyek atau kegiatan-kegiatan dalam pekerjaan saya’. Butir-butir pernyataan diukur dengan skala lima
Keterlibatan dalam pekerjaan didefinisi sebagai pentingnya pekerjaan bagi individual dan bagi
keterlibatan psikologis dalam menjalankan peran pekerjaan. Variabel ini diukur dengan 4 butir
pernyataan yang dikembangkan oleh Lodahl dan Kejner (1965) (dalam Frone et al., 1992). Contoh
pernyataan adalah ‘kepuasan utama dalam hidup saya berasal dari pekerjaan saya’. Butir-butir
pernyataan diukur dengan skala lima poin, mulai dari 1= sangat tidak setuju, sampai dengan 5= sangat
setuju.
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja didefinisi sebagai reaksi kognitif seseorang terhadap pekerjaannya. Variabel ini diukur
dengan 5 butir pernyataan dari kuesioner yang dikembangkan oleh Brayfield dan Rothe (1951) (dalam
Judge & Colquitt, 2004). Contoh pernyataan adalah ‘saya menemukan kesenangan yang sesungguhnya
dalam pekerjaan saya’. Butir-butir pernyataan diukur dengan skala lima poin, mulai dari 1= sangat tidak
Contoh Kuesioner
I. Berikut ini ada 3 butir pernyataan. Berilah tanda silang pada salah satu dari 5 pilihan jawaban yang
ada sesuai dengan kondisi yang bapak/ibu alami atau rasakan saat ini.
STS= sangat tidak setuju; TS= tidak setuju; N= netral; S= setuju; SS= sangat setuju
L. Berikut ini ada 4 butir pernyataan. Berilah tanda silang pada salah satu dari 5 pilihan jawaban yang
ada sesuai dengan kondisi yang bapak/ibu alami atau rasakan saat ini.
STS= sangat tidak setuju; TS= tidak setuju; N= netral; S= setuju; SS= sangat setuju
JS3 Setiap hari, waktu kerja saya terasa sangat panjang. (R)
Allen, T.D., Herst, D.E.L., Bruck, C.S., and Sutton, M. 2000. Consequences associated with work-to-family
conflict: a review and agenda for future research. Journal of Occupational Health Psychology,
5(2): 278-308.
Aneshensel, C.S. 1992. Social stress: theory and research. Annual Review of Sociology, 18: 15-38.
Artadi, I K. 2009. Kebudayaan Spiritualitas, Nilai Makna dan Martabat Kebudayaan, Dimensi Tubuh Akal
Roh dan Jiwa. Denpasar: Pustaka Bali Post.
Catatan:
1. Untuk artikel ilmiah, harus mengandung nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama jurnal,
volume, nomer, halaman. Ada beberapa jurnal yang tidak mencantumkan nomer terbitan,
namun langsung volumenya, atau nomer saja tanpa volume.
2. Untuk buku teks, harus mengandung nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota penerbit,
nama penerbit.