Oleh Kelompok 5:
Rafa Sayyidatul Wafiyyah 1707521075 / 13
I Ketut Arya Adhiyasa 1707521082 / 14
Ni Kadek Putri Wahyuni 1707521083 / 15
Gede Angga Pratama Saputra 1707521087 / 16
1. Character
Menunjukkan kemauan peminjam (debitur) untuk memenuhi
kewajibannya. Kemauan tersebut lebih berkaitan dengan sifat dan
watak peminjam. Seorang yang mempunyai kemampuan
mengembalikan pinjaman, tetapi tidak mau mengembalikan, akan
mempunyai character yang tidak mendukung pemberian kredit.
Pemberi pinjaman akan dan harus memperhatikan karakteristik ini
dengan seksama.
2. Capacity
Kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utangnya,
melalui pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.
Jika peminjam bisa mengelola perusahaannya dengan baik,
perusahaan bisa memperoleh keuntungan, maka kemungkinan
bisa mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi. Capacity bisa
dilihat melalui masa lalu (prestasi masa lalu atau track of record
masa lalu).
3. Capital
Posisi keuangan pcrusahaan (peminjam) secara keseluruhan.
Kondisi keuangan bisa dilihat melalui analisis keuangan, seperti
analisis rasio. Dalam hal ini, bank atau lembaga keuangan harus
memperhatikan komposisi utang dengan modal sendiri. Jika utang
terlalu besar, maka kemungkinan perusahaan akan mengalami
kesulitan keuangan juga akan semakin besar, dan sebaliknya.
4. Collateral
Aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman.
Jika karena sesuatu hal pinjaman tidak bisa dikembalikan, jaminan
bisa dijual untuk menutup pinjaman tersebut. Lembaga Keuangan
bisa meminta jaminan yang nilainya melebihi jumlah pinjaman.
5. Conditions
Sejauh mana kondisi perekonomian akan mempengaruhi
kemampuan mengembalikan pinjaman. Jika kondisi perekonomian
memburuk maka kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan akan semaki tinggi, yang membuat kemungkinan
perusahaan mengalami kesulitan melunasi pinjaman, juga semakin
tinggi.
6. Coverage
Coverage merupakan jaminan kredit yang telah
diasuransikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika
proyek perusahaan yang dibiayai mengalami kegagalan dan
kesulitan dalam melunasi kredit, maka pihak asuransi akan
membayar atau mengganti sesuai kesepakatan berapa besar dari
jumlah kredit yang diberikan.
Dalam Coverage (penutupan) ini melibatkan dua pihak yaitu
tertanggung dan penanggung. Penanggung disini menjamin pihak
tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian
terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya,
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu
akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan
saat/kapan terjadinya, tetapi dalam hal ini prosedur tersebut
dapat dilakukan bila pihak tertanggung melakukan klaim
asuransi. Sebagai kontra prestasinya pihak tertanggung
diwajibkan membayar sejumlah uang kepada penanggung, yang
besarnya sekian persen dari nilai pertanggungan yang biasa
disebut premi.
7. Constrains
Constraints adalah batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat
tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa bensin yang
disekitarnya terdapat banyak bengkel las atau pembakaran batu
bata. Masalah mengenai constraint ini agak sukar untuk
dirumuskan karena tidak ada peraturan yang tertulis untuk hal itu
dan masalahnya juga tidak selalu dapat diidentifikasikan secara
fisik, lebih menyangkut kepada moral.
1. Returns
Hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah
kredit tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang
memadai untuk melunasi hutang dan bunganya. Apabila hasil yang
diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan sekaligus
membantu perkembangan usaha calon debitur bersangkutan maka
kredit diberikan. Akan tetapi jika sebaliknya maka kredit jangan
diberikan.
2. Repayment capacity
Repayment capacity adalah kemampuan perusahaan
mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat pembayaran
tersebut jatuh tempo. Pembayaran kembali oleh debitur (kelak)
harus sudah dapat diramalkan oleh analisis. Hal ini ada
hubungannya dengan hasil yang akan dicapai dan rencana
penetapan jadwal pengembalian kredit.
3. Risk-bearing ability
Risk-bearing ability adalah memperhitungkan besarnya
kemampuan perusahaan calon debitur untuk menghadapi risiko,
apakah perusahaan calon debitur resikonya besar atau kecil.
Kemampuan perusahaan menghadapi risiko ditentukan oleh
besarnya modal dan strukturnya, jenis bidang usaha, dan
manajemen perusahaan bersangkutan. Jika Risk-bearing ability
perusahaan besar maka kredit tidak diberikan, tetapi apabila Risk-
bearing ability perusahaan kecil maka kredit juga akan dicairkan.
Ratin Keterangan
g
AAA Instrument utang dengan risiko sangat rendah, tangkat
pengembalian teramat baik (excellent); perubahan pada
kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi.
AA Instrumen utang dengan risiko sangat rendah. Tingkat
pengembalian yang sangat baik; perubahan pada
kondisi keuangab, bisnis, atau ekonomi barangkali akan
berpengaruh terhadap risiko investasi, tetapi tidak terlalu
besar.
A Pengembalian utang dengan risiko rendah. Tingkat
pengembalian yang baik; meskipun perubahan pada
kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi akan
meningkatkan risiko investasi.
BBB Tingkat pengembalian yang memadai. Perubahan pada
kondisi keuangan, bisnis, atau ekonomi mempunyai
kemungkinan besar meningkatkan risiko investasi
dibandingkan dengan kategori yang lebih tinggi.
BB Investasi. Perusahaan mempunyai kemampuan
membayar bunga dan pokok pinjaman, tetapi
kemampuan tersebut rawan terhadap perubahan pada
kondisi ekonomi, bisnis, dan keuangan.
B Instrument utang saat ini mengandung risiko investasi.
Tingkat pengembalian tidak terlindungi secara memadai
terhadap kondisi ekonomi, bisnis, dan keuangan.
C Instrument keuangan yang bersifat spekulatif dengan
kemungkinan besar bangkrut.
D Instrument keuangan sedang default/bangkrut.
Catatan : tanda + atau – bisa ditambahkan di belakang rating untuk
menegaskan tingkat rating lebih lanjut. Sebagai contoh, suatu
perusahaan barangkali mempunyai rating A+, yang berarti rating
tingkat A atas.
Tahun 1 2 3 4 5
Aaa Marjinal 0,00 0,00 0,00 0,07 0,16
Komulatif 0,00 0,00 0,00 0,07 0,23
Aa1 Marjinal 0,00 0,00 0,00 0,31 0,00
Komulatif 0,00 0,00 0,00 0,31 0,31
Aa2 Marjinal 0,00 0,00 0,09 0,20 0,36
Komulatif 0,00 0,00 0,09 0,29 0,65
Aa3 Marjinal 0,09 0,06 0,12 0,15 0,18
Komulatif 0,09 0,15 0,27 0,42 0,60
A1 Marjinal 0,00 0,04 0,45 0,30 0,22
Komulatif 0,00 0,04 0,49 0,79 1,01
A2 Marjinal 0,00 0,04 0,17 0,36 0,31
Komulatif 0,00 0,04 0,21 0,57 0,88
A3 Marjinal 0,00 0,20 0,17 0,15 0,09
Komulatif 0,00 0,20 0,37 0,52 0,61
Baa1 Marjinal 0,06 0,33 0,40 0,38 0,36
Komulatif 0,06 0,39 0,79 1,17 1,53
Baa2 Marjinal 0,06 0,20 0,09 0,72 0,63
Komulatif 0,06 0,26 0,35 1,07 1,70
Baa3 Marjinal 0,45 0,61 0,74 1,07 0,82
Komulatif 0,45 1,06 1,80 2,87 3,69
Ba1 Marjinal 0,85 1,83 1,78 2,57 2,49
Komulatif 0,85 2,68 4,46 7,03 9,52
Ba2 Marjinal 0,73 2,64 3,10 2,96 2,85
Komulatif 0,73 3,37 6,47 9,43 12,28
Ba3 Marjinal 3,12 4,97 5,40 5,06 4,60
Komulatif 3,12 8,09 13,49 18,55 23,15
B1 Marjinal 4,50 6,40 6,43 6,11 5,61
Komulatif 4,50 10,90 17,33 23,44 29,05
B2 Marjinal 8,75 6,43 6,92 5,85 3,91
Komulatif 8,75 15,18 22,10 27,95 31,86
B3 Marjinal 13,49 8,37 5,98 4,24 4,02
Komulatif 13,49 21,86 27,84 32,08 36,10
X4 = rasio nilai buku saham preferen dan saham biasa / nilai buku
total hutang
Misalkan ada dua perusahaan dengan data rasio keuangan berikut ini :
X Y
Rasio modal kerja / total asset 0,25 0,005
Rasio laba yang ditahan / total asset 0,1 0,001
Rasio laba sebelum bunga dan pajak / 0,1 -0,2
total asset
Rasio nilai pasar saham / nilai buku 2 1,2
saham
Rasio penjualan / total aset 2 1,5
ZA = 1,2 (0,25) + 1,4 (0,1) + 3,3 (0,1) + 0,6 (2) + 1,0 (2) = 3,97
Za = 1,2 (0,005) + 1,4 (0,01) + 3,3 (-0,2) + 0,6 (1,2) + 1,0 (1,25) =
1,33
Karena nilai X untuk A di atas batas bangkrut (3,97 > 2,99), maka Altman
memprediksi bahwa A tidak bangkrut. Sebaliknya, karena Z untuk B di
bawah batas bawah (1,33 < 1,81), maka Altman memprediksi bahwa
perusahaan B akan mengalami kebangkrutan.
Perusahaan yang gagal bayar diberi kode 0, yang tidak gagal bayar
diberi kode 1.
Dimana :
Keterangan A B C
Total Aset Rp 100 miliar Rp 50 miliar Rp 100 miliar
Modal Kerja Rp 40 miliar Rp 5 miliar Rp 50 miliar
Laba sebelum Bunga Rp 40 miliar - Rp 2,5 Rp 40 miliar
dan Pajak miliar
X1 0,4 0,1 0,5
X2 0,4 -0,05 0,4
ZA = 0,2 + 1,3 (1,4) + 0,5 (0,4) = 0,92
Angka ini lebih besar dari 1, padahal nilai probabilitas maksimum adalah
1. Untuk menghindari kemungkinan ini, dapat menggunakan teknik regresi
logit, dimana variable dependen “dipaksa” untuk berada pada wilayah 0
dan 1.
Atau
Perhitungannya
YA = exp {0,2 + 1,3 (0,4) + 0,5 (0,4)}/{1+ exp {0,2 + 0,3 (0,4) + 0,5 (0,4)}} =
0,715
YB = exp {0,2 + 1,3 (0,1) + 0,5 (-0,05)}/{1 + exp {0,2 + 1,3 (0,1) + 0,5 (-
0,05)}} = 0,576
YC = exp {0,2 + 1,3 (0,5) + 0,5 (0,4)}/{1 + exp {0,2 + 1,3 (0,5) + 0,5 (0,4)}}
= 0,746
Pada tahun 2011, Direktur PT Siak Raya Timber (Kea Meng Kwang
alias Edmond Kee), melakukan peminjaman kredit di bank BNI 46 Pusat,
Jakarta. Direktur PT SRT mengajukan kredit sebesar Rp 97 Milyar, karena
pada saat itu perusahaan mengalami masalah pemasokan kayu sebagai
bahan baku. Direktur perusahaan di bidang kayu tersebut menyertakan
agunan pabrik PT SRT beserta barang-barangnya. Pinjaman tersebut
dicairkan tahun 2011 sebanyak dua kali pencairan dengan nomor
rekening yang berbeda. Uang pertama dicairkan sebanyak Rp 48 miliar.
Beberapa waktu berikutnya, kembali dicairkan sebanyak Rp 49 Miliar.
Namun pada tahun 2012, Edmond Kea mulai macet dalam membayar
kredit yang diajukannya itu. Menurut informasi yang dirangkum, Edmond
Kea sudah melarikan diri ke Singapura dan menjadi Warga Negara (WN)
Singapura.
Analisi Kasus:
Pembahasan:
Pembahasan:
3. Apa saja yang menjadi perhatian oleh bank pada setiap syarat 5c?
Pembahasan:
Menurut kami, berikut adalah perhatian bank pada setiap syarat 5c, yaitu:
1. Character
Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk megetahui karakter
nasabah adalah:
a. Mengenal dari dekat.
b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur
dalam perbankan.
c. Mengumpulkan keterangan dan meminta pendapat dari rekan
-rekannya, pegawai, dan saingannya mengenai reputasi,
kebiasaan pribadi, pergaulan sosial, dll.
2. Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya,
baik kemampuan dalam hal manajemen maupun keahlian dalam
bidang usahanya. Untuk itu bank harus memperhatikan :