Anda di halaman 1dari 23

Harga & Nilai Tukar

Arbitrase
Internasional
Paritas Suku Bunga
By Kelompok 2
Anggota Kelompok

Puput Variza B11.2020.06291


Damayanti
B11.2020.06300 Shintia Apriliana

Firlia Ayuk Kurniawati B11.2020.06304

B11.2020.06325 Izza Fauziah

Denaya Bethary B11.2020.06332


Salsabila Annisa
B11.2020.06338
Sistem Nilai Tukar (Kurs)
Setiap negara memiliki sebuah mata uang yang menunjukkan harga-harga barang
dan jasa. Kurs memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena kurs
memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa yarng
dihasilkan oleh berbagai negara. Pihak perusahaan dan rumah tangga menggunakan kurs
untuk menerjemahkan harga-harga luar negeri ke dalam satuan nilai mata uang domestik.
Uang masing-masing negara memiliki harga yang diukur oleh negara-negara lain.
Hal inilah yang disebut nilai tukar (exchange rale). Menurut Peter H. Lindcrt dan Charlcs
P.Kindleberger (1993:336): Nilai tukar/kurs (exchange rate) adalah satu jenis harga atau
nilai uang uang suatu negara. Jenis lainnya adalah daya belinya atas barang dan jasa pada
saat itu. Jenis harga kedua ini, yang disebut pula "nilai rupiah", adalah sama dengan biaya
uang untuk membeli sejumlah barang atau jasa. Jenis ketiga harga uang adalah biaya
penggunaan, dan akses terhadapnya, untuk periode waktu tertentu. Harga ini (secara kasar)
adalah tingkat bunga yang di bayarkan peminjam untuk pemakaian uang, dan ini analog
dengan harga-harga "penggunaan" lainnya, seperti harga sewa sebuah apartemen atau
mobil.
MACAM NILAI TUKAR

01 SISTEM KURS TETAP

02 SISTEM KURS MENGAMBANG

SISTEM KURS MENGAMBANG


03 TERKENDALI
1) Sistem kurs tetap (Fixed exchange rate)
Sistem kurs tetap adalah suatu sistem nilai tukar mata uang yang bersifat tetap atau
harus mengikuti atauran-aturan yang sudah dbuat oleh bank sentral (pemerintah).
2) Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)
Sistem kurs bebas atau mengambang adalah suatu sistem yang nilai tukar mata uangnya
dipengaruhi atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar. Penawaran dan permintaan pada
mata uang asing akan menentukan nilai mata uang itu sendiri.
Sistem ini bersifat bebas atau akan selalu berubah sehingga bagi para peserta pasar valuta asing
harus terus mengamati perkembangan yang terjadi pada kurs mata uang asing.
3) Sistem kurs mengambang terkendali (floating exchange rate)
Sistem kurs mengambang terkendali adalah suatu sistem nilai valuta asing yang di mana
pemerintah dan pasar sama-sama mempunyai hak untuk menentukan nilai tukar valuta asing.
JENIS KURS VALAS
1. Kurs jual
Kurs jual adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau ditentukan oleh
bank atau money changer kepada seseorang yang ingin menjual valuta asing atau
menukarkan Rupiah dengan valuta asing.
2. Kurs beli
Kurs beli adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau ditentukan oleh
bank atau money changer kepada seseorang yang ingin membeli valuta asing atau
menukarkan valuta asing dengan Rupiah.
3. Kurs tengah
Kurs tengah adalah kurs yang diberikan bank atau money changer antara kurs jual dan
kurs beli (kurs jual dan kurs beli dijumlah kemudian dibagi dua).
FUNGSI NILAI TUKAR

Untuk mempertahankan keseimbangan neraca


01 pembayaran

02 untuk menjaga kestabilan pasar domestik

Sebagai instrumen moneter khususnya bagi negara


03 yang menerapkan nilai tukar dan suku bunga

04 Sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi


KEBIJAKAN PENENTUAN KURS DI INDONESIA
Sesuai dengan Undang-undang No 13 tahun 1968 tentang Bunk Sentral, salah satu tugas
Bank Indonesia adalah mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah.
Secara garis besar, sejak tahun 1970 Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar,
yaitu:
1. Sistem Nilai Tukar Tetap (1970- 1978)
Sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai tetap
dengan kurs resmi Rp. 250 per 1 USD (sebelumnya Rp. 45 per 1 USD ), sementara kurs
mata uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap USD di bursa valuta
asing Jakarta dan di pasar Internasional.
Dalam periode ini, Indonesia menganut sistem kontrol devisa yang relatif cepat. Para
eksportir diwajibkan menjual hasil devisanya kepada bank devisa untuk selanjutnya dijual
kepada pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia. Namun demikian, dalam rezim ini tidak
ada pembatasan dalam hal kepemilikan, penjualan maupun pembelian valuta asing.
2. Sistem Kurs Mengambang Terkendali (1978- Juli 1997)
Pada sistem ini nilai tukar rupiah diambangkan terhadap sekeranjang matauang
(basket of currencies) negara-negaramitra dagang utama Indonesia. Kebijakan ini
diimplementasikan bersamaan dengandilakukannya devaluasi rupiah pada tahun1978
sebesar 33,6%. Dengan sistem tersebut, pemerintah menetapkan kurs indikasi dan
membiarkan kurs rupiah bergerak di pasar dengan spread tertentu. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar rupiah, pemerintah melakukan intervensi bila kurs bergejolak
melebihi batas atas atau batas bawah dari spread.
Periode 1978-1986 dapat dianggap sebagai periode managed floating I di mana unsur
manajemen lebih besar dari floating. Kondisi tersebut terlihat dari pergerakan nilai
ukar nominal yang relatif tetap dan perubahan relatif baru terjadh pada tahun-tahun
tertentu, yaitu pada saat Bank Indonesia melakukan devaluasi rupiah. Cukup kuatnya
unsur manajemen pada periode terscbut tidak terlepas dari kondisi perekonomian
yang relatif belum berkembang seperti saat ini,sehingga Bank Indonesia tidak
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan nilai tukar sesuai dengan target yang
diinginkan dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga daya saing produk-
produk ekspor.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai tukar
1. Perbedaan supply dan demand foreign currency
2. Posisi neraca pembayaran (balance of payment/BOP)
3. Tingkat inflasi
4. Tingkat bunga
5. Tingkat pendapatan
6. Pengawasan/kebijakan pemerintah
7. Ekspektasi dan spekulasi/rumor
CONTOH PERHITUNGAN KURS NILAI TUKAR

Suatu hari Putri sedang diberikan pekerjaan ke luar negeri dan ia mendapatkan
bayaran dari perjalanan itu sebesar Rp 45.000.000,00.
Pada saat melakukan pekerjaannya, nilai tukar yang berlaku sebagai berikut.
Kurs jual Rp 15.000,00 per US $ 1
Kurs beli Rp 14.500,00 per US $ 1
Berapa bayaran yang akan diperoleh Putri dalam nilai Dolar Amerika Serikat?
Putri akan menukarkan mata uang Rupiah ke Dolar Amerika Serikat, berikut cara
menghitung kurs jual.
Rp. 45.000.000,00 : Rp 15.000 = US $3.000
Jadi, uang yang dimiliki oleh Putri dalam bentuk Dolar Amerika sebesar US $3.000
Arbitrage Internasional
● Arbitrase merupakan suatu kombinasi penyesuaian transaksi atas dua pasar
keuangan di mana keuntungan yang diperoleh merupakan bersumber dari selisih
selang harga pasar yang satu dengan yang yang lain. Dengan kata lain arbitrase
internasional adalah tindakan mengambil keuntungan dari perbedan nilai mata uang,
atau tindakan mengambil keuntungan dari ketidak sesuaian dalam harga-harga
faktual.
● Dalam dunia akademis, istilah "arbitrase" didefinisikan sebagai suatu transaksi tanpa
saluran kas negatif dalam kondisi yang bagaimanapun, dan terdapat saluran kas
positif atas sekurangnya pada satu kondisi , atau disebut sebagai "keuntungan tanpa
risiko" (risk-free profit).
● Seorang yang melakukan arbitrase disebut "arbitraser" atau “arbitrageur”.
Jenis Arbitrage Internasional
1. Locational arbitrage (arbitrase lokasi) yaitu proses pembelian mata uang di lokasi tertentu dimana
harganya murah dan dengan segera menjual mata uang tersebut dilokasi lain dengan harga yang
lebih tinggi. Ini terjadi apabila kurs berbeda antarlokasi pasar valas. Keuntungan dari arbitrase
lokasi berdasarkan dua faktor yaitu jumlah uang yang digunakan untuk memanfatkan perbedaan
nilai tukar dan nilai dari perbedaan mata uang.
Arbitrase dilakukan :
Langkah 1 ; Gunakan US$, beli NZ$ di Bank C dengan kurs US$ , 640
Langkah 2 ; NZ$ yang dibeli Bank C, dijual di Bank D, dengan kurs US$ .645 Diperoleh
keuntungan NZ$ .005 per US$
2. Triangular arbitrage (arbitrase segitiga) adalah tindakan mengambil keuntungan dari
ketidaksesuaian dalam pasar valas, yaitu saat kurs silang yang dikuotasikan di pasar tidak
sama dengan kurs silang yang seharusnya muncul dalam kondisi ekulibrium. Hal ini
memanfatkan perbedaan kurs valas yang di tetapkan tidak sama dengan kurs valas yang
seharusnya tidak terjadi pada saat ekulibrum. Transaksi mata uang dilakukan pada pasar spot
untuk memanfatkan perbedaan kurs lintas mata uang. Strategi ini bebas resiko, karena harga
beli dan harga jual mata uang jelas dan keuntungan menggunakan arbitrase segitiga yaitu
ketika transaksi mata uang dilakukan di pasar spot untuk memanfatkan perbedaan dalam
nilai tukar silang antara dua mata uang.
Contoh perhitungan
arbitrase segitiga

Berdasarkan informasi tersebut, jika membeli SGD di New York adalah 10.000/1,6785 = Rp5.957. Terdapat Perbedaan
dengan kurs Rp/SGD di Jakarta, karena di Jakarta membeli SGD sebesar Rp5950. Oleh karena itu, harga SDG lebih mahal di
New York.
Maka sebaiknya membeli SGD di Jakarta untuk membeli USD di Singapura dan kemudian menukarkan USD dengan Rp di
New York
Langkah I: Di Jakarta, Beli SGD 1 dengan kurs Rp 5.950,-,
Langkah II: Di Singapore, Jual SGD 1, Beli US$ yaitu; 1/1,6785 = US$ 0,595770
Langkah III: Di New York, Jual US$ 0,59570, Beli IDR yaitu; 0,595770 X 10.000 = IDR 5957,70
Dengan melakukan arbitrase segitiga diperoleh keuntungan; IDR 7,70 per US$ 1, dalam waktu yang singkat,
serta tanpa resiko.
(Uang semula IDR 5950,- dengan melakukan triangular arbitrage di spot market, uang tersebut menjadi IDR
3. Covered interest arbitrage (Arbitrase Bunga Tertutup) yaitu apabila perbedaan
suku bunga antara dua negara tidak dicerminkan secara tepat oleh premi forward dan
cenderung menekankan hubungan antara tingkat bunga antara dua negara dan
tingkat premium/discount dalam forward exchange contract dua negara tersebut.
Atau dapat dikatakan juga, sebagai proses memanfaatkan perbedaan tingkat suku
bunga diantara dua negara sementara dilakukan lindung nilai terhadap risiko
perbedaan kurs valas.
Perhitungan Covered interest arbitrage (perhitungan Arbitrase Bunga tertutup)
Misalnya diperoleh informasi;
1. Tersedia dana untuk diinvestasikan US$ 800,000
2. Kurs GBP 1 = US$ 1.60
3. Forward-contract 90 hari dalam GBP = US$ 1.60
4. Tingkat suku bunga untuk 90 hari di AS = 2%
5. Tingkat suku bunga untuk 90 hari di UK = 4%
Lanjutan..
Atas dasar informasi tersebut bisa dilakukan tindakan;
1. Tukar US$ 800,000 menjadi GBP 500,000 (US$ 800,000/1.60)
2. Depositokan (Berjangka) GBP 500,000 pada British Bank selama 90 hari
3. Sekaligus GBP 500,000 di Jual secara forward contract, pada kurs US$ 1.60 per GBP
4. Pada saat Deposito jatuh tempo, diperoleh GBP 505, 000 (termasuk bunga = GBP
500,000 x 4%x3/12 )
5. GBP 505,000 ditukar kembali menjadi US$ = US$ 808,000 (505,000 x 1.60)
6. Membayar pinjaman 3 bulan = US$ 800,000 x 2%*3/12 =804,000
7. Arbitrageur memperoleh keuntungan US$808,000 – 804,000 = US$4,000
Paritas Suku Bunga
Kondisi paritas di pasar sekuritas disebut sebagai paritas suku bunga. Paritas suku
bunga merupakan kondisi ekuilibrium dimana selisih bunga antara dua valuta
diimbangi oleh selisih kurs forward dengan kurs spot. Doktrin paritas suku Bunga
mengatakan bahwa perbedaan suku Bunga antara dua negara akan sama dengan
premi forward dari kurs valas. Berikut persamaannnya:
Ft – st = rt – r*t
Dimana ft = kurs forward, st = kurs spot, rt= suku bunga nomina dalam negeri, r*t =
suku bunga nominal diluar negeri.
Asumsi yang melanda paritas suku bunga adalah bahwa pasar asset merupakan pasar
yang efisien. Karena itu paritas ini dapat diterapkan untuk investasi dan pinjaman
international. Logikanya, untuk proyek investasi , investor dibandingkan hasil (return)
dari pasar domestic dengan hasil dari asset luar negerei ditambah premi forward.
Bagi proyek pembiayaan, peminjam membandingkan biaya dari pasar domestic
dengan pasar luar negeri. Ekuilibrium akan tercapai bila syarat paritas dipenuhi.
KONDISI KESEIMBANGAN PARITAS
01 PURCHASING POWER PARITY (PPP)

02 INTEREST RATE PARITY (IRP)

03 INTERNASIONAL FISHER EFFECT (IFE)

04 FORWARD PARITY (FP)

05 FISHER EFFECT (FE)


DERIVASI PARITAS SUKU BUNGA
Hubungan antara premium atau diskonto forward dengan suku bunga menurut IRP
dapat ditentukan sebagai berikut. Asumsikan seorang investor AS yang ingin
melakukan covered interest arbitrage ini bagi investor AS dapat ditentukan jika
diketahui:
● Jumlah valuta domestic yang awalnya ingin diinvestasikan
● Kurs spot (S) dalam dollar pada saat valuta asing dibeli.
● Suku bunga deposito luar negeri (i)
● Kurs forward (F) dalam dollar untuk mengkonversikan valuta asing kembali
kedalam dollar.
Hubungan Paritas Suku Bunga Dengan
Arbitrase Internasional
Untuk menentukan secara khusus apakah hukum paritas suku berlaku,
perlu untuk membandingkan kurs forward (diskonto) dengan kurs suku bunga yang
gterjadi pada waktu yang sama. Jika kurs forward dan suku bunga yang digunakan
tidak terjadi pada waktu yang sama maka hasilnya akan terdistorsi.
Jika paritas suku bunga tidak berlaku, arbitrase perlindungan suku bunga
harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Meskipun demikian, arbitrase
perlindungan suku bunga mungkin tidak menguntungkan karena berbagai
karakteristikinvestasi asing, termasuk biaya transaksi, resiko politik, dan perbedaan
hukum pajak.

PERTIMBANGAN SAAT MENILAI PARITAS SUKU BUNGA

a Biaya Transaksi

b Kebijakan Retriksi Valuta

c Undang-Undang Pajak
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai