Anda di halaman 1dari 8

CATATAN MATERI

CARA MENGHITUNG KURS VALUTA ASING

Kurs erat kaitannya dengan dengan tukar menukar yang asing yang ada di bank atau
yang ada di tempat penukaran uang (money changer). Kurs jual dan kurs beli selalu diartikan
melalui sudut pandang bank atau money changer , bukan dari sudut pandang kita sebagai
orang yang menukarkan.

Kurs jual artinya nilai tukar yang digunakan bank untuk menjual mata uang asing
kepada nasabah, sedangkan kurs beli artinya nilai tukar yang digunakan bank untuk
membeli mata uang asing yang dimiliki nasabah.

Untuk mengetahui cara penggunaannya, dapat dipahami melalui contoh berikut:


1. Silvi merupakan seorang pekerja online yang tinggal di Indonesia. Silvi bekerja untuk
sebuah perusahaan yang menggunakan dolar Amerika dalam membayarkan upah para
pekerjanya. Silvi dalam bulan Februari menyelesaikan pekerjaan dengan mendapatkan
pembayaran sebesar 120 dolar Amerika yang dikirimkan ke dalam akun
pembayarannya. Karena Silvi tinggal di Indonesia dengan menggunakan rupiah, maka
upah yang diperoleh Silvi adalah…

Jika pada saat itu,


Kurs jual 1 US dolar = Rp 15.800,00
Kurs beli 1 US dolar = Rp 15.600,00

Untuk kasus Silvi kurs yang digunakan adalah kurs beli karena bank membeli US dolar
dari Silvi untuk ditukarkan ke rupiah.

Uang yang diperoleh Silvi = kurs beli x jumlah dolar yang dimiliki Silvi

= Rp 15.600,00 x US 120

= Rp 1.872.000,00

2. Wilson ingin berkunjung ke Amerika untuk berlibur. Ia memiliki Rp. 400.000.000,00


dan ingin ditukarkan ke mata uang dollar Amerika. Berapa dollar Amerika yang
dimiliki Wilson…

Untuk kasus Wilson kurs yang digunakan adalah kurs jual karena bank atau money
changer menjual dollar Amerika kepada Wilson

Uang yang diperoleh Wilson = jumlah Rupiah yang dimiliki Wilson : kurs jual

= Rp. 400.000.000,00 x 1 US $
Rp 15.800,00

= US $ 25.316,45
Jadi...kalau dari Rupiah akan ditukarkan dengan mata uang asing, maka jumlah uang Rupiah
nya dibagi kurs jual. Tetapi kalau dari mata uang asing ingin ditukarkan dengan Rupiah,
mata uang asing kali dengan kurs jual.

LATIHAN SOAL

A. Perdagangan Internasional 2

Jawablah dengan singkat dan jelas menurut pendapat anda!


1. Mengapa dalam perdagangan internasional diperlukan adanya pembayaran
internasional?
2. Bagaimana cara pembayaran internasional dengan surat wesel dagang?
3. Bagaimana jika permintaan akan valuta asing lebih besar dari pada penawaran valuta
asing?
4. Bagaimana bentuk campur tangan pemerintah dalam penentuan nilai kurs? Jelaskan!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan kurs mata uang asing! Dan coba kamu jelaskan
faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai tukar uang asing!

Masing-masing (Skor 10)

B. Menghitung Kurs valuta asing

1. Hilary, Seorang turis Amerika berkunjung ke Indonesia dengan membawa US $


8.350. Untuk keperluan selama berada di Indonesia, ia menukar uangnya dengan
mata uang rupiah. Kurs yang berlaku pada saat itu adalah;
Kurs beli Rp 13.300,00 per 1 US $
Kurs jual Rp 13.450,00 per 1 US $
Selama di Indonesia ia menghabiskan uang sebanyak Rp 62.820.000,00 Ketika
hendak pulang ke negaranya Hilary kembali menukarkan uang rupiahnya dengan
dolar Amerika. Kurs yang berlaku pada waktu itu adalah;
Kurs beli Rp13.350,00 per 1 US $
Kurs jual Rp13.500,00 per 1 US $
Berapakah jumlah uang dolar yang diterima Hilary? (Skor 20)

2. Tabel harga valuta asing :


Mat
a Kurs
Kurs Beli Kurs Jual
Uan Tengah
g
$ Rp 9.300,00 Rp 9.450,00 Rp 9375,00
YEN Rp 110,00 Rp 114,00 Rp 112,00
Bapak Anton melakukan penjualan ikan tuna ke Jepang dengan nilai Rp 1 milyar dan
ia juga membeli barang elektronik dari Jepang berjumlah 5.000.000,00 yen. Sesuai
kesepakatan pembayaran dilakukan oleh pihak Bank, karena baik pembeli atau
penjual adalah nasabah bank yang bersangkutan. Berapa rupiahkah yang akan
diterima atau dibayar Pak Anton? (Skor 10)

3. Pada saat mengekspor barang ke Amerika Serikat, Sani memperoleh US


$255.000,00 dan ditukarkan dengan rupiah pada saat kurs berikut:
Beli = Rp13.200,00 / US $1,00
Jual =Rp13.400,00/US$1,00
Sebulan kemudian Sani mengimpor barang dari Jepang seharga ¥12.500.000,00 saat itu
kurs:
Beli = Rp195,00 / ¥1,00
Jual = Rp215,00 / ¥1,00
Berdasarkan transaksi di atas, maka jumlah sisa uang Rupiah yang dimiliki Sani
adalah… (Skor 20)

Jawab :
A. Perdagangan Internasional 2
1. Karena dalam melakukan suatu perdagangan tentunya tidak lepas dari hal
pembayaran, artinya jika membeli barang tentunya harus mengganti barang
tersebut baik dengan uang atau dapat juga menggunakan barang atau dengan
kata lain pembayaran internasional perlu/harus dilakukan untuk
menyelesaikan transaksi internasional.

2. Di dalam surat wesel, harus dilampiri dokumen-dokumen berupa :


● Faktur (Invoice)
● Konsumen atau surat muatan (Bill of lading)
● Daftar isi barang (packing list)
● Surat keterangan asal barang (Certificate of Origin)
● Surat keterangan pabean
● Surat asuransi
Langkah-langkah pembayaran dengan surat wesel dagang
1) Pembeli (importir) dan penjual (eksportir) mengadakan kesepakatan
kontrak jual beli atas sejumlah barang, dengan syarat-syarat
pembayaran tertentu.
2) Barang dikirim oleh eksportir kepada importir dengan alat angkut
tertentu yang telah disepakati sebelumnya
3) Eksportir menyerahkan dokumen-dokumen kepada remitting bank
(bank di negara eksportir yang dipercaya untuk melakukan penagihan
kepada bank di Negara importir)
4) Remitting bank melakukan penagihan dengan menyertakan dokumen-
dokumen yang dikirim kepada collecting bank (bank di Negara impor
yang akan melakukan pembayaran barang)
5) Collecting bank menyerahkan dokumen surat wesel dagang kepada
importir
6) Importir menerima dokumen-dokumen dan melakukan pembayaran.
7) Collecting bank melakukan aseptasi atau pembayaran kepada
remitting bank.
8) Kemudian, remitting bank melakukan aseptasi atau pembayaran
kepada eksportir.

3. Apabila permintaan terhadap suatu mata uang, misal permintaan


terhadap Euro lebih tinggi dari penawarannya, maka nilai Euro akan naik,
begitu pula sebaliknya. Kurs terbentuk ketika jumlah dan kurs yang diminta
sama dengan jumlah dan kurs mata yang ditawarkan. Kondisi ini disebut
sebagai kondisi kesetimbangan kurs.

4. Terdapat beberapa jenis cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam


menentukan nilai tukar mata uang asing.

 Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)


Sistem kurs tetap merupakan sebuah kondisi nilai tukar
mata uang domestik ditentukan oleh pemerintah. Sehingga
pemerintah melakukan berbagai langkah dan kebijakan untuk
mengatur nilai mata uang pada harga tertentu. Segala fluktuasi
pergerakan harga dapat diredam oleh pemerintah atau dengan
kata lain diintervensi.

Sistem ini juga berarti kurs valuta asing ditetapkan oleh


bank sentral yang secara aktif terlibat dalam setiap transaksi.
Akan tetapi, pihak bank tidak dapat merubah kurs sendiri
sebab ada keterkaitan dengan pemerintah. Jika bank
menyimpang dan tidak memenuhi standar, maka akan
diberikan sanksi.

 Sistem Kurs Bebas/Mengambang (Floating Exchange Rate)


Sistem kurs bebas merupakan pembuatan kurs
tersendiri dari suatu permintaan dan penawaran dari mata uang
asing, sehingga pemerintah tidak ikut campur dalam
menentukan kurs mata uang yang akan ditukar.

Dalam sistem ini, besarnya nilai tukar


diserahkan pada mekanisme pasar. Tinggi dan rendahnya
mata uang ditentukan oleh tingkat permintaan dan penawaran
mata uang itu sendiri.

 Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Terkontrol (Floating


Exchange Rate)
Sistem kurs terkendali merupakan sistem dimana
pemerintah dan pasar sama-sama memiliki kebebasan dalam
menentukan nilai tukar mata uang. Sehingga nilai tukar dapat
bergerak bebas naik atau turun. Guna pemerintah disini adalah
untuk menghindari gejolak yang tajam.

Hal yang dilakukan pemerintah seperti :

 Mengambang Kotor (Dirty Floating)


Pemerintah melakukan intervensi
langsung dengan menjual atau membeli valuta
asing.

 Mengambang Bersih (Clean Floating)


Pemerintah melakukan intervensi secara
tidak langsung, misal dengan mengatur suku
bunga.

5. Kurs Valuta Asing adalah perbandingan nilai atau harga antara mata uang
asing yang dinyatakan atau ditukar dengan nilai mata uang domestik.

Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan nilai tukar uang asing:


● Perbedaan dalam Inflasi
Pada umumnya, negara yang secara konsisten
menunjukkan tingkat inflasi rendah maka nilai mata
uangnya meningkat. Hal ini disebabkan daya beli
relatif meningkat terhadap mata uang negara lainnya.

Contoh negara-negara dengan inflasi rendah di paruh


terakhir abad ke-20 seperti Swiss, Jepang, Jerman.
Sebaliknya,negara dengan tingkat inflasi yang tinggi
biasanya terjadi depresiasi dalam mata uangnya terkait
dengan mata uang mitra dagangnya.

● Adanya Perbedaan Suku Bunga


Inflasi, suku bunga, dan nilai tukar memiliki
keterkaitan satu dengan lainnya. Dengan melakukan
manipulasi suku bunga, bank sentral dapat memberikan
pengaruh terhadap nilai tukar maupun inflasi.
Mengubah suku bunga dapat berpengaruh pada nilai
mata uang dan inflasi.

Tingginya suku bunga akan menawarkan kreditur


dalam suatu perekonomian negara, sehingga
memberikan pengembalian yang relatif lebih tinggi
terhadap negara lain. Oleh karena itu, suku bunga
tinggi menarik minat modal asing untuk masuk dan
menyebabkan nilai tukar naik.
Dampak tingkat suku bunga tinggi dapat dikurangi,
apabila inflasi di negara tersebut lebih tinggi dari
negara lain, mendorong mata uang turun. Ada
hubungan yang berlawanan untuk menurunkan suku
bunga, yaitu suku bunga rendah cenderung membuat
nilai tukar turun.

● Utang Publik
Jika negara memiliki proyek-proyek skala besar di
sektor publik dan pemerintah, maka biasanya
melibatkan pembiayaan defisit yang besar pula. Di satu
sisi, pembangunan proyek skala besar tersebut dapat
merangsang ekonomi domestik, tetapi di sisi lain
defisit dan utang publik yang besar bisa mengurangi
minat investor asing.

Apa alasannya? Utang publik yang tinggi dapat


mendorong inflasi. Jika inflasi tinggi, utang akan
dibayarkan dengan uang yang lebih murah di masa
depan.

Skenario terburuknya, pemerintah mencetak uang


untuk membayar sebagian besar utang tersebut. Akan
tetapi, menambah pasokan uang pastinya akan
menyebabkan inflasi.

Selain itu, jika pemerintah tidak sanggup menutupi


defisitnya dengan instrumen domestik, seperti menjual
obligasi domestik maka pemerintah harus
meningkatkan pasokan surat berharga untuk dijual ke
asing, sehingga harganya turun.

Utang yang tinggi begitu mengkhawatirkan bagi


investor asing dan biasanya mereka percaya bahwa
negara akan berisiko gagal untuk melunasi
kewajibannya.

● Defisit Current Account


Rekening giro adalah neraca perdagangan antara
negara dan mitra dagangnya, yang mencerminkan
semua pembayaran antar negara untuk barang, jasa,
bunga dan dividen. Defisit dalam neraca berjalan
menunjukkan bahwa negara membelanjakan lebih
banyak pada perdagangan luar negeri daripada yang
didapatkannya. Negara meminjam modal dari sumber
asing dalam rangka menutupi defisit tersebut.
Dengan kata lain, pemerintah membutuhkan lebih
banyak mata uang asing daripada yang diperolehnya
dari penjualan ekspor. Dan, hal tersebut akan memasok
lebih banyak mata uangnya sendiri dibandingkan
permintaan orang asing terhadap produk negara
tersebut.

Permintaan mata uang asing yang tinggi dapat


menurunkan nilai tukar mata uang negara tersebut,
sehingga barang dan jasa domestik cukup murah bagi
asing. Sedangkan aset asing terlalu mahal untuk
kepentingan domestik.

● Stabilitas Politik dan Kinerja Ekonomi


Investor asing pasti mencari negara-negara yang stabil
dengan kinerja ekonomi yang kuat untuk menanamkan
modalnya. Sedangkan negara yang memiliki gejolak
politik dan ekonomi, akan melemahkan kepercayaan
investor asing untuk menanamkan modalnya.

Gejolak politik, misalnya, dapat menyebabkan


hilangnya kepercayaan pada mata uang dan pergerakan
modal ke mata uang negara-negara yang lebih stabil.

B. Menghitung Kurs valuta asing

1. Untuk kasus Hilary kurs yang digunakan adalah kurs beli karena bank membeli US
dolar dari Hilary untuk ditukarkan ke rupiah.
Kurs yang berlaku pada saat itu adalah;

Kurs beli Rp 13.300,00 per 1 US $


Kurs jual Rp 13.450,00 per 1 US $

Uang yang diperoleh Hilary = Kurs beli x Jumlah dollar yang dimiliki Hilary
Uang yang diperoleh Hilary = Rp 13.300,00 x US $ 8.350
Uang yang diperoleh Hilary = Rp111.055.000

Di Indonesia Hilary menghabiskan uangnya sebesar Rp62.820.000

Jadi, sisa uang Hilary = Rp111.055.000 – Rp62.820.0000


=Rp48.235.000

Kurs beli Rp13.350,00 per 1 US $


Kurs jual Rp13.500,00 per 1 US $

Jumlah uang dollar Hilary = Rp48.235.000/kurs jual


= Rp48.235.000/ Rp13.500
= US$ 3.572,96
2. Karena pembeli dan penjual merupakan nasabah bank yang bersangkutan maka
digunakan kurs tengah.
banyak uang yang akan diterima oleh Pak Anton adalah
= Rp1.000.000.000 - (5.000.000 x Rp 112,00)
= Rp1.000.000.000 - Rp560.000.000
= Rp440.000.000

3. Pada saat mengekspor barang ke Amerika Serikat, Sani memperoleh US


$255.000,00 dan ditukarkan dengan rupiah pada saat kurs berikut:
Beli = Rp13.200,00 / US $1,00
Jual =Rp13.400,00/US$1,00
Sebulan kemudian Sani mengimpor barang dari Jepang seharga ¥12.500.000,00
saat itu kurs:
Beli = Rp195,00 / ¥1,00
Jual = Rp215,00 / ¥1,00
Berdasarkan transaksi di atas, maka jumlah sisa uang Rupiah yang dimiliki Sani
adalah…(Skor 20)

uang sani yang ditukarkan dalam rupiah


$255.000,00 x Rp13.400,00 = Rp. 3.417.000.000
Harga barang yg di impor dari Jepang dijadikan rupiah
¥12.500.000,00 x Rp.195,00 = Rp. 2.437.500.000
Sisa uang yang dimiliki Sani adalah
Rp. 3.417.000.000 - Rp. 2.437.500.000
= Rp. 979.500.000

Anda mungkin juga menyukai