Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR TUKAR INTERNASIONAL (TERMS OF TRADE)

Mata Kuliah: Ekonomi Internasional

Dosen Pengampu : ‌Putri Kamilatul Rohmi, S.E.Sy.,M..

Disusun Oleh:

Moch. Kevin Mubarok (204105020004)

Muhammad Syahrul F (204105020002)

Putri Nur Aini (201105020001)

Dewi Anjani (201105020003)

Asan Basri (201105020017)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH

FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikan dalam kehidupan sehari hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 24 Februari 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu Negara. Nilai tukar
mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar Negara, dimana hamper sebagian
besar Negara-negara di dunia saat ini terlibat dalam aktivitas ekonomi pasar bebas. Nilai tukar mata
uang suatu Negara adalah relative, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan nilai mata uang
Negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan mempengaruhi aktivitas perdagangan
kedua Negara tersebut.
Nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata uang suatu Negara dibandingkan dengan
Negara lain, missal nilai tukar mata uang asing dibandingkan dengan mata uang rupiah. Nilai mata
uang suatu Negara dapat naik dan turun karena adanya hokum permintaan dan penawaran. Jika
permintaan suatu mata uang mengalami kenaikan, maka nilai mata uang itu akan terapresiasi,
dengan asumsi jumlah uang yang tersedia tetap atau menurun. Secara garis permintaan suatu mata
uang dipengaruhi oleh 3 (tiga) motif, yaitu motif untuk bertransaksi (transaction motivies), motif
berjaga jaga (precautionary motives), dan motif untuk spekulasi ( speculative motives). Serta
pergerakan nilai tukar mata uang suatu Negara dapat juga dipengaruhi anatara lain oleh neraca
perdagangan, tingkat bunga dan inflasi. Pertama neraca perdagangan, neraca perdagangan suatu
Negara berisi semua pembayaran hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan atau juga
disebut neraca ekspor-impor adalah perbedaan anatara nilai ekspor dan impor suatu Negara pada
periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku.
Kedua, tingkat bunga dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dimana tingkat Bungan yang
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang suatu Negara meningkat, investor domestic dan
luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar dan menyebabkan nilai tukar mata uangnya
menguat. Ketiga, inflasi, suatu Negara yang tingkat inflaisnya konsisten rendah, akan lebih kuat
nilai tukar mata uangnya dibandingkan Negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing
power) mata uang tersebut relative lebih besar dari Negara lain.
Sistem nilai tukar di Indonesia telah mengalami perubahan sebnayak tiga kali, yaitu dari
mulai system nilai tuker tetap, system nilai tukar mengambang terkendali, terakhir system nilai
tukar mengambang bebas. System nilai tukar mengambang bebas adalah system dimana pemerintah
tidak mencampuri tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nilai tukar mengikuti pada permintaan
dan penawaran valuta asing. Kelebihan dari system ini adalah dapat mengamankan cadangan devisa
Negara dan persaingan produk-produk ekspor mengikuti system pasar yang berlaku.
Kekurangannya, adanya indikasi persoalan dari kurs yang berfluktuasi.
Berdasarkan data dalam penelitian ini, nilai tukar terdepresiasinya sangat tinggi hingga Rp
17.500 per dolar pada tahun 1998 yaitu masa krisis ekonomi Indonesia yang sangat merupakan
kondisi terburuk bagi perekonomian Indonesia, Dampak yang ditimbulkan yaitu mengakibatkan
harga barang-barang impor membumbung tinggi dan inflasi meroket hingga mencapai 77,6%.
Depresiasi nilai tukar mengakibatkan banyak industry dalam negri kesulitan, Terutama industry
yang bahan bakunya berasal dari impor. Tingkat bunga dan ekspor pada saat itu 11,07% dan 48.847
juta USD. Selanjutnya tahun 2006 nilai tukar terapsiasi sebesar Rp. 9.020 per dolar, inflasi 6,5%,
tingkat bunga dan ekspor yaiyu 9,75% dan 100.419 per dolar, inflasi 6,59%, tingkat bunga dan
ekspor yaitu 8,00% dan 114,100 juta USD, selanjutnya kembali terdepresiasi begitu tajam hingga
Rp 10,950 per dolar di tahun 2008, inflasi 11,06% , tingkat bunga dan ekspor yaitu 9,25% dan
137.020 juta USD. Terdepresiasi nilai tukar tersebut merupakan dampak dari krisis keuangan global
yang melanda Amerika dan ikut berdampak pada negara-negara lain. Selanjutnya pada tahun 2014
nilai tukar terhadap dollar AS mencapai Rp 12.559, melemahnya nilai tukar saat itu disebabkan oleh
factor eksternal yaitu kebijakan atau ekspektasi terhadap apa yang dilakukan oleh bank sentral AS
yaitu The Fed. Penyebab lainnya yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak, tariff listrik, dan tariff
kereta api.
Setiap Negara selalu menjaga agar nilai tukar mata uang domestic dan negaranya dalam
keadaan setabil terhadap nilai tukar mata uang asing. Dengan adanya kondisi yang kondusif bagi
kegiatan dunia usaha, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Ner barter terms of trade?


2. Apa itu Gross barter terms of trade?
3. Apa itu Income terms of trade?
4. Apa itu Factorial terms of trade?

C. Tujuan

1. Mengetahui Ner barter terms of trade


2. Mengetahui Gross barter terms of trade
3. Mengetahui Income terms of trade
4. Mengetahui Factorial terms of trade
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Net barter terms of trade


Net Barter Terms of Trade adalah perbandingan antara indeks harga ekspor
(Px) dengan indeks harga (Pm) atau N = Px/Pm. Kenaikan N berarti terjadi
perkembangan pedagangan luar negri yang positif/baik karena dengan nilai ekspor
tertentu diperbolehkan nilai impor yang lebih besar.
Secara umum diyakini bahwa peningkatan nilai tukar komoditas
meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu negara. Penjualan barang produksi dalam
negeri dengan harga ekspor yang lebih tinggi dan pembelian barang produksi luar
negeri dengan harga lebih rendah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan. Dari
sini suatu kesimpulan kadang-kadang diperoleh bahwa maksimalisasi nilai tukar
barter bersih akan berarti maksimalisasi kesejahteraan. Tapi itu belum tentu benar.
Jika fungsi ekspor suatu negara lebih elastis, kenaikan harga ekspor akan
menyebabkan penurunan jumlah ekspor yang cukup besar dan menyebabkan
penurunan pendapatan ekspor yang signifikan.
Demikian pula, jika fungsi impor lebih elastis, penurunan harga impor akan
menyebabkan peningkatan jumlah impor yang sangat besar dan juga peningkatan
pengeluaran untuk impor. Penurunan pendapatan ekspor ditambah dengan
peningkatan pengeluaran impor akan berarti penurunan kesejahteraan, meskipun nilai
tukar komoditas menguntungkan. Karena alasan inilah Haberler menyarankan agar
suatu negara mencoba mengoptimalkan syarat perdagangan daripada memaksimalkan
syarat perdagangan. Ketentuan perdagangan dioptimalkan pada tingkat harga ekspor
dan impor di mana pendapatan ekspor maksimum, sedangkan pengeluaran impor
sesedikit mungkin. Ketentuan perdagangan yang optimal, menurutnya, sepenuhnya
konsisten dengan maksimalisasi kesejahteraan.

a) Cara menghitung term of trade


Term of trade adalah salah satu indikator kesehatan ekonomi suatu negara,
terutama terkait dengan neraca pembayaran. Itu memberitahu anda seberapa banyak
unit ekspor yang diperlukan untuk membeli satu unit impor. Anda dapat
menghitungnya dengan membagi harga ekspor dengan harga impor kemudian
mengalikan hasilnya dengan 100.

Contoh :

N1965 = 100 (Net barter term of Trade tahun dasar 1965)

Px.2005 = 95 (indeks harga ekspor tahun 2005)

Pm.2005 = 105 (indeks harga impor tahun 2005)

Berdasarkan data diatas maka dapat dihitung :

N2000 = 95/105 =90,48%

Berarti untuk periode 1965 sampai 2005 (selama 40 tahun) harga atau nilai
ekspor (Px) turun sebanyak 9,52% dibandingkan dengan nilai impornya (Pm).

Tapi, untuk ekspor secara keseluruhan, anda dapat menggunakan indeks harga.
Ekspor dan impor melibatkan beragam barang dan jasa sehingga sulit untuk
menghitung angka agregat. Karena alasan tersebut, indek harga membantu anda untuk
mewakili rasio rata-rata harga ekspor dengan rata-rata harga impor. Berikut ini adalah
formula term of trade:
Term of trade = (Indeks harga ekspor rata-rata / Indeks harga impor rata-rata) x
100
Jika harga ekspor membaik relatif terhadap harga impor, nilai term of
trade lebih dari 100%. Itu mengindikasikan sebuah negara mengakumulasi lebih
banyak pembayaran dari ekspor daripada pengeluaran untuk impor. Oleh karena itu,
negara tersebut dapat membeli lebih banyak impor (seperti barang konsumen dan
barang modal) dengan jumlah ekspor yang sama.
Sebaliknya, jika harga impor naik lebih cepat daripada harga ekspor, term of
trade memburuk. Negara tersebut harus mengekspor lebih banyak barang dan jasa
untuk mendapatkan jumlah barang impor yang sama. Biasanya, itu mengarah pada
penurunan standar hidup karena impor menjadi lebih mahal.
Selanjutnya, anda seharusnya berhati-hati dalam menyimpulkan indikator ini.
Anda perlu menggali lebih dalam faktor-faktor yang menyebabkan perubahan term of
trade, termasuk terkait dengan inflasi dan nilai tukar. Selain itu, anda mungkin perlu
mendalami komposisi barang dan jasa ekspor-impor. Anda perlu memeriksa dan
memahami apa yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga ekspor dan impor.
Secara umum, term of trade meningkat karena:

 Harga ekspor naik dan kenaikannya lebih tinggi daripada harga impor.

 Harga ekspor naik tetapi harga impor tetap atau turun.

 Harga ekspor turun tetapi penurunannya lebih rendah daripada penurunan harga
impor.

 Harga ekspor tetap sementara harga impor turun.

b) Faktor yang mempengaruhi term of trade


Term of trade berfluktuasi sejalan dengan perubahan harga produk ekspor dan
impor. Dan, secara agregat, itu tergantung pada tren tingkat inflasi domestik dan
inflasi di luar negeri. Nilai tukar juga mempengaruhi term of trade. Perdagangan
internasional melibatkan dua mata uang sebagai pembayaran sehingga harga
tergantung pada daya beli (nilai tukar) masing-masing mata uang. Selain dua variabel
tersebut, ukuran dan kualitas barang juga berpengaruh terhadap term of trade.

c) Dampak term of trade terhadap perekonomia


Ketika term of trade naik, sebuah negara dapat membeli lebih banyak barang
impor daripada sebelumnya. Negara tersebut mengumpulkan lebih banyak pendapatan
ekspor daripada pembayaran impor, mengasumsikan volume tidak
berubah. Selanjutnya, kenaikan term of trade berdampak pada inflasi domestik.
Misalnya, jika kenaikan terjadi karena harga impor yang turun atau naik lebih
moderat daripada barang ekspor, tekanan inflasi yang diimpor (imported
inflation) berkurang. Sementara itu, kemerosotan term of trade menurunkan standar
hidup. Negara-negara berkembang biasanya rentan terhadap masalah tersebut. Mereka
mengekspor komoditas dan mengimpor barang manufaktur. Tentu saja, harga
komoditas lebih rendah daripada barang manufaktur karena nilai tambahnya lebih
sedikit. Oleh karena itu, untuk membayar impor, mereka harus menjual komoditas
dalam jumlah yang signifikan. Tekanan semakin berat jika harga komoditas di pasar
dunia turun. Mereka menghadapi kemerosotan nilai tukar dan harus mengumpulkan
lebih banyak uang untuk membayar impor. Mereka harus meningkatkan volume
impor secara lebih signifikan untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut atas nilai
tukar.

B. Gross Barter Terms Of Trade

GTT adalah perbandingan indeks volume ekspor dan indeks volume impor. Konsep lebih
memberikan gambaran pernubahan volume perdagangan dan bukan perubahan harga. Oleh
karena itu, apabila konsep term of trade tidak diberikan, maka konsep NTT tidak ada artinya.

Formula GTT adalah sebagai berikut G = Qx/Qm x 100

Diketahui:

G= Gross Barter Tem of Trade (GTT)

Qx = Indeks volume ekspor

Qm = Indeks volume impor

100 Indeks tahun dasar

Jika GTT > 100 atau total GTT meningkat, berarti perkembangan situasi perdagangan
internasional suatu negara dikatakan kurang baik atau mengalami profit yang rendah, hal ini
disebabkan karena diperlukannya ekspor dalam volume besar untuk memperoleh sejumlah
impor. Pada saat neraca perdagangan seimbang menunjukkan nilai ekspor (Px Qx) sama
dengan nilai impor (Pm Qm) atau dapat dirumuskan menjadi:

Px/Pm = Qm/ Px

Artinya bahwa jika neraca perdagangan seimbang maka nilai NTT = GTT dan jika
neraca perdagangan yang tidak seimbang maka NTT> GTT atau NTTT< GTT.

C. Income Ters Of Trade


- Income Term of Trade adalah perbandingan niali ekspor ( PxQx ) dengan indeks
harga impor.
- Income Term of Trade dapat menggambarkan kemampuan mengimpor suatu Negara
(capacity to import).
- Kenaikan term of trade menunjukkan bahwa suatu Negara dapat memperoleh jumlah
impor yang lebih besar dari kenaikan niali ekspornya.
- Kemampuan mengimpor juga karena kenaikan aliran modal yang masuk.

Income Terms of Trade

Dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:

I = N × Qx = ( Px / Pm )× Qx

N = Net barter terms of trade

Px = indeks harga pokok

Pm = indeks harga impor

Qx = indeks kuantitas ekspor.

Berdasarkan konsep ini, kenaikan income terms of trade menunjukkan bahwa suatu
negara dapat memperoleh jumlah impor yang lebih besar dengan dasar kenaikan nilai
ekspornya. Bagi negara-negara yang sedang berkembang, selain variabel harga juga sangat
penting untuk menilai terms of trade ini dengan mempertimbangkan volume ekspornya
karena kenaikan harga ekspor yang tinggi mungkin diimbangi dengan turunnya volume
ekspor.

Perbaikan TOT dapat timbul sebagai akibat:

(1) harga ekspor naik sedang harga impor tetap;

(2) harga ekspor tetap sedang harga impor turun;

(3) harga ekspor naik dengan proporsi yang lebih besar daripada naiknya harga impor;

(4) harga ekspor turun dengan proporsi yang lebih kecil daripada turunnya harga impor,
(Asmanto, 2008).

D. Factor Term of Trade

Merupakan perbandingan antara indeks harga rata rata komoditas ekspor dengan
indeks harga rata rata komoditas impor terkait produktivitas. Apabila faktor produktivitas di
dalam memproduksi barang dipertimbangkan dalam penghitungan dasar tukar maka konsep
ini dinamakan Factorial term of trade yang dapat dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Single Factor Term of Trade (STT)
Merupakan gambaran perubahan produktivitas peralatan industri diekspor. Perbandingan
produksi ini disebabkan oleh kerugian teknologi dan ilmiah secara keseluruhan. Hal ini dapat
membuat produksi barang ekspor yang lebih efisie

2. Double Factor Terms of Trade (DTT)


Diketahui:
Zx = Produktivitas barang ekspor

Zm = Produktivitas barang impor

D = Double Factorial Term of Trade


= rata rata indeks harga barang impor dan eksporDalam praktiknya konsep Konsep factor
term of trade sulit diterapkan karena sulit untuk dihitung, namun konsep ini mampu
memberikan pemahaman bahwa suatu negara harus memperhatikan jenis dan heterogenitas
faktor produksi seperti negara (Wau, 2020) sehingga konsep ini sering disebu, sebagai
Elastisitas produk. Hal ini disebabkan karena pada rumus single factorial term of trade, hanya
mengaitkan rasio impor dan ekspor dengan produktivitas ekspor atau produktivitas dalam
negeri, bukan dengan produktivitas luar negeri. Kemudian, dalam rumus double factorial
term of trade selain sektor dalam negeri juga termasuk produktivitas impor atau sektor luar
negeri.

Contoh :

Qx2005 = 115 (indeks kuantitas ekspor tahun 2005)

Px2005 = 95 (indeks kuantitas impor tahun 2005)

Pm2005 = 105 (indeks harga impor tahun 2005)

I = (95 : 105 ) × 100 = 104,5

Berarti untuk periode 1965 sampai 2005, kemampuan mengimpor didasarkan pada
penerimaan ekspor naik sebesar 4.05%, meskipun Px/Pm turun. Perubahan Income term of
trade penting untuk negara-negara berkembang karena berkaitan dengan kemampuan untuk
mengimpor (capasity to import).
Hubungan perkembangan ekonomi secara keseluruhan adalah kenyataan bahwa
hubungan perdagangan negara-negara sedang berkembang dengan negara-negara industri
biasanya disertai dengan nilai tukar atau perbandingan nilai yang merugikan bagi negara-
negara yang sedang membangun yang pada umumnya menghasilkan bahan mentah baik hasil
pertanian maupun pertambangan. Terms of trade antara bahan mentah yang dihasilkan dan
hasil industri yang diimpor biasanya makin merugikan negara penghasil bahan mentah,
sehingga untuk mendapatkan satu barang hasil industri yang sama, diperlukan lebih banyak
bahan mentah.

Secara umum dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh pertumbuhan ekonomi


terhadap suatu perekonomian dagang (Perekonomian atau negara yang aktif melakukan
perdagangan internasional) dunia merupakan sumber pembahasan dan kontroversi yang tidak
habis-habisnya. Perdebatan-perdebatan sengit sampai sejauh ini masih terus berlangsung
disekitar dua pertanyaan yang bersifat amat mendasar, pertama apakah pertumbuhan ekonomi
di negara lain merupakan suatu hal yang positif atau sebaliknya negatif bagi Negara yang
mengalaminya. Kedua apakah pertumbuhan ekonomi di suatu negara (negara lain) akan lebih
atau kurang bermanfaat jika negara yang bersangkutan merupakan unit yang terintegrasi
dalam perekonomian dunia.(Salvatore, 1996:94).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terms of trade adalah rasio antara harga ekspor dan harga impor. Karena perdagangan
internasional melibatkan berbagai barang dan jasa , maka ekonomi menghitungnya
menggunakan indeks harga untuk mewakili harga rata-rata produk ekspor dan impor. Jika
harga ekspor sebuah Negara naik lebih tinggi daripada harga imporn Negara tersebut
memiliki terms of trade positif. Itu berarti untuk jumlah ekspor yang sama, Negara tersebut
dapat membeli lebih banyak impor
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari bahsa penyusunan makalah di atas masih
jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

https://databank.worldbank.org/metadataglossary/world-development-indicators/series/
TT.PRI.MRCH.XD.WD#:~:text=Net%20barter%20terms%20of%20trade%20index%20is%20calculated
%20as%20the,to%20the%20base%20year%202000.

https://pt.slideshare.net/Ihsanniwal/dasar-tukar-atau-term-of-trade

https://www.economicsdiscussion.net/international-trade/terms-of-trade/net-barter-terms-of-
trade-with-criticisms-macroeconomics/30350

http://binderekonomi.blogspot.com/2017/12/teori-perdagangan-internasional-dan-term-of-
trade.html?m=1

https://prezi.com/p/zglgu2vj3n8e/dasar-tukar/?fallback=1

https://youtu.be/vhky-s5U778

https://youtu.be/BLFSf-wCF6k

Anda mungkin juga menyukai