Anda di halaman 1dari 5

DASAR PERTUKARAN PERDAGANGAN

Dasar pertukaran internasional mengungkapkan bagaimana pola perdagangan


internasional dengan memperhitungkan penggunaan faktor produksi sebagai tolak ukur.
selanjutnya suatu negara dapat memperhitungkan, apakah perdagangan internasional tidak hanya
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang ,akan tetapi lebih jauh mendatangkan
devisa bagi Negara.
Melalui teori klasik, baik abasolote advantage maupun comparative advantage, tolak ukur
pertukaran barang menggunakan tanga kerja. lebih sedikit menggunakn tenaga kerja berarti biaya
dan sekaligus haraga barang lebih murah. Tolak ukur penggunaan tenaga kerj untuk
menghasilakn sataun output per satauan waktu dapat digunakan sebagai dasar tukar internasional
di satu sisi dan dasar tukar dalam negari disisi lain.
Mengikuti teori perdagangan internasioanal yang diajukan oleh Eli Heckscher dan Bertil
Ohlin bahwa advantage berdasarkan alternative capital intensive (padat modal) atau labor
intensive (padat karya); mengungkapkan bahwa dasar advantage memperhitungkan labor cost
maupun capital cost. Biaya lebih efisien sekaligus harga harga lebih rendah dinyatakan
advantage sebagai kombinasi kedua input dimaksud sehingga terms of tradebisa dinyatakan
sebagai rasio antara harga barang ekspor dan impor.
A. Kurs dan Penyesuaian (Exchange Rate and Adjustment)
Perdagangan internasional yang dilakukan oleh suatu Negara dalam perkembangan
dihadapkan oleh fluktuasi kurs yang tidak dapat dihindari. Begitu pula terhadap arus investasi
yang secara keseluruhan terungkap pada neraca ppembayaran. Kondisi ini memerlukan
penyesuaian kurs yang menggunakan system yang saling terkait, flexible/floating exchange rate
system, fixed exchange rate dan exchange control. Flexible atau floating exchange rate system
memberlakukan bahwa kurs semata-mata ditentukan berdasarkan mekanisme pasar yang berarti
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Kemudian fixed exchange rate system 3
dilakukan oleh pemerintah sebagai eksekutif untuk menetapkan nilaikurs pada tingkat pertukaran
tertentu. Sedangkan exchange control dilakukan oleh bank sentral untuk mengawasi keluar
masuknya devisa.
1. Floating / Flexible Exchange Rate system
System ini disebut juga sebagai sistem kurs mengambang, bahwa perubahan nilai/kurs
terjadi disebabkan oleh kekuatan permintaan di satu sisi dankekuatan penawaran disisi
lain, berarti semata-mata kurs ditentukan oleh kedua pelaku pasar sehingga sistem ini
disebut juga sebagai kurs pasar atau bebas.
2. Fixed Exchange Rate System
Suatu system sebagaiupaya mempertahankan kurs valuta asing yang tetap pada tingkat
tertentu, dan mengharapkan elemen-elemen intern lainnya dalam system tersebatu dapat
menjamin perekonomian berada dalam keseimbangan internasional. System ini
mempertahankan nilai kurs inidilakukan oleh pihak eksekutif atau pemerintah. Adapun
yang dimaksud dengan elemen intern mencakup stabilitas ekonomi, dimana system
ekonomi berlangsung dengan baik (moneter, fiscal, nonfiskal, dan moneter)
3. Exchange Control System
Suatu kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk melakukan diskriminasi terhadap
valuta asing dan barang dalam rangka pengawasan devisa.

B. Proteksi, Tarif, dan Kuota


Proteksi disebut juga perlinduangan yang dilakukan pemerintah pada industry
domestic dan sekaligus membesarkannya yang berlaku diperdagangan umum. Kebijakan
proteksi memiliki dua alasan dasar, yaitu baerupa alasan infrant industry dan alasan
strategi. Alasan infrant industry berupa upaya melindungi produksi industry dalam negeri
untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan alasan , berupa tindak lanjut memproduksi
dan sekaligus konsumsi sendiri dalam kondisi perang. Ada beberapa bentuk
proteksi ,yang secaragaris besar adalah seperti berikut ini :
1. Kuota
Suatu hambatan kuantitatif , yang membatasi impor barang-barang khusus dengan
spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu perperiode tertentu.
2. Perdagangan oleh Pemerintah
Bukan merupakan pandagan komunis atau sosialis, tetapi upaya memonopoli impor
dimana ada kebebesan administrative yang pada hakikatnya pemerintah merupakan
pelaku utama
3. Control devisa
Control devisa merupakan hambatan administrasi atau transaksi yang melibatkan
mata uang asing.
4. Larangan impor
Bentuk terkuat dari control impor adalah dengan larangan impor untuk kategori
barang tertentu, khususnya barang mewah.
5. Hukum local mengenai pembelian Negara bisa menerapkan hukum yang menetapkan
barang-barang local secara pasti harus dibeli melalui pilihan produk luar negeri untuk
dapat dibandingkan denngan produk-produk local yang tersedia. Ini umumnya terjadi
untuk baran- barang modal
6. Hambatan non tariff
Tarif Effect
a) Consumption effect dapat dinyatakan sebagai pengaruh tarif yang dirasakan oleh
konsumen berupa kerugian sebagai akibat dari kenaikan harga barang.
b) Income effect dapat diartkan sebagai pendapatan yang diterima Negara atas
kebijakan proteksi berupa pengenaan tariff impor
c) Production effect berupa manfaat yang dinikmati oleh produsen dlam negeri
berupa kenaikan harga barang
d) Redistribution effect merupakan subsidi yang diperoleh oleh produsen dalam
negeri dri pemerintah dalam negeri dari pemrintah sebagai kebijakan proteksidari
instrument tariff impor.
Alasan Merosotnya Dasar Tukar Internasional (DTI) Menurut Singer dan
Prebisch (1950) DTI bergerak kearah yang merugikan bagi negara-negara berkembang.
1. Elastisitas Pendapatan
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara berkesinambungan menyebabkan
meningkatnya permintaan suatu negara (baik berkembang maupun maju)
terhadap barang primer maupun hasil industri olahan. Namun, peningkatan
tersebut terjadi dalam proporsi yang tidak sama. Peningkatan permintaan
produk hasil industri olahan lebih cepat daripada barang primer. Akibatnya
harga produk hasil industri olahan meningkat lebih cepat dari barang primer.
Padahal barang primer merupakan ekspor utama negara yang sedang
berkembang.

2. Substitusi
- Jika harga barang primer meningkat dalam waktu yang cukup lama, maka
negara maju akan berusaha untuk membuat barang pengganti (substitusi) bagi
barang primer tersebut.
- Selama ini barang substitusi tersebut banyak menyebabkan turunnya harga
dan jumlah yang diminta bagi barang-barang primer.

3. Pengaruh dari Ekonimi (Business- Cycle) Tidak adanya organisasi buruh yang
kuat di negara berkembang sehingga upah lebih mudah dapat ditekan ke
bawah daripada di negara maju yang memiliki organisasi buruh yang kuat.

C. Konsep Dasar Tukar

 Net Barter Terms of Trade (N) atau Commodity TOT


adalah perbandingan index harga ekspor dgn index harga impor.
Dinyatakan dalam:
N = Px/Pm x 100
Px = index harga ekspor
Pm= index harga impor
100= index tahun dasar

Contoh:
Px 2010 = 95 (angka index) 7
Pm2010=110 (angka index)
Tahun dasar 2000= 100
Maka berdsrkan data diatas dpt dihitung N 2010 = 95/110 x 100 = 89,36 % Artinya
pada 2000/2011 harga / nilai ekspor turun sebanyak 13,64 %. ( 89,36 % - 100 % = -
13,64 %)
 Gross Barter Term of Trade Gross barter term of trade
adalah perbandingan antara indeks kuantitas ekspor (Qx) dengan indeks kuantitas
impor (Q m), atau dirumuskan : G = Q x/ Qm. Apabila G mengalami kenaikan berarti
posisi perdagangan luar negeri negeri negara tersebut kurang baik atau kurang
menguntungkan karena diperlukan ekspor yang lebih besar untuk mendapatkan
sejumlah impor tertentu.

 Income Term of Trade


Konsep income term of trade ini lebih penting bagi negara-negara berkembang,
karena mencerminkan kemampuan negara tersebut untuk mengimpor barang-barang
dari hasil ekspor. Dirumuskan sebagai :

I = N. Qx = (Px/Pm). Qx.
I 1965 = 100 (income barter term of trade tahun 1965)
Qx.2005 = 115 (indeks kuantitas ekspor tahun 2005
PX.2005 = 95 (indeks kuantitas impor tahun 2005)
Pm.2005 = 105 (indeks harga impor tahun 2005),
maka I = (95/105).115 = 104,05

Berarti untuk periode 1965 sampai 2005, kemampuan mengimpor didasarkan


pada penerimaan ekspor naik sebesar 4.05%, meskipun P x/Pm turun. 8 Perubahan
Income term of tradepenting untuk negara-negara berkembang karena berkaitan
dengan kemampuan untuk mengimpor (capasity to impor).
Kenaikan I menunjukkan bahwa suatu negara dapat memperoleh jumlah impor
dengan dasar kenaikan nilai ekspornya. Kemampuan mengimpor akan lebih besar lagi
apabila dipertimbangkan adanya aliran modal yang masuk serta penerimaan-
penerimaan lain selain ekspor. Perubahan I dan N mungkin dalam arah yang
berlawanan, misalnya indeks harga impor tetap, indeks harga ekspor turun dengan
persentase lebih kecil dari pada naiknya indeks volume impor, maka I akan naik dan
N akan turun.

 Factorial Term Of Trade


Apabila faktor produktivitas di dalam memproduksi barang dipertimbangkan dalam
penghitungan dasar tukar maka konsep ini dinamakan factorial term of trade, yang
dapat dibedakan menjadi single factorial term of trade dan doble factorial term of
trade dimana masing-masingnya dirumuskan sebagai berikut:
a) Single factorial term of trade : S = N. Zx = (Px/Pm). Zx

b) Doble factorial term of trade : D = N. (Zx/Zm) = (Px.Zx)/(Pm.Zm)


dimana : Zx adalah indeks produktivitas barang ekspor dan Zm adalah indeks
produktivitas barang impor.
Misalnya: Px = 110 berarti harga ekspor naik 10 %
Zx = 105 berarti produktivitas barang ekspor naik 5% per unit input
Pm dan Zm = 100 maka:
S = (110. 105)/(100.100) = 115, berarti
Single factorial term of trade naik 15%
Apabila produktivitas barang impor juga naik (Zm) menjadi 110, maka :
D = (110x105)/(100x110) = 105
Doble factorial term of trade naik 5%

Adapun yang menjadi Dasar Terjadinya Pertukaran/Perdagangan Internasional


 Perbedaan sumber daya alam
Sumber daya alam yang dimiliki setiap negara berbeda. Untuk mendapatkan
sumber daya alam yang dibutuhkan dan tidak dimiliki suatu negara, diperlukan
pertukaran antar negara yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional.

 Selera
Penduduk suatu negara lebih menyukai produk negara lain, sehingga harus
mengimpor produk itu .

 Penghematan biaya produksi (Efisiensi)


Perdagangan Internasional memungkinkan suatu negara dapat memasarkan hasil
produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar
sehingga dapat menurunkan biaya produksi.

 Perbedaan Teknologi
Negara yang menggunakan teknologi maju dapat menjual barang dengan harga
murah pada negara yang teknologinya murah.

 Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

 Keinginan Memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara


Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk untuk
menjual produk tersebut.

 Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

Anda mungkin juga menyukai