NIM : 20120014
Kampus : Pertiwi Karawang
Semester :4
SOAL
1. Terdapat minimal 6 karakteristik yang membedakan antara bisnis domestik dengan bisnis
internasional,. Sebutkan dan berikan contohnya (Bobot 15 %)
Jawab :
Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014, pengertian perdagangan dalam
negeri adalah sebuah proses kegiatan jual beli barang maupun jasa dengan sistem perdagangan yang
hanya mencakup wilayah NKRI dan tidak termasuk ke perdagangan luar negeri.
Keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara menjadi latar belakang
perdagangan internasional terjadi. Perdagangan internasional terdiri atas dua macam, yakni ekspor dan
impor.
Kegiatan ekspor merupakan kegiatan dalam rangka menjual barang atau jasa dalam negeri ke luar
negeri. Sementara kegiatan impor merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan membeli
barang atau jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Tujuan dari kedua macam perdagangan internasional
tersebut tentu memperoleh keuntungan.
2. Beberapa faktor yang menjadi pendorong seseorang atau organisasi melakukan perdagangan
internasional , jelaskan alasannya? (Bobot 15 %)
Jawab :
c. Faktor kebutuhan terhadap suatu barang/jasa yang tidak tersedia pada negaranya
Faktor kebutuhan Barang atau Jasa yang perlu di datangkan dari Luar Negeri
Hal ini di sebabkan beberapa factor
Supply di dalam Negeri kurang atau tidak ada
Harga yang lebih murah
Penggunaan mesin yang canggih
Pengetahuan teknologi lebih baik sehingga hasil yang di dapat dari penggunaan jasa luar
negeri lebih memuaskan
3. Apa yang dimaksud dengan Sistem Ekonomi, lalu jelaskan perbedaan antara sistem Ekonomi
Kapitalis dan Sosialis (Bobot 15 %)
Sistem Ekonomi
sistem ekonomi adalah sarana di mana negara mendistribusikan sumber daya dan
memperdagangkan barang dan jasa. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan lima faktor
produksi seperti tenaga kerja, modal, pengusaha, sumber daya fisik dan sumber daya informasi.
Ekonomi Sosialis
Ekonomi berbasis sosialis memasukkan unsur-unsur perencanaan ekonomi terpusat,
digunakan untuk memastikan kesesuaian dan untuk mendorong kesetaraan peluang dan
hasil ekonomi.
Ekonomi kapitalis mengedepankan mekanisme pasar untuk menentukan ekuilibrium di
dalam perekonomian. Sistem ini tidak peduli tentang pengaturan yang adil. Argumennya
adalah bahwa ketimpangan adalah kekuatan pendorong yang mendorong inovasi, yang
kemudian mendorong pembangunan ekonomi.
4. Resiko potensial apa yang bisa terjadi akibat fluktuasi KURS (Nilai mata uang sebuah negara),
berikan contohnya, Bagaimana cara Big Mac menghadapi fluktuasi Kurs (Bobot 15 %)
5. Apa yang dimaksud dengan Kurs Riil, dan berikan contohnya (Bobot 15 %)
Contoh nya :
Cara menghitung nilai tukar riil
Sebelum menghitungnya, Kita membutuhkan data nilai tukar nominal, indeks
harga domestik dan luar negeri. Kita menggunakan indeks harga untuk mewakili
tingkat harga agregat, di mana perubahannya dari waktu ke waktu mewakili
tingkat inflasi. Salah satu indeks harga yang banyak digunakan untuk mengukur
inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK).
Asumsikan Kita menggunakan indeks harga konsumen. Untuk perhitungan, Kita
dapat menggunakan rumus nilai tukar riil di bawah ini.
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x (IHK luar negeri/IHK domestik)
Atau, jika kita mengkonversi IHK menjadi persentase tingkat inflasi, maka rumus
nilai tukar riil di atas akan menjadi:
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x [(1 + Tingkat inflasi luar negeri) / (1+ Ting
kat inflasi domestik)]
ambil contoh sederhana dan asumsikan Kita adalah orang Indonesia. Di tahun
2010, nilai tukar rupiah adalah sekitar Rp15.000/USD dan indeks harga
konsumen di Indonesia dan Amerika Serikat berada di 100. Di tahun 2019, nilai
tukar berubah menjadi Rp14.000/USD. Pada saat yang sama, inflasi di Indonesia
naik 5% karena indeks harga konsumen naik menjadi 105. Sementara itu, tingkat
inflasi di Amerika Serikat naik 10% karena indeks harga konsumen naik menjadi
110.
Terapkan kedua rumus di atas untuk menghitung nilai tukar riil. Hasilnya
seharusnya sebagai berikut:
Mengapa nilai tukar riil cenderung lebih tinggi daripada nilai tukar nominal?
Itu karena harga produk-produk di Amerika Serikat naik lebih tinggi daripada
kenaikan harga produk-produk domestik. Sehingga, pada nilai tukar nominal,
perekonomian domestik hanya dapat membeli sedikit produk-produk Amerika
Serikat. Pelemahan daya beli tersebut tercermin dari nilai tukar riil yang lebih
tinggi daripada nilai tukar nominal. Dengan kata lain, kita tidak bisa
mendapatkan produk Amerika lagi untuk jumlah yang setara dengan barang-
barang domestik.
Dari kasus tersebut, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan berikut:
Jika tingkat inflasi luar negeri lebih tinggi daripada tingkat inflasi domestik, nilai tukar riil akan
lebih tinggi daripada nilai tukar nominal.
Jika tingkat inflasi luar negeri sama dengan tingkat inflasi domestik, nilai tukar riil akan sama
dengan nilai tukar nominal.
Jika tingkat inflasi luar negeri lebih rendah daripada tingkat inflasi domestik, nilai tukar riil akan
lebih rendah daripada nilai tukar nominal.
6. Penyelesaian sengketa dalam piagam PBB, yaitu menjaga kedamaian dan keamanan
internasional yang tercantum dalam pasal 1 , bahwa kedamaian dan keamanan internasional
hanya dapat diwujudkan apabila tidak ada kekerasan yang digunakan dalam menyelesaikan
sengketa pada pasal 2 ayat 4 selanjutnya dijelaskan lebih lanjut pada pasal 33 yang
mencantumkan beberapa cara damai dalam memyelesaikan sengketa diantaranya :
a. Negosiasi
b. Enquiry/penyelidikan
c. Mediasi
d. Konsiliasi
e. Arbiterase
f. Judicial Settlement,
Jawab :
Dewasa ini ada beberapa peran yang hukum internasional dapat mainkan dalam
menyelesaikan sengketa:
1) Pada prinsipnya hukum internasional berupaya agar hubungan-hubungan antar negara terjalin
dengan persahabatan (friendly relations among States) dan tidak mengharapkan adanya persengketaan;
tentang cara-cara, prosedur atau upaya yang seyogyanya ditempuh untuk menyelesaikan sengketanya;
dan
4) Hukum internasional moderen semata-mata hanya menganjurkan cara penyelesaian secara damai;
apakah sengketa itu sifatnya antar negara atau antar negara dengan subyek hukum internasional
lainnya. Hukum internasional tidak menganjurkan sama sekali cara kekerasan atau peperangan. J.G.
Starke, pakar hukum internasional, mengemukakan bahwa metode-metode penyelesaian sengketa
internasional secara damai dan bersahabat dapat dibagi dalam klasifikasi berikut ini:
a) Arbitrase (arbitration).
c) Negosiasi, jasa-jasa baik (good offices), mediasi, konsiliasi. dan penyelidikan (inquiry)
Huala Adolf berpendapat bahwa metode atau cara penyelesaian sengketa Internasional secara damai
melalui cara penyelesaian sengketa internasional secara diplomatik dan Penyelesaian sengketa
internasional melalui lembaga peradilan, arbitrase dan organisasi internasional lainnya, meliputi:
a) Negosiasi.
b) Pencarian Fakta.
c) Jasa-Jasa Baik.
d) Mediasi
e) Konsiliasi
f) Arbitrase
g) Pengadilan Internasional
Perkembangan hukum internasional dalam mengatur cara-cara penyelesaian sengketa secara damai ini
secara formal pertama kali lahir sejak diselenggarakannya the Hague Peace Conference (Konfrensi
Perdamaian Den Haag) tahun 1899 dan 1907. Konfrensi perdamaian ini menghasilkan the Convention on
the PacificSettlement of Internationa1 Disputes tahun 1907. Konfrensi Perdamaian Den Haag yang
penting ini bermula dari inisiatif Tsar Rusia Nicholas II pada tahun 1898. Beliau mengusulkan perlunya
diselenggarakan suatu Konfrensi yang bertujuan untuk mengurangi persenjataan atau setidaknya akan
membahas kemungkinan mengakhiri perkembangan progresif persenjataan.”