Anda di halaman 1dari 2

Intisari dari teori Hecksher-Ohlin adalah mengupas dan memprediksikan pola perdagangan,

dan teori penyamaan harga faktor (factor-price equalization theorem) yang mengupas
dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional (ekspor-impor) terhadap
harga faktor produksi di negara yang terlibat. Teorema penyamaan harga faktor sebagai
berikut: Perdagangan internasional akan mendorong terjadinya penyamaan harga-harga
faktor, baik secara relatif maupun secara absolut, di antara negara-negara yang terlibat di
dalamnya. Perdagangan internasional dapat berfungsi sebagai pengganti atau substitusi bagi
mobilitas faktor internasional. Ada tiga asumsi penting dalam memprediksi penyamaan
harga-harga faktor yang sama sekali tidak sesuai dengan fakta yang ada. Ketiga asumsi itu
adalah : 1. Kedua negara memproduksi selalu kedua jenis barang sekaligus. 2. Adanya
kesamaan dalam teknologi. 3. Hubungan perdagangan benar-benar menyamakan harga-harga
barang di kedua negara. Perdagangan antar negara cenderung meningkatkan harga faktor
produksi yang relatif melimpah dan murah di suatu negara dan dalam waktu yang bersamaan
akan menurunkan harga faktor produksi yang relatif langka dan mahal. Seluruh faktor
produksi tenaga kerja dan modal diasumsikan telah terdayaguna secara penuh (full
employment) sebelum maupun sesudah perdagangan, maka pendapatan rill tenaga kerja dan
suku bunga rill bagi para pemilik modal akan bergerak ke arah yang dituju oleh pergerakan
harga-harga faktor produksi itu sendiri.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor

Menurut Krugman, Paul R yang sebagaimana dikutip Irvandi Nababan dalam Adlin Imam

(2021 : 13) menjelaskan ada beberapa faktor – faktor yang mendorong dilakukannya impor

antara lain :

a. Keterbatasan kualitas sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki untuk mengelolah

sumber daya alam yang tersedia agar tercapai efektivitas dan efisien yang optimal dalam

kegiatan produksi dalam negeri

b. Adanya barang jasa yang belum atau tidak dapat diproduksi didalam negeri.

c. Adanya jumlah atau kuantitas barang di dalam negeri yang belum mencukupi.

Menurut Zainal Rajagukguk (2020 : 15)Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh

pemerintah dalam mengendalikan tinggi rendahnya impor, sebagai berikut :

1. Bea Masuk Dalam mengendalikan impor yang berlebihan terhadap suatu barang

pemerintah sering mengenakan bea masuk yang tinggi. Bea masuk yang tinggi akan
menyebabkan tingginya harga jual barang tersebut sehingga konsumen akan mengurangi

permintaan terhadap barang tersebut.

2. Pembatasan Impor Dalam kebijakan ini pemerintah melakukan pembatasan impor melalui

penjatahan atau memberlakukan kuota impor. Hal ini dapat dilakukan dengan pengadaan

lisensi impor yang sah, legal dan terbatas, sehingga importir yang tidak memiliki lisensi dapat

ditindak oleh pihak yang bersangkutan.

3. Pengendalian Devisa Pengendalian devisa ini dilakukan untuk membatasi impor dengan

cara alokasi devisa terhadap barang impor dijatah atau dibatasi.

4. Substitusi Impor Dalam mengurangi ketergantungan terhadap barang impor dari luar

negeri maka harus ada barang pengganti, maka dari itu produsen dalam negeri didorong

untuk memproduksi barang – barang yang selalu diimpor sampai saat ini.

Untuk melindungi produksi dalam negeri dari ancaman produk sejenis yang diproduksi diluar

negeri, maka pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan perdagangan internasional di bidang

impor. Kebijakan tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk mendorong atau melindungi pertumbuhan

industri dalam negeri (domestik) dan penghematan devisa negara.

Anda mungkin juga menyukai