Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM TARIF EKSPOR – IMPOR


&
DEVISA

Dosen Pembimbing :

Adi Santoso

Disusun Oleh :

Rizka Pusputaningtyas (18414659)


Elsza Cholifah Maharani (18414639)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO


FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN PROSUS
2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…....3

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Jenis-jenis Tarif……………………………………….…..6
B. Sistem Tarif………………………………………………………….…..7
C. Cara Perhitungan Tarif………………………………………………..10
D. Dampak Tarif Impor…………………………………………………..12
E. Devisa…………………………………………………………………...15
F. Jenis-jenis devisa………………………………………………………..15
G. Fungsi Devisa…………………………………………………………15
H. Sumber Devisa…………………………………………………………..16
I. Sistem devisa di Indonesia……………………………………………..17
J. Sistem pengawasan devisa……………………………………………...17
K. Sistem Lalulintas Devisa……………………………………………....18
L. Peranan Cadangan Devisa……………………………………………..22
M. Pengaruh Cadangan Devisa terhadap Nilai Impor……………….....22
N. Penentuan kurs devisa……………………………………………….....23

BAB III. PENUTUP


A. KESIMPULAN………………………………………………………...24
B. SARAN……………………….……………………………………......24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..25
Kata pengantar

Alhamdulillahirabbil ‘alaamiin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat


Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat berupa umur,
kesehatan, dan ilmu pengetahuan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat sesuai waktunya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada junjungan kita
nabi Agung, nabi Muhammad SAW, yang kita telah membawa kita dari
zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini. Dan
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari akhir yaitu hari kiamat. Aamiin
Makalah yang membahas tentang sistem tarif ekspor-impor dan devisa ini
disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Perdagangan Internasional,
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Sehingga pada kesempatan ini kami bermaksud untuk meminta sumbang
saran dan kritik yang membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik
lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi teman-teman yang membacanya.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan bertambahnya populasi manusia bertambah
pula kebutuhan suatu negara serta permintaan barang, produk atau
komoditi yang semakin beragam. Tak dapat dielakkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut suatu negara harus melakukan
perdangangan internasional dengan mengimpor dari negara lain. Hal
ini terjadi karena setiap negara mempunyai keunggulan dan
spesialisasi masing-masing yang menyebabkan suatu negara
bergantung dengan negara lain. Dalam perdagangan ini bahkan
melibatkan lebih 2 negara. Pelakunyapun tidak hanya pemerintah
namun juga pribadi atau perusahaan swasta.

Dewasa ini kegiatan perdagangan internasional semakin mudah


dan semakin luas.Terkadang negara maju lebih dominan mengekspor
barang-barang mereka ke berbagai negara berkembang.Mereka dapat
memproduksi barang dalam jumlah besar namun dengan biaya yang
sedikit dan menjadikan harga barang dari negara eksportir tersebut
menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga yang diproduksi
negara importir.Sehingga produksi dalam negeri negara importir
menjadi melemah. Setiap negara akan mengupayakan untuk
mengatasi hal tersebut. Mereka akan membuat kebijakan-kebijakan
dalam melakukan transaksi internasinal. Maka dari itulah
diberlakukan tarif terhadap kegiatan ekspor dan impor.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun merumuskan masalah dalam penulisan makalah antara lain
:
1. Apa yang dimaksud dengan Tarif ?
2. Apa jenis-jenis tarif ?
3. Bagaimana sistem tarif yang berlaku ?
4. Bagaimana cara menghitung tarif ?
5. Bagaimana dampak tarif bagi berekonomian ?
6. Apa pengertian dari devisa ?
7. Darimana sumber devisa didapat ?
8. Apa yang dimaksud dengan sistem standart emas ?
9. Bagaimana pengawasan devisa dilakukan ?
10. Bagaimana sistem lalu lintas devisa berjalan ?
11. Apa peranan cadangan devisa negara ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahuhi jenis-jenis tarif yang berlaku pada kegiatan ekspo-
impor
2. Mengatahui bagaimana sistem tarif yang berlaku
3. Mengetahui bagaimana menghitung tarif
4. Memahami dampak tarif pada perekonomian

4
5. Mengetahui yang dimaksud dengan devisa
6. Mengetahui sumber-sumber devisa
7. Menggetahui yang dimaksud dengan sistem standart emas
8. Memahami bagaimana pengawasan devisa
9. Mengetahui bagaimana lalu lintas devisa
10. Memahami perasanan devisa dalam perekonomian suatu negara

1.4 Manfaat Penulisan


Bagi Penulis
Untuk penyelesaian dan pemenuhan tugas kuliah

Bagi Pembaca
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang tarif dalam
ekspo-impor dan bagaimana dampaknya terhadap devisa dan
perekonomian negara

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis-jenis Tarif

Tarif adalah bea atau pajak yang dikenakan pada suatu barang
yang melintasi suatu daerah atau negara. Dengan diberlakukan pajak
ini membatasi perdagangan yang terjadi antar negara sehingga barang
tidak bebas keluar masuk pada suatu negara. Beberapa alasan
mengapa negara menerapkan tarif :
 Melindungi produksi dalam negeri. Tarif ini akan mempengaruhi
harga produk yang masuk dalam suatu negara. Sehingga
memberikan mendorong konsumen untuk menggunakan produk
dalam negeri
 Dapat mengurangi pengangguran. Karena permintaan dalam
negeri meningkat maka akan tersedia lapangan pekerjaan yang
lebih luas.
 Meningkatkan kesejakteraan nasional. Merupakan dampak dari
berkurangnya pengangguran.
 Menambah devisa negara.
 Mencegah sirkulisi perputaran uang ke luar negeri
 Memperbaiki nilai mata uang.

Tarif digolongkan menjadi 3 kelompok, diantaranya :


1. Bea Ekspor
Yaitu pajak yang dikenakan pada barang, produk, atau
komoditi yang akan dikirim ke luar negeri. Adapun beberapa
alasan mengapa Bea Ekspor diterapkan, diantaranya :
 Untuk menjaga kelestarian alam. Pajak diterapkan agar tidak
terjadinya eksploitasi alam besar-besaran akibat tergiur laba
yang lebih besar apabila komoditi dijual ke luar negeri
daripada dijual didalam negeri.
 Agar tidak terjadi kelangkaan produk, karena terlalu banyak
produk yang dikirim ke luar negeri sehingga kebutuhan dalam
negeri tetap terpenuhi dan terjaga. Karena apabila terjadi
kelangkaan produk maka harga pasar komoditi tersebut
melambung tinggi.
 Sebagai sumber pendapatan negara.

2. Bea Transit
Yaitu pajak yang dikenakan pada barang, produk atau
komoditi yang parkir sementara pada suatu wilayah atau negara
sebelum dikirim ke tujuan akhir. Contoh Agus akan mengirim
sebuah komoditi ke negara Nepal, namun pengiriman produk
tersebut transit terlebih dahulu di negara Singapura sebelum
dikirim ke negara Nepal. Maka produk Agus dikenakan bea transit.

6
3. Bea Impor
Yaitu pajak yang dikenakan pada barang, produk, komoditi
yang masuk kedalam negeri.Tujuan diterapkannya tarif impor
adalah untuk mengontrol produk dan komoditi yang masuk
kedalam suatu negara. Berdasarkan tujuannya bea impor atau bea
masuk dibedakan menjadi 2 jenis :
a. Bea Proteksi, yaitu bea yang diterapkan untuk membatasi atau
mencegah barang impor yang masuk dalam negeri.
b. Bea Revenue, yaitu tarif yang diterapkan untuk menambah
pendapatan negara.

Pada penerapannya besar presentase bea atau pajak


bergantung seberapa penting atau vital produk atau komodoti
tersebut. Semakin penting komoditi tersebut semakin rendah pula
pajak yang dikenakan.
 Tarif Rendah 0-5% diperuntukan seperti kebutuhan medis,
mesin, ataupun peralatan militer
 Tarif Sedang 5-20% dikenakan untuk barang setengah jadi yaitu
produk yang belum selesai proses produksi hingga akhir
sehingga barang tersebut harus dikirim ke negara lain.
 Tarif >20% dikenakan untuk barang-barang mewah dan glamor
yang merupakan kebutuhan tersier.

B. Sistem Tarif

Lalu apa yang dimaksud dengan sistem tarif ekspor-impor ?


Adalah sistem yang digunakan untuk mengatur beban atau pajak pada
barang, produk, atau komoditi yang akan dikirim keluar negeri
maupun yang akan masuk kedalam negeri. Besarnya tarif yang akan
diberlakukan bergantung pada kebijakan pemerintah tiap-tiap negara
dan berbeda-beda pula pada jenis barang yang akan diekspor atau
impor. Dengan diberlakukan sistem tarif ekspor-impor memberikan
dampak baik secara langsung maupun tak langsung pada arus serta
arah perdangan internasional suatu negara. Selain itu dengan adanya
tarif ekspor-impor kita dapat mengontrol peredaran barang impor
yang masuk pada dalam negeri. Berikut jenis-jenis sistem tarif ekspor-
impor :

1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff)


Dimana tarif diberlakukan sama pada satu jenis barang
atau komoditi yang akan diekspor-maupun yang akan diimpor.
Jadi apabila suatu negara mengekspor suatu produk dengan tarif
ekspor sebesar 2%, maka apabila negara tersebut mengimpor
produk yang sama juga akan dikenakan tarif sebesar 2% walaupun
dari negara manapun.

2. Tarif Ganda (Double Column Tariff)

7
Atau juga dikenal dengan tarif umum atau tarif
konvensional (General Column Tariff), dimana presentase tarif
yang dikenakan pada suatu komoditi berbeda-beda pada setiap
negara tergantung pada kebijakan yang berlaku dinegara
tersebut.Sebagai contoh untuk barang elektronik yang masuk
kedalam negara Indonesia dikenakan tarif atau beban sebesar 5%,
sedangkan negara Singapura mengenakan tarif atau beban sebesar
10%.

3. Tarif Preferensi (Preferensi Tariff)


Yaitu tarif yang presentasenya diturunkan bahkan hingga
0% pada komoditas tertentu.Tarif ini ditentukan oleh lembaga
internasional General Agreement for Tariff and Trade (GATT)
yaitu lembaga yang mengatur tarif dan pajak perdagangan
internasional.Dimana bertujuan menciptakan perdagangan yang
aman dan jelas.
Teori Struktur Tarif
Tarif nominal adalah angka yang menjelaskan pajak
impor.Dengan adanya tarif memnerikan dampak pada proteksi dalam
transaksi. Oleh sebab itu kita harus mempelajari pengertian, cara
penghitungan dan arti penting tingkat proteksi efektif tersebut.
 Tingkat Proteksi Efektif
Yaitu perhitungan yang membandingkan harga suatu barang
yang diproduksi dalam negeri hingga barang final (sudah termasuk
pajak) dengan harga barang yang dimpor setelah dikurangi pajak
impor.
Tingkat proteksi efektif sangat berpengaruh bagi para
produsen dan para pembuat keputusan (yang memutuskan tarif)
untuk mengetahui seberapa efektifkah proteksi yang di berikan
pemerintah bagi proses manufaktur domestik.Jadi dengan
diterapkannya sistem tarif memberikan dampat mendorong
produksi dalam negeri semakin produktif.Hal ini selaras dengan
tujuan pembebanan tarif impor yaitu untuk melindungi produk
dalam negeri.
Cotoh :Industri kabel. Dianggap harga 1 gulung kabel(10
m) di pasar internasional sebesar $ 12.000, dianggap bahwa proses
produksi kabel memerlukan tembaga impor dan nilai
tambah.Untuk membuat satu gulung kabel diperlukan tembaga
seharga $ 9.000, sehingga nilai tambah produksi kabel menjadi $
3.000.Bila pemerintah menetapkan tarif kabel impor sebesar 10%
atau ekivalen $ 1.200, maka harga satu gulung kabel di pasar
domsetik menjadi $ 13.200.Tembaga dalam contoh ini tidak
dikenakan tarif (0%).Sehingga tarif kable $ 1.200 meningkatkan
nilai tambah dengan $ 1.200 juga.
Perlu diingat bahwa industri kabel tergolong industri nilai
tambah (baking), akibatknya tarif tersebut merupakan tarif untuk
industri nilai tambah, oleh karenanya tarif proteksi efektif (TPE)
sebesar 40%.(Lihat tabel 1). Bandingkan bila tidak ada tarif

8
terhadap impor kabelakan tetapi tarif dikenakan terhadap impor
tembaga, katakan sebesar 10% atau ekivalen $ 900, maka tarif
proteksi efektifnya menjadi – 30% (lihat tabel 2).

Tabel 1
NILAI TAMBAH
PRODUKSI KABEL SEBELUM DAN SESUDAH TARIF
Jenis Barang Harga Harga
Sebelum Tarif SesudahTarif
($) ($)
Kabel 12.000 13.200
Tembaga 9.000 9.000
Nilai Tambah Produksi Kabel 3.000 4.200
Maka, TPE = (4.200-3.000)/3000 = 0.4

Tabel 2
NILAI TAMBAH
PRODUKSI KABEL SEBELUM DAN SESUDAH TARIF
TERHADAP IMPOR TEMBAGA
Jenis Barang Harga Harga
Sebelum Tarif SesudahTarif
($) ($)
Kabel 12.000 12.000
Tembaga 9.000 9.900
Nilai Tambah Produksi Kabel 3.000 2.100
Maka, TPE = (2.100-3.000)/3000 = -0.3

 Generalisasi dan Evaluasi Teori Proteksi Efektif


Hubungan antara tingkat proteksi efektif (g) dan tingkat tarif
nominal (t) tehadap komoditi final atau barang jadi, yaitu:
1. Apabila perbandingan komoditi atau produk input impor
terhadap harga komoditi jadi dalam kondisi bebas tarif (ai) = 0
maka tingkat proteksi bagi para produsen komoditi final (g) =
tingkat tarif nominal yang dibebankan kepada konsumen
komoditi final(t).
2. Pada nilai perbandingan produk impor terhadap haraga
komoditi jadi dalam kondisi bebas tarif (ai) dan tingkat tarif
nominal terhadap komoditi yang diimpor (ti), semakin besar
tingkat tarif nominal (t), akan semalin besar tingkat proteksi
efektifnya (g).
3. Pada nilai berapa pun untuk tingkat tarif nominal (t) dan tingkat
tarif nominal terhadap produk yang diimpor (ti), semakin besar
perbandingan komoditi impor terhadap harga komoditi jadi
dalam kondisi bebas tarif, akan semakin besar nilai tingkat
proteksi efektif (g).

9
4. Nilai tingkat proteksi efektif (g) akan makin besar (sama dengan,
atau lebih kecil) dari tingkat tarif nominal, jika nilai tingkat tarif
nominal terhadap komoditi input yang diimpor (ti) kebih kecil
(sama dengan atau lebih besar) dari tingkat tarif nominal (t).
5. Apabila perbandingan biaya komoditi input impor terhadap
harga komoditi final atau jadi dalam kondisi bebas tarif terhadap
tingkat tarif nominal terhadap komoditi input yang diimpor lebih
besar dari tingkat tariff nominal (t),maka tingkat proteksi
efektifnya menjadi negatife.

Kelemahan dari penerapan konsep tarif nominal adalah


produsen tidak dapat tau secara pasti seberapa besar pemerintah dalam
memberikan proteksi efektif terhadap produk atau komoditi impor
yang masuk ke dalam negeri.

C. Cara Perhitungan Tarif

Dalam penerapannya perhitungan tarif ekspor-impor dapat


dilakukan dengan 3 cara, yaitu dasar nilai (Ad Valeroom), dasar
jumlah barang (Ad Spesifikasi), dan Compound Duties.

1. Dasar nilai (Ad Valeroom)


Adalah perhitungan tarif berdasarkan presentase tarif dikali
dengan harga CIF (Cost Insurance and Freight).Harga CIF itu
sendiri merupakan harga yang ditawarkan oleh negara ekspotir
yang mencangkup harga produk atau barang itu sendiri, biaya
pengiriman (ongkos kirim) dapat dengan kapal maupun pesawat
terbang, serta premi asuransi terhadap barang tersebut.

Cara menghitung CIF adalah

CIF = Ccost + Ffreight + Iinsurance

Cost (C) meliputi harga produk, tarif ekspor, biaya pengemasan


Freight (F) meliputi biaya pengiriman baik menggunakan
pesawat maupun kapal
Insurance (I) meliputi premi asuransi. Besarnya asuransi
bergantung pada barang yang akan dikirim. Misal premium
rate asuransi (minimum cover) sebersa 0,25% maka besar
beban asuransi

I = 0,25% x ( C + F)

10
Sebagai contoh : Negara Indonesia akan mengimpor TV
dengan tarif sebesar 4% dan harga CIF sebesar US$120, dan nilai
kurs US$1 terhadap Rupiah sebesar Rp 13.500. Jadi tarif impor
untuk TV tersebut
= 4% x US$120 x Rp 13.500
= Rp 64.800

Keuntungan :
 Keamanan barang terjamin karena adanya premi asuransi
dimana apabila terjadi kerusakan pada barang tersebut kita
dapat mengklaim pada pihak asuransi.
 Terdapat perbedaan harga pada tiap-tiap barang sesuai dengan
kualitas barang tersebut.
 Serta harga dapat mengikuti dengan inflasi.

Kerugian :
 Proses administrasi yang cukup rumit karena jenis barang harus
detail dan daftar harga yang lengkap.
 Adanya berbedaan penetapan harga antara pihak eksportir
dengan bea cukai pemerintah, hal ini dapat menghambat proses
pengiriman.

2. Jumlah Barang (Ad Spesific)


Dimana tarif yang dikenakan bergantung pada jumlah barang
yang diekspor atau diimpor dengan satuan tertentu seperti ton, kg,
lusin, pasang, unit.
Padi : US$800 per ton
Sepatu : US$80 per pasang
Televisi : US$150 per unit
Daging : US$5 per kg
Gelas : US$10 per lusin

Keuntungan :
 Penentuan harga menjadi jelas karena menggunakan satuan
bukan kualitas barang.
 Menjadi proteksi industri dalam negeri.

Kerugian :
 Tidak adanya perbedaan harga meskipun kualitas barang
berbeda. Sehingga akan menyebabkan kerugian apabila
mendapat barang yang kurang bagus namun dikenakan tarif
yang cukup mahal.
 Hanya dapat digunakan sebagai alat proteksi pada barang
yang bersifat statis.

3. Compound Duties

11
Yaitu penerapan tarif yang menggabungan metode Ad
Valeroom dengan Ad Spesific.Contoh : suatu produk dikenakan
tarif 3% Ad Valeroom dan Ad Spesific sebesar Rp 100.00 per kg.

D. Dampak Tarif Impor

Dalam memenuhi kebutuhaan dalam negeri tak jarang suatu


negara harus mengimpor barang, produk atau komoditi dari luar
negeri. Namun dalam mengimpor barang pihak importir akan
dikenakan pajak impor. Tarif impor sangatlah berpengaruh pada
perekonomian suatu negara. Mengapa demikian ?Karena dengan
diberlakukannya tarif pajak pemerintah dapat mengontrol serta
mengawasi barang-barang masuk kedalam negeri sehingga barang
impor tidak bebas masuk kedalam pasar negeri.Dengan hal ini
pemerintah dapat memproteksi produk-produk dalam negeri. Apabila
tidak diberlakukan tarif impor maka kedatangan barang impor tidak
dapat dikontrol dan akan mematikan pasar negeri.

Selain itu tarif impor berdampak pula terhadap:


1. Harga barang (Price Effect) karena dengan adanya beban
tambahan, yang semula harga awal Rp 500.000 setelah ditambah
tarif impor menjadi Rp 650.000.
2. Dengan bertambah mahalnya harga barang maka berdampak
pula pada permintaan atau konsumsi pada barang tersebut
(Consumtion Effect), permintaan akan menjadi berkurang.
Sesuai dengan hokum permintaan semakin tinggi harga barang
maka akan semakin rendah permintaan terhadap barang
tersebut.
3. Dengan demikian memberikan kesempatan kepada industri
dalam negeri untuk meningkatkan produksinya (Import
Subtitution Effect).
4. Tarif import juga berdamdak pada pendapatan negara karena
setiap barang yang masuk kedalam negeri dikenakan pajak yang
menjadi sumber devisa negara. Semakin tinggi pajak yang
ditetapkan semakin banyak pula pemasukan negara. Selain itu
dengan penerapan tarif impor pemerintah dapat mengontrol
kuota barang impor yang masuk kedalam negeri.

Efek terhadap produsen :


- Sebagai eksportir karena tarif yang dikenakan terlalu besar
menyebabkan harga barang yang ia hasilkan menjadi lebih
mahal dan peminat produk luar negeri akan menurun sehingga
konsumen beralih ke produk dalam negeri.
- Sedangkan bagi para produsen yang ada di negara importir tarif
ini memberikan keuntungan yaitu mengurangi persaingan pasar
dalam negeri.

12
Efek terhadap Konsumen :
- Mengurangi penggunaan produk luar negeri karena harga yang
lebih mahal dan beralih pada produk dalam negeri
- Sebagai pembanding kualitas antara produk luar negeri dengan
produk dalam negeri.
Dampak pemberlakuan tarif di negara kecil dan berkembang.
Ketika sebuah Negara kecil memberlakukan tariff terhadap
barang-barang yang diimpor, tarif tersebut tidak akan mempengaruhi
harga-harga barang di pasaran internasional. Tetapi harga barang
produksi dalam yang mengalamiperubakan, sehingga, pihak yang
harus menghadapi segala implikasi kenaikan harga tersebut adalah
konsumen dan produsen di negara kecil yang bersangkutan.Namun
dengan demikian diberlakukan tarif maka memberikan pemasukan
pada negara tersebut sehingga perekonomian negara tetap konstan.
Pemerintah dinegara kecil yang memberlakukan sistem tarif
adalah bertujuan untuk menambah pendapatan atau devisa negara.
Dengan devisa ini pemerintah dapat mengontrol barang yang beredar
ke pasar dengan cara memberikan subsidi. Selain itu pemerintah
negara kecil tidak mengenakan tarif atau pajak yang tinggi kepada
warganya.

E. DEVISA

Devisa adalah segala bentuk uang maupun barang / segala


sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat transaksi / pembayaran
internasional. Misalnya valuta asing, wesel asing, emas, dsb. Apabila
suatu Negara mempunyai devisa yang banyak maka kemampuan
Negara itu untuk melakukan transaksi internasional akan makin besar,
dan nilai tukar mata uang negaranya menjadi lebih kuat.

F. Ada beberapa jenis devisa, yaitu :


1. Devisa umum, devisa yang diperoleh dari melakukan aktivitas
ekspor , pendapatan jasa, dan dari bunga modal.
2. Devisa kredit, devisa yang didapatkan dengan menggunakan syarat
dan harus dikembalikan, maksudnya kredit / pinjaman kepada
Negara asing. Misalnya, jika Indonesia meminjam uang dari bank
dunia, maka uang tersebut akan menambah devisa Negara kita.
Mengapa begitu ? Karena valuta asing juga termasuk devisa, maka
semakin banyak valuta asing yang kita miliki, akan akan semakin
banyak pula devisa yang kita miliki. Hanya saja devisa jenis ini
memiliki persyaratan atas perjanjian antara Negara yang
meminjam dan dipinjami, dan devisa jenis ini harus kita
kembalikan, karena kita meminjam.
3. Devisa pelengkap, yaitu devisa milik swasta yang penggunaannya
diatur oleh pemerintah, devisa ini diperoleh dari hasil penjualan
jasa dalam bentuk valas dari transfer, dll

13
4. Devisa ekspor, yaitu devisa milik swasta yang penggunaannya juga
diawasi oleh pemerintah, namun tetap saja devisa yang didapat
merupakan milik swasta yang melakukan ekspor tersebut,
pemerintah hanya mengawasi dan mengatur saja.
5. Cadangan devisa, adalah simpanan valuta asing yang merupakan
asset yang dimiliki atau dikuasai oleh otoritas moneter/ bank
sentral. Dan disimpan dalam beberapa jenis mata uang cadangan
atau beberapa jenis valuta asing yang biasanya digunakan untuk
menjamin kewajiban yang dimilikinya.

G. Ada 2 fungsi devisa, yaitu :

 Sebagai sumber pndapatan Negara


Devisa menjadi sumber pendapatan Negara karena dalam
alokasinya devisa digunakan untuk melakukan kegiatan
pembangunan dalam suatu Negara tersebut dan untuk membangun
perekonomian suatu Negara.

 Sbg alat transaksi maupun pembayaran hutang ke luar negeri.


Karena jika kita memiliki devisa yang banyak, maka hal itu
akan membantu Negara kita untuk membayar hutang pada Negara
lain, membiayai jika ada kegiatan yang menyangkut kenegaraan di
luar negeri, karena jika kita melakukan sebuah kegiatan yang
menyangkut kenegaraan di luar negeri, maka seluruh pembiayaan
yang timbul untuk melakukan kegiatan ini adalah merupakan
tanggungjawab pihak yang melakukan kegiatan. Contoh dari
kegiatan ini adalah diadakannya kompetisi atau seminar
internasional yang kegiatannya dilakukan di luar negeri, serta
adanya kunjungan kerja pejabat kenegaraan ke luar negeri. Devisa
juga digunakan untuk kegiatan pembelian barang maupun jasa
dalam perdagangan internasional.

Devisa juga merupakan hal yang penting dalam pergerakan


roda ekonomi suatu Negara. Dengan adanya devisa maka akan
memberikan kelancaran dalam segala transaksi yang melibatkan
transaksi internasional.

H. Sumber Devisa

Adapun sumber devisa adalah sebagai berikut :


 Hasil ekspor : jika kita mengekspor barang ke luar negeri maka kita
akan mendapatkan devisa, semakin banyak yang kita ekspor,
semakin banyak pula devisa yang kita dapatkan
 Pinjaman dari luar negeri : apabila kita meminjam uang ke luar
negeri secara langsung devisa kita bertambah, pinjaman ini bisa
dipakai untuk membayar semua transaksi ke luar negeri, namun
dari uang yang kita dapatkan ini, kita memiliki kewajiban untuk
mengembalikannya.

14
 Hadiah atau bantuan dari luar negeri : hadiah dan bantuan dari
luar negeri juga dapat menambah devisa Negara, hadiah dan
bantuan ini bisa berupa uang maupun barang.
 Penerimaan deviden dari luar negeri : apabila suatu Negara
memberikan jasa kepada Negara asing maka Negara itu akan
mendapatkan devisa. Contohnya apabila kita mengirimkan tenaga
kerja Indonesia ke luar negeri maka kita akan mendapatkan devisa
atas jasa yang digunakan oleh negara lain tersenut.
 Penukaran valuta asing : misalnya tenaga kerja Indonesia
mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia, secara
otomatis mereka harus menukarkan uangnya menjadi rupiah.
Penukaran ini dapat dilakukan di bank devisa. Dengan penukaran
inilah devisa Negara dapat bertambah. Hal ini berlaku juga apabila
ada wisatawan dari luar negeri yang hendak membeli sesuatu di
Indonesia, apabila mereka datang dari negaranya, tentunya mereka
akan membawa mata uang dari Negara mereka berasal, sedangkan
uang tersebut tentunya tidak dapat di gunakan di Indonesia,
dengan begitu, hal tersebut akan memaksakan mereka untuk
menukarkan mata uangnya dalam bentuk mata uang Rupiah agar
dapat digunakan di Indonesia, pertukaran uang ini juga dapat
menambah devisa bagi Negara, dan semakin banyak wisatawan
dari luar negeri yang berbelanja di I ndonesia, akan samakin
banyak pula pendapatan devisa yang kita peroleh.
 Bea masuk : banyaknya barang dari luar negeri yang dimasukkan
ke Indonesia dapat menjadi sumber pendapatan devisa, Karena
Indonesia akan menarik bea untuk barang yang mereka kirim.
Sayangnya sekarang ini banyak sekali barang dari luar negeri yang
masuk ke Indonesia dengan cara di selundupkan sehingga
pendapatan devisa Indonesia menjadi berkurang.

I. SISTEM DEVISA DI INDONESIA

I. Sistem standar emas


Sistem moneter yang alat pembayarannya bukan menggunakan
uang tunai melainkan menggunakan emas murni sebagai alat
pembayarannya yang sah.

Asumsi dasar dari sistem ini adalah


1. Emas dinyatakan sebagai nilai mata uang Negara
2. Emas dapat bebas keluar masuk di Negaranya dalam jumlah yang
tak terbatas
3. Otoritas moneter negaranya mau menjual maupun membeli emas
sesuai dasar perbandingan nilai yang telah disepakati.

 Sistem kurs mengambang

15
Adalah sistem nilai tukar suatu valuta asing maupun maupun
mata uang ditentukan oleh banyaknya permintaan dan juga
penawaran dari bursa valuta asing (valas).
Sistem kurs mengambang dibedakan menjadi 2, yaitu sistem
kurs mengambang yang murni, dan sistem kurs mengambang yang
kurang murni.Sistem kurs mengambang yang murni penentuan
kurs di bursa valas dalam penentuannya terjadi tanpa ada campur
tangan dari pemerintah, sedangkan sistem kurs valas yang kurang
murni jumlah penawaran maupun permintaan valas yang terdapat
dalam bursa valas dipengaruhi oleh campur tangan pemerintah.

Terdapat keunggulan terhadap 2 sistem ini.

 Keunggulan sistem kurs valas yang murni adalah cadangan


devisanya lebih aman, jumlah nilai tukar valuta tidak dibatasi,
keadaan ekonomi Negara asing tidak mempengaruhi kondisi
ekonomi Negaranya.
 Kelemahannya adalah tidak adanya campur tangan pemerintah
dalam menjaga harga, sistem ini hanya dapat diterapkan pada
Negara yang sistem perekonomian negaranya sudah
baik/mapan. Jika sistem ini diterapkan pada Negara
berkembang maka kurang tepat karena dapat mempengaruhi
nilai tukar dalam Negara tersebut.
 Sedangkan Keunggulan dari sistem kurs valas yang kurang
murni ini adalah dapat menjaga kestabilan moneter secara lebih
baik, mampu menjaga kestabilan neraca pembayaran dalam
Negara tersebut, banyaknya aktivitas permintaan dan penawaran
dalam pasar / bursa valuta asing dapat menjaga stabilisasi
terhadap nilai tukar mata uang.
 Adapun kelemahannya adalah jika terjadi selisih kurs dalam
pasar valuta asing devisa digunakan untuk menutupi selisih
tersebut, sehingga jika terdapat selisih, hal ini dapat mengurangi
devisa dalam suatu Negara.

 Sistem kurs tertambat (peged exchange rate).

Pada sistem ini, suatu Negara mengkaitkan nilai mata uang


negaranya dengan Negara yang menjadi partner bisnis utama
mereka. Karena mata uang negaranya di kaitkan maka pergerakan
nilai mata uang negaranya mengikuti mata uang Negara partner
bisnisnya tersebut, jadi mata uang negaranya yang di telah di
kaitkan itu menjadi ber fluktuasi terhadap mata uang Negara yang
menjadi partnernya itu.

 Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs).

Pada sistem ini, secara periodik suatu Negara melakukan


perubahan pada nilai mata uangnya, namun hanya sedikit.Hal ini

16
bertujuan agar nilai mata uang bergerak menuju suatu nilai tertentu
pada waktu yang tertentu pula.Keuntungan dijalankannya sistem ini
adalah suatu Negara dapat menentukan nilai kurs terhadap mata uang
negaranya dalam periode yang lebih lama jika dibandingkan dengan
sistem kurs tertambat.Maka dari itu sistem ini bisa menjaga kestabilan
dan menghindari fluktuasi terhadap perekonomian akibat terjadinya
revaluasi ataupun devaluasi yang datang tiba-tiba dan jumlahnya
kadang sangat signifikan.

 Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).

Pada sistem ini kebanyakan Negara terutama Negara berkembang


menetapkan pergerakan nilai mata uang negaranya berdasarkan
jumlah sekeranjang mata uang. Keuntungan menggunakan sistem ini
adalah dapat menjaga kestabilan nilai mata uang suatu Negara.Dalam
sistem ini pergerakan nilai mata uangnya disebar ke dalam sekeranjang
mata uang. Caranya, mata uang ini dimasukkan dalam keranjang,
selanjutnya akan ditentukan seberapa besar peranannya dalam hal
pembiayaan perdagangan suatu Negara. Sekeranjang mata uang
tersebut terduru dari beberapa nilai mata uang yang berbeda, jika ada
mata uang yang berlainan akan diberikan bobot berbeda pula,
tergantung seberapa besar perannya dalam suatu Negara tersebut.

 Sistem kurs tetap (fixed exchange rate).


Pada sistem ini, suatu Negara akan mengumumkan dan
menetapkann jumlah kurs tertentu atas mata uangnya. Selanjutnya
mereka akan menjaga kestabilan kurs ini dengan cara membeli
atau menjual valuta asing dalam jumlah yang tidak dibatasi di
dalam kurs tersebut. Namun kurs ini biasanya hanya di
perbolehkan berfluktuasi pada batas Negara yang sangat
sempit.Jadi jika diterapkan dalam Negara yang sering mengalami
bencana alam sangat tidak efektif.Karena pada dasarnya mereka
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sector luar negeri.

J. Sistem pengawasan devisa

Dalam sistem ini jumlah permintaan dan penawaran


dikendalikan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya
aliran modal keluar yang hal ini dapat melindungi pengaruh
penurunan maupun pertumbuhan ekonomi di Negara lain juga bisa
digunakan untuk memperbaiki neraca perdagangan agar neracanya
tetap seimbang / stabil.

 Cara melakukan pengawasan devisa :


» Dengan cara mengontrol jumlah valuta asing

17
» Mengawasi peredaran mata uang supaya tetap stabil dan
mencegah terjadinya inflasi
» Memberikan subsidi pada masyarakat atas pembelian
barang tertentu, agar harga suatu barang tersebut dapat
dijangkau oleh masyarakat
» Memberi kontrol pada harga pasar dan swasembada pangan
agar tetap stabil.

K. Sistem Lalu lintas Devisa

Dalam melancarkan kegiatan pembangunan ekonomi di negeri


ini, devisa adalah salah satu sumber pembiayaan yang paling penting
bagi negara. Sehingga, kepemilikan dan penggunaan dana devisa ini
perlu dikelola dengan baik demi kelancaran lalu lintas pembangunan
dan perdagangan, juga demi kelancaran pembayaran kewajiban dan
juga investasi kepada pihak-pihak yang berada di luar negeri.

Sistem Lalu lintas Devisa, merupakan sistem yang mengatur


perjalanan lalu lintas devisa dari satu negara ke negara yang lainnya.
Sistem devisa di bedakan menjadi 3, yaitu :
1. Sistem Devisa Kontrol Sebelum pada tahun 1964, sistem devisa
di indonesia menggunakan UndangUndang Belanda pada tahun
1940. Selanjutnya, UndangUndang tersebut diganti dengan
UndangUndang tentang peraturan Lalu Lintas Devisa No.32
tahun 1964.
Ketentuan tersebut yang antara lain berisi :

• Izin dari Pemerintah sangat diperlukan jika devisa hendak


digunakan dalam keperluan apapun.
• Jika ingin menyimpan devisa / valuta asing harus melalui izin
• Segala bentuk penerimaan devisa harus diberikan kepada Bank
Sentral (Bank Indonesia)
• Biro Lalu Lintas Devisa (BLLD) sebagai pelaksana operasi
hatian sega bentuk transaksi devisa, tentunya BLDD berada
dalam naungan Bank
• BLLD sebagai pemberi keputusan pada harga pengiriman
barang yang akan di ekspor

Selanjutnya pada tahun 1966 hingga tahun 1969 Sistem


Devisa Kontrol Terbatas mulai ditetapkan , hal ini memiliki
tujuan guna mendukung program yang meliputi stabilisasi serta
rehabilitasi perekonomian. Sedangkan deregulasi trhadap sistem
yang mengatur tentang ketentuan devissa mulai diberlakukan pd
tahun 1967. Beberapa perubahan yang berkaitan dengan
mekanisme dan peserta transaksi devisa mengarah kepada
pengurangan intensitas kontrol devisa. Di tahun 1967 pula,
Pemerintah Indonesia mulai membuka izin tentang penanaman

18
modal asing dengan cara mengeluarkan Undang-Undang yang
mengatur tentang Penanaman Modal.

Pemerintah Indonesia pada tahun 1967 menerbitkan


Undang-Undang No 14/1967 yang isinya mengatur tentang
pokok-pokok perbankan yang sesuai dengan UU perbankan pada
tahun 1967. Berdasarkan Undang-undang ini pula pemerintah
mulai memberikan izin kepada cabang bank asing atau joint
venture bank untuk beroperasi sebagai bank devisa, dan para
eksportir juga diberikan izin untuk menyimpan sendiri devisa
yang dimilikinya sesuai dengan presentasi yang telah di
dapatkan melalui hasil ekspornya, hak ini biasa disebut dengan
bonus eksopor. Selanjutnya bonus ekspor ini dapat digunakan
utuk mengimpor barang-barang yang terdaftar pada Commodity
Import Program List. bersamaan dengan ini pula pemerintah
mulai membuka kesempatan bagi para penanam modal asinh
untuk melakukan investasi ke Indonesia.

Pada Mei 1967, didirikan Bursa Devisa (Foreign Exchange Bourse) yang
memiliki tanggung jawab dalam menentukan nilai tukar. Nilai
tukar tersebut oleh Pemerintah ditetapkan dalam 3 kategori :

Untuk tujuan Impor :


 Kurs bonus Ekspor Umum : untuk impor barang maupun
jasa yang berkaitan dengan transaksi perdagangan maupun
modal yang dibiayai dari devisa hasil ekspor.
 Kurs Bonus Ekspor Kredit : untuk impor barang dan jasa
yang barang dan jasanya dibiayai oleh pinjaman dari luar
negeri
 Kurs Devisa Pelengkap : sebaga import barang-barang yang
tidak tercantum dalam daftar bonus ekspor dan boleh
diimpor.

Untuk tujuan Ekspor :


 Major export rate = 75% dari kurs bonus ekspor umum;
 Other export rates = 90% dari kurs bonus ekspor umum;
 Oil rates ditentukan pemerintah berdasarkan perkembangan
kurs bonus ekspor umum.

Selanjutnya pada tahun 1969 Pemerintah mulai


memberi izin pada beberapa bank-bank nasional untuk
beroperasi sebagai bank devisa.

2. Sistem Devisa Semi Bebas Pada sistem devisa semi bebas, untuk
perolehan dan penggunaan devisa-devisa tertentu wajib
diserahkan dan mendapat izin dari negara, sementara jenis
devisa lainnya dapat secara bebas diperoleh dan dipergunakan.
Sistem ini pernah diterapkan di Indonesia berdasarkan Perpu

19
No. 64 Tahun 1970. Perolehan dan penggunaan devisa hasil
ekspor (DHE) wajib diserahkan ke dan mendapat izin dari Bank
Indonesia, sementara untuk devisa umum (DU) dapat secara
bebas diperoleh dan dipergunakan. Administrasi perolehan dan
penggunaan DHE dilakukan oleh Bank Indonesia.

3. Sistem Devisa Bebas Pada sistem devisa bebas, masyarakat


dapat secara bebas memperoleh dan menggunakan devisa.
Namun demikian, di kebanyakan negara, bahkan negara
majupun, masih terdapat kewajiban untuk melaporkan
perolehan dan penggunaan devisa tersebut. Sistem ini mulai
diterapkan di Indonesia dengan PP No. 1 tahun 1982.
Berdasarkan sistem ini setiap penduduk dapat dengan bebas
memiliki dan menggunakan devisa. Ketentuan ini berlaku baik
bagi devisa dalam bentuk DHE maupun DU. Tidak ada
pengaturan mengenai kewajiban bagi penduduk untuk
melaporkan devisa yang diperoleh dan dipergunakannya.
Kebebasan sistem devisa kemudian diartikan juga tidak wajib
lapor, meskipun di negara-negara lain kewajiban pelaporan ini
masih diberlakukan.
Dalam penerapan Peraturan Pemerintah No.1 tahun
1982 tersebut menimbulkan permasalahan tersendiri yaitu
terjadinya kerancuan hukum karena Peraturan Pemerintah
No.1/1982 menganulir peraturan yang lebih tinggi yaitu
Undang-undang No.32/1964. Disamping itu, tidak adanya
pengaturan yang tegas mengenai kewajiban pelaporan lalu lintas
devisa telah menyebabkan monitoring devisa, baik dalam bentuk
utang maupun lalu lintas modal jangka pendek, tidak dapat
secara efektif dilakukan. Ini yang kemudian sebagai salah satu
penyebab sulitnya penanganan krisis. Akhirnya, kedua
permasalahan tersebut sejak 17 Mei 1999 telah diselesaikan
dengan berlakunya UU No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu lintas
Devisa dan Sistem Nilai Tukar.

Sistem Kontrol Devisa memiliki beberapa keuntungan dan


kelemahan. Keuntungan yang dimiliki sistem kontrol devisa antara lain
adalah:
1. Tercapai systemic stability, di mana excessive exposure dari modal
asing pada lembaga-lembaga domestik menjadi terbatas;
2. Tidak mudah tertimpa contagion (efek penularan) jika terjadi krisis
ekonomi di kawasan;
3. Memudahkan pengaturan besaran moneter;
4. Memperpanjang maturity dari kewajiban-kewajiban lembaga
keuangan domestik sehingga dapat menstabilkan sektor keuangan.

Sementara itu, kelemahan yang terdapat dalam sistem devisa


kontrol antara lain adalah :

20
1. Perekonomian tidak menikmati sumber-sumber pendanaan yang
efisien yang tersedia di pasar internasional;
2. Perekonomian tidak dapat menyerap prinsip-prinsip pasar yang
memacu efisiensi;
3. Sektor keuangan tidak berkembang, terfragmentasi, dan tidak efisien;
4. Sistem keuangan domestik teralienasi dari perkembangan sistem
keuangan dunia modern.

Pengelolaan cadangan devisa dilakukan oleh Bank Indonesia.


Untuk itu kepada Bank Indonesia diberikan beberapa kewenangan
yaitu:
1. Pengelolaan Cadangan Devisa
2. Pengembangan Pasar Valuta Asing
3. Pengelolaan Nilai Tukar

Pengelolaan Cadangan Devisa dilakukan dengan diversifikasi


menurut jenis valuta dan jenis penempatan. Pengelolaan dilakukan
berdasarkan prinsip keamanan dan kesiagaan untuk memenuhi
kewajiban segera tanpa mengabaikan prinsip pendapatan yang
optimal.
Untuk memperlancar ketersediaan devisa di masyarakat
dilakukan pengembangan Pasar Valuta Asing melalui penyempurnaan
berbagai ketentuan di bidang transaksi devisa. Penyempurnaan
tersebut menyangkut menetapkan ketentuan transaksi devisa yang
dilakukan oleh bank dalam rangka menetapkan prinsip kehati- hatian.
Disamping itu juga dikeluarkan ketentuan mengenai Transaksi
Derivatif dan ketentuan tentang pembatasan Transaksi rupiah dan
pemberian kredit valas.

L. Peranan Cadangan Devisa

Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar


utang luar negeri, dimana pengelolaannya dilakukan oleh Bank
Indonesia berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 pasal 13. Pengelolaan
itu dilakukan dengan melalui berbagai jenis transaksi devisa yaitu
menjual, membeli, dan atau menempatkan devisa , emas dan surat-
surat berharga secara tunai atau berjangka termasuk
pemberianpinjaman. Sedangkan menurut Bank Dunia , peranan
cadangan devisa adalah :

1. Untuk melindungi negara dari gangguan eksternal. Krisis


keuangan pada akhir 1990-an membuat para pembuat kebijakan
memperbaiki pandangannya atas nilai dari cadangan devisa
sebagai proteksi dalam melindungi dari krisis mata uang.

21
2. Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam
penilaian kelayakan kredit dan kredibilitas kebijakan secara
umum,sehingga negara dengan tingkat cadangan devisa yang
cukup dapat mencari pinjaman dengan kondisi yang lebih
nyaman.

Cadangan devisa suatu negara dipengaruhi oleh transaksi berjalan


dan impor.Perkembangan transaksi berjalan suatu negara perlu di
waspadai dengan cermat, karena defisit transaksi berjalan yang
berjalan yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menekan
cadangan devisa. Oleh karena itu defisit transaksiberjalan sering kali
dipandang sebagai signal ketidak seimbangan makroekonomi yang
memerlukan penyesuaian nilai tukar atau kebijakan makro ekonomi
yang lebih ketat.

Dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut :

Cdvt = ( Cdvt 1 + Tbt + Tmt )

Keterangan :

Cdvt : Cadangan devisa Tahun tertentu


Cdvt 1 : Cadangan devisa sebelumnya
Tbt : Transaksi berjalan
Tmt : Transaksi modal

Fungsi Cadangan Devisa

1. alat pembayaran hutang luar negeri.


2. sebagai alat pembayaran transaksi internasional.
3. sebagai alat transaksi pembiayaan hubungan
dengan luar negeri.
4. sebagai pendapatan negara.

Sumber Cadangan Devisa

1. Pinjaman luar negeri.


2. Bantuan atau sumbangan dari negara lain.
3. Hasil ekspor barang dan jasa.
4. Kiriman valuta asing.
5. Wisatawan yang belanja di dalam negeri

M. Teori Cadangan Devisa

cadangan devisa sering juga disebut dengan international reserves and


foreigncurrency liquidity (IRFCL) atau official reserve assets diartikan
sebagai luarnegeri yang dikuasai otoritas moneter dan setiap waktu

22
dapat digunakan untukmembiayai ketidak seimbangan neraca
pembayaran dalam rangka stabilitasmoneter (Arunachalam, 2010). Di
sisi lain Priadi dan Sekar (2008) menyatakanbahwa, cadangan devisa
sebagai aset liquid dan berharga tinggi yang dimilikioleh suatu negara,
nilainya diakui oleh masyarakat international serta dapatdipakai
sebagai alat pembayaran yang sah dalam melakukan transaksi-
transaksibeserta pembayaran internasional lainnya. Kelebihan
cadangan devisa memilikivperan penting dalam mengurangi fluktuasi
nilai tukar dan mendorong kemajuanekonomi suatu negara (Rizvi,
2011).

1.1 Pengaruh Cadangan Devisa terhadap Nilai Impor

Menurut (Dumairy, pada th 1996) dan (Riris, pada th


2011) cadangan devisa suatu Negara memberikan pengaruh
positif terhadap peningkatan nilai impor. Saat cadangan devisa
dan kebutuhan suatu negara mengalami peningkatan tanpa
diiringi dengan peningkatanproduktifitas dalam negeri maka
impor akan naik.

N. Penentuan kurs devisa

Awalnya kurs devisa ditetapkan oleh bank Indonesia


dan sistem jual beli di Indonesia pada saat itu diwajibkan
menggunakan kurs yang ditetapkan oleh BI. Namun seiring
kemajuan zaman dan seiring berkembangnya pasar valas,
akhirnya BI memasrahkan penetapan kurs devisa kepada
perbankan biasa. Dan Bank Indonesia hanya menetapkan kurs
devisa yang hendak pakai bank devisa jika mereka akan
melakukan transaksi dengan Bank Indonesia.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa dalam perdagangan internasional diterapkan sistem


tarif baik yang diatur masing-maisng negara maupun lemabaga
internasional.Sistem tarif dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sistem
tarif tunggal, tarif umum atau konvensional, dan tarif preferensi.
Dan cara perhitungan tarif dapat dilakukan dengan 3 cara, antara
lain dasar nilai (Ad Valeroom), jumlah barang (Ad Spesific),
compound duties.
Dampak dari penerapan sistem tarif adalah
a. Untuk melindungi produk dalam negeri.
b. Menambah devisa negara.
c. Mencegah dan membatasi produk-produk tertentu yang masuk
dalam suatu negara.
d. Mengurangi penggunaan produk luar negeri

B. Saran

Jika memang pemerintah ingin meningkatkan devisa


negara jangan hanya meningkat tarif impor melainkan juga
mengembangkan produk-produk dalam negeri agar dapat
bersaing dengan produk impor dan dapat diekspor ke luar
negeri. Bukan hanya sekedar barang setengah jadi namun
barang jadi.

24
Daftar pustaka

https://eximindonesia.wordpress.com/kumpulan-tugas-f-stan/f4-tarif/
http://indaharitonang-fakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/06/kebijakan-
perdagangan-internasional.html
https://economicwathcher.blogspot.com/2012/06/kurs-tetap-kurs-mengambang-
bebas-kurs.html?m=1

https://www.beyondindonesia.com/manfaat-devisa-bagi-negara/

25

Anda mungkin juga menyukai