Anda di halaman 1dari 4

PEREKONOMIAN INDONESIA (UTS)

1. Kaitan Variabel Variabel Makro Ekonomi Terhadap Inflasi,Tingkat Bunga,Investasi dan


Moneternya
Tiga Variabel dalam Ekonomi Makro Indonesia :

1) Nilai Tukar Rupiah


Nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain.
Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri
maupun mata uang asing. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan
masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena
meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat
kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan
perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestic semakin melemah
terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi
di pasar modal menjadi berkurang.

Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan
pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan
meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga
meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar juga dapat mendorong perusahaan untuk
melakukan ekspor.

2) Tingkat Suku Bunga


Tingkat suku bunga adalah suatu variabel makro yang selalu menunjukkan perubahan dari waktu ke
waktu atau tidak bersifat konstan. Pengetahuan yang baik terhadap tingkat suku bunga beserta
perubahan-perubahannya akan membantu memahami fenomena ekonomi yang sangat kompleks.
Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik
yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi
portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada
perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara
terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.

3) Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
4). Investasi
Pengaruh variabel-variabel makro Yang keempat adalah pengaruh variabel makro terhadap investasi.
Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Pertambahan barang
modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan Investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi.

Dengan kata lain, investasi dalam negeri ataupun luar negeri dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Adanya investasi didalam dan diluar dapat meningkatkan pendapatan nasional
dan kesempatan kerja dimana berkurangnya pengangguran.
2. ASUMSI DALAM MENYUSUN APBN

Asumsi Dalam Penyusunan APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). Penyusunan APBN bertujuan untuk menciptakan dan
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Penyusunan APBN
didasarkan atas asas berimbang dan dinamis, artinya sektor penerimaan diusahakan selalu meningkat
dan sektor pengeluaran diusahakan untuk diadakan penghematan, dan lebih diarahkan pada dana
pembangunan untuk kegiatan yang menunjang peningkatan produksi nasional, sehingga besarnya
pengeluaran (belanja) seimbang dengan penerimaannya. Dalam penyusunan APBN, pemerintah
menggunakan beberapa indikator, yaitu :

v1 Harga Minyak Dunia


Bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan terbesar masyarakat yang akan dikonsumsi.
Harga minyak dunia pun ikut andil dalam penjualan minyak di pasaran. Kenaikan harga minyak dunia
itu sendiri berpengaruh global terhadap kenaikan seluruh harga barang. Oleh karena itu, pemerintah
harus pintar – pintar dalam memprediksi harga minyak dunia dimasa mendatang. Dengan prediksi
perencanaan anggaran yang tepat, maka apabila harga minyak dunia melambung tinggi pemerintah
telah siap mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Selain itu, pemerintah juga dapat
mengalokasikan dana untuk mensubsisi bahan bakar minyak tersebut. Sehingga dana APBN yang
direncanakan tidak membengak.

v 2 Lifting Minyak dan ICP


Lifting minyak dan iCP sangat penting dipertimbangkan dalam penyusunan APBN karena untuk
mengetahui seberapa besar subsidi yang diperlukan untuk kebutuhan BBM dan pendapatan negara
bukan pajak dari sektor migas, khususnya produksi minyak bumi. Dengan target lifting minyak dan
prediksi ICP, pendapatan negara dapat diramalkan lebih baik.

v 3 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian jangka panjang dan menjadi kenyataan
yang dialami oleh suatu bangsa. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi menimbukan
dua efek penting, yaitu kemakmuran atau taraf hidup masyarakat meningkat dan penciptaan
kesempatan kerja baru karena semakin bertambahnya jumlah penduduk. Dengan pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi diharapkan dapat mencapai stabilitas moneter dan ekonomi yang mantap dan
dinamis. Setiap persen pertumbuhan ekonomi menunjukan tingkat perbaikan kesejahteraan bagi rakyat
yang terpinggirkan, terutama dalam bentuk pengurangan kemiskinan dan pengangguran, dan
mengurangi ketimpangan. APBN merupakan salah satu negara untuk mengendalikan arah
pembangunan. Dalam penyusunan APBN, pemerintah dapat mengalokasikan skala dana yang akan
digunakan dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat. Dengan skala yang diprioritaskan tersebut,
maka dana yang dikeluarkan dalam APBN tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya.

v 4 Kurs Rupiah
Nilai tukar rupiah wajib diketahui dalam penyusunan APBN karena terkait erat dengan beban belanja
yang harus dialokasikan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri maupun subsidi
barang – barang impor seperti BBM yang sangat vital menunjang perekonomian nasional. Pengeluaran
pembiayaan berupa valas harus diukur dalam nilai mata uang rupiah. Jika kurs dijaga pada nilai yang
kuat, maka anggaran belanja bunga dan pengeluaran pembiayaan lebih hemat. Subsidi BBM yang
minyaknya diimpor harus dibiayai dengan anggaran yang tidak sedikit, sehingga perhitungan kurs yang
tepat akan memberikan besaran yang tepat pula dalam memprediksi kebutuhan belanja subsidi. Jika
kurs yang ditetapkan dalam APBN terlalu tinggi, bisa terjadi surplus anggaran karena kebutuhan
subsidi lebih kecil. Tetapi jika kurs dipatok terlalu rendah maka ketika nilai rupiah melemah,
penutupan defisit anggaran dengan pembiayaan tak terelakan lagi. Selain itu, banyaknya barang dan
jasa yang diimpor dari luar negeri, sehingga diperlukan besaran yang akurat dalam menentukan
besarrnya kebutuhan dana dalam nilai rupiah. Kurs penting dalam perhitungan pendapatan bea masuk
dan pajak warga negara asing yang tidak dibayarkan dalam mata uang rupiah, sehingga besaran
pendapatan dapat diukur secara tepat dalam APBN.

v 5 Suku Bunga BI
Suku bunga BI penting diketahui karena dengan adanya tingkat bunga ini, pemerintah dapat
mengambil kebijakan terkait investasi. Bank – bank juga dapat menentukan tingkat bunga yang dijual
kepada masyarakat. Selain itu pemerintah juga bisa mengambil kebijakan terkait penjualan obligasi
negara dengan berpedoman pada tingkat bunga BI. Sehingga penerimaan pembiayaan dapat ditentukan
dalam APBN.

v 6 Inflasi
Inflasi berkaitan erat dengan kesejahteraan dan pendapatan riil masyarakat. Apabila terjadi persentase
inflasi yang lebih tinggi dari pada kenaikan pendapatan nominal, maka kesejahteraan masyarakat akan
turun. Pemerintah perlu memperhatikan tingkat inflasi dalam penyusunan APBN. Ketika terjadi inflasi
dan harga harga barang – barang secara umum naik, maka diperlukan lebih banyak anggaran dalam
APBN. Dalam penentuan prakiraan maju, tingkat inflasi harus dimasukkan sehingga besaran kebutuhan
dana untuk beberapa tahun kedepan dapat diperkirakan. Begitu juga ketika terjadi perubahan tingat
inflasi, perhitungan kebutuhan dana dalam prakiraan maju juga akan disesuaikan.
Inflasi yang relatif rendah dan stabil merupakan prasyarat utama bagi tercapainya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Untuk mencapai kondisi
tersebut di tengah kuatnya tekanan inflasi yang bersumber dari berbagai faktor eksternal dan faktor
internal, diperlukan kebijakan yang tepat demi terjaganya stabilitas ekonomi makro ekonomi, dan
pengendalian inflasi ke depan. Koordinasi yang baik dan harmonisasi kebijakan antara Bank Indonesia
dan Pemerintah akan menjadikan sasaran inflasi lebih kredibel. Berbagai upaya telah dan akan terus
dilakukan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah untuk menjamin tersedianya pasokan dan
lancarnya distribusi barang dan jasa. Koordinasi yang komprehensif dan terpadu antara pusat dan
daerah, serta antara Pemerintah dan Bank Indonesia tersebut diharapkan dapat menjaga kestabilan
harga domestik, yang pada akhirnya dapat mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat pada sasaran
inflasi yang telah ditetapkan.

v 7 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendapatkan dana – dana
dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam
rangka pelaksanaan pembangunan. APBN sendiri mempunyai dua sisi, yaitu sisi mencatat pengeluaran
dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang
memerlukan uang untuk pelaksanaannya. Salah satu sumber penerimaan tersebut adalah pajak.
Disinilah perencanaan dalam penyusunan APBN diperlukan. Pemerintah harus dapat menentukan
besarnya pajak yang akan dipungut dari setiap masyarakat karena dari hasil pajak itulah sumber dana
yang didapatkan dalam menjalankan kegiatan yang telah disusun dalam APBN.

v 8 Jumlah Pengangguran
Pengangguran (unemployment) adalah masalah makro ekonomi yang memengaruhi manusia secara
langsung dan menyebabkan penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis atau semua orang
dalam referensi waktu tertentu. Pada umumnya pengeluaran agregat yang sebenarnya adalah lebih
rendah dari pada yang diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh. Keadaan seperti ini akan
menimbulkan pengangguran. Ada kalanya permintaan agregat melebihi kemampuan perekonomian
untuk memproduksikan barang dan jasa. Keadaan ini menyebabkan harga – harga atau inflasi. Inflasi
itu sendiri berkaitan dengan pendapatan riil masyarakat yang pada akhirnya dapat berimbas pada
kesejahteraan masyarakat
3. MAKNA DARI DEFISIT ANGGARAN BILA DIBANDINGKAN DENGAN ANGGARAN
BERIMANG

Defisit anggaran adalah anggaran dengan pengeluaran negara lebih besar daripada penerimaan negara.
Sedangakan anggaran berimbang adalah anggaran dengan jumlah penerimaan atau (pendapatan) yang
sekurang-kurangnya sama dengan pengeluaran pada periode tertentu.

Perbandingannya :
Jika terjadi defisit anggaran maka pemeritah akan terus mengalami hutang,disebabkan arena
pengeluaran negara yang lebih besar daripada penerimaan negara bedanya jika terjadi anggaran
berimbang maka pemerintah tidak akan mendapatkan keuntungan atau kerugian,karena jumlah
pengeluaran sekurang kurangnya sama dengan pendapatan yang diterima pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai