PERDAGANGAN
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Bakaruddin, S.E.,M.M
DISUSUN OLEH :
1. Muhammad rahman syah putra
2. Muhammad alhaadiy faneri
3. Friska esra yesika naibaho
4. Indah salsabila
5. Sri andini
Indonesia pada era perekonomian terbuka tidak dapat mengelak bahwa akan selalu
berhubungan dan berinteraksi dengan Negara lain. Kebutuha masyarakat yang
semakin meningkat yang tidak dibarengi dengan prosuksi yang memadai
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhhan masyarakt dalam negeri. Sehingga,
untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia membeli kebutuhan dari luar
nergeri. maka, terjadilah perdagangan luar negeri antar Negara.
A. Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan suatu harga relatif yang diartikan sebagai nilai dari suatu
mata uang terhadap mata uang lainnya. karena nilai tukar ini mencakup dua mata
uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaaan
dari kedua mata uang tersebut. Nilai tukar rupiah atau dapat juga dikatakan kurs
valuta asing, dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan,
yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang
asing.
Exchange rate atau kurs mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang
asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestic (domestic currency) atau
resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestic dalam mata uang asing. Nilai tukar
uang mempresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang yang lainnya
digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan
internasional, turisme, investasi internasional, ataupun aliran uang jangka pendek
antarnegara yang melewati batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum.
Nilai tukar suatu mata uang dapat ditentukan oleh pemerintah (otoritas
moneter), seperti pada negara-negara yang memakai sistem fixed exchange rates
ataupun ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan- kekuatan pasar yang saling
berinteraksi serta kebijakan pemerintah. Sebab setiap negara memiliki hubungan
dala investasi dan perdagangan dengan negara lain, tidak ada satu pun nilai tukar
yang dapat mengukur secara memadai daya beli (purchasing power) mata uang
domestik atas mata uang asing secara umum. Oleh sebab itu sejumlah konsep nilai
tukar uang yang efektif telah dikembangkan untuk mengukur rata-rata tertimbang
(weighted average) harga mata uang asing dalam mata uang domestik.
2. Penentuan Nilai Tukar
Perubahan nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu depresiasi dan
apresiasi. Dalam sistem perekonomian makro bila terjadi kenaikan nilai tukar
berarti terdapat supply dalam jumlah yang lebih besar dar periode sebelumnya.
Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing,
sedangkan apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang
asing. Bila kondisi lain tetap (ceteris paribus), maka depresiasi mata uang suatu
negara membuat harga barang-barang negara tersebut lebih murah bagi pihak luar
negeri. Dan sebaliknya, apresiasi mata uang suatu negara menyebabkan harga
barang negara tersebut menjadi mahal bagi pihak luar negeri sedangkan harga
barang luar negeri menjadi lebih murah bagi pihak dalam negeri.
B. Neraca perdagangan
Neraca Perdagangan atau balance of trade adalah rincian laba rugi pada
jangka waktu tertentu yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi
ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca
perdagangan suatu negara yang positif, menunjukkan negara itu
mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor. Terjadi surplus
perdagangan. Sementara itu, neraca perdagangan suatu negara yang
negative menunjukkan nilai moneter impornya melebihi nilai moneter
ekspor. Terjadi defisit perdagangan. Pada perdagangan ekspor impor
memerlukan nilai tukar mata uang yang sama dalam prosesnya.
Nilai tukar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh faktor permintaan
dan penawaran. Sehingga apabila permintaan atas suatu mata uang
meningkat dan tidak dibarengi oleh penawarannya, maka dipastikan
terjadi kenaikan nilai tukar atas mata uang tersebut, seperti kasus Yang
pernah terjadi terhadap rupiah pada tahun 2010- 2017 kurang lebih
seperti pada gambaran tersebut. Karena neraca transaksi berjalan dimana
termasuk neraca perdagangan sudah terindikasi tidak sehat (defisit) sejak
kuartal akhir 2011. Hal yang menjadi perhatian dalam fenomena
pelemahan rupiah ini adalah lebih terhadap pengaruhnya kepada kinerja
ekspor. Karena secara teori, pelemahan nilai tukar akan menjadikan
bertambah tingginya biaya impor, karena semakin mahalnya harga
barang yang diimpor bila dikonversikan ke mata uang lokal. Pelemahan
rupiah menimbulkan dampak negatif diberbagai sektor. Salah satunya,
penurunan daya beli masyarakat terhadap barang yang diimpor dari luar
negeri sehingga harga barang relative meningkat. Kondisi yang
menyebabkan nilai tukar menurun diyakini disebabkan karena
membaiknya perekonomian Amerika yang ditandai oleh peningkatan
investasi, konsumsi dan lapangan kerja di sana.
sesuai dengan teori menurut Mundell-Fleming yang telah menjelaskan
bahwa ketika nilai tukar rupiah melemah atau mengalami depresiasi,
maka bisa memperbaiki posisi neraca pembayaran Indonesia meskipun
skalanya kecil. Depresiasi nilai tukar dapat memperbaiki neraca
perdagangan melalui ekspansi ekspor serta penurunan impor. Hasil lain
menyimpulkan impor lebih sensitif terhadap depresiasi nilai tukar serta
nilai ekspor tetap positif pada proses penyesuaian neraca perdagangan.
Depresiasi nilai tukar dapat berpengaruh positif terhadap neraca
pembayaran di Indonesia.
Apabila nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika lebih rendah maka
harga barang-barang dalam negeri akan lebih murah daripada harga
barang-barang luar negeri sehingga ekspor meningkat. Hubungan nilai
tukar rupiah terhadap dollar Amerika dengan ekspor adalah depresiasi
nilai tukar akan mengakibatkan daya saing barang domestik di pasar
internasional meningkat dan ekspor akan meningkat. Nilai mata uang
yang lebih rendah menaikkan jumlah mata uang yang beredar dan
mendorong ekspor dan memperbesar produksi, hal tersebut dapat
diartikan bahwa apabila ekspor meningkat maka akan mempengaruhi
neraca perdagangan.
PENUTUP
Kesimpulan
Diketahui bahwa Secara keseluruhan nilai tukar berpengaruh positif
terhadap neraca perdagangan Indonesia tahun 2010-2017. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
akan mendorong terjadinya ekspor dan dapat mengakibatkan terjadinya
surplus pada neraca perdagangan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai tukar yang tinggi dapat mempengaruhi neraca perdagangan
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari, i. (2019). pengaruh nilai tukar dan produk domestik bruto terhadap
neraca perdagangan Indonesia tahun 2010-2017, Jurnal Ekonomi Bisnis 19 (3): 18-
25, 83-85.